PENDAHULUAN
Dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan, pemerintah atau
administrasi negara melakukan berbagai tindakan hukum yang
menggunakan sarana atau instrumen seperti alat tulis menulis, sarana
transportasi dan komunikasi, gedung-gedung perkantoran, dan lain-
lainnya yang menjadi bagian dari kepunyaan public atau pubik domein.
Selain itu, pemerintah juga menggunakan berbagai instrument yuridis
dalam menjalankan kegiatan mengatur dan menjalankan urusan
pemerintahan dan kemasyarakatan. Seperti peraturan perundang-
undangan, keputusan-keputusan, peraturan kebijakan, rencana-rencana,
perizinan, dan instrumen hukum keperdataan. Sehingga, instrument
pemerintahan yang dimaksudkan dalam hal ini adalah alat-alat atau
sarana-sarana yang digunakan oleh pemerintah atau administrasi negara
dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
2
PEMBAHASAN
INSTRUMEN PEMERINTAHAN
A. Pengertian Instrumen Pemerintahan
Instrumen Pemerintahan adalah alat-alat atau sarana-sarana yang
digunakan oleh pemerintah atau administrasi negara dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
Pemerintah atau administrasi negara dalam melakukan tugasnya, ia
membutuhkan sarana atau instrumen, yaitu:
1. Instrumen Fisik
Instrumen Fisik yang terhimpun dalam publiek domain, terdiri atas; alat
tulis menulis, sarana transportasi dan komunikasi, gedung-gedung
perkantoran dan lain-lain.
2. Instrumen Yuridis
Instrumen Yuridis ini berfungsi untuk mengatur dan menjalankan urusan
pemerintahan dan kemasyarakatan, yang terdiri atas; peraturan
perundang-undangan, keputusan-keputusan, peraturan kebijaksanaan,
perizinan, instrumen hukum keperdataan dan lain-lain.
Untuk menemukan norma dalam hukum administrasi negara harus
dicari dalam semua peraturan perundang-undangan terkait dari
tingkat yang paling tinggi dan bersifat umum-abstrak sampai yang
paling rendah yang bersifat individual-konkret.
Menurut Indroharto (1993: 139-140) dalam suasana hukum tata
usaha negara kita menghadapi bertingkat-tingkat norma-norma
hukum yang kita perhatikan. Artinya, peraturan hukum yang harus
diterapkan tidak begitu saja kita temukan dalam undang-undang,
tetapi dalam kombinasi peraturan-peraturan dan keputusan-
3
keputusan tata usaha negara yang satu dengan yang lain saling
berkaitan.
Lebih lanjut Indroharto menyebutkan sebagai berikut:
1. Keseluruhan norma hukum administrasi negara dalam
masyarakat memiliki struktur bertingkat dari yang sangat
umum yang terkandung dalam perundang-undangan
sampai pada norma yang paling individual dan konkrit
yang dikandung dalam penetapan tertulis (beschikking).
2. Pembentukan norma-norma hukum dalam hukum
administrasi negara tidak hanya dilakukan oleh pembuat
UU(kekuasaan legislatif) dan badan-badan peradilan, tetapi
juga oleh aparat pemerintah, dalam hal ini Badan atau
Jabatan Tata Usaha Negara.
Guna mengetahui kualifikasi sifat keumuman (algemeenheid) dan
kekonkretan (concreetheid) norma hukum administrasi, perlu
diperhatikan mengenai obyek yang dikenai norma hukum
(adressaat) dan bentuk normanya. Artinya kepada siapa norma
hukum itu ditujukan apakah untuk umum atau untuk orang
tertentu.
Philipus M. Hadjon (1994:125) membuat kualifikasi dengan
skema berikut ini:
o Untuk siapa
o Apa dan bagaimana
o Umum
o Individual
o Abstrak
o Konkret
4
ini terbagi dalam dua jenis, yaitu tindakan hukum publik yang bersifat
sepihak (eenzijdig) dan dua pihak atau lebih (meerzijdig). Berdasarkan
paparan tersebut tampak bahwa ketetapan merupakan instrumen yang
digunakan oleh organ pemerintah dalam bidang publik dan digunakan
untuk menimbulkan akibat-akibat hukum tertentu.
f. Seseorang atau Badan Hukum Perdata
Subyek hukum terdiri dari manusia dan badan hukum untuk mendukung
hak-hak dan kewajiban. Berdasarkan hukum keperdataan, seseorang atau
badan hukum yang dinyatakan tidak mampu seperti orang yang berada
dalam pengampunan atau perusahaan yang dinyatakan pailit tidak dapat
dikualifikasi sebagai subyek hukum ini.
3. Macam-macam Keputusan
a. Keputusan Deklaratoir dan Keputusan Konstitutif
Keputusan deklaratoir adalah keputusan dimana untuk menetapkan
mengikatnya suatu hubungan hukum atau keputusan itu maksudnya
mengakui suatu hak yang sudah ada. Sedangkan, keputusan konstitutif
adalah keputusan yang melahirkan atau menghapus suatu hubungan
hukum atau ketetapan itu menimbulkan hak baru yang tidak dipunyai
sebelumnya. Keputusan konstitutif ini dapat berupa :
Keputusan-keputusan yang meletakkan kewajiban untuk
melakukan sesuatu, tidak melakukan sesuatu, atau
memperkenalkan sesuatu.
Keputusan yang memberikan status pada seseorang,
lembaga, atau perusahaan. Oleh karena itu, seseorang atau
perusahaan itu dapat menerapkan aturan hukum tertentu.
Keputusan yang meletakkan prestasi atau harapan pada
perbuatan pemerintah.
11
Daftar Pustaka
23
Halaman 125-217.