Anda di halaman 1dari 20

Pengantar Ilmu Hukum

(PIH)

Rachmatika Lestari, S.H., M.H.


A. DEFINISI & PEMAHAMAN
• hukum mengatur hampir sebagian besar
kehidupan manusia, baik ketika masih dalam
kandungan, sedang hidup, maupun setelah
meninggal dunia.
• Misalnya, ketika manusia masih dalam kandungan
ibunya, ia sudah diberi hak oleh hukum untuk
memperoleh warisan. Sedang hidupnya, manusia
diberi hak oleh hukum dan orang lain diberi
kewajiban untuk menghormati haknya, dan setelah
meninggal dunia pun, manusia masih dipersoalkan
oleh hukum mengenai masalah warisan yang
ditinggalkannya serta utang-piutangnya saat
masih hidup.
• Matakuliah PIH adalah pengetahuan
ringkas dan sistematis tentang ilmu
hukum secara keseluruhan untuk
mengantar menuju pemehaman cabang-
cabang hukum lainnya, seperti ilmu
hukum pidana, hukum perdata, hukum
tata negara, hukum internasional, dan
sebagainya.
• Obyek PIH: Hukum dalam fenomena
kehidupan manusia baik secara
universal, baik hukum tertulis maupun
hukum tidak tertulis.
• Hukum sebagai ilmu (ilmu hukum), secara umum terfokus pada
tiga bidang atau obyek kajian, yaitu:
1. Ilmu tentang kaidah hukum (normwissenschaft) atau ilmu
hukum normatif, mempelajari dan menganalisis peraturan
hukum (UU) secara ”das sollen” atau apa yang seharusnya
dilakukan dan seharusnya tidak boleh dilakukan. Misalnya,
ilmu hukum pidana, ilmu hukum perdata, ilmu hukum tata
negara, dan sebagainya.
2. Ilmu tentang sosiologi hukum atau kenyataan hukum
(tatsachenwissenschaft), mempelajari dan menganalisis hukum
dalam kenyataan (law of fact) atau ”sein”, dan apakah hukum
mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat, demikian pula
sebaliknya. Sosiologi hukum tidak melakukan penilaian
tentang benar salahnya suatu peristiwa atau gejala hukum
yang terjadi, dan hanya menggambarkannya sebagaimana
kenyataannya.
3. Ilmu tentang pengertian pokok hukum (begriffenwissenschaft)
mempelajari dan menganalisis pengertian-pengertian dasar
hukum, asas hukum, sistem hukum, dan sebagainya.
• Begitu banyak definisi hukum dikemukakan oleh
ilmuwan hukum, antara lain:
1. Hans Kelsen, hukum adalah suatu perintah
terhadap tingkah laku manusia. Hukum adalah
kaidah primer yang menetapkan sanksi-sanksi.
2. Van Kan, hukum adalah keseluruhan aturan
hidup yang bersifat memaksa untuk melindungi
kepentingan manusia di dalam masyarakat.
3. Eugen Ehrlich, seorang pakar hukum Jerman,
mengatakan hukum adalah sesuatu yang
berkaitan dengan fungsi kemasyarakatan dan
memandang sumber hukum hanya dari legal
history and jurisparaudence dan living law
(hukum yang hidup dalam masyarakat).
B. KEMUNCULAN HUKUM
SEBAGAI BIDANG ILMU
• Hukum berfungsi untuk melindungi kepentingan-
kepentingan manusia dalam hidup bermasyarakat,
dengan tujuan mencipta-kan kehidupan
masyarakat yang damai dan sejahtera.
• Sebagai alat perlengkapan manusia dalam hidup
bermasyarakat, hukum berasal dan berakar dan
masyarakat itu sendiri. Bahan atau materi hukum
berasal atau ada dalam kehidupan masyarakat.
• Hukum timbul melalui proses sosial atau tercipta
karena memang sengaja dibentuk oleh pihak yang
mempunyai kewenangan atau mendapatkan
pembenaran dan masyarakat yang bersangkutan.
C. RUANG LINGKUP DAN TUJUAN

