Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penegak hukum di Indonesia saat ini merupakan permasalahan yang cukup


serius. Persoalan ini berasal dari kurangnya penegak hukum di negara ini,
Seharusnya penegak hukum tidak memandang dalam memilih dan harus
memberikan keadilan ke semua masyarakat. Kondisi penegak hukum di Indonesia
saat ini bisa di bilang sangat rendah karena banyak para aparat yang terlibat dalam
berbagai kasus yaitu tindak pidana atau korupsi.
Penegak hukum di Indonesia di katakan lemah karena tidak tercapainya
tujuan dari hukum di Indonesia yaitu “keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia”
yang terdapat pada Pancasila sila ke 5. Sepertinya sangat sulit menemukan keadilan
di negara ini. Hukum di Indonesia sudah disusun dengan baik jika di jalankan
dengan baik pula, Tetapi kenyataannya hukum di Indonesia belum terlaksana
bagaimana mestinya.
Faktor yang mengakibatkan mengapa hukum di Indonesia belum berjalan
dengan baik. Pertama, Karena para aparat belum maksimal dalam menjalankan
tugasnya sebagai penegak hukum. Yang kedua, Kurangnya kesadaran dari
masyarakat bahwa penting dalam menaati aturan yang berlaku, Contoh kecilnya
semua orang di wajibkan menggunakan helm pada saat mengendarai sepeda motor,
Tetapi banyak yang masih menganggap remeh dan tetap melanggarnya. Sehingga
fungsi hukum belum sesuai dengan mestinya karena salah satu dari fungsi hukum
yaitu alat ketertiban dan keteraturan masyarakat.
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian penegakan hukum?

2. Apa faktor yang menyebabkan lemahnya penegakan hukum di Indonesia?

3. Apa faktor yang mempengaruhi penegakan hukum di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian penegakan hukum.

2. Mengetahui faktor penyebab lemahnya penegakan hukum di Indonesia.

D. Manfaat Penulisan

Agar pembaca dan penulis dapat mengetahui dan memahami pengertian


penegakan hukum dan faktor penyebab mengapa penegakan hukum di Indonesia
melemah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penegakan Hukum


Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau
berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam
lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.1
Penegakan hukum sebagai suatu proses, pada hakikatnya merupakan
penerapan diskresi yang menyangkut membuat keputusan yang tidak secara ketat
diatur oleh kaidah hukum, akan tetapi mempunyai unsur penilaian pribadi. Secara
konsepsional, inti dari penegakkan hukum terletak pada kegiatan meyerasikan
ubungan nilai-nilai terjabarkan didalam kaidah-kaidah yang mantap dan sikap
tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir, untuk menciptakan,
memelihara dan mempertahankan kedamaian pergaulan hidup. Konsepsi yang
mempunyai dasar filisofis tersebut memerlukan penjelasan lebih lanjut sehingga
akan tampak lebih konkrit.2
Pengertian penegakan hukum dapat juga diartikan penyelenggaraan hukum
oleh petugas penegak hukum dan oleh setiap orang yang mempunyai kepentingan
sesuai dengan kewenangannya masing-masing menurut aturanhukum yang berlaku.
Penegakan hukum pidana merupakan satu kesatuan proses diawali dengan
penyidikan, penangkapan, penahanan, peradilan terdakwa dandiakhiri dengan
pemasyarakatan terpidana.3

