Anda di halaman 1dari 6

Tujuan Dan Fungsi Hukum

Salah satu fungsi hukum adalah alat penyelesaian sengketa atau konflik, disamping fungsi yang
lain sebagai alat pengendalian sosial dan alat rekayasa sosial. Guna terciptanya ketertiban
didalam masyarakat diperlukan suatu tatanan.

Hukum sebagai salah satu bentuk tatanan disamping kebiasaan dan kesusilaan, berperan besar
dalam terciptanya ketertiban. Hukum disini adalah hukum tertulis seperti peraturan perundang-
undang, putusan hakim (jurisprudensi), perjanjian (traktat).

Perkembangan ilmu hukum diawali oleh filsafat dan disusul oleh dogmatik hukum (ilmu hukum
positif). Diantara keduanya terdapat perbedaan yang tajam. Filsafat hukum sangat spekulatif,
sedangkan hukum positif sangat teknis. Sehingga untuk menjebatani keduanya diperlukan teori
hukum yang semula berbentuk ajaran hukum umum (algemene rechtsleer). Teori hukum berisi
ciri-ciri umum seperti asas-asas hukum maupun permasalahan yang sama dari berbagai sistem
hukum.

Dogmatik hukum (ilmu hukum positif), teori hukum, filsafat hukum pada akhirnya harus
diarahkan kepada praktik hukum. Praktik hukum menyangkut dua aspek utama, yaitu
pembentukan hukum dan penerapan hukum. Kedua aspek tersebut diharapkan mampu
mengatasi gejala hukum yang timbul dimasyarakat sebagaimana tertuang dalam dogmatik
hukum.

Salah satu fungsi hukum adalah alat penyelesaian sengketa atau konflik, disamping fungsi yang
lain sebagai alat pengendalian sosial dan alat rekayasa sosial. Guna terciptanya ketertiban
didalam masyarakat diperlukan suatu tatanan. Hukum sebagai salah satu bentuk tatanan
disamping kebiasaan dan kesusilaan, berperan besar dalam terciptanya ketertiban. Hukum disini
adalah hukum tertulis seperti peraturan perundang-undang, putusan hakim (jurisprudensi),
perjanjian (traktat).

Perkembangan ilmu hukum diawali oleh filsafat dan disusul oleh dogmatik hukum (ilmu hukum
positif). Diantara keduanya terdapat perbedaan yang tajam. Filsafat hukum sangat spekulatif,
sedangkan hukum positif sangat teknis. Sehingga untuk menjebatani keduanya diperlukan teori
hukum yang semula berbentuk ajaran hukum umum (algemene rechtsleer). Teori hukum berisi
ciri-ciri umum seperti asas-asas hukum maupun permasalahan yang sama dari berbagai sistem
hukum.

Dogmatik hukum (ilmu hukum positif), teori hukum, filsafat hukum pada akhirnya harus
diarahkan kepada praktik hukum. Praktik hukum menyangkut dua aspek utama, yaitu
pembentukan hukum dan penerapan hukum. Kedua aspek tersebut diharapkan mampu
mengatasi gejala hukum yang timbul dimasyarakat sebagaimana tertuang dalam dogmatik
hukum.
Menurut Soerjono Soekamto, hukum dapat berfungsi dengan baik diperlukan keserasian dan
hubungan antara empat faktor, yakni:

1. Hukum dan peraturan itu sendiri.

Kemungkinannya adalah bahwa terjadi ketidak cocokan dalam peraturan perundang-undangan


mengenai bidang-bidang kehidupan tertentu. Kemungkinan lainnya adalah ketidakcocokan
antara peraturan perundang-undangan dengan hukum tidak tertulis atau hukum kebiasaan.
Kadangkala ketidakserasian antara hukum tertulis dengan hukum kebiasaan, dan seterusnya.

2. Mentalitas Petugas yang menegakkan hukum.

Penegak hukum antara lain mencakup hakim, polisi, jaksa, pembela, petugas pemasyarakatan,
dan seterusnya. Apabila peraturan perundang-undangan sudah baik, akan tetapi jika mental
penegak hukum kurang baik, maka akan terjadi pada sistem penegakkan hukum.

