Oleh :
AZISAL FAUZAN
18104882
Siang
PRODI MANAJEMEN
STIE SULTAN AGUNG
PEMATANGSIANTAR
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kasih
karuniaNya, penulis dapatmenyelesaikan makalah berjudul “HAK,
KEKUASAAN, KEWENANGAN DAN LEGITIMASI POLITIK”.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii
BAB 1PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
BAB 2ISI......................................................................................................................... 2
2.1Hak................................................................................................................... 2
2.1.1Pengertian............................................................................................. 2
2.1.2Hak Menurut Para Ahli...........................................................................2
2.1.3Macam-Macam Hak...............................................................................3
2.2Kekuasaan....................................................................................................... 2
2.2.1Pengertian............................................................................................. 2
2.2.2Sumber Kekuasaan...............................................................................2
2.2.3Unsur-Unsur Kekuasaan.......................................................................3
2.2.4Penerapan Kekuasaan..........................................................................5
2.2.5Pembagian Kekuasaan..........................................................................6
2.3Kewenangan.................................................................................................... 6
2.3.1Pengertian............................................................................................. 6
2.3.2Sumber Kewenangan............................................................................7
2.3.3Peralihan Kewenangan..........................................................................8
2.3.4Sikap Terhadap Kewenangan...............................................................8
2.4Legitimasi......................................................................................................... 9
2.4.1Pengertian............................................................................................. 9
2.4.2Obyek Legitimasi...................................................................................9
2.4.3Kadar Legitimasi....................................................................................10
2.4.4Cara Mendapatkan Legitimasi...............................................................10
2.4.5Tipe – Tipe Legitimasi............................................................................11
2.4.6Manfaat Legitimasi.................................................................................11
2.4.7Krisis Legitimasi.....................................................................................11
2.5Hubungan Antara Kekuasaan, Wewenang Dan Legitimasi..............................12
BAB 3PENUTUP............................................................................................................ 13
3.1Kesimpulan...................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 HAK
2.1.1 Pengertian
Hak adalah segala sesuatu yang didapatkan oleh pihak tertentu karena
satu kondisi tertentu. Contohnya saat kita membeli barang, kita membayar
sejumlah uang, maka kita berhak mendapat barang yang ingin kita beli.
Terkadang syarat mendapat hak sudah ada sejak lahir tanpa perbuatan
tertentu. Misalnya karena kita lahir di Indonesia, maka kita berhak
berpartisipasi dalam pemilihan umum (pemilu). Ada juga istilah hak asasi
manusia (HAM), yakni hak dasar bagi setiap manusia sejak lahir, seperti
hak untuk hidup.
Sedangkan hak jamak arah atau absolut, bisa berupa hak dalam hukum
tata negara, hak kepribadian (hak hidup, hak kebebasan), hak
kekeluargaan (suami-istri, hak orang tua, hak anak), dan hak atas objek
imateriel (hak cipta, merk, hak paten).
Hak publik adalah hak yang ada pada masyarakat, negara dan hak
perdata, ada pada seseorang. Hak positif adalah hak menuntut
dilakukannya perbuatan. Sedangkan hak milik adalah hak yang berkaitan
dengan barang dan hak pribadi berkaitan dengan kedudukan seseorang.