1
“PDF Created with DeskPDF PDF Writer - Trial :: Http://Www.Docudesk.Com PDF Created with
DeskPDF PDF Writer - Trial :: Http://Www.Docudesk.Com” (n.d.) hal 1–4.
2
B A B Iii, “Soerjono Soekanto. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakkan Hukum. Raja
Grafindo. Jakarta. 1983. Hal 7 47” (n.d.) hal 47–64.
3
Anna Paula Soares Cruz, “Teori Penegakan Hukum,” Journal of Chemical Information and
Modeling 53, no. 9 (2013) hal 1689–1699.
B. Faktor Yang Menyebabkan Lemahnya Penegakan Hukum Di Indonesia
Faktor yang menyebabkan lemahnya penegakan hukum di Indonesia, faktor-
faktor tersebut dibagi menjadi dua yaitu faktor internal sistem hukum dan faktor
eksternal sistem hukum, kedua faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Faktor Internal Sistem Hukum
Faktor ini terkait dengan apa yang disampaikan oleh Lawrence Friedman yaitu;
a. Struktur Hukum
Struktur hukum merupakan pranata hukum yang menopang sistem
hukum itu sendiri, yang terdiri atas pertama, bentuk hukum yaitu bentuk dari
hukum itu sendiri misalnya hukum pidana, hukum perdata dll. Kedua,
lembaga-lembaga hukum yaitu institusi-institusi yang berkompeten dalam
proses penegakan hukum. Misalnya lembaga kehakiman, kejaksaan,
kepolisian dll. Ketiga perangkat hukum yaitu, aparat-aparat penegak hukum,
misalnya hakim, jaksa, polisi, advokat dll. Di mulai dari instansi kepolisian,
dimana kita ketahui bersama UU No. 2 tahun 2002 tentang kepolisian dalam
aktualisasinya belum bekerja dengan baik dalamjika dilihat dari segi
empirisnya. Hal ini terlihat jelas dari beberapa penelitian yang menunjukkan
masih buruknya citra dan kinerja polisi di mata masyarakat. Buruknya
penilaian masyarakat terhadap institusi kepolisian tidak terlepas juga dari
kasus yang menim Komjen Susno Duaji yang terlibat kasus penyuapan dan
terkenal dengan istilah antara “cicak dan buaya”. Buruknya citra kepolisian
dimata masyarakat pada akhirya menyuburkan praktek-praktek seperti
penyuapan, enggan menempuh jalur hukum secara formal.Dalam kejaksaan,
menurut UU nomor 16 tahun 2004 tentang kejaksaan pasasl 30 angka 3,
mengatur bahwa tugas jaksa dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum
diantaranya diatur dalam huruf a, adalah peningkatan kesadaran hukum
masyarakat, dan huruf b, pengamanan kebijakan penegakan hukum. Menurut
UU ini jaksa tidak hanya berfungsi sebagai penuntut dalam perkara pidana,
namun mempunyai tujuan yang lebih luas dalam mendukung ketertiban
masyarakat.
b. Substansi Hukum
Substansi hukum merupakan isi dari hukum itu sendiri, artinya isi
hukum tersebut harus merupakan sesuatu yang bertujuan untuk menciptakan
keadilan dan dapat diterapkan dalam masyarakat.Sebagaimana yang
dikatakan oleh Friedmann, subtansi hukum adalah segala produk norma yang
hidup dan dipatuhi oleh masyarakat, baik tertulis maupun tidak tertulis.
Produk hukum yang di buat oleh pemerintah saat ini masih jauh dari harapan
masyarakat, malah masih ada peraturan yang menambah penderitaan
masyarakat. Misalnya kita bisa melihat dalam UU tentang penanaman modal
yang dimana mendapat kritikan dari banyakan kalangan bahwa UU tersebut
telah terbukti memihak kepada investor asing dan mengabaikan kepentingan
masyarakat. Produk hukum belum bisa mencapai keadilan social,karena
adanya pengaruh kepentingan politik dalam satiap pembuatan peraturan Per-
UU-an. peraturan perundang-undangan kerap dibuat secara tidak realistis. Ini
terjadi terhadap pembuatan peraturan perundangundangan yang merupakan
pesanan dari elit politik, negara asing maupun lembaga keuangan
internasional. Disini peraturan perundang-undangan dianggap sebagai
komoditas. Sering terjadi ambiguity dan duplikasi pada substansi hukum
berupa produk perundang-undangan, dimana rumusan pasalnya sering
menimbulkan multitafsir. Konsekuensi logis dari perbedaan penafsiran ini,
akan memunculkan kegamangan atau keragu-raguan dalam penerapannya,
sehingga berimplikasi terhadap kepastian hukum.
c. Kultur Hukum
Budaya hukum ini terkait dengan profesionalisme para penegak hukum dalam
menjalankan tugasnya, dan tentunya kesadaran masyarakat dalam menaati
hukum itu sendiri. Gejala timbulnya degradasi budaya hukum di lingkungan
masyarakat ditandai dengan meningkatnya sikap apatisme seiring
menurunnya tingkat apresiasi masyarakat baik kepada substansi hukum
maupun kepada struktur hukum. Peristiwa-peristiwa yang terjadi akhir-akhir
ini, seperti kasus main hakim sendiri, antara lain berupa penganiayaan,
pembakaran para pelaku kriminal. Bahkan tidak jarang pula perilaku tersebut
berujung kepada pelecehan terhadap aparat penegak hukum ketika
melaksanakan tugasnya, baik diakibatkan karena turunnya kepercayaan
terhadap kinerja aparat penegak hukum, maupun sebagai usaha untuk
menghalangi penegakan hukum itu sendiri, mengingat tersangka/terdakwa
berasal dari kelompok masyarakat tertentu.
2. Faktor Di Luar Sistem Hukum
Pertama karena modus operasinya canggih (sophisticated), artinya cara
operasi atau cara melaksanakan atau melakukan tindakan dengan sangat
berpengalaman dan rapi, sehingga sulit dideteksi secara dini. Kedua, subjek
hukumnya profesional, artinya pelakunya ahli dibidangnya, disiplin ilmu yang
dimilikinya ada relevansinya dengan objek kejahatan tersebut, seperti kejahatan
di lingkungan perbankan, subjek hukumnya ahli tentang seluk beluk perbankan,
kejahatan tentang ketenagalistrikan, subyek hukumnya menguasai tentang tehnis
ketenagalistrikan. Ketiga obyeknya rumit (complicated), artinya baik alat bukti
maupun barang bukti sulit diperoleh, mungkin dikarenakan tenggang waktu
kejadiannya dengan diketahuinya kejahatan tersebut berselang cukup lama,
seperti dalam kasus korupsi, sehingga untuk mendapatkan saksi, dokumen-
dokumen dan menarik kembali uang hasil kejahatan tersebut menjadi sulit karena
telah disembunyikan. Keempat sulitnya melacak para pelaku tindak pidana yang
melarikan diri pada saat putusan pengadilan belum berkekuatan hukum tetap.
Meskipun telah dilakukan pencekalan dengan segala daya dan upaya terpidana
tersebut dapat melarikan diri ke luar negeri, menggunakan jalurjalur tradisional
atau memalsukan dokumen-dokumen perjalanan, sehingga tidak terdeteksi oleh
petugas Imigrasi.4
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum di Indonesia
Pokok penegakan hukum sebenarnya terletak pada faktor-faktor yang
mungkin mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut mempunyai arti yang netral,
sehingga dampak positif atau negatifnya terletak pada isi faktor-faktor tersebut.
Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Faktor hukumnya sendiri, dalam hal ini dibatasi pada undang-undang saja.
2. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun menerapkan
hukum.
3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum.
4. Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau
diterapkan.
5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang didasarkan
pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup.5