• Hukum mempunyai fungsi khusus untuk melindungi


kepentingan-kepentingan manusia dalam hidup
bermasyarakat.
• Hukum juga mengatur hubungan antara manusia yang
sama dengan manusia yang lain dalam hidup
bermasyarakat agar tercipta kedamaian hidup bersama.
• Kedamaian bersama tersebut tentunya juga diharapkan
dapat menciptakan kesejahteraan hidup pribadi dan antar
pribadi. Mengingat dalam hidup bermasyarakat tidak
selamanya berjalan lancar, bahkan sering terjadi
pelanggaran hukum, maka harus juga dipelajari
kemungkinan terjadinya penyimpangan-penyimpangan
hukum.
1. Sistem Hukum
• Sistem hukum adalah satu kesatuan
komponen-komponen pemebentuk tatanan
hukum, dimana kesemuanya saling
terkoneksi dan memiliki peranan yang saling
mendukung.
• Sebagai satu kesatuan yang terdapat
berbagai komponen penyusunnya, suatu
sistem diharapkan selalu berjalan selaras
dan mempunyai visi yang sama. Namun
tidak menutup kemungkinan kadang kala
terjadi suatu friksi antar komponen
tersebut.
• Timbulnya konflik dari suatu friksi tersebut adalah puncaknya,
perlu dilakukan suatu perlakuan agar meminimalisir kejadian
tersebut diantaranya:
1. Apabila terjadi konflik di antara peraturan perundang-
undangan maka haruslah diselesaikan oleh asas-asas
peraturan perundang-undangan juga;
2. Apabila terjadi konflik antara peraturan perundang-
undangan dengan norma adat masyarakat maka harus
diselesaikan dengan berlandaskan pada sifat kaidah hukum
peraturan perundang-undangan. Sehingga kemungkinan
keduanya kalah dan menang adalah sama;
3. Apabila terjadi konflik antara peraturan perundang-
undangan dengan suatu putusan pengadilan, maka putusan
hakim tentunya yang akan memenangkan. Alasannya
berdasar pada asas res judicata pro veritae habitur yakni
suatu putusan hakim hanya bisa dikalahkan oleh putusan
hakim di atasnya.
2. Asas Hukum
• Asas hukum merupakan penghubung antara peraturan hukum
dan hukum yang berlaku terhadap harapan, tujuan serta
pandangan masyarakat.
• Asas hukum merupakan alasan umum yang menjadi dasar
kelahiran suatu peraturan hukum. dengan demikian peraturan-
peraturan hukum yang ada, pada akhirnya kembali pada asas-
asasnya.
• Dalam pembentukan perundang-undangan terdapat beberapa
asas yang harus menjadi acuan.
 Pertama adalah asas hukum umum, sebagai asas asas
kesusilaan yang tidak terikat tempat dan waktu.
 Kedua adalah asas hukum sebagai jiwa kebangsaan, untuk
mencapai cita-cita luhur bangsa harus selaras dengan apa
yang menjadi pandangan hidup dasar negara.
 Ketiga adalah asas hukum pembentukan perundang-
undangan, sebagai pondasi awal pembentukan maka
kesatuan tekad dan kebersamaan yang kuat akan menjadikan
struktur perundang-undangan kokoh dalam menghadapi
berbagai realitas hukum di masyarakat.
• Setelah memahami asas hukum tersebut, dapat
difahami tujuan yang dikehendaki, dan asas
hukum akan sangat dibutuhkan bagi:
1. Pembentuk perundang-undangan, karena asas
hukum memberikan dasar dan alasan dalam
proses pembentukan hukum;
2. Hakim, karena asas hukum memberi bahan
dalam menafsirkan undang-undang dan juga
dalam melaksanakan undang-undang sesuai
dengan cita-cita dan pandangan hidup
masyarakat;
3. Ilmu pengetahuan, karena asas hukum adalah
modifikasi peraturan-peraturan hukum yang di
atasnya.
C. Tujuan
• Tujuan hukum mengarah kepada sesuatu yang
hendak dicapai.
• Aristoteles menyatakan bahwa tujuan hukum
adalah untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.
• Aquinas menyatakan bahwa secara ideal hukum
terpancar dari kekuasaan untuk memerintah guna
kebaikan bersama.
• Kesimpulan akhir yang diujarkan adalah akibat
yang diharapkan dari hukum adalah membimbing
orang-orang yang diaturnya ke arah kebajikan.
Dengan demikian, dasar yang benar satu-satunya
bagi pembentuk undang-undang adalah niatnya
untuk menjamin kebaikan umum sesuai dengan
keadilan.
4. Klasifikasi Hukum
• Untuk mengklasifikasikan hukum perlu
ditetapkan dahulu kriteria yang akan
