Anda di halaman 1dari 81

DOSEN : FARIDA TUHAREA,SH,MH

PENGANTAR ILMU HUKUM


Pengertian Pengantar Ilmu Hukum

 Menurut Terminologi tata bahasa Indonesia,


“Pengertian” diterjemahkan sebagai proses
untuk mengetahui maksud yang terkandung.
 Pengantar memiliki maksud untuk
mengantarkan sedangkan mengantarkan sendiri
mempunyai maksud memperkenalkan. Adapun
yang dimaksud dengan memperkenalkan adalah
menjelaskan tentang pokok-pokok atau prinsip
dari suatu keadaan tertentu atau menampilkan
hal-hal yang menjadi sendi-sendi dasar saja.
 Sementara untuk istilah ilmu dalam
kepustakaan Indonesia sering disetarakan
dengan istilah pengetahuan, sehingga biasa
dikenal dengan “ilmu pengetahuan”.
 Ilmu dapat diterjemahkan sebagai segala
sesuatu yang diperoleh dari pengetahuan yang
disusun dengan metode tertentu . Syarat untuk
dapat dikatakan sebagai ilmu itu adalah
haruslah rasional atau masuk akal, lalu didapat
dari pengalaman (empirik), kemudian bersifat
umum dan tersusun secara sistimatis.
 Adapun obyek yang ditelaah atau diselidiki oleh
hukum adalah segala sesuatu yang berada
dalam jangkauan pengalaman manusia.
 Pengertian Hukum
Hukum itu sangat sulit untuk didefinisikan
karena :
1. Bersifat abstrak (tidak dapat ditangkap oleh
panca indera).
2. Cakupan atau bahasan yang diatur oleh hukum
itu luas.
 Pengertian Hukum
1. ARISTOTELES
Hukum adalah sesuatu yang berbeda daripada
sekedar mengatur dan mengekspresikan
bentuk dari konstitusi; hukum berfungsi untuk
mengatur tingkah laku para hakim dan
putusannya di pengadilan serta untuk
menjatuhkan hukuman terhadap pelanggar.
2. THOMAS AQUINAS
Hukum adalah suatu aturan atau ukuran dari
tindakan-tindakan, dimana manusia dirangsang
untuk bertindak atau dikekang untuk tidak
bertindak.
3. JOHN LOCKE
Hukum adalah sesuatu yang ditentukan oleh
masyarakat pada umumnya tentang tindakan-
tidakan mereka, untuk menilai atau mengadili
mana yang merupakan suatu perbuatan yang
jujur dan mana yang merupakan perbuatan
curang.
4. EMMANUEL KANT
Hukum adalah keseluruhan kondisi-kondisi,
dimana terjadi kombinasi antara keinginan
pribadi seseorang dengan keinginan pribadi
orang lain sesuai dengan hukum umum tentang
kemerdekaan.
5. E. UTRECHT
Hukum adalah himpunan petunjuk hidup,
perintah dan larangan yang mengatur tata tertib
dalam suatu masyarakat yang seharusnya
ditaati oleh anggota masyarakat yang
bersangkutan.
MACAM-MACAM PEMBAGIAN HUKUM

1. Menurut Sumbernya.
* Hukum Undang-undang, yaitu :
hukum yang tercantum dalam peraturan
perundangan
* Hukum Adat, yaitu :
Hukum yang terletak dalam peraturan-
peraturan kebiasaan

• Hukum Traktat, yaitu :
Hukum yang ditetapkan oleh negara-negara
dalam suatu perjanjian negara.
• Hukum Jurisprudensi, yaitu :
Hukum yang terbentuk karena putusan hakim

