Anda di halaman 1dari 45

PENGANTAR ILMU
HUKUM
SISTEM HUKUM INDONESIA

Hukum di Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum
Eropa, hukum agama, dan hukum adat. Sebagian besar sistem
yang dianut, baik perdata maupun pidana berbasis pada
hukum Eropa, khususnya dari Belanda karena aspek sejarah
masa lalu Indonesia yang merupakan wilayah jajahan dengan
sebutan Hindia-Belanda (Nederlandsch-Indie). Hukum agama
karena sebagian besar masyarakat Indonesia menganut Islam,
maka dominasi hukum atau syariat Islam lebih banyak
terutama di bidang perkawinan, kekeluargaan, dan warisan.
Selain itu, di Indonesia juga berlaku sistem hukum adat yang
diserap dalam perundang-undangan atau yurisprudensi, yang
merupakan penerusan dari aturan-aturan setempat dari
masyarakat dan budaya-budaya yang ada di wilayah
nusantara.
 
PENGERTIAN HUKUM

Hukum menurut para ahli :
 Hugo de Groot (Grotius)
Hukum adalah suatu aturan tindakan moral yang tunduk
kepada keadilan.
 
 Leon Duguit
“Hukum ialah aturan tingkah laku para anggota
masyarakat,yang daya penggunaannya pada saat tertentu
diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai jaminan dan
kepentingan bersama dan yang jika dilanggar
menimbulkan reaksi bersama terhadap orang yang
melakukan pelanggaran itu.”
Lanjutan

 Drs. E. Utrecht
“Hukum adalah himpunan peraturan yang mengurus tata
tertib suatu masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh
masyarakat itu.”

 Prof, DR. Mochtar Kusumaatmaja, SH, LLM :


“Hukum adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas
yang mengatur pergaulan hidup manusia dalam
masyarakat yang bertujuan untuk memelihara
ketertiban,juga meliputi lembaga-lembaga dan proses-
proses yang mewujudkan kaida-kaidah itu dalam
kenyataannya dimasyarakat.”
TUJUAN HUKUM

Macam-macam tujuan hukum yang dikemukakan oleh
para Sarjana:
 Untuk mengatur pergaulan hidup secara damai (Van
Apeldoom)
 Untuk menyelenggarakan keadilan dan ketertiban
(Prof. Subekti)
 Semata-mata menghendaki keadilan (teori Etis)
 Untuk mewujudkan apa yang berfaedah bagi semua
orang (Bentham)
 Sebagai sarana pembaharuan masyarakat (Prf Mochtar).
Lanjutan

Tujuan hukum dapat dikaji melalui 3 teori,
yaitu:

Teori keadilan (Teori etis), dikaji dari sudut


pandang falsafah hukum
Teori kegunaan/ kemanfaatan (Teori utility),
dikaji dari sudut pandang sosiologi
Teori kepastian hukum (Yuridis formal),
dikaji dari sudut pandang Hukum normatif
PEMBIDANGAN ILMU HUKUM

1. Menurut Sumbernya
 Hukum Undang-Undang yaitu hukum yang tercantum
dalam peraturan perundangan yang ditujukan bagi warga di
dalam suatu negara dan bentuknya tertulis
 Hukum Kebiasaanyaitu hukum yang terletak di dalam
peraturan kebiasaan(adat) yang terdapat pada daerah-daerah
tertentu dan bentuknya tidak tertulis
2. Menurut Bentuknya
 Hukum Tertulis adalah hukum yang dibuat oleh badan
resmi atau oleh penguasa dan melaliu prosedur yang jelas
 Hukum Tak Tertulisadalah hukum yang masih hidup
dalam keyakinan masyarakat
Lanjutan

3. Menurut Tempat Berlakunya
 Hukum Nasional adalah yaitu hukum yang berlaku dalam suatu
Negara.
 Hukum Internasional adalah yaitu hukum yang mengatur
hubungan hukum dalam dunia internasional.
4. Menurut Waktu Berlakunya
 Ius Constitutum yaitu hukum yang berlaku bagi seluruh warga
negara dalam suatu waktu tertentu
 Ius Constituendum , yaitu hukum yang diharapkan berlaku di
masa yang akan datang
 Hukum Alam yaitu hukum yang berlaku di dalam segala waktu
dan tempat di dalam belahan dunia.
Lanjutan

