A. DEFINISI & PEMAHAMAN • hukum mengatur hampir sebagian besar kehidupan manusia, baik ketika masih dalam kandungan, sedang hidup, maupun setelah meninggal dunia. • Misalnya, ketika manusia masih dalam kandungan ibunya, ia sudah diberi hak oleh hukum untuk memperoleh warisan. Sedang hidupnya, manusia diberi hak oleh hukum dan orang lain diberi kewajiban untuk menghormati haknya, dan setelah meninggal dunia pun, manusia masih dipersoalkan oleh hukum mengenai masalah warisan yang ditinggalkannya serta utang-piutangnya saat masih hidup. • Matakuliah PIH adalah pengetahuan ringkas dan sistematis tentang ilmu hukum secara keseluruhan untuk mengantar menuju pemehaman cabang- cabang hukum lainnya, seperti ilmu hukum pidana, hukum perdata, hukum tata negara, hukum internasional, dan sebagainya. • Obyek PIH: Hukum dalam fenomena kehidupan manusia baik secara universal, baik hukum tertulis maupun hukum tidak tertulis. • Hukum sebagai ilmu (ilmu hukum), secara umum terfokus pada tiga bidang atau obyek kajian, yaitu: 1. Ilmu tentang kaidah hukum (normwissenschaft) atau ilmu hukum normatif, mempelajari dan menganalisis peraturan hukum (UU) secara ”das sollen” atau apa yang seharusnya dilakukan dan seharusnya tidak boleh dilakukan. Misalnya, ilmu hukum pidana, ilmu hukum perdata, ilmu hukum tata negara, dan sebagainya. 2. Ilmu tentang sosiologi hukum atau kenyataan hukum (tatsachenwissenschaft), mempelajari dan menganalisis hukum dalam kenyataan (law of fact) atau ”sein”, dan apakah hukum mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat, demikian pula sebaliknya. Sosiologi hukum tidak melakukan penilaian tentang benar salahnya suatu peristiwa atau gejala hukum yang terjadi, dan hanya menggambarkannya sebagaimana kenyataannya. 3. Ilmu tentang pengertian pokok hukum (begriffenwissenschaft) mempelajari dan menganalisis pengertian-pengertian dasar hukum, asas hukum, sistem hukum, dan sebagainya. • Begitu banyak definisi hukum dikemukakan oleh ilmuwan hukum, antara lain: 1. Hans Kelsen, hukum adalah suatu perintah terhadap tingkah laku manusia. Hukum adalah kaidah primer yang menetapkan sanksi-sanksi. 2. Van Kan, hukum adalah keseluruhan aturan hidup yang bersifat memaksa untuk melindungi kepentingan manusia di dalam masyarakat. 3. Eugen Ehrlich, seorang pakar hukum Jerman, mengatakan hukum adalah sesuatu yang berkaitan dengan fungsi kemasyarakatan dan memandang sumber hukum hanya dari legal history and jurisparaudence dan living law (hukum yang hidup dalam masyarakat). B. KEMUNCULAN HUKUM SEBAGAI BIDANG ILMU • Hukum berfungsi untuk melindungi kepentingan- kepentingan manusia dalam hidup bermasyarakat, dengan tujuan mencipta-kan kehidupan masyarakat yang damai dan sejahtera. • Sebagai alat perlengkapan manusia dalam hidup bermasyarakat, hukum berasal dan berakar dan masyarakat itu sendiri. Bahan atau materi hukum berasal atau ada dalam kehidupan masyarakat. • Hukum timbul melalui proses sosial atau tercipta karena memang sengaja dibentuk oleh pihak yang mempunyai kewenangan atau mendapatkan pembenaran dan masyarakat yang bersangkutan. C. RUANG LINGKUP DAN TUJUAN
• Hukum mempunyai fungsi khusus untuk melindungi