2. Menurut Bentuknya
* Hukum Tertulis
* Hukum Tidak Tertulis
3. MENURUT TEMPAT BERLAKUNYA
* Hukum Nasional, yaitu :
Hukum yang berlaku dalam suatu negara
* Hukum Internasional, yaitu :
Hukum yang mengatur hubungan hukum
dalam dunia Internasional
* Hukum Asing, yaitu :
Hukum yang berlaku dalam negara lain.
* Hukum Gereja, yaitu :
Hukum atau kumpulan norma-norma yang
ditetapkan 0leh gereja
4. MENURUT WAKTU BERLAKUNYA
* Ius Contitutum, yaitu :
Hukum yang berlaku sekarang bagi suatu
masyarakat tertentu dalam suatu daerah
tertentu.
* Ius Constituendum, yaitu :
Hukum yang diharapkan berlaku pada masa
yang akan datang.
* Hukum Asasi, yaitu :
Hukum yang berlaku dimana-mana dalam
segala waktu dan untuk semua bangsa didunia
5. MENURUT CARA MEMPERTAHANKANNYA
* Hukum Material, yaitu :
Hukum yang memuat peraturan yang
mengatur kepentingan dan hubungan yang
berwujud perintah-perintah dan larangan
* Hukum Formal, yaitu :
Hukum yang memuat peraturan yang
mengatur tentang bagaimana cara
melaksanakan hukum material.
6. MENURUT SIFATNYA
* Hukum yang memaksa, yaitu :
Hukum yang dalam bagaimanapun
mempunyai paksaan mutlak
* Hukum yang mengatur, yaitu :
Hukum yang dapat dikesampingkan
apabila pihak-pihak yang bersangkutan
telah membuat membuat peraturan
sendiri
7. MENURUT WUJUDNYA
* Hukum Obyektif, yaitu :
Hukum dalam suatu negara dan berlaku
umum.
* Hukum Subyektif, yaitu :
Hukum yang timbul dari hukum obyektif
dan berlaku pada orang tertentu atau lebih
8. MENURUT ISINYA
* Hukum Privat, adalah hukum yang mengatur
kepentingan pribadi
* Hukum Publik, adalah hukum yang mengatur
kepentingan umum
PERBEDAAN ANTARA HUKUM PRIVAT DAN HUKUM PUBLIK

HUKUM PRIVAT HUKUM PUBLIK


1. Mengutamakan kepentingan 1. Mengutamakan pengaturan
Individu kepentingan umum
2. Mengatu hal ihwal yang bersifat
2. Mengatur hal ihwal yang bersifat umum
khusus 3. Dipertahankan oleh negara melalui
3. Dipertahankan oleh individu jaksa
4. Azas damai diutamakan, hakim 4. Tidak mengenal azas perdamaian
mengupayakannya 5. Tidak dapat dicabut kembali,
5. Setiap saat gugatan penggugat kecuali dalam perkara aduan
dapat ditarik kembali penggugatan 6. Sanksinya umum
6. Sanksinya berbentuk perdata
 Persamaan antara hukum privat dan hukum
publik, antara lain :
1. Keduanya merupakan norma hukum yang
mengatur kehidupan manusia
2. Keduanya mempunyai sanksi hukum yang
dapat dikenakan kepada pelanggarnya
3. Keduanya tetap tunduk pada pengecualian
apabila dalam keadaan terpaksa
 Unsur-Unsur dari Hukum adalah :
1. Peraturan yang Dibuat oleh lembaga resmi yang
berwenang
2. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam
pergaulan masyarakat.
3. Peraturan itu bersifat memaksa
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut
adalah tegas

Sifat Hukum antara lain :


4. Mengatur
5. Memaksa
 Ciri-ciri Hukum antara lain :
1. Adanya Perintah dan Larangan
2. Perintah dan Larangan itu harus dipatuhi oleh
setiap orang.

Fungsi Hukum antara lain :


1. Sebagai alat pengatur tata tertib hubungan
masyarakat: dalam arti hukum berfungsi
menunjukkan manusia mana yang baik dan
mana yang buruk sehingga sesuatu dapat
berjalan tertib dan teratur.
2. Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan
sosial lahir dan bathin: dalam arti dapat
menentukan siapa yang salah dan siapa yang
benar, dapat memaksa agar peraturan dapat
ditaati dengan ancaman sanksi bagi
pelanggarnya.
3. Sebagai penggerak pembangunan: daya
mengikat dan memaksa dari hukum dapat
digunakan atau didaya gunakan untuk
menggerakkan pembangunan. Disini hukum
dijadikan alat untuk membawa masyarakat
kearah yang lebih maju.
4. Sebagai penentu alokasi wewenang secara
terperinci siapa yang boleh melakukan
pelaksanaan (penegak) hukum, siapa yang harus
menaatinya, siapa yang memilih sanksi yang
tepat dan adil.
5. Sebagai alat penyelesaian sengketa
6. Memelihara kemampuan masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan kondisi kehidupan
yang berubah, yaitu dengan cara merumuskan
kembali hubungan-hubungan esensial antara
anggota-anggota masyrakat.
 Tujuan Hukum antara lain :
 Tujuan Hukum menurut beberapa pendapat ahli
hukum, antara lain :
1. Prof. Lj. Van Apeldoorn
Tujuan hukum adalah mengatur tata tertib
dalam masyarakat secara damai dan adil.
2. Aristoteles
Tujuan Hukum adalah menghendaki keadilan
semata-mata dan isi dari hukum ditentukan
oleh kesadaran etis mengenai apa yang
dikatakan adil dan apa yang tidak adil.
3. Prof. Subekti
Tujuan Hukum adalah melayani kehendak negara yakni mendatangkan
kemakmuran & kebahagian terhadap rakyat
dlm.melanjutkan tujuan negara, hukum akam memberikan keadilan dan
ketertiban bagi masyarakatnya.

