ABSTRAK
Result Amandement II UUD 1945, theres change basicly assembly representative in Indonesion.
MPR before like of that DPR, delegition of group and teritory, to be MPR like of that DPR and DPD
(section 2 (1) UUD). This normative research usus primary and secondary data. Theresult will be
analyzed by content analize than it systematically describe. The research focus on the outhority of
District People Representatatative within representative system in Indonesia and the relation between
the District People Representative with the other state institution under the corridor of Public Law
System of Indonesia.
Theres are DPD new institution have function legislation, weigted and control sama with
DPR, beside that posisition DPR regulated only “sub Ordinat” to DPR, DPD have not outhority for
take wise. In contruction relation between institution also give authority limited for DPD. Relate to
so position DPD must be strong not only are “assesories” or “subordinat”. Because of that need to
do Amandement to UUD 1945 exspesialy sestion regulated about DPD.
Catur wido Haruni, Analisis Yuridis Kedudukan dan Hubungan Perwakilan Daerah 43
Bahan hukum primer dalam hal ini antara lain dengan sepakat-sepakat yang adil antara rakyat dan
UUD 1945, UU No 12 tahun 2003 Tentang Pemilu antar daerah. Sebagai lembaga baru DPD bukan
dan UU No.22 Tahun 2003 Tentang Sususnan dan perwakilan DPRD-DPRD di pusat, melainkan institusi
Kedudukan MPR, DPR,DPRD dan DPD, serta yang berdiri sendiri dan dipilih secara tersendiri pula.
peraturan perundangan lainnya yang berkaitan Keberadaan DPD dalam Parlemen sebagai
dengan focus permasalahan dalam penelitian ini. institusi baru, yang sebelumnya lembaga ini diisi
Bahan hukum sekunder dalam hal ini berupa buku- oleh Dewan Utusan Daerah (DUD) dan utusan
buku, makalah, hasil penelitian, jurnal, artikel dan golongan.Mekanisme pengisiannya berbeda,
lainnya, sebagai bahan penunjang untuk melakukan dimana untuk utusan golongan dan utusan daerah
analisis terhadap data-data hasil kajian normatif. lebih mudah karena DUD dipilih oleh DPRD
1). Teknik Pengumpulan Data Propinsi dan utusan golongan diangkat
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan Kalau melihat komposisi MPR sekarang, yang
dalam penelitian ini adalah teknik kepustakaan terdiri dari DPR dan DPD, memang cenderung
dan dokumentasi, dari berbagai sumber disebut sistem bikameral, ada kamar DPR, ada
pustaka yang dilakukan di perpustakaan dan kamar DPD.Namun secara teoritis kita tidak
kajian literatur untuk melihat data-data dan menganut sepenuhnya sistem dua kamar ini. Karena
dokumen, serta dari situs internet yang kewenangan DPR di satu sisi dan kewenangan DPD
berhubungan dengan kedudukan Dewan disisi lain tidak sama dengan senat dan Kongres
Perwakilan Daerah (DPD) dan hubungannya dalam lembaga legislatif di Amerika Serikat.
dengan lembaga negara lainnya pada aspek
hukum dan peraturan perundangan-undangan. Berdasarkan Pasal 22D UUD’45 yang
2). Analisa Data diamandemen:
Dari data yang telah terkumpul nantinya akan
dianalisis dengan teknik kualitatif dengan 1) Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan
kerangka berfikir deduktif dan sistematis. kepada Dewan Perwakilan Rakyat rancangan
Kemudian untuk mempertajam analisis undang-undang yang berkenaan dengan
dilakukan analisis ini (contens analysis) dan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,
analisis komparatif berbagai peraturan pembentukan dan pemekaran serta
perundang-undangan yang berkenaan dengan penggabungan daerah, pengelolaan sumber
Dewan Perwakilan Daerah (DPD). daya alam dan sumber daya ekonomi lainnnya,
serta yang berkaitan dengan pertimbangan
keuangan puasat dan daerah.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 2) Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas
rancangan undang-undang yang daerah,
Kedudukan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) berkaitan dengan otonomi daerah,hubungan
Dalam Sistem Perwakilan di Indonesia pusat dan daerah, pembentukan dan
pemekaran serta penggabungan daerah,
Tahun 2004 ini era baru dalam sejarah pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
pemerintahan Indonesia terutama di bidang perwakilan ekonomi lainnnya, serta yang berkaitan dengan
rakyat yaitu adanya anggota DPD (Dewan pertimbangan keuangan pusat dan daerah, serta
Perwakilan Rakyat) yang sebelumnya tidak pernah memberikan pertimbangan kepada Dewan
ada. Sejumlah 128 anggota DPD dari 32 Propinsi telah Perwakilan Rakyat atas rancangan undang-
dipilih dalam Pemilu 2004 bersama dengan pemilihan undang anggaran pendapatan dan belanja negara
anggota DPR, yang saat ini sedang menunggu untuk dan rancangan undang-undang yang berkaitan
dilantik. dengan pajak, pendidikan,dan agama.***)
DPD merupakan institusi politik baru yang lahir 3) Dewan Perwakilan Daerah dapat melakukan
dari semangat baru ini, khususnya bahwa berindonesia pengawasan atas pelaksanaan undang-undang
dan berlangsungnya haruslah dijaga sebagai atau mengenai hubungan pusat dan daerah,
Catur wido Haruni, Analisis Yuridis Kedudukan dan Hubungan Perwakilan Daerah 45
kesatuan ke negara federal. Kalau kita perahatikan Hubungan Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
ketentuan pasal 22D UUD 1945 tentang DPD ayat dengan Lembaga Negara lainnya Dalam Sistem
(1) mengatakan “ DPD dapat mengajukan kepada Ketatanegaraan di Indonesia
Dewan Perwakilan Rakyat rancangan Undang-
undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, Hubungan DPD dengan MPR
hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan
pemekaran serta penggabungan daerah, Perubahan terakhir UUD 1945 pasal 2 (l)
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya menetapkan bahwa MPR terdiri atas anggota DPR
ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan dan anggota DPD. Jadi bukan MPR terdiri atas DPR
perimbangan keuangan pusat dan daerah”. Pasal dan DPD dalam arti lembaga. Ini memang punya
ini mengatur kewenangan DPD dalam konsekwensi yang berbeda dalam mekanismenya.