kepentingan-kepentingan manusia dalam hidup bermasyarakat. • Hukum juga mengatur hubungan antara manusia yang sama dengan manusia yang lain dalam hidup bermasyarakat agar tercipta kedamaian hidup bersama. • Kedamaian bersama tersebut tentunya juga diharapkan dapat menciptakan kesejahteraan hidup pribadi dan antar pribadi. Mengingat dalam hidup bermasyarakat tidak selamanya berjalan lancar, bahkan sering terjadi pelanggaran hukum, maka harus juga dipelajari kemungkinan terjadinya penyimpangan-penyimpangan hukum. 1. Sistem Hukum • Sistem hukum adalah satu kesatuan komponen-komponen pemebentuk tatanan hukum, dimana kesemuanya saling terkoneksi dan memiliki peranan yang saling mendukung. • Sebagai satu kesatuan yang terdapat berbagai komponen penyusunnya, suatu sistem diharapkan selalu berjalan selaras dan mempunyai visi yang sama. Namun tidak menutup kemungkinan kadang kala terjadi suatu friksi antar komponen tersebut. • Timbulnya konflik dari suatu friksi tersebut adalah puncaknya, perlu dilakukan suatu perlakuan agar meminimalisir kejadian tersebut diantaranya: 1. Apabila terjadi konflik di antara peraturan perundang- undangan maka haruslah diselesaikan oleh asas-asas peraturan perundang-undangan juga; 2. Apabila terjadi konflik antara peraturan perundang- undangan dengan norma adat masyarakat maka harus diselesaikan dengan berlandaskan pada sifat kaidah hukum peraturan perundang-undangan. Sehingga kemungkinan keduanya kalah dan menang adalah sama; 3. Apabila terjadi konflik antara peraturan perundang- undangan dengan suatu putusan pengadilan, maka putusan hakim tentunya yang akan memenangkan. Alasannya berdasar pada asas res judicata pro veritae habitur yakni suatu putusan hakim hanya bisa dikalahkan oleh putusan hakim di atasnya. 2. Asas Hukum • Asas hukum merupakan penghubung antara peraturan hukum dan hukum yang berlaku terhadap harapan, tujuan serta pandangan masyarakat. • Asas hukum merupakan alasan umum yang menjadi dasar kelahiran suatu peraturan hukum. dengan demikian peraturan- peraturan hukum yang ada, pada akhirnya kembali pada asas- asasnya. • Dalam pembentukan perundang-undangan terdapat beberapa asas yang harus menjadi acuan. Pertama adalah asas hukum umum, sebagai asas asas kesusilaan yang tidak terikat tempat dan waktu. Kedua adalah asas hukum sebagai jiwa kebangsaan, untuk mencapai cita-cita luhur bangsa harus selaras dengan apa yang menjadi pandangan hidup dasar negara. Ketiga adalah asas hukum pembentukan perundang- undangan, sebagai pondasi awal pembentukan maka kesatuan tekad dan kebersamaan yang kuat akan menjadikan struktur perundang-undangan kokoh dalam menghadapi berbagai realitas hukum di masyarakat. • Setelah memahami asas hukum tersebut, dapat difahami tujuan yang dikehendaki, dan asas hukum akan sangat dibutuhkan bagi: 1. Pembentuk perundang-undangan, karena asas hukum memberikan dasar dan alasan dalam proses pembentukan hukum; 2. Hakim, karena asas hukum memberi bahan dalam menafsirkan undang-undang dan juga dalam melaksanakan undang-undang sesuai dengan cita-cita dan pandangan hidup masyarakat; 3. Ilmu pengetahuan, karena asas hukum adalah modifikasi peraturan-peraturan hukum yang di atasnya. C. Tujuan • Tujuan hukum mengarah kepada sesuatu yang hendak dicapai. • Aristoteles menyatakan bahwa tujuan hukum adalah untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. • Aquinas menyatakan bahwa secara ideal hukum terpancar dari kekuasaan untuk memerintah guna kebaikan bersama. • Kesimpulan akhir yang diujarkan adalah akibat yang diharapkan dari hukum adalah membimbing orang-orang yang diaturnya ke arah kebajikan. Dengan demikian, dasar yang benar satu-satunya bagi pembentuk undang-undang adalah niatnya untuk menjamin kebaikan umum sesuai dengan keadilan. 