2.2 KEKUASAAN
2.2.1. Pengertian
Kekuasaan adalah kemampuan sesorang atau sekelompok
manusia untuk mempengaruhi tingkah laku sesorang atau sekelompok
orang lain sehingga tingkah lakunya menjadi sesuai dengan
2
keinginan/tujuan seseorang/kelompok orang yang mempunyai kekuasaan
tersebut. (Miriam Budiarjo)
Kekuasaan adalah kesempatan seseorang atau sekelompok orang
untuk menyadarkan masyarakat akan kemauan-kemauannya sendiri,
dengan sekaligus menerapkannya terhadap tindakan-tindakan
perlawanan dari orang-orang atau golongan-golongan tertentu. (Max
Webber)
Kekuasaan adalah hasil pengaruh yang diinginkan sesorang atau
sekelompok orang. Kekuasaan merupakan konsep kuiantitaif, karena
dapat dihitung hasilnya. Misalnya, berapa lias wilayah jajajahan, berapa
banyak orang yenag berhasil dipengaruhi, berapa lama berkuasa, dll. (Inu
Kencana Syafiie)
Kekuasaan Politik adalah kemampuan untuk mempengaruhi
kebijakan umum (pemerintah) baik terbentuknya mapun akibat-akibatnya
sesuai dengan tujuan-tujuan penegang kekuasaan sendiri. Kekuasaan
politik merupakan bagian kekuasaan sosial yang fokusnya ditujukan
kepada pengendalian negara terhadap tingkah laku sosial masyarakat,
ketaatan masyarakat, dan mempengaruhi aktivitas negara di bidang
administratif, legislatif, dan yudikatif. (MIRIAM BUDIARJO)
3
Misalnya, dokter diangkat menjadi kepala rumah sakit atau menjadi
menteri kesehatan, tentara diangkat dan diberi kewenangan di bidang
pertahanan dan keamanan, dll.
4. Reward Power. Sumber kekusaan yang berasal dari pemberian.
Misalnya, tuan tanah yang kaya raya akan dituruti perintahnya oleh para
pekerja selama tuan tanah tersebut memberikan gaji/upah. Apabila tidak
ada gaji/upah sebagai bentuk pemberian, maka pekerja tidak akan bekerja
atau menuruti perintah tuan tanah.
5. Reverent Power. Sumber kekusaan yang berasal dari daya tarik atau
kharisma. Kekaguman orang kepada Bung Karno, orator ulung, pidato
berapi-api, pandai membangkitkan semangat rakyat—sehingga dipilih
kembali menjadi presiden. Kekaguman orang kepada Soeharto, The
Smilling General dan kepiwaiannya membangun–sehingga dipilih kembali
menjadi presiden.
4
mena, misal dalam sebuah pasar,,seringkali dia meminta uang secara
paksa kepada para pedagang yang berjualan disana.
3. Manipulatif : adalah sebuah proses rekayasa dengan melakukan
penambahan, pensembunyian, penghilangan atau pengkaburan terhadap
bagian atau keseluruhan sebuah realitas, kenyataan, fakta-fakta ataupun
sejarah yang dilakukan berdasarkan sistem perancangan sebuah tata
sistem nilai. Manipulatif erat kaitannya dengan Cuci Otak (Brain Wash)
yang artinya adalah sebuah upaya rekayasa pembentukan ulang tata
berpikir, perilaku dan kepercayaan tertentu menjadi sebuah tata nilai baru,
praktik ini biasanya merupakan hasil dari tindakan indoktrinasi, dalam
psikopolitik diperkenalkan dengan bantuan penggunaan obat-obatan dan
sebagainya.
Contoh : Penipuan dalam angkutan umum,,pelaku
senantiasamempengaruhi targetnya dengan berbagai cara, agar si target
bisa masuk kedalam jebakannya. Mereka juga menggunakan tindakan
manipulasi agar si target bisa percaya pada kata-katanya.
4. Kerjasama : adalah sebuah kata yang sangat sering kita dengar dan
sangat akrab di telinga kita. Kata kerjasama adalah gabungan dari kata
kerja dan sama, yang berarti bekerja secara bersama-sama dalam
mengerjakan sesuatu dan mencapai suatu tujuan. Kerjasama dibentuk
karena adanya dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai
suatu keinginan atau tujuan yang mereka ingin capai. Manfaat dari
kerjasama adalah membuat sutu permasalahan atau pekerjaan lebih
mudah.
Contoh : Dalam suatu lingkungan/kelompok kerjasama senantiasa terjadi
diantara anggotanya, Misal kerjasama suatu kelompok dalam
memecahkan suatu permasalahan. Hal ini akan menimbulkan saling
ketergantungan antara anggota kelom[ok yang satu dengan yang lainnya.