mengantisipasi konflik antara pemerintah pusat dan Tiap anggota yang berasal dari DPR maupun DPD
daerah. Padahal dalam negara kesatuan, pemerintah sama-sama merangkap menjadi anggota MPR.
pusat sepenuhnya mengatur masalah hubungan Dalam kedudukan yang demikian, hakekatnya
pusat dan daerah, sebab hal ini merupakan MPR merupakan majelis persidangan bersama
kekuasaan dan wewenang pemerintah pusat. (joint session) antara DPR dan DPD tatkala
Kedaulatan yang terdapat di dalam negera kesatuan putusan-putusan harus diambil oleh anggota
tidak dapat di bagi-bagi. Kalaupun ada otonomi parlemen Indonesia sebagai anggota MPR. Karena
daerah, sebagian kedaulatan itu hanya MPR terdiri atas anggota DPD dan anggota DPR,
didistribusikan kepada daerah, tapi bukan diberikan meskipun tidak penuh sesungguhnya DPD juga
secara utuh. Kedaulatan tetap berada pada melaksanakan fungsi-fungsi MPR, seperti
pemerintah pusat sebagai penyelenggara kekuasaan mengubah dan menetapkan UUD, serta memilih
negara. Presiden dan/atau wakil Presiden dalam hal terjadi
Eksistensi DPD jelas mencerminkan bentuk kekosongan ditengah masa jabatan. Dari diskripsi
negara ‘federal semu’ . Menurut ajaran CF Strong, tersebut tampak bahwa di satu sisi DPD bisa
salah satu cirri pokok bentuk negara federal adalah menjadi”pengimbang” bagi DPR dalam forum
adanya pembagian kekuasaan antara negara federal sidang MPR, walaupun pengimbang tidak
dan negara-negara bagian. Meskipun Amandemen sepenuhnya tepat, karena jumlah anggota DPD
ke tiga UUD 1945 tidak secara eksplisit mengatur dibatasi paling banyak sepertiga anggota DPR dan
pembagian kekuasaan antara pemerintah pusat dan segala putusan MPR ditetapkan dengan suara
pemerintah daerah, tetapi ketetapan yang diatur terbanyak. Artinya kemampuan voting DPD
dalam Pasal 22D jelas mengindifikasikan bidang- dirancang agar tidak bisa terlalu menggganggu
bidang kekuasaan yang menjadi kewenangan DPD. DPR. Sedangkan disisi lain dalam UU Susduk
Dimana nampak jelas bahwa semua masalah yang No.22 tahun 2003 Pasal 10 tentang kedudukan MPR
berhubungan atau yang berkaitan dengan dinyatakan bahwa “MPR merupakan lembaga
kepentingan daerah, pemerintah pusat perlu terlebih permusyawaratan rakyat yang berdedukan sebagai
dahulu mendapatkan persetujuan atau pertimbangan lembaga negara” ,hal ini mununjukan bahwa MPR
dari DPD. Jika DPD tidak setuju, sebuah rancangan merupakan lembaga tetap bukan “joint sesion” antara
undang-undang yang mengatur masalah hubungan DPD dan DPR.
pusat dan daerah tidak bisa menjadi undang-
undang. Bahkan RUU APBN pun tidak cukup Hubungan DPD dengan DPR
dibahas oleh DPR dan pemerintah pusat, melainkan
harus”dengan memperhatikan pertimbangan Menurut ketentuan pasal 20 (1) UUD
Dewan Perwakilan Daerah (DPD)” sebagaimana amandemen pertama,tegas-tegas menyatakan
diatur dalam pasal 23 ayat 2 UUD 1945. bahwa”Dewan Perwakilan Rakyat memegang
kekuasaan menbentuk undang-undang”, jadi DPR
adalah lembaga yang berwenang membentuk
UU.Sedangkan DP hanya akan terlibat pembahasan
Catur wido Haruni, Analisis Yuridis Kedudukan dan Hubungan Perwakilan Daerah 47
pemilihan umum”, Dengan demikinan, jika timbul selanjutnya diteruskan kepada Dewan kehormatan
sengketa mengenai hasil Pemilu anggota DPD, DPD.
maka yang berwenang memutuskannya adalah
Mahkamah Konstitusi. 4. KESIMPULAN
Catur wido Haruni, Analisis Yuridis Kedudukan dan Hubungan Perwakilan Daerah 49