4. Klasifikasi Hukum • Untuk mengklasifikasikan hukum perlu ditetapkan dahulu kriteria yang akan digunakan. • Adapun kriteria yang digunakan dalam mengklasifikasi hukum diantaranya adalah: Berdasar Sumber Berlakunya 1) Hukum undang-undang, yaitu hukum yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan; 2) Hukum Kebiasaan/Adat, yaitu hukum yang secara tersirat berlaku di masyarakat dapat dirasakan kehadirannya dalam kehidupan sehari-hari; 3) Hukum traktat, yaitu hukum yang dilegalkan oleh pemerintah berdasarkan suatu perjanjian; 4) Hukum yurisprudensi, hukum yang tercipta dari putusan hakim; 5) Hukum perjanjian, hukum yang berlaku pada pihak yang melakukan perjanjian; 6) Hukum doktrin, hukum yang terdapat pada pemberian konsep berfikir masyarakat. Berdasar Bentuknya 1) Hukum tertulis, yaitu hukum dimuat ke dalam peraturan perundang-undangan dan dapat dicermati secara visual; 2) Hukum tidak tertulis, yaitu berupa kebiasaan dan perilaku seharihari masyarakat sehingga menjadi suatu acuan dalam memutuskan suatu keputusan. Berdasar Sifatnya Dalam klasifikasi hukum berdasarkan sifat, atau penggunaanya terbagi kedalam: 1) Hukum yang bersifat mengatur, adalah hukum yang dalam keadaan tertentu dapat dikesampingkan oleh pihak tertentu. Hukum ini awalnya sebagai pengisi kekosongan hukum, sehingga nantinya hanya sebatas pelengkap dari hukum yang sudah ada. Ketentuan hukum ini berlaku saat dalam ketentuan hukum yang ada tidak mengatur sesuatu hal. 2) Hukum yang bersifat memaksa, adalah hukum yang dalam keadaan tertentu tidak dapat dikesampingkan oleh hal apapun. Kaidah dalam hukum tersebut bersifat mengikat terhadap segala sesuatu unsur yang ada didalamnya. Biasanya untuk kepentingan umum berlaku hukum yang bersifat memaksa. Karena suatu kondisi yang ideal sesuai kesepakatan bersama, hukum harus diwujudkan dengan usaha yang memaksa. Bebeda jka berkenaan dengan kepentingan individu atau privat yang biasanya hanya bersifat mengatur. Berdasar Luas Berlakunya • Pembagian dalam hal ini dibedakan menjadi hukum umum dan hukum khusus. • Hukum umum adalah peraturan hukum yang berlaku bagi setiap orang. Sedangkan hukum khusus dibagi ke dalam beberapa bagian berikut: 1) Khusus untuk tempat tertentu, merupakan kekhususannya berdasarkan suatu tempat dengan adanya suatu batasan; 2) Khusus untuk hal-hal tertentu, hanya terhadap suatu peristiwa atau kejadian tertentu saja hukum itu berlaku. • Terdapat suatu hubungan antara hukum umum dengan hukum khusus, yaitu dikenal dengan istilah lex spesialis derogat legi generale dalam bahasa Indonesia berarti hukum khusus mengesampingkan berlakunya hukum umum, dengan syarat apabila keduanya mengatur materi yang sama tapi ternyata isinya saling bertentangan. Berdasar Fungsinya 1) Hukum materiil, adalah aturan yang mengatur berbagai kepentingan serta hubungan-hubungan hukum. Adanya suatu keterkaitan dan tidak dapat dipisahkan, secara lebih jelas dikatakan penentu antara hak dan kewajiban, intinya dapat dirasakan keberadaannya oleh panca indera. 2) Hukum formil, adalah aturan hukum dalam mengatur bagaimana menjamin ditaatinya suatu hukum materiil. Hukum formil dikenal sebagai hukum acara sehingga baru dipakai pada saat telah terjadi suatu pelanggaran hukum materiil. Berdasar Isinya 1) Hukum publik, berarti peraturan dengan suatu obyeknya adalah kepentingan umum. Pengertian lebih sempit membatasi hanya aturan hukum dalam mengatur hubungan negara dengan warganya, ataupun hubungan negara dengan alat kelengkapannya. Karena hukum publik dilaksanakan demi kepentingan orang banyak, maka subyek hukumnya adalah penguasa/pemerintah. 2) Hukum privat, adalah aturan hukum dengan obyeknya suatu kepentingan perseorangan atau individu saja tidak termasuk kepentingan lainnya. Dapat juga diartikan sebagai peraturan yang mengatur hubungan antar individu, ruang lingkupnya tidak terbatas selama hanya berhubungan sesama individu. Hukum privat sepenuhnya diatur oleh para pihak individu yang berkepentingan. ***