4. Prof. J. Van Kan.


Tujuan hukum ad. menjaga tiap2.manusia supaya kepentinga2nya tdk
dpt.diganggu.Dng.tujuan ini akan dicegah terjadinya perilaku main
hakim sendiri terhadap orang lain,kana tindakan itu di cegah oleh
hukum.

5. GENY.
Tujuan Hukum ad. Keadilan semata-mata.

Kesempulan tujuan hukum itu ada 3


1. Keadilan
2. Kemanfaatan
Manusia Dan Masyarakat

1. Manusia sebagai Mahluk Sosial


Menurut Aristoteles manusia itu adalah Zoon
Politicon artinya manusia sebagai mahluk pada
dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul
dengan sesama manusia lainnya, jadi mahluk
yang suka bermasyarakat dan oleh karena
sifatnya yang suka bergaul satu sama lainnya
maka manusia disebut sebagai mahluk sosial.
2. Masyarakat

Persatuan manusia yang timbul dari kodrat yang


sama itu lazim disebut Masyarakat. Jadi
masyarakat itu terbentuk apabila ada 2 orang atau
lebih hidup bersama, sehingga dalam pergaulan itu
timbul berbagai hubungan atau pertalian yang
mengakibatkan bahwa yang seorang dan yang lain
saling kenal dan yang lain saling kenal mengenal
dan saling pengaruh mempengaruhi.
3. Golongan-Golongan Dalam Masyarakat #

Golongan-golongan dalam masyarakat ini timbul


karena adanya :
1. Merasa tertarik oleh orang lain yang tertentu
2. Merasa mempunyai kesukaan yang sama
dengan orang lain
3. Merasa mempunyai kekuatan/bantuan orang
lain
4. Mempunyai hubungan daerah dengan orang lain
5. Mempunyai hubungan kerja dengan orang lain
 Pada umumnya ada 3 macam golongan besar
dalam masyarakat, yaitu :
1. Golongan yang berdasarkan hubungan
kekeluargaan, contoh perkumpulan keluarga
2. Golongan yang berdasarkan hubungan
kepentingan/pekerjaan , contoh perkumpulan
ekonomi, koperasi, serikat pekerja.
3. Golongan yang berdasarkan hubungan
tujuan/pandangan hidup , contoh partai politik,
perkumpulan keagamaan.
4. Bentuk Masyarakat
Masyarakat sebagai bentuk pergaulan hidup
bermacam-macam ragamnya, antara lain :
a. Yang berdasarkan hubungan yang diciptakan
para anggotanya . Diantaranya :

1. Masyarakat Paguyuban (Gemeinschaft),


apabila hubungan itu bersifat kepribadian dan
menimbulkan ikatan batin, misalnya : Rumah
tangga
2. Masyarakat Patembayan (Gesellschaft) apabila
hubungan itu bersifat tidak kepribadian dan
bertujuan untuk mencapai keuntungan
kebendaan, misalnya Firma, Persekutuan
Komanditer, PT

b. Yang berdasarkan sifat pembentukan, yaitu :

1. Masyarakat yang teratur oleh karena sengaja


diatur untuk tujuan tertentu, misalnya :
Perkumpulan Olahraga
2. Masyarakat yang teratur tetapi terjadi dengan
sendirinya, oleh karena orang-orang yang
bersangkutan mempunyai kepentingan yang
bersama, penonton bioskop, penonton konser,
penonton pertandingan sepak bola.
3. Masyarakat yang tidak teratur, misalnya para
pembaca surat kabar.

c. Yang berdasarkan hubungan kekeluargaan,


misalnya rumah tangga, saudara, suku, bangsa
d. Yang berdasarkan perikehidupan/kebudayaan,
misalnya :