Saling ketergantungan antar individu dalam satu kelompok ini
disebut promotive interpendence(Deutsch. 1973)
5
5. Upah dan prestasi kerja : prestasi kerja seseorang akan sesuai dengan
upah yang dibayarkannya. Erat kaitannya dengan proses industri,
perusahaan dan sebuah instansi.
Contoh : Seorang karyawan akan memenuhi apa yang diperintahkan oleh
atasannya, semata-mata bukan karena patuh terhadap atasannya
tersebut, tapi melainkan karena upah/reward yang diberikan.
6
2.2.5. Pembagian Kekuasaan
Menurut Inu Kencana Syafiie, pembagian kekuasan negara
meliputi:
1. Eka Praja, apabila kekuasaan negara dipegang oleh satu badan.
2. Dwi Praja, apabila kekuasaan negara dipegang oleh dua badan
3. Tri Praja, apabila kekuasaan negara dipegang oleh tiga badan
4. Catur Praja, apabila kekuasaan negara dipegang oleh empat badan
5. Panca Praja, apabila kekuasaan negara dipegang oleh lima badan.
Menurut Gabriel Almond, pembagian kekuasaan negara meliputi:
1. Rule Making Function
2. Rule Application Function
3. Rule Adjudication Function
Menurut UUD NKRI 1945 (amandemen ke-4), pembagian
kekuasaan negara meliputi:
1. MPR (kekuasaan konstitutif)
2. DPR dan DPD (kekusaan legislatif)
3. Presiden (kekuasaan eksekutif)
4. BPK (kekuasaan inspektif)
5. MA dan MK (kekuasan yudikatif)
2.3 KEWENANGAN
2.3.1 Pengertian
Wewenang adalah kekuasaan yang terdapat pada seseorang
karena mendapat pengakuan atau dukungan dari
masyarakat. Kewenangan menimbulkan hak-hak tertentu pada penguasa
yang memungkinkan ia melakukan suatu kebijakan.
Sifat dari kewenangan adalah top-down, dari penguasa ke rakyat.
Wewenang timbul, karena dukungan dari rakyat tersebut memberikan
semacam hak bagi penguasa untuk melakukan kebijakan berkaitan
dengan tugasnya. Hubungan timbal-balik tersebut timbul karena adanya
suatu kesepahaman antara yang memimpin dan dipimpin.
7
Kekuasaan dalam arti kewenangan diartikan bahwa pemegang
kekuasaan memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan cita-cita dan keyakinan
sebagian besar masyarakatnya. Kewenangan ini tidak sama pada setiap
pemegang kekuasaan.
8
meluas sehingga masyarakat ini memerlukan pengaturan-pengaturan
yang bersifat tertulis dan rasional,
Sebaliknya masyarakat yang stukturnya masih sederhana
cenderung menggunakan tipe kewenangan substansial karena kehidupan
lebih banyak berdasarkan pada tradisi, kepercayaan pada kekuatan
supranatural, dan kesetiaan pada tokoh pemimpin
9
dengan semaunya menggunakan kewenangan untuk kepentingan pribadi
atau golongan.
Sebaliknya di Indonesia, sikap itu masih beraneka ragam.
Masyarakat suku Jawa cenderung menerima kewenangan pribadi,
sedangkan masyarakat dari Minang dan Batak cenderung menerima
kewenangan prosedural atau hukum adat.
2.4 LEGITIMASI
2.4.1 Pengertian
Konsep legitimasi berkaitan dengan sikap masyarakat terhadap
kewenangan. Artinya apakah masyarakat menerima dan mengakui hak
moral pemimpin untuk membuat dan melaksanakan keputusan yang
mengikat masyarakat maka kewenangan itu dikategorikan sebagai
berlegitimasi. Hanya anggota masyarakat saja yang dapat memberikan
legitimasi pada kewenangan pemimpin yang memerintah,
Legitimasi dapat dibedakan pengertian kekuasaan, kewenangan,
dan legitimasi. Apabila kekuasaan diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan sumber-sumber yang mempengaruhi proses politik,
sedangkan kewenangan merupakan hak moral untuk menggunakan
sumber-sumber yang membuat dan melaksanakan keputusan politik (hak
memerintah). Adapun legitimasi merupakan penerimaan dan pengakuan
masyarakat terhadap hak moral tersebut.
