Anda di halaman 1dari 9

PENEGAKAN HUKUM

Oleh :

Oktrioka Gisbu (09031381823069)

M. Reza Pandu W. (09031381823119)

Tiara Dewangga (09031381823095)

SISTEM INFORMASI

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PALEMBANG

2018
Penegakan Hukum

Indonesia adalah negara hukum, artinya roda pemerintahan serta keberlangsungan negara ini
didasarkan oleh hukum (rechtstaat), bukan oleh kekuasaan (nachtwachterstaat). Hampir setiap aspek
kehidupan diatur oleh hukum seperti pendidikan, ekonomi, politik, juga budaya. Hal inilah yang
diinginkan para pendiri bangsa, yakni Indonesia harus dikelola berdasarkan hukum.

A. Pengertian Penegakan Hukum

Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya
norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman pelaku dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Pengertian ini bisa dengan mudah dipahami karena secara etimologi, “penegakan hukum”
berasal dari kata “penegakan” dan “hukum”, sementara kata “penegakan” berawal dari kata dasar
“tegak”. Maka, jelaslah bahwa maksud dari penegakan hukum adalah agar “hukum itu tegak”
sebagaimana mestinya.

Dalam bahasa Inggris, penegakan hukum disebut dengan “rule of law”. Rule dapat diartikan
sebagai peraturan, kebiasaan, kekuasaan, atau kaidah. Maka jika diartikan secara gamblang, rule of law
berarti aturan tentang hukum atau kaidah tentang hukum.

Definisi lain menyatakan bahwa penegakan hukum merupakan suatu legalisme sehingga
mengandung gagasan bahwa keadilan dapat dilayani melalui pembuatan sistem peraturan dan prosedur
yang bersifat objektif, tidak memihak, tidak personal, dan otonom. Penegakan hukum atau rule of law
adalah kekuasaan publik yang diatur secara legal. Dalam hubungan ini, pengertian penegakan hukum
berdasarkan substansi atau isinya sangat berkaitan dengan parturan perundang-undangan yang berlaku
dalam suatu negara.

B. Tujuan Penegakan Hukum

Ada tiga tujuan penegakan hukum, di antaranya :

1. Keadilan (Gerechtigkeit)
Keadilan adalah harapan yang harus dipenuhi dalam penegakan hukum. Dalam
penegakan hukum, para aparat penegak hukum harus bersikap adil. Pelaksanaan hukum yang
tidak adil akan mengakibatkan keresahan masyarakat, sehingga wibawa hukum dan aparatnya
akan luntur di mata masyarakat. Apabila masyarakat tidak peduli terhadap hukum, maka
ketertiban dan ketenteraman masyarakat akan terancam yang pada akhirnya akan mengganggu
stabilitas nasional. Berdasarkan karakteristiknya, keadilan bersifat subjektif, individualis, dan
tidak manyamaratakan.
2. Kepastian Hukum (Rechtssicherheit)
Kepastian hukum merupakan perlindungan yustisiabel terhadap tindakan sewenang-
wenang, yang berarti bahwa seseorang akan dapat memperoleh sesuatu yang diharapkan dalam
keadaan tertentu. Masyarakat mengharapkan adanya kepastian hukum karena dengan adanya
kepastian hukum masyarakat akan lebih tertib dan sesuai dengan harapan. Misalnya, seseorang
yang melanggar hukum akan dituntut pertanggungjawabannya atas perbuatannya melalui proses
pengadilan dan apabila terbukti bersalah akan dihukum.
Kepastian hukum identik dengan pehaman positivisme hukum. Positivisme hukum
berpendapat bahwa satu-satunya sumber hukum adalah undang-undang.
3. Kemanfaatan (Zweckmaigkeit)
Kemanfaatan di sini berarti keberhasilan dari penegakan hukum. Maka dari itu,
kemanfaatan tidak bisa dipisahkan dari penegakan hukum. Secara sederhana dapat dikatakan
bahwa hukum harus memiliki manfaat, misalnya secara umum hukum bermanfaat untuk
memberikan ketenteraman dan keamanan masyarakat dan menjaga stabilitas nasional.
Kemanfaatan di sini juga diartikan sebagai kebahagiaan. Hukum yang baik adalah hukum yang
memberikan kebahagiaan bagi banyak orang.

