PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Hukum Negara ialah aturan bagi Negara itu sendiri, bagaimana suatu
Negara menciptakan keadaan yang relevan, keadaan yang menentramkan
kehidupan sosial masyarakatnya, menghindarkan dari segala bentuk tindak
pidana maupun perdata. Namun tidak di Indonesia dalam beberapa tahun
terakhir ini, pemberitaan di media masa sungguh tragis. Bahkan dari Hasil
survei terbaru dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan bahwa
56,0 persen publik menyatakan tidak puas dengan penegakan hukum di
Indonesia, hanya 29,8 persen menyatakan puas, sedangkan sisanya 14,2
persen tidak menjawab. Sebuah fenomena yang menggambarkan betapa
rendahnya wibawa hukum di mata publik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa makna perlindungan dan penegakan hukum dalam kehidupan
bermasyarakat?
2. Bagaimana praktik perlindungan dan penegakan hukum dalam kehidupan
masyarakat?
3. Menganalisis Pemberitaan yang berkaitan dengan lembaga penegak
hukum
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sistem perlindungan dan penegakan hukum di
Indonesia.
2. Menganalisis praktik perlindungan dan penegakan hukum dalam
masyarakat untuk menjamin keadilan dan kedamaian.
2
3. Menyaji hasil analisis praktik perlindungan dan penegakan hukum untuk
menjamin keadilan dan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
D. Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dalam pembahasan ini adalah sebagai
berikut.
1. Dapat mengetahui sistem perlindungan dan penegakan hukum yang
berlaku di Indonesia.
2. Dapat mengetahui mengapa masyarakat tidak puas dengan penegakan
hukum di Indonesia.
3. Dapat mengetahui dan menilai bagaimana solusi dalam pemecahan
permasalahan hukum di Indonesia.
4. Khusus bagi pemerintahan, memberikan gambaran mengenai sistem
penegakan hukum yang berlaku dalam masyarakat, serta diharapkan
dapat menilai, menelaah dan membuat suatu keputusan dalam
pemecahan masalah penegakan hukum tersebut.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
perlindungan pemerintah dan atau masyarakat kepada warga negara dalam
melaksanakan fungsi, hak, kewajiban, dan peranannya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
a. Kepastian hukum
Kepastian hukum merupakan perlindungan yustisiabel terhadap
tindakan sewenang-wenang, yang berarti bahwa seseorang akan dapat
memperoleh sesuatu yang diharapkan dalam keadaan tertentu.
Masyarakat mengharap adanya kepastian hukum masyarakat akan
lebih tertib.
b. Kemanfaatan
Hukum adalah untuk manusia, maka hukum atau penegak
hukum harus memberi manfaat atau kegunaan bagi masyarakat, jangan
sampai timbul keresahan di salam masyarakat karena pelaksanaan atau
penegak hukum.
c. Keadilan
5
Hukum itu tidak identik dengan keadilan. Hukum itu bersifat
umum, mengikat setiap orang, bersifat menyamaratakan. Sebaliknya
keadilan bersifat subjektif, individualistis, dan tidak menyamaratakan.
6
10. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung
jawab.
7
surat panggilan, baik kepada terdakwa maupun kepada saksi
untuk datang pada sidang yang telah ditentukan;
g. Melakukan penuntutan;
h. Menutup perkara demi kepentingan hukum;
i. Mengadakan tindakan lain dalam lingkup tugas dan tanggung
jawab sebagai penuntut umum menurut ketentuan undang-
undang;
j. Melaksanakan penetapan hakim.
8
Menetapkan hari sidang.
Membuat catatan pinggir pada berita acara dan putusan
Pengadilan Negeri mengenai hukum yang dianggap penting.
Bertanggungjawab atas pembuatan dan kebenaran berita
acara persidangan dan menandatanganinya sebelum hari
sidang berikutnya.
Dalam hal Pengadilan Tinggi melakukan pemeriksaan
tambahan untuk mendengar sendiri para pihak dan saksi,
maka Hakim bertanggungjawab atas pembuatan dan
kebenaran berita acara persidangan serta
menandatanganinya.