1. Masyarakat primitif dan modern


2. Masyarakat desa dan masyarakat kota
3. Masyarakat teritorial, yang anggotanya
bertempat tinggal dalam suatu daerah
4. Masyarakat Geneologis, yang anggotanya
mempunyai pertalian darah (seketurunan)
5. Masyarakat teritorial-geneologis, yang
anggotanya bertempat tinggal dalam satu daerah
dan mereka adalah seketurunan
5. Pendorong Hidup Bermasyarakat
Adapun yang menyebabkan manusia selalu
hidup bermasyarakat ialah antara lain dorongan
kesatuan biologis yang terdapat dalam naluri
manusia, misalnya :
a. Hasrat untuk memenuhi keperluan makan dan
minum
b. Hasrat untuk membela diri
c. Hasrat untuk mengadakan keturunan
Adapun naluri itu sudah ada pada diri manusia
sejak ia dilahirkan, tanpa orang lain yang
mengajarkannya.
Dari keinginan untuk memperoleh keperluan
hidupnya secara mudah itu timbullah dalam diri
manusia suatu dorongan untuk hidup
bermasyarakat. Hasrat membela diri juga
merupakan salah satu sebab manusia hidup
bersama.
Faktor-faktor pendorong lain untuk hidup
bermasyarakat ialah ikatan pertalian darah,
persamaan nasip, persamaan agama,
persamaan bahasa, persamaan cita-cita,
persamaan kebudayaan.
HUKUM SEBAGAI KAIDAH

 Jika dilihat dari wujudnya hukum dapat


dibedakan atas 2, antara lain :
1. Hukum Sebagai Kaidah
2. Hukum Sebagai Kenyataan Dalam
Masyarakat.
A. Pengertian Kaidah
Kaidah atau norma berasal dari bahasa Latin
“ Norma Siku-Siku “
 Norma adalah aturan tingkah laku atau sesuatu
yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam
keadaan tertentu.
 Kaidah berfungsi untuk mengatur berbagai
kepentingan dalam masyarakat.

B. Proses Terjadinya Kaidah


Manusia
Mem
erluk
an

Kebutuhan Dasar
- Makanan,Pakaian &Tempat
berlindunKg
- - Pengembangan Diri
- - Jaminan Terhadap Keamanan
- -Harga diri-0 Cinta Kasih

Mem
uncul
kan

Hasrat
-Unt.Memebuhi kebut.Ek
--Unt.Memenuhi kebut.Phisik
--Unt.Mengadakan Keturunan

Maka
Harus
Menjadi
Mahluk Sosial

Serin
gkali

Memunculkan Perbedaan
Persebsi (konflik)

Mem
butuh
kan

Pedoman yg.berupa kaidah


c. Jenis-Jenis Kaidah
Kaidah yang berlaku dalam masyarakat ada 4
antara lain :
1. Kaidah Agama
2. Kaidah Kesopanan
3. Kaidah Kesusilaan
4. Kaidah Hukum
Ad.1. Kaidah Agama
Kaidah Agama aturan tingkah laku yang diyakini
oleh penganutnya berasal dari Tuhan.
 Kaidah Agama ini dibedakan atas kaidah Agama
yang khusus dimana mengatur hubungan
manusia dengan Tuhan dan Kaidah Agama yang
umum dimana mengatur hubungan manusia
dengan sesama manusia.
 Pelanggaran terhadap norma Agama akan
mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Esa.
 Contohnya:
* Dilarang mencuri, dilarang membunuh, harus
patuh kepada orangtua, dll
 Ciri-ciri Kaidah Agama
1. Bersumber dari Tuhan
2. Bersifat Universal atau abadi
3. Dilaksanakan akan mendapat pahala dan jika
dilanggar akan mendapat dosa.
4. Bersifat luas dan berlaku untuk seluruh umat.
Ad.2. Kaidah Kesopanan
@ Kaidah Kesopanan menurut Sudikno
Mertokusumo adalah kaidah yang didasarkan
atas kebiasaan, kepatutan atau kepantasan yang
berlaku dalam masyarakat.
@ Kaidah Kesopanan biasa disebut dengan sopan
santun, tata krama atau adat istiadat.
@ Sanksi bagi Pelanggaran terhadap kaidah
kesopanan berwujud teguran, celaan, cemoohan,
pengucilan dan sejenisnya yang tidak dilakukan
oleh masyarakat secara terorganisir melainkan
dilakukan secara sendiri-sendiri.
 Ciri-ciri Kaidah Kesopanan
1. Bersumber dari pergaulan
2. Bersifat Lokal Atau kedaerahan
3. Sanksi Berupa Hinaan Dari Masyarakat

Contoh Kaidah Kesopanan


• Menghormati Orang Yang lebih Tua
• Tidak Meludah Disembarang Tempat
• Memakai Pakaian Yang Sopan
Ad.3.Kaidah Kesusilaan
Kaidah Kesusilaan adalah kaidah yang berhubungan
dengan manusia sebagai individu karena
menyangkut kehidupan pribadi manusia.