Hal menarik yang perlu dicermati adalah apabila terdapat dua unsur yang saling tarik menarik
antara keadilan dan kepastian hukum, maka akan terjadi ketidaksejalanan. Seperti yang dikemukakan
oleh Roeslan Saleh, “Keadilan dan kepastian hukum merupakan dua tujuan hukum yang kerap kali
tidak sejalan satu sama lain dan sulit dihindarkan dalam praktik hukum. Suatu peraturan hukum yang
lebih banyak memenuhi tuntutan kepastian hukum, maka semakin besar pada kemungkinannya aspek
keadilan yang terdesak. Ketidaksempurnaan peraturan hukum ini dalam praktik dapat diatasi dengan
jalan memberi penafsiran atas peraturan hukum tersebut dalam penerapannya pada kejadian konkret.
Apabila dalam penerapannya dalam kejadian konkrit, keadilan dan kepastian hukum saling mendesak,
maka hakim sejauh mungkin harus mengutamakan keadilan di atas kepastian hukum.”

C. Faktor – Faktor Penegakan Hukum


Faktor ini maksudnya adalah faktor keberhasilan penegakan hukum. Faktor-faktor di sini
meliputi :
1. Hukum
Dalam hal ini, yang dimaksud adalah undang-undang, maksudnya bahwa undang-
undang harus dibuat dengan mengikuti asas-asas berlakunya undang-undang, seperti misalnya
undang-undang tidak berlaku surut, undang-undang yang bersifat khusus mengesampingkan
undang-undang yang bersifat umum, undang-undang yang dibuat oleh penguasa yang lebih
tinggi mempunyai kedudukan yang lebih tinggi pula, undang-undang yang berlaku belakangan
membatalkan undang-undang yang berlaku terdahulu, undang-undang tidak dapat diganggu
gugat. Demikian pula pembuatan undang-undang haruslah memenuhi syarat
filosofis/ideologis, syarat yuridis dan syarat sosiologis, maksudnya undang-undang dibuat
tidak boleh bertentangan dengan ideologi negara dan undang-undang dibuat haruslah menurut
ketentuan yangmengatur kewenangan pembuatan undang-undang sebagaimana diatur dalam
konstitusi negara, serta undang-undang dibuat haruslah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
masyarakat di mana undang-undang tersebut diberlakukan.
2. Penegak hukum
Penegak hukum adalah pihak-pihak yang secara langsung berkecimpung dalam
bidang penegakan hukum. Penegak hukum harus menjalankan tugasnya dengan baik sesuai
dengan peranannya masing-masing yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Dalam menjalankan tugas tersebut dilakukan dengan mengutamakan keadilan dan
profesionalisme, sehingga menjadi panutan masyarakat serta dipercaya oleh semua pihak
termasuk semua anggota masyarakat.
3. Sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum
Sarana atau fasilitas tersebut mencakup tenaga manusia yang terdidik dan terampil,
organisasi yang baik, peralatan yang memadai, keuangan yang cukup, dan sebagainya.
Ketersediaan sarana dan fasilitas yang memadai merupakan suatu keharusan bagi keberhasilan
penegakan aturan hukum.
4. Masyarakat
Masyarakat di sini berarti masyarakat lingkungan dimana hukum tersebut berlaku
atau diterapkan. Maksudnya warga masyarakat harus mengetahui dan memahami hukum yang
berlaku, serta mentaati hukum yang berlaku denganpenuh kesadaran akan penting dan
perlunya hukum bagi kehidupan masyarakat.
5. Kebudayaan
Dalam hal ini kebudayaan mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku,
nilai-nilai yang merupakan konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap baik
sehingga dianut, dan apa yang dianggap buruk sehingga dihindari.

