Anda di halaman 1dari 3

Manfaat Takwa

M Mufti AW Pulungan / 28/08/2012

Hai orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia
memberimu furqan[1], dan menghapus kesalahan-kesalahanmu, serta mengampuni (dosadosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia/pahala yang besar. [Q.s al-Anfal/8: 29].

Takwa adalah modal terpenting kehidupan manusia, untuk mempersiapkan diri menghadap
Allah SWT kelak. Allah SWT mewasiatkan takwa itu kepada kita, dan juga kepada orangorang Ahlul Kitab sebelum kita [Q.s an-Nisa/4: 131]. Sayangnya, sebagian besar mereka
kafir dan fasik. Oleh karenanya kita diwanti-wanti agar benar-benar bertakwa, dan menjaga
ketakwaan itu hingga titik darah penghabisan. [Q.s Alu Imran/3: 102].
Setelah kita mengetahui urgensi dan pentingnya takwa, pertanyaannya sekarang adalah:
mengapa harus bertakwa, dan apa manfaatnya.
Di dalam ayat yang telah khatib bacakan di muka disebutkan 4 (empat) manfaat takwa:
Manfaat pertama, Allah menjadikan bagi orang-orang yang bertakwa itu furqan, ialah
kemampuan membedakan antara yang haq dan bathil. Kemampuan ini tidak didapat dari
sekadar belajar ilmu pengetahuan dan filsafat, karena kebenaran itu datangnya dari Allah
SWT.
Dan Katakanlah: Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin
(beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.
Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya
mengepung mereka [Q.s al-Kahfi/18: 29].
Cara mengetahui dan memperoleh kebenaran adalah (hanya) dengan mempelajari dan
mengikuti petunjuk Allah SWT, yakni al-Quran. Perhatikan contoh-contoh berikut ini:
1. Dalam hal mencontoh perilaku, tren, mode, dan gaya hidup:
Katakanlah: Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu
menarik hatimu. Maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu
mendapat keberuntungan. [Q.s al-Maidah/5: 100].
2. Dalam hal ideologi dan kepercayaan:
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang
diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah
kamu beriman. [Q.s Alu Imran/3: 100].[2]
3. Dalam hal menimbang untuk menaati (atau tidak menaati) perintah Allah yang dirasa
berat:
Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci.
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula)

kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu
tidak mengetahui. [Q.s al-Baqarah/2: 216].
Memilah antara yang haq dengan yang bathil pada zaman ini menjadi lebih sulit disebabkan
adanya faktor eksternal, yakni upaya mencampur-adukkan kebenaran dengan kebatilan; dan
menyembunyikan (mengabur-kan) kebenaran oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.
Sedangkan secara internal, banyak orang muslim yang enggan memperdalam ilmu
agamanya (tafaqquh fid dien), dan lebih memilih sibuk dengan urusan duniawinya. Jadilah
keberagamaan mereka hanya fanatik buta.
Di zaman akhir ini kita diingatkan oleh Rasulullah SAW:
[ ] . :
Rasulullah s.a.w. bersabda: Akan datang kepada manusia suatu masa (akhir zaman), di
mana orang yang berpegang teguh dengan agamanya ibaratnya seperti orang yang
memegang bara api. (H.r At-Tirmidzi, dari Anas bin Malik r.a).
Manfaat kedua, dihapuskannya dosa-dosa kecil. Ada sebagian ulama yang berpendapat
dosa kecil ialah dosa yang tidak ditegaskan hukuman pastinya di dunia ini, dan tidak pula
ancaman khusus di akhirat. Tetapi, pendapat yang lebih bisa diterima ialah bahwa dosa kecil
dimaksudkan sebagai kesalahan yang dilakukan dengan tidak sengaja, dan pelakunya
segera bertaubat serta tidak mengulangi kesalahan itu lagi.
Suatu kesalahan tidak disebut dosa kecil, jika dilakukan berulang kali; dan tidak pula disebut
dosa besar, jika pelakunya segera memohon ampun.
Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang kamu dilarang
mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosa kecilmu), dan
Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga). [Q.s an-Nisa/4: 31].
Jika seseorang mampu menghindarkan diri dari dosa-dosa kecil, niscaya ia dapat pula
menjauhi dosa-dosa besar.
Manfaat ketiga, diampuninya dosa-dosa besar. Dosa besar ialah kesalahan yang dilakukan
dengan sengaja, diulang-ulang, dan pelakunya tidak ada kesadaran untuk bertaubat dan
memohon ampun. Meninggalkan shalat karena malas dan lalai adalah dosa besar. Dan jika
meninggalkannya karena mengingkari wajibnya shalat, pelakunya menjadi kafir/murtad.
Memang, ada ayat[3] yang menjelaskan, bahwa Allah SWT bisa saja mengampuni dosa-dosa
seseorang yang amat banyak dan berulang kali. Tetapi, siapa yang dapat menjamin orangorang semacam itu sempat bertaubat? Kenyataan justru menunjukkan kebalikannya.
Oleh karena itu, Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk (segera) bertaubat
dengan sungguh-sungguh (taubat nasuha).
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat
yang semurni-murninya), mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu
dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai [Q.s atTahrim/66: 8].
Dalam sebuah hadits disebutkan beberapa akhlak dan perilaku baik, tetapi bisa menjadi
lebih baik, antara lain: taubat itu baik, tetapi jika dilakukan oleh pemuda (sejak usia dini)
lebih baik. [H.r Ad-Dailami dari Ali r.a].

Rasulullah SAW juga bersabda, Setiap manusia pasti berbuat salah (dosa), dan sebaik-baik
orang yang berbuat dosa ialah mereka yang banyak bertaubat. [H.r Ahmad dari Anas r.a].
Akhirnya, ketahuilah bahwa Allah SWT mempunyai karunia/pahala yang amat besar lagi
baik. Inilah manfaat keempatyang diperuntukkan bagi orang-orang yang bertakwa. Allah
SWT juga berfirman:
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. [Q.s Alu Imran/3:
133].
Di dalam dua ayat berikutnya Allah SWT merincikan ciri-ciri orang-orang yang bertakwa
sebagai berikut: menginfakkan (sebagian) hartanya di jalan-jalan kebaikan, baik dalam
keadaan lapang (berkecukupan) maupun sempit (kekurangan); mampu meredam amarah;
mau memaafkan kesalahan orang lain; dan jika berbuat dosa besar maupun kecil segera
ingat akan Allah SWT dan memohon ampun atas dosa-dosanya itu.
Selain yang telah disebutkan di atas, manfaat dan buah takwa itu antara lain: diberikan jalan
keluar (dari kesulitan hidup); dikaruiai rizki dari sumber yang tidak terduga; dimudahkan
segala urusannya [Q.s ath-Thalaq/65: 2-4]; diselamatkan dari tipu daya musuh (orang-orang
kafir) [Q.s Alu Imran/3: 120]. Wallahu alam bish-shawab. [Muhamad Mufti].

https://muhamadmuftiaw.wordpress.com/2012/08/28/manfaat-takwa/

Anda mungkin juga menyukai