Anda di halaman 1dari 10

Makalah Sistem Hukum

Naufal Sajid Ramadhan

1610010019

Ilmu Hukum

Universitas Muhammdiyah Purwokerto

2016
Rumusan  Masalah
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
a.       Pengertian Hukum
b.      System peradilan nasional
c.       Peranan Lembaga-Lembaga peradilan
Pembahasan

A.   HUKUM
1.    Pengertian Hukum
a.    Prof. E. M Meyers
Hukum adalah aturan yang mengadung pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada
tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan menjadi pedoman bagi penguasa
Negara dalam melakukan tugasnya.

2.    Ciri – Ciri Negara Hukum


a. Fridrich Julius Sthal
1.    Adanya hak asasi manusia
2.    Adanya trias politika
3.    Pemerintahan berdasarkan peraturan – peraturan.
b. A. V. Dicey
1.    Supremasi hokum dalam arti tidak boleh ada kesewenang – wenangan
sehingga seseorang bisa dihukum jika melanggar hukum.
2.    Kedudukan yang sama di depan hokum baik bagi masyarakat biasa
ataupun pejabat.
3.    Terjaminya hak – hak manusia oleh undang – undang dan keputusan –
keputusan pengadilan.

3.     Asas Hukum
a.    Asas Hukum Umum
Asas Hukum Umum Adalah Asas yang berlaku pada seluruh bidang hukum,
Misalnya :
1.    Asas lex spesialis derogate generalis
2.    Asas lex superior gerogat legi inferior
3.     Asas lex posteriore derogate lex priori
4.     Asas restitio in tintegrum
Seholten berpendapat mengenai lima asas hukum umum yang berlaku universal
pada seluruh system hukum yaitu asas kepribadian
b.     Asas Hukum Khusus
Hukum khusus adalah hukum yang hanya berlaku pada lapangan hukum
tertentu,misalnya:
1.    Asas Pacta Sunt Servanda, abus de droit, dan konsesualisme, berlaku
pada hukum perdata.
2.    Asas praduga tak bersalah dean nebis in idem berlaku pada hukum
pidana.
Seorang ahli filsafat Jerman bernama Gustav Radbruch mengemukakan
bahwa suatu hukum memiliki ide dasar hukum yang mencakup unsure
keadilan, kemanfaatan, dan kepastian.
4.    Tujuan Hukum
a.    Prof . Soebekti, S. H. Tujuan hukum adalah menyelenggarakan keadilan dan
ketertiban untuk mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan.
b.     Prof. I. J. Apeldron Hukum bertujuan untuk mengatur pergaulan hidup secara
damai.
c.    Prof. Notohamidjoyo Hukum memiliki tiga tujuan yaitu :
1.    Mendatangkan tata dan damai dalam masyarakat
2.    Mewujutkan keadilan
3.     Menjaga agar manusia diperlakukan, sebagai manusia.

5.     Penggolongan Hukum
a.    Berdasarkan Bentuknya :
1.    Hukum Tertulis
2.     Hukum Tidak Tertulis
b.     Berdasarkan Wilayah Berlaku :
1.    Hukum Lokal
2.     Hukum Nasional
3.     Hukum Internasional
c.     Berdasarkan Fungsinya :
1.     Hukum Marerial
2.     Hukum Formal
d.    Berdasarkan Waktu Berlakunya :
1.    Hukum Positif atau hukum yang berlaku sekarang
2.    Hukum yang berlaku pada masa yang akan dating
3.    Hukum antar waktu ( hukum trasitor )
e.    Berdasarkan Isi Masalah :
1.    Hukum Privat ( hukum sipil )
2.     hukum Publik ( hukum Negara )
f.      Berdasarkan Sumbernya :
1.    Undang – undang
2.     Kebiasaan
3.     Traktat
4.     Yurisprudensi.