D. Langkah dan Usaha Pelaksanaan Penegakan Hukum

Ada beberapa langkah dan usaha yang dilakukan dalam pelaksanaan penegakan hukum, di
antaranya :

1. Meningkatkan kemampuan pelaksanaan tugas umum kejaksaan sebagai penegak hukum


terutama khususnya sebagai penuntut umum.
2. Memantapkan koordinasi dan kejasama fungsional antara berbagai penegak hukum seperti
polisi, jaksa, dan hakim serta aparat keamanan lainnya demi tegaknya keadilan dan
terselenggaranya ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat sesuai dengan UUD 1945.
3. Mengintensifkan kegiatan mengungkapkan tindak pidana dengan memprioritaskan yang
diperkirakan dapat menghambat pembangunan antara lain tidak pidana penyelundupan dan
korupsi.
4. Meningkatkan sikap mental dan keterampilan serta kemampuan teknis para penegak hukum
dalam penyelesaian perkara.
E. Penegak Hukum di Indonesia
Penegakan hukum di Indonesia diselenggarakan oleh beberapa lembaga penegak hukum dan
beberapa di antaranya berada di bawah pengawasan Kepolisian Negara Republik Indonesia. Berikut
aparat penegak hukum di Indonesia :
1. Pasukan Polisi
1. 1. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri)
Polri merupakan lembaga utama yang bertanggung jawab menjaga keamanan dan
ketertiban umum, penegakan hukum, dan memberikan perlindungan, pengayoman, dan
pelayanan pada masyarakat di Indonesia. Unsur pelaksana tugas pokok Polri adalah
kesatuan terpusat yang mempunyai tanggung jawab mulai dari pengawasan lalu lintas,
investigasi kriminal, intelijen, dan penanggulangan terorisme.
1. 2. Polisi Khusus
Lembaga penegakan hukum lain yang menugaskan polisi khusus di antaranya :
1.2.1. Polisi Kehutanan di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia.
1.2.2. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang dioperasikan oleh Kementerian
Dalam Negeri.
1.2.3. Polisi Khusus Lembaga Pemasyarakatan di bawah Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia.
1.2.4. Polisi Khusus Kereta Api di bawah naungan Perusahaan Kereta Api Indonesia.
1.2.5. Polisi Khusus Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulai Kecil di bawah
Kementerian Kelautan dan Perikanan.
1.2.6. Polisi Khusus Badan Karantina Pertanian di bawah Kementerian Pertanian.
1. 3. Polisi Militer
Komando Polisi Militer Gabungan Tentara Nasional Indonesia atau Puspom TNI adlah
salah satu lembaga pelaksana pusat di dalam TNI yang memiliki peran mengatur
penyelenggaraan administratif kepada tentara angkatan laut, angakatan darat, dan angkatan
udara sebagai perwujudan dan bimbingan melalui pelaksanaan fungsi Polisi Militer.
Puspom TNI mengawasi tiga organisasi polisi militer, yaitu Polisi Militer Angkatan Darat,
Polisi Militer Angkatan Laut, dan Polisi Militer Angkatan Udara.
2. Agensi
Selain pasukan polisi, lembaga pemerintah lainnya yang juga bertugas untuk menegakkan
hukum di antaranya : Kejaksaan Agung Indonesia, Komisi Pemberantasan Korupsi, Badan
Narkotika Nasional, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Badan Keamanan Laut
Republik Indonesia, Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai Indonesia, Bea dan Cukai, Direktorat
Jenderal Pajak, Kantor Imigrasi, Otoritas Jasa Keuangan, Badan Pengawas Tenaga Nuklir,
Badan Pengawas Obat dan Makanan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian KEsehatan, dan
Kementerian Perhubungan.
3. Kejaksaan
Tugas dan wewenang kejaksaan di antaranya : melakukan penuntutan, melaksanakan
penetapam hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, serta
melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang.
4. Badan Peradilan
Badan peradilan bertindak sebagai lembaga penyelenggaraan peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan serta membantu pencari keadilan. Badan peradilan terdiri dari :
4. 1. Mahkamah Agung, merupakan puncak kekuasaan kehakiman di Indonesia.
4. 2. Mahkamah Konstitusi, merupakan lembaga peradilan pada tingkat pertama dan
terakhir.
4. 3. Peradilan Tinggi dan Negeri merupakan peradilan umum di tingkat provinsi dan
kabupaten.