4
fakultas Hukum Et Al., “Jurnal De Facto Penegakan Hukum Yang Lebih Baik Di Indonesia Weak
Law Enforcement And Solutions To Toward Better Law Enforcement In Indonesia Jurnal De Facto” 5,
no. 1 (2018) hal 112–125.
5
oleh Muhammad And Adam Hr, “Lemahnya Penegakan Hukum Di Indonesia” 3 (2017) hal 57–
68.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penegakan hukum adalah suatu proses penerapan yang membuat keputusan
yang tidak secara ketat di atur oleh kaidah hukum akan tetapi memiliki unsur
penilaian pribadi. Penegakan hukum melakukan kegiatan menyelerasikan hubungan
nilai-nilai didalam kaidah yang menatap dan sikap tindak sebagai rangkaian untuk
menciptakan, memelihara dan mempertahankan kedamaian pergaulan hidup.
Penegakan hukum merupakan penyelenggara hukum yang di lakukan oleh
penegak hukum untuk setiap orang yang mempunyai kepentingan sesuai dengan
kewenangan nya masing-masing tetapi dengan hukum yang berlaku.

B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penulisan dan
penyusunan makalah ini, akan tetapi pada kenyataanya masih banyak kekuarangan
yang perlu penulis perbaiki. Hal ini di sebabkan karena kurang pengetahuan penulis.
Oleh karenanya penulis membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang bisa
penulis gunakan dalam mengevaluasi diri dalam penulisan makalah kedepannya.
Sehingga dapat menghasilkan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA

Cruz, Anna Paula Soares. “Teori Penegakan Hukum.” Journal of Chemical


Information and Modeling 53, no. 9 (2013).
Hukum, Fakultas, Universitas Balikpapan, Jalan Pupuk, Raya Kalurahan, Kalimantan
Timur, Penegakan Hukum, and Struktur Hukum. “Jurnal De Facto Penegakan
Hukum Yang Lebih Baik Di Indonesia Weak Law Enforcement And Solutions
To Toward Better Law Enforcement In Indonesia Jurnal De Facto” 5, no. 1
(2018).
Iii, B A B. “Soerjono Soekanto. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakkan
Hukum. Raja Grafindo. Jakarta. 1983. Hal 7 47” (n.d.).
Muhammad, Oleh, and Adam Hr. “Lemahnya Penegakan Hukum Di Indonesia” 3
(2017).
“PDF Created with DeskPDF PDF Writer - Trial :: Http://Www.Docudesk.Com PDF
Created with DeskPDF PDF Writer - Trial :: Http://Www.Docudesk.Com”
(n.d.).

Anda mungkin juga menyukai