6.     Tata Urutan Perundang – undangan Negara Republik Indonesia


Tata Urutan Perundang – undangan Negara republic Indonesia diatur dalam
ketetapan MPR No.III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan
Perundang – Undangan yang meliputi :
a.    UUD 45
b.    Tap. MPR RI
c.    Undang – undang
d.    Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – undang
e.    Peraturan Pemerintah
f.       Keputusan Presiden
g.     Peraturan Daerah

7.    Pengertian Sistim Hukum Nasional


Sistim hukum nasional adalah keseluruhan unsur – unsur hukum nasional
yang saling berkait guna mencapai tatanan sosial yang berkeadilan. Adapun sistim
hukum meliputi dua bagian yaitu :
a.    Stuktur Kelembagan Hukum
Sistim berserta mekanisme kelembagaan yang menopang Pembentukan dan
Penyelenggaraan hukum di Indonesia.
Sistim Kelembagan Hukum meliputi :
1.    Lembaga – lembaga peradilan
2.    Apatatur penyelenggaraan Hukum
3.    Mekanisme penyelenggaraan hokum
4.    Pengawasan pelaksanaan hokum
b.    Materi Hukum yaitu  Kaidah – kaidah yang dsituangkan dan dibakukan
dalam persatuan hukum baik yang tertulis ataupun yang tidak tertulis.
c.    Budaya Hukum yaitu: Pembahasan mengenai budaya hukum meniti
beratkan pada pembahasan mengenai kesadaran hukum masyarakat.

B.   Sistim Peradilan Nasional


Sistim Peradilan Nasioanl diartikan sebagai suatu keseluruhan kompenen
Peradilan Nasioanal yang meliputi pihak – pihak dalam proses peradilan, Hirerki
Peradilan, maupun aspek – aspek yang bersifat procedural dan saling berkaitan
sedemkian rupa, sehingga terwujut kwadilan hukum.
Untuk mewujutkan tujuanya, seluruh komponen dalam system peradilan
harus berfungsi dengan baik , adapun komponen tersebut meliputi :
1.    Materi Hukum Marterial dan Formal ( Hukum Acara )
Hukum material adalah hukum yang berisi tentang perintah dan larangan,.
Sedangkan hukum formal adalah hukum yang berisi tentang tata cara
melaksanakan mempertahankan hukum material.
2.    Prosedur Peradilan ( Komponen yang bersifat Prosedural )
Yaitu bagaimana proses pengajuan perkara mulai dari penyelidikan –
penyelidikan penuntutan sampai pada pemeriksaan di siding pengadilan. Prosedur
pengadilan yang berlaku meliputi :
a.    Penyelidikan
b.     Penyidikan
c.     Penuntutan
d.     Mengadili
Secara umum peranan lembaga peradilan adalah menerima, memaksa, dan
sekaligus memutuskan suatu perkara di sidang pengadilan dalam rangka untuk
menegakkan hukum dan keadilan.
3.    Budaya Hukum
Komponen yang sangat penting dan menentukan tegaknya keadilan
adalah kesadaran hokum
4.    Hierarki Kelembagaan Peradilan
Susunan lembaga perradilan yang secara hierarki memiliki fungsi dan
kewenangan peradilan masing – masing.
C.   Peranan Lembaga – Lembaga Peradilan
Lembaga – lembaga kekuasaan kehakiman yang berada di Indonesia
1.    Mahkamah Agung ( MA )
MA adalah lembaga Pengadilan Negara Tertinggi dari semua lingkungan
pengadilan yang dalam melaksanakan tugasnya terlepas dari pengaruh
pemerintah atau pengaruh – pengauruh lain.
Susunam MA terdiri dari Pimpinan, Hakikm Anggota ( hakim agung)
panitera dan seorang sekretaris.
MA berwenang memeriksa dan memutuskan :
        Permohonan kasasi.
        Sengketa tenyang kewenangan mengadili.
        Permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah
memeperoleh kekuatan hokum yang tetap.
2.    Mahkamah Konstitusi ( MK )
MK adalah salah satu badan negara yang melakukan kekuassan kehakiman
yang merdeka, untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
kedilan. Kedudukan MK adalah di Ibu Kota Negara Republik Indonesia.
Wewenang MK menurut UU No. 24 Tahun 2003 adalah :
1.     Menguji Undang – Undang terhadap undang – undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
2.     Memutus sengketa kewenagan lembaga negara yang kewenanganya
diberikan oleh Undang – Undang Dasar Republik Indonsia Tahun 1945
3.     Memutus pembubaran partai politik
4.     Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum
5.      Memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden dan / Wakil
Prtesiden diduga telah melakukan pelanggaran hukum.
Prinsip dari kewenangan Makamah Konstitusi adalah cheks and balances yang
menempatkan semua lembaga dalam kedudukan setara.
3.    Komisi Yudisial ( KY )
Tujuan dari pembentukan komisi Yudiasial adalah dalam rangka mewujudkan
lembaga peradilan dan lembaga penegak hukum dan lainya yang mandiri, bebeas
dari pengaruh penguasa ataupun pihak lain, KY berkedudukan di Ibu Kota Negara
RI.
Wewenang Komisi Yudisial adalah :
1.    Mengusulkan pengangkatan Hakim Agung kepada DPR
2.    Menegakkan dan keluhuran martabat serta menjaga perilaku hakim diseluruh
lingkungan peradilan.