Mengemukakan pendapat dalam musyawarah.
Menyiapkan dan memaraf naskah putusan lengkap untuk
dibacakan.
Menandatangani putusan yang sudah diucapkan dalam
persidangan.
Melaksanakan pembinaan dan mengawasi bidang hukum
perdata yang ditugaskan kepadanya.
Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan peradilan di Pengadilan Negeri yang
ditugaskan kepadanya.
9
Menyiapkan dan memaraf naskah putusan lengkap untuk
dibacakan.
Hakim wajib menandatangani putusan yang sudah diucapkan
dalam persidangan.
Menghubungi BAPAS agar menghadiri persidangan dalam
hal terdakwanya masih dibawah umur.
Memproses permohonan grasi.
Melakukan pengawasan dan pengamatan terhadap keadaan
dan perilaku narapidana yang berada di lembaga
pemasyarakatan serta melaporkannya kepada Mahkamah
Agung.
Melakukan pengawasan yang ditugaskan ketua untuk
mengamati apakah pelaksanaan tugas mengenai
penyelenggaraan administrasi perkara pidana/ bidang pidana
dan eksekusi serta melaporkannya kepada Pimpinan
Pengadilan.
Mempelajari dan mendiskusikan secara berkala kepustakaan
hukum yang diterima dari Pengadilan Tinggi dan Mahkamah
Agung.
10
pembuktian, penjatuhan vonis dan pemberian sanksi, serta upaya
pemasyarakatan kembali (resosialisasi) terpidana.
Aparat penegak hukum akan memutuskan perkara hukum di
peradilan hukum. Lembaga-lembaga peradilan hukum sebagai berikut.
a. Peradilan Umum
Peradilan umum adalah lingkungan peradilan di bawah Mahkamah
Agung yang menjalankan kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari
keadilan pada umumnya. Adapun kekuasaan kehakiman di
lingkungan peradilan umum dilaksanakan oleh Pengadilan Tinggi
merupakan pengadilan tingkat banding yang berkedudukan di ibu
kota provinsi, dengan daerah hukum meliputi wilayah provinsi dan
Pengadilan Negeri adalah suatu pengadilan yang sehari-hari
memeriksa dan memutuskan perkara tingkat pertama dari segala
perkara perdata dan pidana untuk semua golongan yang
berkedudukan di ibu kota kabupaten/kota, dengan daerah hukum
meliputi wilayah kabupaten/kota.
b. Peradilan Agama
Peradilan Agama adalah lingkungan peradilan di bawah Mahkamah
Agung bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai
perkara perdata tertentu yang diatur dalam undang-undang. Dalam
lingkungan Peradilan Agama, kekuasaan kehakiman dilaksanakan
oleh Pengadilan Tinggi Agama merupakan sebuah lembaga
peradilan di lingkungan Peradilan Agama sebagai pengadilan tingkat
banding yang berkedudukan di ibu kota Provinsi dan Pengadilan
Negeri Agama atau yang biasa disebut Pengadilan Agama
merupakan sebuah lembaga peradilan di lingkungan Peradilan
Agama yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota.
c. Peradilan Militer
11
Peradilan Militer adalah lingkungan peradilan di bawah Mahkamah
Agung yang melaksanakan kekuasaan kehakiman mengenai
kejahatan-kejahatan yang berkaitan dengan tindak pidana militer.
Pengadilan dalam lingkungan militer terdiri atas Pengadilan Militer
Utama, Pengadilan Militer Tinggi, Pengadilan Militer, dan
Pengadilan Militer Pertempuran.
12
prinsip ketatanegaraan di atas, maka salah satu substansi penting
perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945 adalah keberadaan Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga
negara yang berfungsi menangani perkara tertentu di bidang
ketatanegaraan, dalam rangka menjaga konstitusi agar dilaksanakan
secara bertanggung jawab sesuai dengan kehendak rakyat dan cita-cita
demokrasi. Keberadaan Mahkamah Konstitusi sekaligus untuk
menjaga terselenggaranya pemerintahan negara yang stabil, dan juga
merupakan koreksi terhadap pengalaman kehidupan ketatanegaraan di
masa lalu yang ditimbulkan oleh tafsir ganda terhadap konstitusi.
