Anda di halaman 1dari 44

Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

Unsur – Unsur Negara


I. Pendahuluan
Pembahasan Unsur – Unsur Negara adalah mengenai unsur apa saja yang harus
dipenuhi untuk adanya suatu negara.

Penggolongan Unsur-Unsur Negara

Secara Menurut Politik


Secara Klasik Secara Yuridis
Sosiologis Internasional

II. Penggolongan Secara Klasik

Menurut Oppenheim dan Lauterpacht terdapat Unsur Pembentuk atau Konstitutif yang
pokok dan bersifat mutlak. Unsur-unsur negara terdiri atas tiga bagian utama yaitu
unsur bangsa, wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat.

Unsur Konstitutif Negara berdasarkan Ketetapan Konvensi Hukum Internasional


Montevideo 1933
a. Rakyat
b. Wilayah
c. Pemerintahan yang berdaulat dan mampu berhubungan dengan negara lain.
Merupakan kemampuan untuk berhubungan dalam bidang politik, ekonomi, dan
keamanan.

Unsur Deklaratif Negara berdasarkan Ketetapan Konvensi Hukum Internasional


Montevideo 1933 adalah Pengakuan dari Negara Lain.

A. Bangsa
Mengenai unsur bangsa ada beberapa istilah yang berkaitan erat dengan unsur
bangsa yaitu ras, volk, dan natie.

a. Ras adalah pengelompokan manusia berdasar persamaan jasmani.


Contoh: Ras Melayu, Ras Negroid, Ras Arya, Ras Dravidian

b. Volk adalah pengelompokan manusia berdasarkan persamaan kebudayaan


seperti Bahasa, tradisi atau adat istiadat, dan kepercayaan.
Contoh: Bangsa Mesir, Arab, Maya, dan Mongol.

c. Natie adalah pengelompokan manusia yang berdasar pada adanya


kesadaran bernegara tanpa membedakan rasa tau volk.

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
1
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

1. Pembentukan Natie Indonesia


Menurut Bothlink pada saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia belum terbentuk
natie karena proklamasi kemerdekaan dilakukan oleh sebagian orang yang
mengatasnamakan bangsa Indonesia.

Sanggahan pendapat Bothlink menyatakan bahwa proses pembentukan natie


terjadi secara bertahap:
a) Keinginan bebas dari penjajahan dan merdeka
b) Perjuangan yang bersifat sproadis dan kedaerahan
c) Kebangkitan organisasi pergerakan nasional

Sehingga penggunaan kata atas nama mewakili seluruh rakyat Indonesia dari
Sabang hingga Merauke yang telah mempunyai kesadaran untuk membentuk
negara (natie).

2. Perkembangan Kesadaran Nasional

Menurut Dr. Hertz terdapat empat macam unsur perkembangan kesadaran


nasional:

a) Keinginan akan kesatuan.


b) Keinginan untuk mencapai kemerdekaan
c) Keinginan untuk mencapai keaslian bangsa
d) Keinginan akan kehormatan.

3. Penggolongan Bangsa
Menurut Jean Jaques Rosseau bangsa dapat dibagi dalam dua golongan:

a) Citoyen merupakan golongan menentukan suara dari banyak (volonte


generale). Rakyat tergolong dalam status aktif
b) Suyet merupakan golongan yang tunduk pada kehendak suara terbanyak.
Rakyat tergolong dalam status pasif.

4. Teori Status Warga Negara


G. Jellinek menyatakan bangsa apabila dilihat secara individual merupakan
warga negara, harus dilihat sebagai suatu ikatan dengan negara yang
menimbulkan hak dan kewajibam.

Status Negatif Negara tidak boleh mengganggu hak asasi warga


Status Positif Negara menyelenggarakan kebutuhan untuk
kemakmuran rakyat
Status Aktif Rakyat berpartisipasi aktif dalam pengambilan
keputusan (Citoyen)

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
2
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

Status Pasif Rakyat bersifat pasif dan tunduk pada keputusan


negara (Suyet)

5. Kewarganegaraan dalam Hubungan Internasional


Negara akan menggunakan asas yang menguntungkan kepentingan politik
negara. Masalah kewarganegaraan dalam hubungan internasional mencakup
masalah individu yang tidak memiliki kewarganegaraan (apatride) dan individu
dengan kewarganegaraan ganda (bipatride).

B. Wilayah
Wilayah merupakan unsur primer yang menentukan ada atau tidak suatu negara
apabila dilihat dari teori hukum kepemilkian atas benda atau teori patrimonial.
Wilayah adalah suatu batas yang menentukan berlakunya kekuasaan suatu negara.

