Anda di halaman 1dari 5

PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

A. HAKEKAT PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM


1. Hakekat hukum
a. Pengertian hukum
 Hukum adalah peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau
pemerintah(KBBI)
 Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, berisikan suatu perintah, larangan atau ijin untuk
berbuat atau tidak berbuat sesuatu dengan maksud untuk mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat(Samidjo)
 Hukum adalah peraturan-peraturan bersifat memaksa yang dibuat oleh badan-badan resmi berwajib, yang menentukan
tingkah laku (J.C.T. Simorangkir dan Woerjono Sastropranoto)
 Hukum ialah himpunan peraturan-peraturan (perintah-perintah dan larangan-larangan) yang mengurus tata tertib suatu
masyarakat dan oleh karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu(Utrecht)

b. Sifat dan unsur hukum


1) Sifat hukum
 Mengatur
Hukum bersifat mengatur karena dalam hukum berisi berbagai macam bentuk peraturan baik perintah maupun
larangan yang mengatur setiap tingkah laku masyarakat
 Memaksa
hukum bertindak sebagai peraturan yang dapat memaksa seseorang untuk menaati serta mematuhinya dan
memberikan sanksi tegas bagi yang tidak patuh terhadap hukum
 Melindungi
Hukum bersifat melindungi karena memang dibentuk dengan tujuan melindungi dan menjamin setiap hak hak warga
masyarakat
2) Unsur hukum
 Mengatur Tingkah Laku Masyarakat
 Dibuat Badan Resmi yang Berwajib
 Peraturan Bersifat Memaksa
 Sanksi Bersifat Tegas

c. ciri-ciri dan tujuan hukum


1) ciri – ciri hukum
 Mengatur setiap perilaku masyarakat
 Hukum bersifat memaksa
 Mengandung sebuah larangan dan perintah
 Memiliki unsur perlindungan atau melindungi
 Adanya sanksi bagi pelanggar hukum
 Hukum dibuat oleh pihak yang berwenang
2) tujuan hukum
 Memberikan kemakmuran dalam kehidupan pada masyarakat
 Mengatur pergaulan hidup manusia supaya damai
 Memberikan petunjuk untuk setiap orang dalam pergaulan masyarakat
 Memberi jaminan kebahagiaan pada semua orang
 Sarana untuk mewujudkan keadilan sosial (lahir dan batin)

2. Indonesia sebagai negara hukum


a. Hakekat negara hukum
 negara hukum (the rule of law atau rechtsstaat atau nomokrasi) adalah negara yang di dalamnya terdapat berbagai
aspek peraturan-peraturan yang bersifat memaksa dan mempunyai sanksi tegas apabila dilanggar.
 Indonesia sebagai negara hukum adalah segala aspek kehidupan di wilayah NKRI harus didasarkan pada hukum dan
segala produk perundang-undangan serta turunannya yang berlaku di wilayah NKRI.
b. Ciri negara hukum
ciri penting dalam setiap negara hukum(A.V. Dicey) yang disebutnya dengan istilah “The Rule of Law”, yaitu:
1) Supremacy of Law. semua masalah diselesaikan dengan hukum sebagai pedoman tertinggi.
2) Equality before the law. segala sikap dan tindakan diskriminatif dalam segala bentuk dan manifestasinya diakui sebagai
sikap dan tindakan yang terlarang
3) Due Process of Law. berlakunya asas legalitas dalam segala
bentuknya (due process of law), yaitu bahwa segala tindakan pemerintahan harus
didasarkan atas peraturan perundang-undangan yang sah dan tertulis

c. Dasar dan ciri Indonesia sebagai negara hukum


1) Dasar hukum :
Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi ”Negara Indonesia adalah negara hukum”
2) Ciri-ciri Indonesia sebagai negara hukum:
Franz Magnis Suseno ia berpendapat terdapat lima ciri negara hukum, diantaranya yaitu:
 Fungsi daru kenegaraan dijalankan oleh lembaga yang bersangkutan yang sesuai berdasarkan UUD.
 UUD menjamin HAM yang paling penting. Sebab apabila tidak ada jaminan tersebut, maka hukum akan menjadi
sarana penindasan.
 Badan-badan negara yang menjalankan dalam kekuasaan masing-masing selalu dan hanya taat berdasarkan pada
dasar hukum yang berlaku.
 Terhadap suatu tindakan badan negara, masyarakat bisa mengadu ke peda pengadilan.
 Badan kehakiman bebas serta tidak memihak.