digunakan.
• Adapun kriteria yang digunakan dalam
mengklasifikasi hukum diantaranya adalah:
 Berdasar Sumber Berlakunya
1) Hukum undang-undang, yaitu hukum
yang tercantum dalam peraturan
perundang-undangan;
2) Hukum Kebiasaan/Adat, yaitu hukum
yang secara tersirat berlaku di masyarakat
dapat dirasakan kehadirannya dalam
kehidupan sehari-hari;
3) Hukum traktat, yaitu hukum yang
dilegalkan oleh pemerintah berdasarkan
suatu perjanjian;
4) Hukum yurisprudensi, hukum yang
tercipta dari putusan hakim;
5) Hukum perjanjian, hukum yang berlaku
pada pihak yang melakukan perjanjian;
6) Hukum doktrin, hukum yang terdapat
pada pemberian konsep berfikir
masyarakat.
 Berdasar Bentuknya
1) Hukum tertulis, yaitu hukum
dimuat ke dalam peraturan
perundang-undangan dan dapat
dicermati secara visual;
2) Hukum tidak tertulis, yaitu berupa
kebiasaan dan perilaku seharihari
masyarakat sehingga menjadi
suatu acuan dalam memutuskan
suatu keputusan.
 Berdasar Sifatnya
Dalam klasifikasi hukum berdasarkan sifat, atau penggunaanya
terbagi kedalam:
1) Hukum yang bersifat mengatur,
adalah hukum yang dalam keadaan tertentu dapat
dikesampingkan oleh pihak tertentu. Hukum ini awalnya sebagai
pengisi kekosongan hukum, sehingga nantinya hanya sebatas
pelengkap dari hukum yang sudah ada. Ketentuan hukum ini
berlaku saat dalam ketentuan hukum yang ada tidak mengatur
sesuatu hal.
2) Hukum yang bersifat memaksa,
adalah hukum yang dalam keadaan tertentu tidak dapat
dikesampingkan oleh hal apapun. Kaidah dalam hukum tersebut
bersifat mengikat terhadap segala sesuatu unsur yang ada
didalamnya. Biasanya untuk kepentingan umum berlaku hukum
yang bersifat memaksa. Karena suatu kondisi yang ideal sesuai
kesepakatan bersama, hukum harus diwujudkan dengan usaha
yang memaksa. Bebeda jka berkenaan dengan kepentingan
individu atau privat yang biasanya hanya bersifat mengatur.
 Berdasar Luas Berlakunya
• Pembagian dalam hal ini dibedakan menjadi hukum
umum dan hukum khusus.
• Hukum umum adalah peraturan hukum yang berlaku bagi
setiap orang. Sedangkan hukum khusus dibagi ke dalam
beberapa bagian berikut:
1) Khusus untuk tempat tertentu, merupakan
kekhususannya berdasarkan suatu tempat dengan
adanya suatu batasan;
2) Khusus untuk hal-hal tertentu, hanya terhadap suatu
peristiwa atau kejadian tertentu saja hukum itu
berlaku.
• Terdapat suatu hubungan antara hukum umum dengan
hukum khusus, yaitu dikenal dengan istilah lex spesialis
derogat legi generale dalam bahasa Indonesia berarti
hukum khusus mengesampingkan berlakunya hukum
umum, dengan syarat apabila keduanya mengatur materi
yang sama tapi ternyata isinya saling bertentangan.
 Berdasar Fungsinya
1) Hukum materiil,
adalah aturan yang mengatur berbagai
kepentingan serta hubungan-hubungan hukum.
Adanya suatu keterkaitan dan tidak dapat
dipisahkan, secara lebih jelas dikatakan penentu
antara hak dan kewajiban, intinya dapat
dirasakan keberadaannya oleh panca indera.
2) Hukum formil,
adalah aturan hukum dalam mengatur
bagaimana menjamin ditaatinya suatu hukum
materiil. Hukum formil dikenal sebagai hukum
acara sehingga baru dipakai pada saat telah
terjadi suatu pelanggaran hukum materiil.
 Berdasar Isinya
1) Hukum publik,
berarti peraturan dengan suatu obyeknya adalah
kepentingan umum. Pengertian lebih sempit membatasi
hanya aturan hukum dalam mengatur hubungan negara
dengan warganya, ataupun hubungan negara dengan alat
kelengkapannya. Karena hukum publik dilaksanakan
demi kepentingan orang banyak, maka subyek hukumnya
adalah penguasa/pemerintah.
2) Hukum privat,
adalah aturan hukum dengan obyeknya suatu
kepentingan perseorangan atau individu saja tidak
termasuk kepentingan lainnya. Dapat juga diartikan
sebagai peraturan yang mengatur hubungan antar
individu, ruang lingkupnya tidak terbatas selama hanya
berhubungan sesama individu. Hukum privat sepenuhnya
diatur oleh para pihak individu yang berkepentingan.
***

Anda mungkin juga menyukai