3. Fasilitas yang diharapkan untuk mendukung pelaksanaan hukum.

Kalau peraturan perundang-undangan sudah baik dan juga mentalitas penegaknya baik, akan
tetapi fasilitas kurang memadai, maka penegakkan hukum tidak akan berjalan dengan semestinya
dan yang terpenting adalah adanya Kesadaran dan kepatuhan hukum dari para warga masyarakat.
Tujuan Hukum
Adapun tujuan hukum menurut para ahli adalah sebagai berikut :

1. Aristoteles (teori etis) : Menurutnya tujuan hukum ialah semata-mata untuk mencapai
keadilan. Maksudnya adalah memberikan kepada setiap orang atau masyarakat, apa yang
menjadi haknya. Disebut dengan teori etis karena isi hukumnya semata-mata ditentukan
oleh kesadaran etis mengenai apa yang adil dan yang tidak adil.
2. Jeremy Bentham (teori utilitis) : Menurutnya hukum bertujuan untuk mencapai
kefaedahan atau kemanfaatan. Artinya hukum itu bertujuan untuk menjamin kebahagiaan
bagi sebanyak-banyaknya orang ataupun masyarakat.

3. Prof Subekti S.H. : Hukum bertujuan untuk menyelenggarakan sebuah keadilan dan
ketertiban sebagai syarat untuk mendatangkan kebahagiaan dan kemakmuran.
4. Van Apeldorn : Menyatakan bahwa tujuan hukum adalah untuk mengatur tata tertib dan
pergaulan hidup manusia secara damai dan adil, dan hukum itu sendiri menghendaki
perdamaian.
5. Purnadi dan Soerjono Soekanto : Mengatakan bahwa hukum bertujuan untuk
kedamaian hidup setiap manusia yang terdiri dari ketertiban ekstern antarpribadi dan
ketenangan intern pribadi setiap masyarakat.
6. Dr. Wirjono Prodjodikoro, S.H. : Mengemukakan tujuan hukum adalah untuk
mengadakan keselamatan dan kebahagian serta tata tertib dalam lingkungan masyarakat.
7. Geny (D.H.M. Meuvissen : 1994) : Menyatakan bahwa tujuan hukum ialah untuk
mencapai sebuah keadilan dan sebagai unsur keadilannya adalah kepentingan daya guna
dan kemanfaatan.
8. Prof. Mr. J Van Kan : Tujuan hukum adalah untuk menjaga kepentingan setiap manusia
supaya berbagai kepentingannya itu tidak dapat diganggu. Lebih jelasnya tujuan hukum
itu bertugas untuk menjamin kepastian hukum di dalam sebuah masyarakat, juga menjaga
dan mencegah agar setiap orang dalam suatu masyarakat tidak menjadi hakim sendiri.
Tujuan hukum itu sendiri memiliki sifat yang universal seperti ketertiban, keamanan,
ketenteraman, kesejahteraan dan kebahagiaan dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan adanya
hukum maka setiap perkara bisa diselesaikan melaui proses pengadilan berdasarkan ketentuan
hukum yang berlaku. Selain itu juga hukum bertujuan untuk menjaga dan mencegah agar setiap
orang dalam suatu masyarakat tidak bisa main hakim sendiri, karena segala perkara telah ada
ketentuannya dan bisa diserahkan kepada yang berwajib.

http://www.pengertianpakar.com/2015/04/tujuan-dan-fungsi-hukum-menurut-pakar.html

Menurut Sudikno Mertokusumo, Tujuan Hukum adalah menciptakan tatanan masyarakat yang
tertib, dengan menciptakan ketertiban dan keseimbangan dalam masyarakat. Demikian juga
Soejono mengatakan bahwa hukum yang diadakan atau dibentuk membawa misi tertentu, yaitu
keinsafan masyarakat yang kemudian dituangkan dalam hukum sebagai sarana pengendali dan
pengubah agar terciptanya kedamaian dan ketentraman masyarakat.

Tujuan Hukum menurut Surojo Wignjodipuro, Tujuan Hukum adalah untuk menjamin kepastian
dalam perhubungan masyarakat. Hukum diperlukan untuk penghidupan di dalam masyarakat
demi kebaikan dan ketentraman bersama.

Tujuan Hukum menurut Soerjono Soekanto yaitu untuk kedamaian hidup antarpribadi yang
meliputi ketertiban ekstern antarpribadi dan ketenangan intern pribadi. Konsepsi perdamaian
berarti tidak ada gangguan ketertiban dan juga tidak ada kekangan terhadap kebasan
(maksudnya, ada ketentraman atau ketenangan pribadi).