5. Menurut Cara Mempertahankannya
 Hukum Material adalah Hukum yang mengatur kepentingan
dan hubungan yang berwujud perintah dan larangan.
 Hukum Formal adalah Hukum yang mengatur bagaimana
cara mempertahankan hukum material, cara hakim
memutuskan perkara.
6. Menurut Sifatnya
 Hukum Memaksa adalah hukum yang dalam keadaan
bagaimanapun juga harus dan punya paksaan mutlak.
 Hukum Mengatur adalah hukum yang dapat
dikesampingkan karena para pihak yang membuat perjanjian
sendiri.
Lanjutan

7. Menurut Isinya
 Hukum Privat adalah hukum yang mengatur
hubungan antara orang yang satu dengan yang
lain, dengan menitikberatkan kepentingan
perseorangan.
 Hukum Publik adalah Hukum yang
mengatur hubungan antara negara dan warga
negarannya, dengan menitikberatkan
kepentingan umum.
Pengertian Sumber
Hukum

Sumber hukum adalah segala apa saja
yang menimbulkan aturan-aturan yang
mempunyai kekuatan yang bersifat
memaksa, yakni aturan-aturan yang kalau
dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas
dan nyata.
Lanjutan

Pengertian sumber hukum dipahami secara beragam, secara


umum dapat disebutkan bahwa sumber hukum dipakai orang
dalam dua arti.

Arti yang pertama untuk menjawab pertanyaan “mengapa hukum
itu mengikat ?” Pertanyaan ini bisa juga dirumuskan “apa sumber
(kekuatan) hukum hingga mengikat atau dipatuhi manusia”.
Pengertian sumber dalam arti ini dinamakan sumber hukum
dalam arti materiil.
Kata sumber juga dipakai dalam arti lain, yaitu menjawab
pertanyaan “dimanakah kita dapatkan atau temukakan aturan-
aturan hukum yang mengatur kehidupan kita itu ?” Sumber
dalam arti kata ini dinamakan sumber hukum dalam arti formal”.
Secara sederhana, sumber hukum adalah segala sesuatu yang
dapat menimbulkan aturan hukum serta tempat ditemukakannya
aturan-aturan hukum.
1. Sumber Hukum Materiil
Sumber hukum materiil adalah faktor yg turut


serta menentukan isi hukum.
a. Ekonomi, yang menyebabkan timbulnya hukum
adalah kebutuhan ekonomi dalam masyarakat dan
kemungkinan perkembangan ekonomi.
b. Sejarah, yang menyebabkan timbulnya hukum
adalah sejarah yang pernah terjadi
c. Sosiologi, yang menyebabkan timbulnya hukum
adalah peristiwa yang terjadi dalam masyarakat /
kebutuhan untuk mempertahankan hidup
Lanjutan

d. Filsafat, yang menyebabkan timbulnya hukum



adalah upaya untuk mencari keadilan ,
misalnya melalui falsafah bangsa;
e. Agama, yang menyebabkan timbulnya hukum
adalah kitab suci agama masing-masing.
f. Ahli Hukum, yang menyebabkan timbulnya
hukum adalah aturan yang mengatur.
2. Sumber Hukum Formal

Sumber hukum formal adalah sumber hukum
dengan bentuk tertentu yang merupakan
dasar berlakunya hukum secara formal. Jadi
sumber hukum formal merupakan dasar
kekuatan mengikatnya peraturan-peraturan
agar ditaati oleh masyarakat maupun oleh
penegak hukum.
Macam – Macam
Sumber Hukum Formal

1. Undang-undang, yaitu suatu peraturan negara yang
mempunyai kekuatan hukum yang mengikat diadakan
dan dipelihara oleh penguasa Negara.

2. Kebiasaan (custom), adalah perbuatan manusia yang


tetap dilakukan berulang-ulang dalam hal yang sama.
Lanjutan
3. Jurisprudensi (keputusan hakim), adalah
keputusan hakim yang terdahulu yang dijadikan

dasar pada keputusan hakim lain sehingga
kemudian keputusan ini menjelma menjadi
keputusan hakim yang tetap terhadap
persoalan/peristiwa hukum tertentu.

4. Traktat (treaty), adalah perjanjian yang diadakan


oleh 2 negara atau lebih yang mengikat tidak saja
kepada masing-masing negara itu melainkan
mengikat pula warga negara-warga negara dari
negara-negara yang berkepentingan.
Lanjutan
5. Perjanjian (overeenkomst), adalah suatu peristiwa
dimana dua orang atau lebih saling berjanji untuk

melakukan atau tidak melakukan perbuatan
tertentu dan pihak yang telah melakukan
perjanjian, berkewajiban untuk mentaati dan
melaksanakannya.