F. Kasus Penegakan Hukum di Indonesia

Sudah menjadi rahasia umum bahwa penegakan hukum di Indonesia itu “tajam di bawah,
runcing di atas.” Hukum seolah-olah hanya berlaku untuk masyakarat yang kecil dan lemah, sementara
tidak berlaku untuk pejabat. Pada bagian ini, akan dibahas beberapa kasus penegakan hukum yang
pernah terjadi di Indonesia.

Seorang nenek berusia 63 tahun bernama Asyani dilaporkan oleh sejumlah polisi hutan ke
Polsek Jatibanteng pada 4 Juli 2014. Nenek Asyani yang berprofesi sebagai tukang pijat ini diseret ke
Pengadilan Negeri Situbondo, Jawa Timur dengan tuduah mencuri 38 papan kayu jati di lahan
perusahaan bernama Perhutani di Desa Jatibanteng, Situbondo, Jawa Timur. Nenek Asyani dituntut
dengan ancaman hukuman penjara lima tahun dengan dakwaan tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Perusakan Hutan. Berbeda jauh dengan nasib Gayus Tambunan yang dihukum tujuh tahun penjara
namun masih bisa keluar masuk penjara dengan bebas bahkan bisa berlibur ke Bali. Padahal, Gayus
Tambunan telah merugikan jutaan rakyat, bukan hanya seorang dua orang. Ada pula kasus kecelakaan
maut yang pernah menimpa putra Hatta Rajasa, Rasyid Rajasa. Rasyid pada 1 Januari 2013 silam,
mengemudikan mobil BMW dengan kecepatan tinggi lalu menabrak mobil Luxio di Tol Jagorawi.
Rasyid diancam hukuman 6 tahun penjara, berbeda satu tahun dengan ancaman yang diberikan kepada
Nenek Asyani.
Daftar Pustaka

Anonim. 2018. Penegakan Hukum di Indonesia. (Online,


https://id.wikipedia.org/wiki/Penegakan_hukum_di_Indonesia, diakses 30 Agustus 2018).

Anonim. 5 September 2015. Pengertian Penegakan Hukum. (Online, http://www.definisi-


pengertian.com/2015/05/pengertian-penegakan-hukum.html, diakses 30 Agustus 2018).

Dekiawati, Erla Sari. 2017. Rule of Law (Penegakan Hukum) dan Peraturan Perundang-Undangan di
Indonesia. (Online,
http://www.academia.edu/32522284/RULE_OF_LAW_PENEGAKAN_HUKUM_DAN_PER
ATURAN_PERUNDANG-UNDANGAN_DI_INDONESIA_Disusun_oleh, diakses 31
Agustus 2018).

Mahmud, Suryati. 2015. Ketidakadilan Hukum di Indonesia. (Online,


https://www.kompasiana.com/www.kompasiana.comsuryatimahmud/552c95f56ea834bb778b45
7f/ketidakadilan-hukum-di-indonesia, diakses 31 Agustus 2018).

Rahmat, Aulia, dkk. 2012. Penegakan Aturan Hukum (Rule of Law). (Online,
https://id.scribd.com/doc/92465751/makalah-penegakan-aturan-hukum, diakses 30 Agustus
2018).

Santoso, Sukoco Jati, dkk. 2017. Makalah Pendidikan Kewarganegaraan “Penegakan Hukum
Berkeadilan di Indonesia”. (Online, http://tahta10.blogspot.com/2017/06/makalah-pkn-tentang-
penegakan-hukum.html, diakses 31 Agustus 2018).

Saputra, Riki Eka. 2013. Sistem Hukum Indonesia Makalah Penegakan Hukum. (Online,
https://id.scribd.com/document/208844004/Makalah-Penegakan-Hukum, diakses 30 Agustus
2018).

Anda mungkin juga menyukai