Berdasarkan pasal 24 C ayat (1) dan (2) Undang-Undang Dasar
Negara R.I. tahun 1945, Mahkamah Konstitusi mempunyai
kewenangan untuk :
Menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar
Negara R.I tahun 1945.
Memutus sengketa kewenangan lembaga Negara yang
kewenanganya diberikan oleh Undang-Undang Dasar Negara R.I.
tahun 1945.
Memutus pembubaran partai politik.
Memutus perselisihan hasil pemilihan umum, dan
Memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau
Wakil Presiden diduga telah melakukan pelanggaran hukum
berupa pengkhianatan terhadap Negara, korupsi, penyuapan,
tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela, dan/atau tidak
lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara R.I.
tahun 1945.
Indepedensi Mahkamah Konstitusi disebutkan dalam pasal 2
Undang-Undang R.I. Nomor 24 tahun 2003 sebagai berikut :
13
“Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara
yang melakukan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan“.
14
3. Kejaksaan
4. Kepolisian
15
disebutkan bahwa kedudukan Kepolisian Negara Republik Indonesia
berada di bawah Presiden.
Pada awal era reformasi, salah satu tuntutan yang mencuat dan
segera direspon oleh Pemerintah adalah pemisahan Polri dan ABRI.
Melalui Inpres Nomor: 02/1999 telah diambil langkah-langkah
kebijakan pemisahan Polri dari ABRI dan penempatannya untuk
sementara pada Dephankam, yang ditandai oleh suatu upacara
bersejarah pada tanggal 1 April 1999 di Mabes ABRI Cilangkap.
Langkah tersebut telah ditindak lanjuti dengan berbagai kebijakan
Menhankam/Panglima TNI yang menyerahkan wewenang pembinaan
dan operasional Polri dari Pangab kepada Menhankam dan Kapolri.
5. Komisi Yudisial
16
Nomor 18 Tahun 2011 tentang Komisi Yudisial disebutkan bahwa
Komisi Yudisial adalah lembaga Negara sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
menegaskan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Ditegaskan pula bahwa
Negara Indonesia adalah negara hukum.
17
Dalam pasal 75 Undang-Undang R.I. Nomor 39 tahun 1999
disebutkan bahwa Komnas HAM bertujuan :
18
Keadilan adalah sesuatu yang dirasakan seimbang, pantas sehingga
semua orang atau sebagian besar orang yang mengalami merasa pantas,
nyaman, dan adil. Salah satu ciri keadilan yang penting adakah adanya
keseimbangan antara hak dan kewajiban. Memperoleh keadilan adalah hak
asasi bagi setiap manusia. Tegaknya keadilan dan kebenaran dalam
masyarakat akan dapat mewujudkan masyarakat yang damai, sejahtera,
aman, tentram, dan saling percaya. Baik antara sesama masyarakat, maupun
terhadap pemerintah.
19
mempermainkan hukum dengan menyuap sana sini agar kasus ini tidak
terungkap, akibatnya kepercayaan masyarakat pun pudar.
b. Penyelesaian konflik dengan kekerasan
Penyelesaian konflik dengan kekerasan contohnya ialah pencuri
ayam yang dipukuli warga, pencuri sandal yang dihakimi warga.
Konflik yang terjadi di sekelompok masyarakat di Indonesia banyak
yang diselesaikan dengan kekerasan, seperti kasus tawuran antarpelajar,
tawuran antarsuku yang memperebutkan wilayah, atau ada salah satu
suku yang tersakiti sehingga dibalas dengan kekerasan. Mereka tidak
mengindahkan peraturan-peraturan kepemerintahan, dengan masalah
secara geografis. Ini membuktikan masyarakat Indonesia yang tidak
tertib hukum, seharusnya masalah seperti maling sandal atau ayam
dapat ditangani oleh pihak yang berwajib, bukan dihakimi secara
seenaknya, bahkan dapat menghilangkan nyawa seseorang.