6. Pendapat sarjana hukum (doktrin), adalah


pendapat seseorang atau beberapa orang sarjana
hukum yang terkenal dalam ilmu pengetahuan
hukum.
BADAN PERADILAN
DI INDONESIA

Peradilan adalah segala sesuatu atau sebuah
proses yang dijalankan di Pengadilan yang
berhubungan dengan tugas memeriksa, memutus
dan mengadili perkara dengan menerapkan
hukum dan/atau menemukan hukum.
Pengadilan adalah badan yang melakukan
peradilan berupa memeriksa, mengadili, dan
memutus perkara.
Menurut cara mempertahankannya,
hukum dapat dibagi:

a. Hukum materiil, yaitu hukum yang memuat peraturan-peraturan
yang mengatur kepentingan dan hubungan-hubungan yang
berujud perintah dan larangan-larangan. Contoh: hukum pidana,
hukum perdata, hukum dagang, dan lain-lain.

b. hukum formil (hukum acara atau hukum proses), yaitu hukum


yang memuat peraturan-peraturan yang mengatur bagaimana
cara-cara melaksanakan dan mempertahankan hukum materiil
atau peraturan-peraturan bagaimana cara-cara mengajukan suatu
perkara ke muka pengadilan dan bagaimana cara-caranya hakim
Macam Badan Peradilan

Berdasarkan Pasal 10 Undang-undang No. 4 Tahun
2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman, dijelaskan
bahwa di Negara Indonesia terdapat 4 lembaga
peradilan dibawah Mahkamah Agung yaitu :
 Peradilan Umum
 Peradilan Militer
 Peradilan Agama
 Peradilan Tata Usaha Negara
1. Peradilan Umum

Peradilan Umum dibagi menjadi 3:
a. Pengadilan Negeri
yaitu Pengadilan yang memeriksa dan
mengadili perkara pidana dan perdata
dalam tingkat pertama. Daerah
kewenangannya meliputi Daerah Tingkat
II ( Kota dan Kabupaten)
Lanjutan
b. Pengadilan Tinggi

yaitu Pengadilan yang memeriksa dan mengadili
perkara pidana dan perdata dalam tingkat
kedua( banding) yang sudah diputuskan oleh
Pengadilan Negeri pada tingkat pertama. Daerah
kewenangannya Daerah Tingkat I (Propinsi)
c. Mahkamah Agung
yaitu Pengadilan yang memeriksa dan mengadili
perkara pidana dan perdata dalam tingkat terakhir
(kasasi) yang sudah diputuskan oleh Pengadilan
Tinggi pada tingkat banding. Daerah Kekuasaanya
meliputi seluruh daerah Indonesia.
2. Peradilan Militer

Peradilan Militer diatur dalam Undang
Undang No. 31 Tahun 1997.
Kekuasaan kehakiman di lingkungan Peradilan
Militer:
A. Pengadilan di Lingkungan Peradilan
Militer
B. Pengadilan Militer Pertempuran
A. Pengadilan di Lingkungan
Peradilan Militer

1. Pengadilan Militer
adalah Pengadilan tingkat pertama untuk perkara pidana
yang terdakwanya berpangkat kapten kebawah.
2. Pengadilan Militer Tinggi
adalah Pengadilan tingkat banding untuk perkara pidana
yang diputus pada tingkat pertama oleh Pengadilan Militer.
Merupakan pengadilan tingkat pertama untuk:
a. Perkara pidana yang terdakwanya berpangkat mayor
keatas
b. Sengketa Tata Usaha Angkatan Bersenjata
Lanjutan

3. Pengadilan Militer Utama
adalah Pengadilan tingkat banding untuk
perkara pidana dan sengketa tata usaha
angkatan bersenjata yang diputus pada
tingkat pertama oleh Pengadilan Militer
Tinggi.
B. Pengadilan di Lingkungan
Pertempuran Militer

Pengadilan Militer Pertempuran
adalah Pengadilan tingkat pertama dan
terkhir dalam mengadili perkara pidana
yang dilakukan oleh prajurit di daerah
pertempuran.
3. Peradilan Agama

Peradilan Agama diatur dalam UU No. 7
Tahun 1989
Peradilan Agama yaitu pengadilan yang
memeriksa dan mengadili perkara-perkara
yang dilakukan oleh orang-orang yang
beragama islam dalam hal nikah, talak, cerai,
dan rujuk.
4. Peradilan Tata Usaha Negara