Menurut Soedjono Dirjosisworo, Tujuan Hukum ialah menghendaki kerukunan dan perdamaian
dalam pergaulan hidup bersama. Hukum tersebut mengisi kehidupan yang damai dan jujur
terhadap seluruh lapisan masyarakat.

Tujuan Hukum dalam UUD 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan
keadilan sosial.

Dalam literatur terdapat tiga teori tujuan hukum, yaitu :

1. Teori Etis (ethische theori)

Teori tujuan hukum yang pertama adalah teori etis. Teori etis memandang bahwa hukum
ditempatkan pada perwujudan keadilan yang semaksimal mungkin dalam tata tertib masyarakat.
Dalam arti kata, tujuan hukum semata-mata untuk keadilan. Menurut Hans Kelsen, suatu
peraturan umum dikatakan adil jika benar-benar diterapkan kepada semua kasus, yang menurut
isinya peraturan ini harus diterapkan. Suatu peraturan umum dikatakan tidak adil jika diterapkan
kepada suatu kasus dan tidak diterapkan kepada kasus lain yang sama.

2. Teori Utilitis (utiliteis theori)

Teori tujuan hukum yang kedua ialah teori utilitis. Teori utilitis dari Jeremy Bentham
berpendapat bahwa tujuan hukum adalah untuk memberikan kepada manusia kebahagiaan yang
sebesar-besarnya. Pandangan teori tujuan hukum ini bercorak sepihak karena hukum barulah
sesuai dengan daya guna atau bermanfaat dalam menghasilkan kebahagiaan dan tidak
memperhatikan keadilan. Padahal kebahagiaan itu tidak mungkin tercapai tanpa keadilan.

3. Teori Gabungan atau Campuran

Teori tujuan hukum yang ketiga merupakan teori yang menggabungkan teori ethis dan teori
utilitis.

| Fungsi Hukum |

Fungsi Hukum menurut Para Pakar sebagai berikut :

Menurut Lawrence M. Friedman, Fungsi Hukum adalah untuk melakukan pengawasan atau
pengendalian sosial (social control), penyelesaian sengketa (dispute settlement) dan rekayasa
sosial (social engineering).

Fungsi Hukum menurut Soerjono Soekanto, Di Indonesia fungsi hukum di dalam pembangunan
sebagai sarana pembangunan masyarakat. Hal ini berdasarkan pada anggapan bahwa ketertiban
dalam pembangunan merupakan sesuatu yang dianggap penting dan sangat diperlukan. Sebagai
tata kaedah, fungsi hukum yaitu untuk menyalurkan arah kegiatan warga masyarakat ke tujuan
yang dikehendaki oleh perubahan tersebut. Sudah tentu bahwa fungsi hukum di atas seharusnya
dilakukan, di samping fungsi hukum sebagai pengendalian sosial.
Theo Huijber mengemukakan fungsi hukum, Hukum berfungsi untuk memelihara kepentingan
umum dalam masyarakat, menjaga hak-hak manusia, mewujudkan keadilan dalam hidup
bersama.

Ronny Hanitiyo Soemitro mengatakan bahwa dalam fungsi hukum itu terdapat tiga perspektif,
yaitu :

Pertama, perspektif kontrol sosial daripada hukum. Tujuan ini disebut tujuan dari sudur
pandangan seorang polisi terhadap hukum.

Kedua, perpektif social engineering merupakan tinjauan yang dipergunakan oleh para pejabat
dan karena pusat perhatiannya adalah apa yang diperbuat oleh pejabat atau penguasa dengan
hukum.

Ketiga, perspektif emansipasi masyarakat daripada hukum. Perspektif ini merupakan tinjauan
dari bawah terhadap hukum dan dapat pula disebut perspektif konsumen.

Berdasarkan uraian fungsi hukum oleh para pakar hukum di atas, dapat disusun fungsi-fungsi
hukum sebagai berikut :

(1) Fungsi hukum untuk memberikan pedoman atau pengarahan pada warga masyarakat untuk
berperilaku.

(2) Fungsi hukum sebagai pengawas atau pengendali sosial (social control).

(3) Fungsi hukum yaitu sebagai penyelesaian sengketa (dispute settlement).

(4) Fungs hukum ialah sebagai rekayasa sosial (social engineering).

Sumber : Buku dalam Penulisan Tujuan Hukum dan Fungsi Hukum Menurut Pakar :

- Yunasril Ali, 2009. Dasar-Dasar ILmu Hukum. Penerbit Sinar Grafika : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai