Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PENGGANTI UJIAN AKHIR SEMESTER

PENGANTAR ILMU HUKUM

OLEH:

LA ODE MUHAMMAD BANGKIT SANJAYA

NIM: H1A121051

KELAS A

JURUSAN ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS HALU OLEO

2021
TUGAS I

1. Apa yang dimaksud dengan asas hukum?

Jawab:

Asas hukum adalah aturan dasar dan prinsip-prinsip hukum yang abstrak dan
pada umumnya melatarbelakangi peraturan konkrit dan pelaksanaan hukum. Asas
hukum juga biasa disebut jantung dari peraturan hukum karena ia merupakan
landasan yang paling luas bagi lahirnya peraturan hukum. Juga merupakan jembatan
antara peraturan-peraturan hukum dengan cita-cita sosial dan pandangan etis
masyarakatnya.

2. Mengapa diperlukan adanya asas hukum?

Jawab:

Karena dalam proses pembentukan aturan-aturan hukum diperlukan aturan


atau acuan dalam proses pembuatannya agar produk hukum yang dihasilkan bisa
menciptakan keharmonisan dan keadilan yang diharapkan. Dalam hal ini asas hukum
adalah acuannya.

3. Apa saja asas-asas hukum yang Anda ketahui?

Jawab:

Asas hukum berdasarkan ruang lingkup asas, yaitu:

 Asas hukum umum, yaitu asas hukum ya ng berhubungan dengan seluruh


bidang hukum, seperti asas Restoration In Integram, asas bahwa apa yang
lahirnya tampak benar untuk sementara harus dianggap demikian sampai ada
keputusan dari pengadilan.
 Asas hukum universal, yaitu asas hukum yang merupakan kepribadian, asas
perekrutam, asas kesamaan, asas kewibawaan, dan asas pemisahan antara yang
baik dan yang buruk. Empat asas hukum universal yang pertama terdapat pada
setiap sistem hukum.
 Asas hukum khusus, yaitu asas hukum yang berfungsi dalam bidang yang
lebih sempit seperti dalam hukum perdata, hukum pidana, dan sebagainya
yang merupakan penjabaran dari asas hukum umum.
Asas-asas peraturan perundang-undangan:

1. Asas fiksi hukum, yaitu setiap orang dianggap telah mengetahui undang-
undang setelah diundangkan dalam lembaran negara.
2. Asas Non-Retroaktif, suatu undang-undang tidak boleh berlaku surut
3. Asas Lex Specialis derogat legi Generalis, undang-undang yang bersifat
khusus mengesampingkan undang-undang yang bersifat umum.
4. Asas Lex Posteriori derogat legi Priori, undang-undang yang lama dinyatakan
tidak berlaku apabila ada undang-undang baru yang mengatur hal yang sama.
5. Asas Lex Superior derogat legi Inferiori, hukum yang lebih tinggi
mengesampingkan hukum/peraturan yang derajatnya lebih rendah di
bawahnya.
6. Undang-undang tidak dapat diganggu gugat, artinya siapapun tidak boleh
melakukan uji materiil terhadap undang-undang kecuali oleh mahkamah
konstitusi.
4. Apa saja fungsi dari suatu hukum?

Jawab:

Fungsi hukum adalah untuk menertibkan dan mengatur pergaulan dalam


masyarakat serta menyelesaikan masalah-masalah yang timbul. Hukum hadir untuk
menjaga berbagai kepentingan antara kepentingan yang satu dengan yang lain.
Terdapat banyak pendapat mengenai fungsi-fungsi hukum yang secara umum
berkembang di masyarakat, yakni:

a. Sebagai alat pengelola ketertiban hubungan masyarakat, hal ini bermakna


bahwa hukum berfungsi menunjukkan manusia mana yang baik dan mana
yang buruk, sehingga segala sesuatu dapat berjalan tertib dan teratur.

b. Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir dan batin; dikarenakan
hukum memiliki sifat dan ciri-ciri yang telah disebutkan, maka hukum dapat
memberi keadilan dalam arti dapat menentukan siapa yang salah dan siapa
yang benar. Hukum dapat memaksa agar peraturan dapat ditaati dengan
ancaman sanksi bagi pelangganya.
c. Sebagai sarana penggerak pembangunan, hal ini dikarenakan sifat hukum
memiliki daya ikat dan memaksa schingga dapat digunakan atau
didayagunakan untuk menggerakkan pembangunan. Pada realisasi fungsi ini,
hukum dapat dijadikan sebagai alat untuk membawa masyarakat ke arah yang
lebih maju.