KY mempunyai tugas melekukan pengawasan terhadap perilaku hakim. Tugas


pengawasan tersebut meliputi :
a.    Menerima laporan masyarakat mengenai perilaku hakim
b.    Meminta laporan secara berkala kepada badan peradilan tentang perilaku
hakim.
c.    Memeriksa pelanggaran perilaku hakim yang diduga melangggar kode etik
perilaku hakim.
d.    Memanggil dan meminta keterangan dari hakim yang diduga melanggar kode
etik perilaku hakim.
e.    Membuat laporan hasil pemeriksaan yang berupa rekomendasi yang akan
disampaikan kepada MA dan / MK yang terdasar disampaikan kepada
presiden dan DPR.
4.     Peradilan Umum
Peradilan umum adalah salah satu pelaku penguasaan bagi rakyat pencari
keadilan pada umumnya. Adapun kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan
umum dilaksanakan sebagai berikut :
a.    Pengadilan Negeri
Pengadilan negeri kedudukanya di kota madya atau di ibu kota kabupaten,
adapun susunan Pengadilan Negeri terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota,
Panitera, Sekretaris, dan Jurusita,. Pengadilan Negeri bertugas dan berwenang
memeriksa, memutuskan, dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata di
tingakat pertama.
b.    Pengadilan Tinggi
Merupakan pengadilan tinggi banding yang berkedudukan di ibu kota
provinsi, dan daerah yang hukumnya meliputi wilayah provinsi. Susunan
Pengadilan Tinggi meliputi Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera, dan Sekretaris,
Adapun tugas dan wewenang Pengadilan Tinggi adalah :
1.    Mengadili perkara pidana dan perdata di tingkat banding.
2.    Mengadili di tingkat pertama terahkir mengenai sengketa kewenangan
mengadili antar pengadilan negeri di wilayah hukumnya.
3.    Menjaga jalanya pengadilan di tingkat Pengadilan Negeri agar peradilan
diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya.
4.    Memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada
instansi pemerintah bil;a diminta.
5.    Tugas atau kewenangan berdasarkan undang – undang.
Ketua Pengadilan juga bertugas mengadakan pengawasan pelaksanaan
tugas dan tingkah laku hakm, panitera, sekretaris dan jurusita di daerah
hukumya.
5.    Peradilan Agama
Yang dimaksud Peradilan Agama adalah pengadilan agama Islam.
Pengadilan Agama terdapat di setiap ibu kota Kabupaten. Pengadilan TInggi Agama
berkedudukan di setiap ibu kota Propinsi. Susunan Pengadilan Agama terdiri dari
Pimpinan, Hakim, Hakim Anggota, Panitera, Sekretaris, dan Juru Sita. Sedangkan
susunan PENGADILAN Tinggi Agama terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota,
Panitera, dan Sekretaris. Tugas dan wewenang Pengadilan Agama adalah
memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara
orang-orang yang beragama Islam di bidang :
        Perkawinan
        Kewarisan,wasiat dan hibah yang di lakukan berdasarkan hokum Islam
         Wakaf dan sodakoh