Sebagai pendukung kaidah kesusilaan adalah nurani


individu, bukan manusia sebagai mahluk sosial atau
anggota masyarakat yang terorganisir.

Sifat kaidah kesusilaan adalah otonom artinya


diikuti atau tidaknya aturan tingkah laku tersebut
tergantung pada sikap bathin manusianya.
 Ciri-Ciri Kaidah Kesusilaan
1. Bersumber Dari hati Nurani
2. Bersifat Lokal atau terpelihara dalam
masyarakat
3. Sanksi berupa rasa malu

Contoh Kaidah Kesusilaan


• Dilarang Berzinah
• Tidak Berbuat Curang Atau Menipu
• Tidak Memfitnah Orang Lain
Ad.4.Kaidah Hukum
Kaidah Hukum adalah peraturan-peraturan yang
timbul dan dibuat oleh lembaga kekuasaan
negara.

Pentingnya Kaidah Hukum


1. Ketiga tata kaidah yang lain daripada kaidah
hukum,tidak meliputi keseluruhan hidup
manusia.
Contoh : Pencatatan kelahiran, perkawinan dan
peraturan lalulintas
2. Kemungkinan hidup bersama menjadi tidak pantas
atau tidak seyogya, apabila hanya diatur oleh 3 tata
kaidah tersebut.
Contoh : mencurigai orang lain melakukan
pencurian bertentangan dengan kaidah kesusilaan,
menunjukkan kecurigaan tersebut bertentang
dengan kaidah sopan santun, jika benar mencuri
maka perlu kaidah hukum.
3. Sanksi-sanksi yang diberikan oleh 3 kaidah tersebut
belum memuaskan.
Contoh : sanksi kaidah agama tidak secara langsung
dirasakan, sanksi kaidah kesusilaan dan sopan
santun dikucilkan masyarakat.
Sanksi-sanksi tersebut tidak dirasa secara langsung
dengan memuaskan sehingga kurang menjamin
kepentingan manusia.

Isi Kaidah Hukum


1. Suruhan/Perintah
Perintah adalah sebuah seruan yang bukan
bertujuan untuk menimbulkan rasa takut,
melainkan rasa hormat kepada otoritas,
bentuknya dapat berupa keharusan (imperatif),
permohonan, peringatan.
 Contoh : Dalam Hal keadaan yang memaksa
presiden berhak menetapkan peraturan
pengganti Undang-undang. Seseorang yang
mengetahui permufakatan jahat, disuruh
melapor kepada pejabat yang berwewenang.

2. Larangan
Larangan pada dasarnya diartikan sebagai suatu
bentuk kewajiban menahan diri untuk tidak
melakukan tindakan tertentu.
Dilarang melakukan perkawinan dalam hal
mememiliki hubugan darah. Seseorang dilarang
melakukan pembunuhan
3. Kebolehan/Perkenaan
Kebolehan diartikan sebagai suatu standar perilaku
yang dibolehkan dalam praktek hukum atau
menurut kriteria validitas sistem.
Contohnya : Pihak-pihak yang menikah
diperbolehkan mengadakan perjanjian
perkawinan.
 Sifat Kaidah Hukum
1. Imperatif
Secara a priori harus ditaati
2. Fakultatif
Tidak secara a priori tidak mengikat atau tidak
wajib dipatuhi.
Hubungan isi dan sifat kaidah Hukum
3. Kaidah-kaidah hukum yang berisikan suruhan
dan larangan bersifat imperatif
4. Kaidah-kaidah hukum yang berisikan kebolehan
bersifat fakultatif.
Macam-Macam Kaidah
No Kaidah Aspek Fundamentil Aktuil
1. Agama Pribadi Manusia harus Sholat,sembah
yakin dan yang, ke
mengabdi keda Masjid, ke
TYME Gereja, Puasa
2. Kesusilaan Pribadi Seseorang Tidak curiga, iri
yang harus hati, dengki
memeliki hati
nurani yang
bersih
3. Kesopanan Antar pribadi Orang harus Hormat
memelihara menghormati
kesedapan
hidup bersama
No. kaidah Aspek Fundamentil Aktui
4. Hukum Antar Pribadi Manusia Pasal-pasal
seharusnya dalam
bertingkah perundang-
laku dan undangan
bersikap
tindak sesuai
dengan
kaidah
hukum, hanya
apabila kaidah
hkm tersbt
menjamin
kedamaian
hdp bersama
Persamaan dan Perbedaan
Kaidah
A. Kaidah Agama