d. Sebagai sarana penentu alokasi wewenang secara terperinci, mulai dari siapa
yang dapat menjadi penegak hukum, siapa yang harus menaatinya, dan siapa
yang memilih sanksi yang tepat dan adil sebagaimana konsep hukum
konstitusi negara.

e. Sebagai alat penyelesaian sengketa, seperti contoh persengketaan harta waris


dapat segera selesai dengan ketetapan hukum waris yang sudah diatur dalam
hukum perdata.

f. Memelihara kemampuan masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan kondisi


kehidupan yang berubah, yaitu dengan cara merumuskan kembali hubungan-
hubungan esensial antara anggota-anggota masyarakat.

Sedangkan fungsi hukum menurut seorang ahli hukum yaitu:

1. Law as a Tool of Social Control (Hukum sebagai instrumen pengendalian


sosial), yaitu fungsi hukum yang mengendalikan tingkah laku manusia ke arah
yang dikehendaki hukum, terdiri atas dua fungsi yaitu fungsi prefentif dan
represif.

2. Law as a Tool of Social Engineering (Hukum sebagai instrumen perubahan)


hal ini mengandung dua pokok pikiran, yaitu:
a. Keteraturan dan ketertiban dalam pembaharuan yang mutlak diperlukan
b. Hukum diharapkan dapat mengarahkan kegiatan manusia ke arah
pembangunan dan pembaharuan.
5. Apa tujuan dibentuknya hukum?

Jawab:

Sesuai dengan banyaknya pendapat tentang pengertian hukum, maka juga


terjadi perbedaan pendapat antara satu ahli dengan ahli yang lain berkenaan dengan
tujuan hukum. Berikut ini beberapa pendapat ahli hukum tentang tujuan hukum:

1. Prof. L.J. Van Apeldoorn, dalam bukunya Inleiding Tot De Studie Van Het
Nederlandse Recht, mengatakan bahwa tujuan hukum adalah mengatur tata
tertib dalam masyarakat secara damai dan adil. Demi mencapai kedamaian
hukum maka harus diciptakan masyarakat yang adil dengan mengadakan
perimbangan antara kepentingan yang bertentangan satu sama lain dan setiap
orang harus memperoleh (sedapat mungkin) apa yang menjadi haknya.
Pendapat Apeldorn ini dapat dikatakan jalan tengah antara dua teori tujuan
hukum, teori etis dan utilitis,
2. Aristoteles berpendapat bahwa tujuan hukum adalah menghendaki keadilan
semata-mata dan isi dari hukum ditentukan oleh kesadaran etis mengenai apa
yang dikatakan adil dan apa yang tidak adil.
3. Prof. Subekti, dalam bukunya Dasar-dasar Hukum dan Pengadilan
mengatakan bahwa tujuan hukum adalah melayani kehendak negara yakni
mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan pada rakyat. Dalam melayani
tujuan negara, hukum akan memberikan keadilan dan ketertiban bagi
masyarakatnya.
4. Francols Geny (1861-1959), dalam Science Et Technique En Droit Prive
Positif, dengan teori etisnya menyatakan bahwa tujuan hukum adalah untuk
keadilan semata-mata. Tujuan hukum ditentukan oleh unsur keyakinan
seseorang yang dinilai etis. Adil atau tidak, benar atau tidak, tujuan hukum
berada pada sisi batin seseorang yang menjadi tumpuan dari teori ini.
Kesadaran etis yang berada pada tiap-tiap batin orang menjadi ukuran untuk
menentukan warna keadilan dan kebenaran. Sebagai unsur dari keadilan. Geny
menambahkan kepentingan, daya guna, dan kemanfaatan.

5. Jeremy Bentham (1748-1832), dalam An introduction to the principles of


morals and legislation, dengan teori utilitasnya (utilitarianism) menyatakan
bahwa hukum bertujuan semata-mara apa yang berfaedah bagi orang Pendapat
ini dititikberatkan pada hal-hal yang berfaedah atau menguntungkan bagi
orang banyak dan bersifat umum tanpa memperhatikan soal keadilan. Maka
teori ini menetapkan bahwa rujuan hukum ialah untuk memberikan faedah
(kebahagiaan) sebanyak-sebanyaknya (the greatest happiness of the greatest
number).
6. Prof. J Van Kan, dalam bukunya Inleiding Tot De Rechtswetenschap,
menjelaskan bahwa tujuan hukum adalah menjaga kepentingan tiap tiap
manusia supaya kepentingan-kepentingannya tidak dapat diganggu. Penjagaan
kepentingan ini dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukum dalam
masyarakat Berdasarkan tujuan ini maka hukum akan menjadi alat untuk
mencegah terjadinya perilaku main hakim sendiri terhadap orang lain
(eigenrichting in verboden).
Dengan demikian, berdasarkan pandangan beberapa ahli mengenai tujuan
hukum, dapat disimpulkan bahwa tujuan hukum mencakup tiga aspek yaitu keadilan,
kemanfaatan, dan kepastian hukum. Aspek keadilan merujuk pada kesamaan hak di
depan hukum. Aspek kemanfaatan, merujuk pada perwujudan nilai faedah
(kebahagiaan) sebanyak-banyaknya bagi masyarakat. Aspek kepastian hukum
merujuk pada jaminan terhadap hak bagi masyarakat yang artinya dengan kepastian
hukum, hukum yang berisi keadilan dan norma-norma yang memajukan kebaikan
benar benar berfungsi sebagai peratuaran yang benar-benar ditaati.
Klasifikasi Hukum

A. Berdasarkan isi :

Ada 2 jenis-jenis hukum berdasarkan isinya, yakni hukum publik dan hukum privat.
Berikut adalah penjelasan penggolongan hukum menurut isinya :

1) Hukum Publik (Hukum Negara)

Hukum publik atau disebut juga hukum negara, adalah jenis hukum yang
mengatur hubungan antara negara dengan individu atau warga negaranya. Hukum
publik umumnya menyangkut tentang kepentingan umum atau publik dalam ruang
lingkup masyarakat.

Hukum publik dibedakan menjadi beberapa macam antara lain adalah :

1. Hukum Pidana, yaitu jenis hukum publik yang mengatur terkait pelanggaran dan
kejahatan, serta memuat larangan dan sanksi.
2. Hukum Tata Negara, yaitu jenis hukum publik yang mengatur terkait hubungan
antara negara dengan bagian-bagiannya.
3. Hukum Tata Usaha Negara, yaitu jenis hukum publik yang mengatur tentang
tugas dan kewajiban para pejabat negara secara administratif.
4. Hukum Internasional, yaitu jenis hukum publik yang mengatur terkait hubungan
antar negara, seperti hukum perjanjian internasional, hukum perang
internasional, dan sejenisnya.

Contoh:

 Pasal 2 UUD 1945 pada pokoknya menjelaskan tentang keanggotaan MPR,


jumlah persidangan MPR dalam kurun waktu 5 tahun, dan cara pengambilan
putusan MPR. Namun, penjelasan-penjelasan dalam pasal tersebut masih bersifat
umum sehingga masih masuk dalam ranah Hukum Tata Negara.
 Pasal 3 UUD 1945 pada pokoknya menjelaskan tentang wewenang MPR,
pelantikan dan pemberhentian presiden dan/atau wakil presiden oleh MPR.
Namun, penjelasannya masih bersifat umum sehingga masuk dalam ranah Hukum
Tata Negara.
 Pasal 4 UUD 1945 pada pokoknya menjelaskan bahwa Presiden Republik
Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-undang Dasar,
dan dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang Wakil
Presiden. Penjelasan pada pasal tersebut masih bersifat umum sehingga masuk
dalam ranah Hukum Tata Negara.
 Pasal 104 KUHP mengatur tentang ancaman pidana bagi pelaku makar. Pasal ini
mengatur tentang tindak pidana sehingga termasuk dalam ranah Hukum Pidana.
 Pasal 106 KUHAP mengatur bahwa penyidik yang mengetahui, menerima laporan
atau pengaduan tentang terjadinya suatu peristiwa yang patut diduga merupakan
tindak pidana wajib segera melakukan tindakan penyidikan yang diperlukan. Pasal
ini masuk dalam ranah Hukum Pidana
 Pasal 108 KUHP mengatur tentang ancaman pidana bagi setiap orang yang
melakukan pemberontakan terhadap kekuasaan yang sah di Indonesia. Pasal ini
masuk dalam ranah Hukum Pidana.
 Piagam PBB adalah konstitusi PBB yang ditandatangani di San Francisco pada 26
Juni 1945 oleh kelima puluh anggota asli PBB. Sebagai sebuah piagam ia adalah
sebuah perjanjian konstituen, dan seluruh penanda tangan terikat dengan isinya.
Piagam ini masuk dalam ranah Hukum Punlik Internasional.
 Deklarasi Milenium PBB adalah pengadopsian sekitar 60 tujuan oleh Majelis
Umum PBB terkait perdamaian; pembangunan; lingkungan hidup; HAM;
kerentanan; kelaparan dan kemiskinan; Afrika; dan PBB. Resolusi tersebut masuk
dalam ranah Hukum Publik Internasional karena mengatur sebuah deklarasi yang
disetujui oleh negara-negara anggota PBB.
 Pasal 9-12 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013
Tentang Organisasi Kemasyarakatan masuk dalam ranah Hukum Administrasi
Negara karena di dalam pasal-pasal tersebut mengatur tentang proses dan
persyaratan dalam mendirikan sebuah organisasi kemasyarakatan.

2) Hukum Privat (Hukum Sipil)

Hukum privat atau yang disebut juga hukum sipil, adalah jenis hukum yang
berguna untuk mengatur hubungan antara individu satu dengan individu lainnya,
termasuk negara sebagai pribadi. Jenis hukum privat memfokuskan pada kepentingan
perseorangan.
Hukum privat dibedakan menjadi beberapa macam antara lain adalah :

1. Hukum Perdata, adalah jenis hukum privat yang mengatur hubungan antar
individu secara umum, misalnya yaitu hukum keluarga, hukum perjanjian,
hukum kekayaan, hukum waris, hukum perkawinan, dan sebagainya.
2. Hukum Perniagaan, adalah jenis hukum privat yang mengatur hubungan antar
individu di dalam kegiatan perdagangan, misalnya yaitu hukum jual beli, hutang
utang piutang, hukum mendirikan perusahaan dagang, dan sebagainya

B. Berdasarkan sifat

Penggolongan Hukum Berdasarkan Sifatnya

Ada 2 jenis-jenis hukum berdasarkan sifatnya, yakni hukum yang memaksa dan hukum
yang mengatur. Berikut adalah penjelasan penggolongan hukum menurut sifatnya :

1.) Hukum Yang Memaksa

Yang dimaksud hukum yang memaksa adalah jenis hukum yang dalam
keadaan bagaimana pun, harus dan mempunyai paksaan yang mutlak. Contohnya
adalah hukuman bagi perkara pidana, maka sanksinya secara paksa wajib untuk
dilaksanakan.

2.) Hukum Yang Mengatur

Yang dimaksud hukum yang mengatur adalah jenis hukum yang dapat
dikesampingkan saat pihak-pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan
tersendiri dalam suatu perjanjian. Contohnya adalah hukum mengenai warisan
yang dapat diselesaikan dengan kesepakatan antar pihak-pihak yang terkait.

C. Berdasarkan Bentuk

Penggolongan Hukum Berdasarkan Bentuknya

Ada 2 jenis-jenis hukum berdasarkan bentuknya, yakni hukum tertulis dan hukum tidak
tertulis   Berikut adalah penjelasan penggolongan hukum menurut bentuknya :
1.) Hukum Tertulis
Hukum tertulis adalah hukum tertulis adalah hukum yang telah dicantumkan
dalam berbagai peraturan perundang-undangan secara tertulis. Contoh hukum
tertulis adalah UUD 1945, keputusan presiden, KUHP, dan lain-lain.

2.) Hukum Tidak Tertulis


Hukum tidak tertulis adalah hukum yang berlaku serta diyakini oleh masyarakat
dan dipatuhi, akan tetapi tidak dibentuk menurut prosedur yang formal,
melainkan lahir dan tumbuh di kalangan masyarakat tersebut. Contoh hukum
tidak tertulis adalah hukum adat, hukum agama, dan lain-lain.

D. Berdasarkan luas berlaku

Hukum berdasarkan luas berlakunya dapat dibagi menjadi:

1.) Hukum umum

Hukum umum adalah hukum berlaku untuk semua orang dalam masyarakat
dengan tidak membedakan jenis kelamin, warga negara, agama, suku, dan jabatan
seseorang. Contoh, hukum pidana.