10
menjadi kebijakan umum, ketiga objek legitimasi ini meliputi komunitas
politik, rezim dan pemerintahan,
Sementara itu Andrain menyebutkan lima objek dalam sistem politik
yang memerlukan legitimasi agar suatu sistem politik tetap berlangsung
dan fungsional, Kelima objek legitimasi ini meliputi masyarakat politik,
hukum, lembaga politik, pemimpin politik dan kebijakan.
Yang dimaksud dengan legitimasi terhadap komunitas politik ialah
adanya kesediaan para anggota masyarakat yang berasal dari berbagai
kelompok yang berbeda latar belakang untuk hidup secara rukun sebagai
komunitas, Apabila dukungan terhadap komunitas politik belum cukup
tinggi maka dalam masyarakat terdapat masalah penciptaan identitas
nasional (krisis identitas). Manakala dukungan terhadap lembaga-lembaga
politik masih lemah maka dalam masyarakat terdapat krisis kelembagaan,
Krisis kepemimpinan akan terjadi pada masyarakat yang kurang
mempercayai para pemimpin politik.
11
Cara-cara yang digunakan untuk mendapatkan dan
mempertahankan legitimasi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
simbolis, procedural dan materiil.
· Pertama memanipulasi kecenderungan – kecenderungan moral,
emosional, tradisi dan kepercayaan, dan nilai –nilai budaya pada
umumnya dalam bentuk simbol-simbol ,
· Kedua, dengan cara menjanjikan dan memberikan kesejahteraan
materiil kepada masyarakat, seperti menjamin tersedianya kebutuhan
dasar (basic needs).
· Ketiga, dengan cara menyelenggarakan pemilihan umum untuk
menentukan para wakil rakyat untuk mengesahkan suatu kebijakan
umum,
12
Krisis legitimasi biasanya terjadi pada masa transisi. Selain itu,
perubahan yang terjadi dari suatu tingkat dan kualitas perkembangan
menuju ke tingkat dan kualitas perkembangan masyarakat berikutnya.
Masyarakat semacam ini akan cenderung mempertanyakan setiap
kewenangan yang dianggap tidak mencerminkan aspirasi hidup dalam
masyarakat,
Lucyan Pye menyebutkan empat sebab krisis legitimasi:
13
· Keempat, sosialisasi tentang kewengan mengalami perubahan
Krisis legitimasi akan semakin gawat manakala pihak yang
berwenang tidak tanggap atas perubahan sikap terhadap kewenangan
dalam masyarakat
14
BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Unsur-unsur yang harus diketahui dalam memahami konsep
kekuasaan, yaitu kewenangan dan legitimasi. Keduanya merupakan dua
hal yang sangat vital. Tanpa adanya legitimasi dari masyarakat sangat
sulit bagi penguasa untuk menjalankan kewenangannya. Kewenangan
tanpa legitimasi penuh masyarakat menyulitkan penguasa dalam
menjalankan program dan kebijakannya. Kewenangan merupakan akibat
(hak moral) yang timbul sebab adanya legitimasi (dukungan) dari
masyarakat.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://www.zonareferensi.com/pengertian-
hak/http://dibacaaja.wordpress.com/2012/02/26/kewenangan-dan-
legitimasi/
http://arifcintaselvia.wordpress.com/kuliah/pipol-pengantar-ilmu-
politik/kekuasaan-otoritas-dan-legitimasi/
http://pengantarilmupolitik.blogspot.com/
http://lotharmatheussitanggang.wordpress.com/2011/07/03/konsep-kekuasaan-
kewenangan-dan-legitimasi/
http://nthatembem.blogspot.com/2009/10/penerapan-unsur-unsur-kekuasaan-
dalam_07.html