1. Sumbernya dari Tuhan.


2. Sanksinya bersifat internal, yaitu dosa
3. Isinya ditujukan kepada sikap lahir dan bathin
4. Bertujuan demi kepentingan si pelakunya.
B. Kaidah kesusilaan

1. Sumbernya diri sendiri/otonom.


2. Sanksinya bersifat internal, artinya berasal
dalam perasaan si pelaku sendiri.
3. Isinya ditujukan pada sikap bathin.
4. Bertujuan demi kepentingan sipelaku,agar dia
menyempurnakan diri sendiri.
5. Daya kerjanya lebih menitiberatkan pd
kewajiban .
C. Kaidah Kesopanan

1. Sumbernya dari masy.secara tdk.terkoordinir.


2. Sanksinya bersifat external dlm.wujud celaan,
cercaan,teguran/pengucilan.
3. Isinya ditujukan pd sikap lahir.
4. Bertujuan unt ketertiban masyarakat.
5. Daya kerjanya lebih dititikberatkan pd kewajiban
.
D. Kaidah Hukum.

1. Sumbernya dari masy.yg diwakili oleh suatu


otoritas tertinggi & terorganisir.
2. Sanksinya berupa external dlm.wujud ganti rugi
perdata,denda,kurungan penjara sampai
hukuman mati.
3. Isinya ditujukan mutlak pd.sikap lahir.
4. Bertujuan unt.ketertiban masyarakat.
5. Daya kerjanya mengharmoniskan hak &
kewajiban.
SUMBER-SUMBER HUKUM