2.) Hukum khusus

Hukum Khusus yaitu hukum yang mengatur hanya bagi golongan orang tertentu,
seperti hukum pidana militer.

E. Berdasarkan fungsi

Hukum berdasarkan tugas dan fungsinya dibedakan menjadi dua, sebagai berikut:

1.) Hukum materiil


Hukum Materiil yaitu hukum yang mengatur hubungan antara anggota
masyarakat yang berisi perintah dan larangan. Contoh: KUH Pidana dan KUH
Perdata.

2.) Hukum formal

Hukum formal adalah hukum yang mengatur tentang tata cara melaksanakan dan
mempertahankan hukum materiil. Seperti: KUHAP, KUHA Perdata, dan PTUN

F. Berdasarkan saat berlaku

Penggolongan Hukum Berdasarkan Waktu Berlakunya

Ada 2 jenis hukum berdasarkan waktu berlakunya, berikut adalah penjelasan


penggolongan hukum berdasarkan tempat berlakunya:

1.) Ius Constitutum (hukum positif)


Hukum yang berlaku sekarang dan hanya bagi suatu masyarakat tertentu saja di
dalam daerah tertentu. Contohnya Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
1945, Undang-Undang RI Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia

2.) Ius Constituendum (hukum negatif)


Hukum yang diharapkan dapat berlaku pada waktu yang akan datang. Misalnya
rancangan undang-undang (RUU).

G. Berdasarkan wilayah berlaku

Penggolongan Hukum Berdasarkan Tempat Berlakunya

Ada 3 jenis-jenis hukum berdasarkan tempat berlakunya, yakni hukum nasional,


hukum internasional, dan hukum asing. Berikut adalah penjelasan penggolongan
hukum menurut wilayah berlakunya :
1.) Hukum Nasional

Hukum nasional adalah jenis hukum yang berlaku di dalam wilayah negara
tertentu. Hukum nasional harus dilaksanakan oleh warga negara tersebut.

2.) Hukum Internasional

Hukum internasional adalah jenis hukum yang berguna untuk mengatur


hubungan hukum antar negara di dalam hubungan internasional. Hukum
internasional ini berlaku secara universal, yang berarti dapat berlaku secara
keseluruhan terhadap negara-negara yang mengikatkan diri dalam perjanjian
internasional tertentu.

3.) Hukum Asing

Hukum yang berlakunya di dalam wilayah negara lain. Hukum perang, hukum
kewarganegaraan, hukum perdata internasional, hukum pidana internasional,
hukum bisnis

H. Berdasarkan Sumber

1.) Undang-Undang

Jenis hukum yang terletak dan tercantum di dalam peraturan perundang-undangan.


Contoh hukum undang-undang:

1. UUD 1945 Bab 1, Pasal 1 (Tentang Bentuk dan Kedaulatan)

2. UUD 1945 Bab 10, Pasal 26-28 (Tentang Warga Negara dan Penduduk)

3. UUD 1945 Bab AA, Pasal 28 A-28J (Tentang Hak Asasi Manusia)

4. UUD 1945 Bab XI, Pasal 29 (Tentang Agama)

5. UUD 1945 Bab XII, Pasal 31-32 (Tentang Pendidikan dan Kebudayaan)

2.) Hukum kebiasaan


Jenis hukum yang terletak dan tercantu di dalam perundang-undangan atau
kebiasaan adat.

Contoh Hukum Kebiasaan :

1. Melakukan upacara adat

2. Mengucapkan terima kash

3. Berperrilaku sopan dan santun

4. Berpamitan kepada orang tua saat hendak pergi

5. Menggunakan tangan kanan

3.) Traktat

Jenis hukum yang diterapkan oleh negara melalu perjanjian

Contoh Traktrat :

1. Piagam PBB

2. Perjanjian bagi hsil antara Indonesia dengan PT. freeport

3. Perjanjian kerja sama antar negara APEC

4.) Hukum Yurispedensi

Jenis hukum yang muncul karena adanya putusan hakim

Contoh yurispedensi:

1. Perkara perceraian

2. Perwarisan harta gono gini

3. Perjanjian Internasional

4. Kasus Jual beli dengan unsur paksaan

5. Kasus perselisihan Organisasi Wartawan di Papua pada 11 Desember 2009

Anda mungkin juga menyukai