d. Perlindungan dan penegakkan hukum di Indonesia


1.Hakekat perlindungan dan penegakkan hukum
a.Perlindungan hukum adalah segala upaya yang dilakukan penegak hukum untuk melindungi hak-hak dari subjek hukum
agar hak-hak tersebut tidak dilanggar.
b.Penegakan hukum (Jimly Asshiddiqie) adalah proses
dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara
nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
2.Perlindungan dan penegakkan hukum di Indonesia
Sebagai negara hukum, maka perlindungan hukum bagi masyarakat Indonesia harus berdasarkan prinsip pengakuan dan
perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia yang bersumber pada Pancasila.
3.Pentingnya perlindungan dan penegakkan hukum di Indonesia
 Tercitanya supremasi hukum
 Tegaknya keadilan
 Menjamin masyarakat tertib

B. PERAN LEMBAGA PENEGAK HUKUM DALAM MENJAMIN KEADILAN DAN KEDAMAIAN


1. Peran kepolisian
a. Dasar hukum:
Pasal 30 (4) UUD NRI tahun 1945: Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat serta menegakkan
hukum.
b. Tugas dan Wewenang Pokok
1) Memelihara keamananan dan keteriban masyarakat.
2) Menegakkan hukum.
3) Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat
c. Wewenang kepolisian berdasar UU no 2 Tahun 2002 :
1) Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan.
2) Melarang setiap orang untuk meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara untuk kepentingan
penyelidikan.
3) Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan.
4) Menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri. Memanggil orang
untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi.
5) Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum.

2. Peran Kejaksaan Negara Republik Indonesia


a. Kejaksaan merupakan salah satu lembaga penegak hukum yang bertugas melakukan penuntutan.
b. Penuntutan adalah tindakan jaksa untuk melimpahkan perkara ke pengadilan negeri yang berwenang dengan
permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang pengadilan.
c. Wewenang kejaksaan berdasar UU no 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia. dikelompokkan dalam
tiga bidang, yaitu:
1) Bidang pidana
 Melakukan penuntutan
 Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap.
 Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan, dan
keputusan lepas bersyarat.
 Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang.
 Melengkapi berkas perkara tertentu serta melakukan pemeriksaan tambahan sebelum akhirnya dilimpahkan ke
pengadilan.
2) Bidang perdata dan tata usaha negara
Dalam bidang perdata dan tata usaha negara, kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak, baik di dalam
maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah.
3) Bidang ketertiban dan ketenteraman umum
Wewenang kejaksaan dalam bidang ketertiban dan ketenteraman umum, yakni: Peningkatan kesadaran hukum
masyarakat. Pengamanan kebijakan penegakan hukum. Penelitian dan pengembangan hukum serta statistik
kriminal.

3. Peran Hakim
a. merupakan pejabat peradilan yang menjalankan kekuasaan kehakiman di Indonesia
b. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan.
c. Dalam proses penegakan hukum, hakim memiliki wewenang untuk mengadili.
d. Mengadili merupakan serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memeriksa, dan memutuskan perkara hukum
berdasarkan asas bebas, jujur, dan tidak memihak.
e. Pasal 24(2) UUD NRI tahun 1945: Kekuasaan kehakiman dijalankan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan
peradilan di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer,
lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.
f. Berdasar UU no 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, hakim diklasifikasi menjadi tiga jenis, yaitu:
a) Hakim pada Mahkamah Agung yang disebut dengan Hakim Agung.
b) Hakim pada badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung (peradilan umum, peradilan agama,
peradilan militer).
c) Hakim pada Mahkamah Konstitusi yang disebut dengan Hakim Konstitusi.
g. Kewenangan badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung yaitu:
1) Peradilan Umum
berwenang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara pidana dan perdata sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2) Peradilan Agama
berwenang memeriksa, mengadili, memutus, dan menyelesaikan perkara antara orang-orang yang beragama
Islam sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3) Peradilan Militer
berwenang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara tindak pidana militer sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
4) Peradilan Tata Usaha Negara
berwenang memeriksa, mengadili, memutus, dan menyelesaikan sengketa tata usaha negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
h. Wewenang dan kewajiban Mahkamah Konstitusi:
 wewenang Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final
untuk:
 Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar
 Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar;
 Memutus pembubaran partai politik
 Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
 Kewajiban
Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan
pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut Undang-Undang Dasar.

4. Peran Advokat
a. merupakan orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan berupa konslutasi
hukum, bantuan hukum, menjalankan kuasa, mewakili, membela, mendampingi, serta melakukan tindakan hukum.
b. tugas utama seorang advokat dalam proses penegakan hukum adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat
yang sedang mencari keadilan.
c. Ketentuan tentang advokat telah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2003 tentang
Advokat.

5. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)


a. Dasar hukum: UU No 19 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
b. merupakan lembaga negara independen yang bertugas melakukan pemberantasan korupsi secara profesional,
intensif, dan berkesinambungan
c. tugas KPK dalam hal penegakan hukum tindak pidana korupsi
1) Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi.
2) Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi.
3) Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi
4) Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi.
5) Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.
d. KPK berpedoman pada lima asas, yaitu
1) kepastian hukum
2) Keterbukaan
3) Akuntabilitas
4) kepentingan umum
5) dan proporsionalitas.

C. DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM


1. Hakekat pelanggaran hukum
Pelanggaran hukum merupakan bentuk ketidakpatuhan terhadap hukum.
Penyebab ketidakpatuhan terhadap hukum:
a.pelanggaran hukum oleh si pelanggar sudah dianggap sebagai kebiasaan
b.hukum yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan.
2. Pelanggaran hukum menurut KUHP:
1) Pelanggaran keamanan umum bagi orang atau barang dan kesehatan( pasal 489-502)
2) Pelanggaran ketertiban umum (pasal 503-520)
3) Pelanggaran terhadap penguasa umum(pasal 521-528)
4) Pelanggaran mengenai asal-usul dan perkawinan( pasal 529-530)
5) Pelanggaran terhadap orang yang memerlukan pertolongan (pasal 531)
6) Pelanggaran kesusilaan (pasal 532-547)
7) Pelanggaran mengenai tanah, tanaman dan pekarangan (pasal 548-551)
8) Pelanggaran pelayaran (pasal 560-569)
3. contoh perilaku yang bertentangan dengan aturan
a. Dalam lingkungan keluarga, di antaranya:
1) Mengabaikan perintah orang tua;
2) mengganggu kakak atau adik yang sedang belajar;
3) ibadah tidak tepat waktu;
4) bangun kesiangan.
b. Dalam lingkungan sekolah, di antaranya
1) Menyontek ketika ulangan;
2) bolos mengikuti pelajaran;
3) tidak memperhatikan penjelasan guru; dan
4) berpakaian tidak rapi dan tidak sesuai dengan yang ditentukan sekolah.
c. Dalam lingkungan masyarakat, di antaranya:
1) tidak mengikuti kerja bakti dengan alasan yang tidak jelas;
2) mengonsumsi obat-obat terlarang;
3) membuang sampah sembarangan.
d. Dalam lingkungan bangsa dan negara, di antaranya:
1) Tidak memiliki KTP;
2) tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas;
3) melakukan aksi teror terhadap alat-alat kelengkapan negara;
4) tidak berpartisipasi pada kegiatan pemilihan umum; dan
5) merusak fasilitas negara dengan sengaja.
6)
4. Macam-Macam Sanksi atas Pelanggaran Hukum
a. Sanksi norma hukum adalah tegas dan nyata. Hal tersebut mengandung pengertian sebagai berikut.
1) Tegas berarti adanya aturan yang telah dibuat secara material telah diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Misalnya, hukum pidana mengenai sanksi diatur dalam Pasal 10 KUHP. Dalam pasal tersebut, ditegaskan bahwa sanksi
pidana berbentuk hukuman yang mencakup:
(1) Hukuman pokok, yang terdiri atas:
• hukuman mati; dan
• hukuman penjara yang terdiri atas hukuman seumur hidup dan hukuman sementara waktu (setinggi-tingginya 20
tahun dan sekurang-kurangnya 1 tahun).
• Kurungan (penahanan dalam sel kurang dari 1 tahun)
(2) Hukuman tambahan, yang terdiri atas:
• pencabutan hak-hak tertentu;
• perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu; dan
• pengumuman keputusan hakim.
2) Nyata berarti adanya aturan yang secara material telah ditetapkan kadar hukuman berdasarkan perbuatan yang
dilanggarnya.
5. Partisipasi dalam Perlindungan dan Penegakan Hukum
a. Dalam Kehidupan di Lingkungan Keluarga
• Mematuhi perintah orang tua.
• Ibadah tepat waktu.
• Menghormati anggota keluarga yang lain seperti ayah, ibu, kakak, adik dan sebagainya.
• Melaksanakan aturan yang dibuat dan disepakati keluarga.
b. Dalam kehidupan di Lingkungan Sekolah
• Menghormati kepala sekolah, guru dan karyawan lainnya.
• Memakai pakaian seragam yang telah ditentukan.
• Tidak menyontek ketika ulangan.
• Memperhatikan penjelasan guru.
• Mengikuti pelajaran sesuai dengan jadwal yang berlaku.
c. Dalam Kehidupan di Lingkungan Masyarakat
• Melaksanakan setiap norma yang berlaku di masyarakat;
• Bertugas ronda
• Ikut serta dalam kegiatan kerja bakti.
• Menghormati keberadaan tetangga disekitar rumah.
• Tidak melakukan perbuatan yang menyebabkan kekacauan di masyarakat seperti tawuran, judi, mabuk-mabukkan
dan sebagainya;
• Membayar iuran warga.
d. Dalam kehidupan di Lingkungan Bangsa dan Negara
• Bersikap tertib ketika berlalu lintas di jalan raya.
• Memiliki KTP.
• Memiliki SIM.
• Ikut serta dalam kegiatan pemilihan umum.
• Membayar pajak.
• Membayar retribusi parkir.

Anda mungkin juga menyukai