 Menurut Zevenbergen, sumber Hukum


adalah sumber terjadinya hukum atau
sumber yang menimbulkan hukum.
 Sumber Hukum terbagi atas 2 antara lain :
1. Sumber Hukum Materiil
2. Sumber Hukum Formil
 Ad.1. Sumber Hukum Materiil
Sumber Hukum Materiil adalah Faktor yang turut
serta menentukan isi hukum.
Sumber Hukum Materiil dapat ditinjau dari
berbagai sudut misalnya sudut ekonomi, sejarah
sosiologi, agama, filsafat dll.
Sumber Hukum materiil ini merupakan faktor
yang membantu pembentukan hukum.
Faktor-faktor yang membantu pembentukan
hukum antara lain :
1. Faktor Idiil
2. Faktor Kemasyarakatan
 Faktor Idiil adalah patokan-patokan yang tetap
mengenai keadilan yang harus ditaati oleh para
pembentuk UU ataupun para pembentuk hukum
yang lain dalam melaksanakan tugasnya.
 Faktor Kemasyarakatan adalah hal-hal yang
benar-benar hidup dalam masyarakat dan
tunduk pada aturan-aturan yang berlaku sebagai
petunjuk hidup masyarakat yang bersangkutan,
contohnya struktur ekonomi, kebiasaan, adat
istiadat dll
 Menurut Van Apedoorn sumber hukum materiil
terdiri atas 3 jenis, yaitu :
1. Sumber Hukum Historis, yaitu tempat kita
dapat menemukan hukumnya dalam sejarah
atau dari segi historis.
Sumber Hukum ini terbagi atas :
a. Sumber Hukum yang merupakan tempat
ditemukan atau dikenal hukum secara
historis, contoh dokumen kuno, lontar, dll
b. Sumber Hukum yang merupakan tempat
UU mengambil hukumnya.
2. Sumber Hukum Sosiologis, yaitu :
Faktor-faktor yang menentukan isi hukum positif,
contohnya keadaan agama, pandangan agama,
kebudayaan, dll.
3. Sumber Hukum Filosofis, yang mana terbagi atas 2,
antara lain :
a. Sumber isi hukum, disini dinyatakan isi
hukum asalnya darimana.
b.Sumber kekuatan mengikat dari hukum,
yaitu mengapa hukum mempunyai
kekuatan mengikat, mengapa kita harus tunduk
pada hukum
Ad.2. Sumber Hukum Formil
Sumber Hukum Formal adalah :
# sumber hukum darimana secara langsung
dapat dibentuk hukum yang akan mengikat
masyarakatnya.
Yang termasuk sumber formal adalah :
1. Undang-Undang
2. Kebiasaan
3. Traktat atau Perjanjian Internasional
4. Yurisprudensi
5. Doktrin
Ad.1. Undang-Undang
Undang-Undang adalah :
# suatu peraturan negara yang mempunyai
kekuatan hukum yang mengikat diadakan dan
dipelihara oleh penguasa negara.
Menurut Buys, Undang-Undang mempunyai 2
arti, antara lain :
1. Undang-Undang Dalam arti formil :
Setiap keputusan Pemerintah yang merupakan
UU karena cara pembuatannya
2. UU dalam arti meteriil, yaitu :
Setiap keputusan pemerintah yang menurut
isinya mengikat langsung setiap penduduk .
Undang-Undang menurut UU No. 12 Tahun
2011 yang dimaksud dengan Undang-Undang
adalah peraturan perundang-undangan yang
dibentuk oleh DPR dengan persetujuan bersama
Presiden.
Syarat berlakunya UU adalah jika UU itu telah
diundangkan dalam “ Lembaran Negara “.
 Ciri-ciri Undang-undang antara lain :
1. Bersifat Umum dan Komprehensif
2. Bersifat Universal.
3. Memiliki kekuatan untuk mengoreksi dan memperbaiki
dirinya sendiri.
Kelebihan dan Kelemahan UU antara lain :
Kelebihannya :
1. Tingkat Predikbilitasnya yang besar.
2. Mempunyai kepastihan Hukum krn berbentuk formal.
Kelemahannya :
4. Bersifat Kaku.
5. Mengabaikan perbedaan-perbedaan atau ciri-ciri
khusus yang tdk dpt disamaratakan begitu saja.
 Menurut Sudikno Mertokusumo kekuatan
berlakunya UU ada 3 macam, antara lain :
1. Kekuatan berlaku Yuridis.
Setiap UU secara langsung memiliki kekuatan
berlaku secara Yuridis, jika seluruh persyaratan
formal untuk terbentuknya suatu UU telah dipenuhi.
2. Kekuatan berlaku Sosiologi.
Berlakunya UU secara Sosiologis, artinya berlakunya
UU telah terpenuhi.
3. Kekuatan berlaku Filosofis.
Artinya jika kaidah hukum yang tercantum didalam
UU itu sesuai dengan cita-cita hukum.
 Berakhirnya/tidak berlakunya suatu UU, karena :
1. Jangka waktunya telah ditentukan UU itu sudah
lampau.
2. Keadaan atau hal mana untuk mana UU itu
diadakan sudah tidak ada lagi.
3. UU itu dengan tegas dicabut oleh instansi yang
membuat atau instansi yang lebih tinggi.
4. Telah ada UU yang baru yang isinya
bertentangan atau berlainan dengan UU yang
dulu berlaku.
 Azas –azas berlakunya UU, antara lain :
1. LEX SUPERIOR DEROGAT LEGI INFORIORI
UU yang kedudukannya lebih rendah tidak
boleh bertentangan dengan UU yang
kedudukannya lebih tinggi dalam mengatur hal
yang sama.
2. LEX SPECIALIS DEROGAT LEGI GENERALI
UU bersifat khusus mengenyampingkan UU
yang bersifat umum, apabila UU tersebut sama
kedudukannya.
3. LEX POSTERIOR DEROGAT LEGI PRIORI
UU yang berlaku belakangan membatalkan UU
terdahulu sejauh UU itu mengatur hal yang
sama.
4. NULLUM DELICTUM NOELA POENASING
PRAEVIA POENATE
Tidak ada perbuatan dapat dihukum kecuali
sudah ada peraturan sebelum perbuatan
dilakukan . Jadi UU yang telah diundangkan
dianggap telah diketahui setiap orang sehingga
pelanggar UU mengetahui UU yang
bersangkutan.
 Bagian-bagian dari UU, antara lain :
1. Konsiderans, yaitu :
Berisikan pertimbangan mengapa undang-
undang itu dibuat.
2. Diktum atau Amar, yaitu memuat isi atau pasal-
pasal undang-undang.

Selain Konsiderans dan Diktum, masih ada lagi


bagian lain yang penting yaitu aturan peralihan
EVOLUSI HIERARKI PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN TAHUN 2000-2011
TAP MPR UU NO.10 THN 2004 UU NO.12 THN 2011
NO.III/MPR/2000
1. UUD 1945 1. UUD RI THN 1945 1. UUD NEGARA RI
THN 1945
2. TAP MPR RI 2. UU/PERPU 2. KETETAPAN MPR
3. UU 3. PERAT.PEMERINTAH 3. UU/PERPU
4. PERPU 4. PERAT. PRESIDEN 4. PERAT.
5. PERAT. 5. PERAT. DAERAH PEMERINTAH
PEMERINTAH 5. PERAT. PRESIDEN
6. KEPUT. PRESIDEN 6. PERAT. DAERAH
7. PERAT. DAERAH PROV.
7. PERAT. DAERAH
KAB./KOTA
Ad.2. Kebiasaan.
Kebiasaan adalah :
Perbuatan manusia yang tetap dilakukan
berulang-ulang dalam hal yang sama.
Untuk timbulnya hukum kebiasaan diperlukan
beberapa syarat antara lain :
1. Syarat Materiil
Adanya perbuatan tertentu yang dilakukan
berulang-ulang atau tingkah laku tetap di dalam
masyarakat tertentu.
2. Syarat Intelektual.
Kebiasaan itu harus menimbulkan keyakinan
umum bahwa perbuatan itu merupakan
kewajiban hukum.
3. Adanya akibat hukum apabila hukum kebiasaan
itu dilanggar.