Peradilan Tata Usaha Negara adalah pengadilan yang memeriksa dan
mengadili perkara-perkara dalam bidang administrasi negara yang
dilakukan oleh pegawai negara.
- Terugatnya = Pejabat Negara
- Penggugat = Masyarakat
PTUN ini diatur dalam UU No 5 Tahun 1986 yang diubah dengan UU
No.9 Tahun 2004.
PTUN ini menyangkut Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan
oleh pejabat Tata Usaha Negara dan menimbulkan akibat hukum baik
perorangan maupun badan hukum.
Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang
dikeluarkan oleh Badan/Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan
hukum Tata Usaha Negara yang berdasarkan peraturan perundang
undangan yang berlaku,yang bersifat konkrit,individual,dan final yang
menimbulkan akibat hukum bagi seseorang maupun badan hukum.
Istilah-Istilah Hukum

Subyek Hukum ialah suatu pihak yang bedasarkan hukum
telah mempunyai hak/kewajiban/kekuasaan tertentu atas
sesuatu tertentu. Pada dasarnya subjek hukum dapat
dibedakan atas:
 Orang
 Badan hukum ( PT, CV, Koperasi )

Objek Hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi


subjek hukum dan yang dapat menjadi objek suatu
hubungan hukum karena hal itu dapat dikuasai oleh
subjek hukum
Lanjutan

Perbuatan Hukum adalah segala perbuatan manusia
yang secara sengaja dilakukan oleh sesesorang untuk
menimbulkan hak dan kewajiban .
Peristiwa Hukum adalah Peristiwa yang ada pada
masyarakat yang akibatnya diatur oleh hukum.
Unifikasi hukum adalah Suatu langkah
penyeragaman hukum atau penyatuan suatu hukum
untuk diberlakukan bagi seluruh bangsa di suatu
wilayah Negara tertentu sebagai hukum Nasional di
Negara Negara tersebut.
Lanjutan

Kodifikasi adalah Pengkitaban suatu system hukum
kedalam suatu Undana-undang secara sistematis
dan lengkap.
Konkordansi adalah Suatu asas yang
mempersamakan hukum yang berlaku di Luar
Negeri di Negara kita.
Profesi Hukm adalah Profesi yang dimiliki oleh
orang-orang yang bergerak dalam lapangan hukum.
KAEDAH HUKUM

 Norma Agama merupakan peraturan hidup yang
berisi perintah dan larangan yang bersumber dari
Yang Maha Kuasa.
 Norma Kesusilaan merupakan peraturan yang
bersumber dari hati sanubari.
 Norma Kesopanan merupakan peraturan yang
bersumber dari masyarakat .
 Norma Hukum merupakan peraturan yang dibuat
oleh penguasa yang berisi perintah dan larangan yang
bersifat mengikat
Macam-Macam Asas

 Asas Praduga Tak Bersalah ( Presumption of
Innoncent)
Artinya Seseorang tersangka tidak boleh dinyatakan
bersalah sebelum ada keputusan hakim.
 Asas Isonomia( Equality Before The Law)
Artinya semua orang mempunyai kedudukan yang
sama dimuka hukum.
Lanjutan

 Asas Ne Bis In Idem
Artinya seorang tersangka tidak boleh disidangkan dua kali
untuk suatu tuduhan yang sama.
 Asas Unnus Testis Nullus Testis
Artinya satu alat bukti saja tidak boleh dijadikan dasar hukum
untuk memutus perkara.
 Asas Curia Novit
Pengadilan tidak boleh menolak suatu perkara dengan alasan
tidak ada dasar hukum yang mengatur
Ciri-Ciri Sistem Hukum

terdapat perintah dan larangan
terdapat sanksi tegas bagi yang melanggar
perintah dan larangan harus ditaati untuk
seluruh masyarakat
Unsur-Unsur Hukum

 Peraturan yang mengatur tingkah laku manusia
dalam kehidupan bermasyarakat
 Peraturan yang ditetapkan oleh instansi resmi
negara
 Peraturan yang bersifat memaksa
 Peraturan yang memiliki sanksi tegas.
Sifat-Sifat Hukum

 Agar peraturan hidup kemasyarakatan
benar-benar dipatuhi dan di taati sehingga
menjadi kaidah hukum, peraturan hidup
kemasyarakatan itu harus memiliki sifat
mengatur dan memaksa. Bersifat memaksa
agar orang menaati tata tertib dalam
masyarakat serta memberikan sanksi yang
tegas (berupa hukuman) terhadap siapa
yang tidak mau patuh menaatinya.
Eksekusi Tanah