20
mereka tidak mendapatkan hukuman yang berat, atau dicabut izin
memproduksinya di Indonesia.
21
seadil-adilnya sehingga keputusannya dapat memenuhi rasa keadilan
yang sebenarnya.
f. Pemberian saksi yang tegas kepada aparat penegak hukum yang tidak
menjalankan tugas dengan semestinya.
22
Undang RI No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan
(LLAJ).
23
penegakan hukum dalam beberapa aspek, yakni reformasi pada
penggunaan hukum yang berkeadilan sebagai landasan pengambilan
keputusan yang baik oleh aparatur negara, serta mengharuskan lembaga
peradilan untuk mempertahankan prinsip independensi, imparsialitas, dan
kebebasan dalam memutus perkara.
24
Pasalnya pinjol ilegal ini sudah melanggar UU Informasi dan
Transaksi Elektronik (ITE) tapi juga melanggar UU Tindak Pidana
Pencucian Uang (TPPU). Selain itu kebanyakan korban juga mendapatkan
ancaman berupa pembullyan hingga pornografi.
"Terkait dengan kasus ini tentunya Polri juga melindungi
masyarakat, di dalam tindak pidana yang dilakukan pinjol ilegal ini ada
tindakan lain. Bukan saja tindak pidana terkait dengan UU ITE maupun
UU TPPU tapi juga ada ancaman pembullyan bahkan ada pornografinya.
Ini tentu sangat merugikan para nasabah," kata Ramadhan dalam tayangan
video di kanal YouTube Kompas TV, Minggu (24/10/2021). Lebih lanjut
Ramadhan menyebut Polri tidak hanya melakukan upaya penegakan
hukum pada penyedia jasa pinjol ilegal ini. Tapi juga mengupayakan
tindakan preventif, yakni dengan melakukan pemahaman kepada
masyarakat terkait cara peminjaman uang melalui pinjaman online.
Agar nantinya tidak ada lagi masyarakat yang menjadi korban dari
pinjol ilegal. Terkait dengan itu maka Polri tentu siap untuk melindungi
terhadap para korban. Upaya yang dilakukan bukan saja penegakan
hukum, tentu ada upaya-upaya preventif." "Dan ini yang paling penting,
memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak ada lagi korban
pinjol ilegal," terangnya.
Analisis Pemberitaan
25
Kasus Cara polisi tilang pemotor berteduh di kolong jalan
Sesuai pernyataan AKBP Valentino Tatareda (Wakil Direktur Lalu
Lintas Polda Metro Jaya) sanksi tidak perlu langsung diberikan kepada
pemotor, tetapi perlu diberi himbauan terlebih dahulu. Karena kita harus
memberikan kesempatan untuk pemotor, dan juga memerlukan
sosialisasi mengenai berteduh di kolong jalan (fly over). Perbuatan
mereka dapat membuat jalan mengecil dan tertutup, sehingga dapat
menggaggu pengguna jalan yang lain. Jika sudah dihimbau tetapi tidak
mau melakukan sesuai peraturan, maka pemotor harus diberi sanksi
sesuai hukum yang berlaku yaitu ditilang atau didenda 250 ribu.
26
BAB III
PENUTUP
27
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
28
http://www.slideshare.net/fadhlisyar/makalah-pkn?related=1#
http://www.bimbingan.org/contoh-rumusan-masalah.htm
http://www.slideshare.net/iBeDaSilva/perlindungan-hukum
http://www.slideshare.net/ek0hidayat/penegakan-hukum-di-indonesia-21692948
http://sururudin.wordpress.com/2011/03/11/tugas-dan-wewenang-jaksa-dalam-
proses-perkara-pidana/
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt51a4a954b6d2d/soal-penyidik,-
penyelidik,-penyidikan,-dan-penyelidikan
https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20140316110618AASEcZu
http://kakpanda.blogspot.com/2013/01/tugas-dan-wewenang-hakim.html
29