Kebaikan dan kelemahan hukum kebiasaan.


Kebaikan : Kebiasaan mudah mengejar setiap
perubahan yang terjadi di dalam
masyarakat.
 Kelemahan : kurang menjamin adanya
kepastian hukum.

Ad.3.Traktat
Traktat adalah perjanjian Internasional yang
dilakukan oleh 2 negara atau
lebih.
Perjanjian Internasional dibedakan dalam 2
jenis, antara lain :
1. TREATY :
Merupakan perjanjian yang harus disampaikan
kepada DPR untuk memperoleh persetujuannya
sebelum diratifikasi/disyahkan oleh presiden.

2. AGREEMENT :
Perjanjian yang akan disampaikan kepada DPR
hanya untuk diketahui setelah disyahkan oleh
Presiden..
 Traktat terbagi atas 2, yaitu :
1. Traktat Bilateral, yaitu traktat yang diadakan
hanya oleh 2 negara, misalnya perjanjian
Internasional yang diadakan antara Pemerintah
RI dengan Pemerintah RRC tentang
“Dwikewarganegaraan”.
2. Traktat Multilateral, yaitu perjanjian
Internasional yang diikuti oleh beberapa negara,
misalnya perjanjian tentang Pertahanan Negara
bersama negara-negara Eropa yang diikuti oleh
negara-negara Eropa.
 Fase atau tahapan dari traktat, antara lain :
1. SLUITING
Penetapan isi perjanjian oleh delegasi pihak-
pihak yang bersangkutan, melahirkan/
menghasilkan konsep traktat.
2. Persetujuan masing-masing parlemen yang
bersangkutan
3. Ratifikasi (pengesahan) oleh masing-masing
kepala negara. Maka berlaku untuk semua
wilayah negara.
Ad.4. Yurisprudensi
Yurisprudensi adalah putusan hakim atau
putusan pengadilan.
Sebagai putusan Pengadilan maka Yurisprudensi
itu dibedakan atas 2 macam, yaitu :
1. Yurisprudensi biasa, yaitu seluruh putusan
pengadilan yang telah memiliki kekuatan pasti,
yang terdiri dari :
a). Putusan perdamaian (dalam perkara
perdata).
b). Putusan pengadilan negeri yang tidak
dibanding.
c). Putusan Pengadilan Tinggi yang tidak dikasasi.
d). Seluruh Putusan Mahkamah Agung.

2. Yurisprudensi tetap, yaitu putusan hakim yang


selalu diikuti oleh hakim lain dalam perkara
sejenis.
 Menurut Utrecht ada 3 penyebab (alasan)
seorang hakim mengikuti 2 putusan hakim yang
lain, antara lain :
1. Psikologis :
Seorang hakim mengikuti putusan hakim
lainnya yang kedudukannya lebih tinggi, karena
hakim adalah pengawas hakim dibawahnya.
Putusan hakim yang lebih tinggi mempunyai
GEZAG karena dianggap lebih berpengalaman.
2. Praktisi :
Mengikuti 2 putusan hakim lain yang
kedudukannya lebih tinggi yang sudah ada.
Karena jika putusannya beda dengan hakim
yang lebih tinggi maka pihak yang dikalahkan
akan melakukan banding/kasasi kepada hakim
yang pernah memberikan putusan dalam
perkara yang sama agar perkara diberi putusan
sama putusan sebelumnya.
3. Sudah adil, tepat dan patut sehingga tidak ada
alasan untuk keberatan mengikuti keputusan
hakim terdahulu.
Ad.5. Doktrin
Doktrin adalah Pendapat pakar senior yang
biasanya sumber hukum,
terutama putusan hakim sering
berpedoman pada pandangan
pakar tersebut.
Sebagai contoh salah satu doktrin yang akhirnya
tertuang dalam Yurisprudensi adalah pendapat
Prof. Mulyatno (almarhum) guru besar UGM
dibidang hukum pidana.

Anda mungkin juga menyukai