SLEMAN– Selasa, 17 November 2011 Pengadilan Negeri
(PN) Sleman akhirnya mengeksekusi tanah milik Juminten di
Dusun Pesanggrahan, Desa Pakembinangun,Kecamatan
Pakem, Sleman. 
Sempat terjadi ketegangan saat proses eksekusi yang
melibatkan puluhan aparat kepolisian ini, tapi tidak terjadi
tindakan anarkistis. Saat proses eksekusi tanah tersebut,PN
Sleman membawa sebuah truk untuk mengangkut barang-
barang pemilik rumah serta backhoeuntuk menghancurkan
rumah yang tampak baru berdiri di atas tanah seluas 647
meter persegi. ”Kami hanya melaksanakan perintah atasan,”
kata Juru Sita PN Sleman Sumartoyo kemarin.
Lanjutan

Lokasi tanah yang berada di pinggir Jalan Kaliurang


Km 17 ini merupakan tanah sengketa antara Juminten
dengan Susilowati Rudi Sukarno sebagai pemohon
eksekusi. Kasus hukum yang telah berjalanselamatujuh
tahun ini berawal dari masalah utang piutang yang
dilakukan oleh kedua belah pihak, utang yang dimaksud
disini adalah juminten berhutang tentang pembuatan
sertifikat tanah serta tidak mau mengganti rugi uang
yang sudah diberi oleh susilowati  .
Klien kami telah membeli tanah ini dan juga sebidang
tanah milik Ibu Juminten lainnya di daerah Jalan
Kaliurang Km 15 seharga Rp335 juta.Total tanah ada 997
Lanjutan

Masalahnya berawal saat termohon tidak mau diajak ke


notaris untuk menandatangani akta jual beli, padahal klien
kami sudah membayar lunas,” papar Titiek Danumiharjo,
kuasa hukum Susilowati Rudi Sukarno. Kasus ini
sebenarnya telah sampai tingkat kasasi, bahkan peninjauan
ulang. Dari semua tahap,Susilowati Rudi Sukarno selalu
memenangkan perkara.
Pihak Juminten yang tidak terima karena merasa tidak
pernah menjual tanah milik mereka, berencana menuntut
balik dengan tuduhan penipuan dan pemalsuan dokumen.
”Kami merasa tertipu, surat bukti jual beli palsu,”tandas L
Suparyono, anak kelima Juminten.
Analisa kasus
Hukum perdata adalah ketentuan hukum materil yang mengatur


hubungan antara orang/individu yang satu dengan yang lain. Hukum
perdata berisi tentang hukum orang, hukum keluarga, hukum waris dan
hukum harta kekayaan yang meliputi hukum benda dan hukum perikatan.
Kasus diatas termasuk kasus perdata khususnya perikatan karena telah
terjadi persetujuan antara Juminten dengan Susilowati dalam hal jual-beli
tanah. Dalam hukum perdata peristiwa yang dapat dikategorikan sebagai
hukum perikatan adalah jka terjadi suatu ikatan persetujuan antara 2 pihak
yang melahirkan hak dan kewajiban diantara keduanya dalam lingkup
hukum kekayaan.
Tetapi dalam kasus diatas telah terjadi suatu sengketa tanah antara
Juminten dan Susilowati. Sengketa ini berawal dari utang piutang yang
mana Juminten berhutang tentang pembuatan sertifikat tanah serta tidak
mau mengganti rugi uang yang sudah diberi oleh Susilowati.
Lanjutan

Dalam kasus ini, Juminten dianggap merugikan Susilowati,


karena sudah dianggap menipu berupa tidak maunya Juminten

membuat akta sertifikat tanah dan dari itu pula Juminten tidak mau
mengganti dengan uang, karena Juminten beranggapan tidak
pernah menjual tanah miliknya kepada Susilowati, padahal
penyimpanan atau pendaftaran tanah itu wajib demi
terlaksanakannya kepastian hukum. Sehingga Juminten dianggap
ingkar janji (wanprestasi) atau tidaak memenuhi perikatan tersebut.
Dalam KUH Perdata pasal 1366 berbunyi “Setiap orang
bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan karena
perbuatanya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena kelalaian
atau kurang hati-hatinya”. Disini jelaslah bahwa Juminten melanggar
UU tersebut.
Solusi Kasus

Menurut kami, solusi dari permasalahan ini agar pihak Juminten
segera membayar tentang hutangnya dalam pembuatan sertifikat tanah
terhadap Susilowati dan mebyar ganti rugi uang yang sudah diberi
oleh Susilowati agar permasalahn ini cepat terselesaikan. Karena dalam
permasalahan ini pihak juminten lah yang bersalah yang tercantum
jelas dalam KUH perdata 1366, dan disini pihak Juminten sudah ingkar
janji dan tidak memenuhi perjanjian bersama. Saran untuk Juminten
agar segera mengembalikan yang sudah disetujui bersama Susilowati
jika ingin permasalahan ini cepet terselesaikan.

Anda mungkin juga menyukai