Tugas dan wewenang Pengadilan Tinggi Agama adalah :


        Mengadili perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama dalam
tingkat banding.
       Mengadili di tingkat pertama dan terakhir sengketa kewenangan mengadili
antar Pengadilan Agama di daerah hukumnya.
       Pengadilan Tinggi Agama dapat memberikan keterangan, pertimbangan, dan
nasehat tentang hukum Islam kepada instansi pemerintah di daerah
hukumnya apabila diminta.
6.     Peradilan Militer
Dalam peradilan militer pengadilan adalah badan yang melaksanakan
kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan militer. Peradilan militer merupakan
pelaksana kekuasaan kehakiman di lingkungan Angkata Bersenjata untuk
menegakkan hukum dan keadilan dengan memperhatikan kepentinga
penyelenggara pertahanan keamanan Negara.
7.    Peradilan Tata Usaha Negara
Peradilan Tata Usaha Negara adalah salah satu pelaksana kekuasaan
kehakiman bagi rakyat pencari keadilan terhadap sengketa tata usaha Negara.
Sengketa tata usaha negara adalah sengketa yang timbul dalam tata usaha negara
antara orang /badan hukum perdata dengan badan / pejabat tata usaha negara baik
di pusat maupun daerah. Dan yang dimaksud dengan tata usaha Negara adalah
administrasi Negara yang melaksanakan fungsi untuk menyelenggarakan urusan
pemerintahan baik di pusat maupun daerah.Pengadilan tata usaha Negara.
Penutup

A.   Kesimpulan
Hukum adalah sekumpulan peraturan yang terdiri dari perintah dan larangan
yang bersifat memaksa dan mengikat dengan disertai sanksi bagi pelanggarnya
yang bertujuan untuk mengatur ketentraman dan ketertiban dalam masyarakat.
Untuk mencapai ketentraman dan ketertiban dalam masyarakat dibutuhkan sikap
masyarakat yang sadar hokum. Selain masyarakat pemerintahpun juga harus sadar
hokum. Maka tercapailah ketentraman dan ketertiban itu. Untuk mengantisipasi
berbagai pelanggaran hokum yang terjadi maka di Indonesia telah ada berbagai
macam Pengadilan. Dari yang mengadili masyarakat sampai dengan pemerintah
dan para pejaba
Yang dimaksud Peradilan Agama adalah pengadilan agama Islam.
Pengadilan Agama terdapat di setiap ibu kota Kabupaten. Pengadilan TInggi Agama
berkedudukan di setiap ibu kota Propinsi. Susunan Pengadilan Agama terdiri dari
Pimpinan, Hakim, Hakim Anggota, Panitera, Sekretaris, dan Juru Sita. Sedangkan
susunan PENGADILAN Tinggi Agama terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota,
Panitera, dan Sekretaris. Tugas dan wewenang Pengadilan Agama adalah
memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara
orang-orang yang beragama Islam
Peradilan Tata Usaha Negara adalah salah satu pelaksana kekuasaan
kehakiman bagi rakyat pencari keadilan terhadap sengketa tata usaha Negara.
Sengketa tata usaha negara adalah sengketa yang timbul dalam tata usaha negara
antara orang /badan hukum perdata dengan badan / pejabat tata usaha negara baik
di pusat maupun daerah. Dan yang dimaksud dengan tata usaha
Negara adalah administrasi Negara yang melaksanakan fungsi untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan baik di pusat maupun daerah.Pengadilan
tata usaha Negara merupakan pengadilan tingkat pertama dan pengadilan tinggi tata
usaha negara merupakan pengadilan tingkat banding.

B.   Saran-Saran.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat menjadi salah satu bahan untuk
dapat menambah pengetahuan dalam hal ini system hokum dan perundang-
undangan yang berlaku di Indonesia.
Dan juga penulis mengharapkan adanya sumbangsih kritik dan saran yang
bersifat membangun guna penyesunan makalah berikutnya yang lebih sempurnah
lagi.

Anda mungkin juga menyukai