1. Unsur Wilayah
Menurut Jellinek unsur wilayah dapat dilihat dari dua segi:
a. Segi Positif : Seluruh warga dalam wilayah tersebut harus tunduk pada
pusat kekuasaan yang ada.
b. Segi Negatif : Hanya ada satu pusat kekuasaan dalam wilayah itu. Namun
terdapat pengecualian diantaranya:
i. Daerah Kondominium atau negara dimana terdapat dua atau lebih
pusat kekuasaan atas perjanjian bersama
ii. Negara Serikat atau negara yang secara prinsipil terdapat dua
kekuasaan (pemerintahan federal dan pemerintahan negara bagian)
iii. Negara Protektorat atau negara berdasarkan persetujuan dari
penguasa wilayah harus mengakui kekuasaan lain di luar wilayahnya.
iv. Negara yang kelah perang akan diduduki wilayahnya oleh
pemenang perang

2. Fungsi Wilayah
Setiap negara memerlukan wilayah terentu sebagai tempat menetap rakyatnya
maupun tempat pemerintah menyelenggarakan kegiatannya.

3. Penentuan Batas Wilayah


Penentuan batas wilayah dapat dilakukan dengan penetapan melalu perjanjian
internasional yang bersifat bilateral atau multilateral.

Dalam praktik kenegaraan dikenal Daerah Ex Territorial atau daerah dimana


hukum suatu negara tetap berlaku diluar wilayah negara tersebut. Contoh
adalah Kapal yang berlayar di laut bebas merupakan wilayah kekuasaan negara
yang benderanya terpasang di kapal tersebut.

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
3
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

a. Menentukan batas wilayah darat


i. Batas Wilayah Buatan Manusia
ii. Batas Wilayah Alamiah
iii. Perhitungan Garis Lintang dan Bujur

b. Menentukan batas wilayah laut


Menurut Trakat Multilateral UNCLOS yang ditandatangani pada 10 Desember
1982, batas laut setiap negara meliputi:
i. Batas Laut Teritorial, kedaulatan atas laut territorial sejauh 12 mil diukur dari
garis lurus yang ditarik dari pantai.
ii. Batas Zona Bersebelahan, 12 – 24 mil dimana negara bersangkutan dapat
mengambil tindakan bagi pihak uang melanggar fiscal, bea cukai, imigrasi,
keamanan dan ketertiban.
iii. Batas Zona Ekonomi Eksklusif, 200 mil dari pantai, merupakan wilayah
dimana negara bebas menggali kekayaan alam lautan, melaksanakan
kegiaan ekonomi asing, dan menangkap nelayan asing yang menangkap
ikan dalam wilayah ZEE.
iv. Batas Landas benua, lebih dari 200 mil. Negara yang bersangkutan bebas
melakukan eksplorasi lautan tetapi berkewajiban untuk membagi dengan
masyarakat internasional.

c. Menentukan batas wilayah udara


Mengenai wilayah udara suatu negara merupakan daerah udara di atas
darat dan lautan ke atas tanpa batas.

C. Pemerintahan Yang Berdaulat

Pemerintahan yang berdaulat adalah pemerintahan yang berdaulat ke dalam dan


ke luar.

Berdaulat ke dalam adalah pemerintahan yang diakui oleh rakyat dan berjalan
secara stabil serta berwibawa untuk waktu yang relative lama. Kedaulatan ke dalam
dibatasi oleh hukum positif suatu negara.

Berdaulat ke luar berarti diakui kehadirannya dan dianggap sederajat oleh negara
lain dalam pergaulan internasional. Kedaulatan ke luar dibatasi oleh ketentuan-
ketentuan hukum internasional.

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
4
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

1. Pendapat Sarjana Jerman

Pemerintahan yang berdaulat menurut sarjana Jerman adalah Kompetenz –


Kompetenz yang berarti wewenang dari pihak yang berkuasa untuk menentukan
wewenang yang ada dalam negara.

2. Pendapat Gaetano Mosca

Kekuasaan negara bukan merupakan pemerintahan yang berdaulat. Kewenangan


hanya merupakan kekuasaan dari kelompok tertentu dari masyarakat itu sendiri
yang menguasai mereka disebut dengan istilah the ruling class.

III. Penggolongan Secara Yuridis

Menurut Logemann unsur-unsur negara menurut penggolongan secara yuridis


merupakan peninjauan unsur-unsur yuridis yang membentuk negara. Unsur meliputi:
a. Subjek Hukum
Merupakan unsur pemerintahan yang berdaulat.
b. Wilayah Hukum
Wilayah tentang orang (bangsa), ruang yang mencakup darat, laut, dan udara, dan
kewenangan dari negara.
c. Perikatan Hukum dan Hubungan Hukum
Mengenai hubungan-hubungan hukum yang timbul antara negara dan rakyat.

IV. Penggolongan Secara Sosiologis

Menurut Robert Kjellen unsur negara terbagi dua menjadi unsur alam dan kebudayaan.
Sedangkan unsur alam terbagi menjadi:
a. Unsur Wilayah yang merupakan ruang hidup. DIkaitkan dengan unsur geografis
menimbulkan geopolitik yaitu strategi suatu negara berdasar letak wilayah negara.
b. Unsur bangsa yang menimbulkan Ilmu tentang Bangsa atau ethnopolitik.

V. Penggolongan Menurut Politik Internasional


Dalam politik internasional dikenal masalah Struggle of Power dan hierarki yang
berdasar pada power atau kekuasaan dari masing-masing negara.

Menurut Hans Morgenthau agar dapat dianggap sebagai negara yang secara nyata
mempunyai kekuatan, maka harus dipenuhi delapan unsur elements of national power.

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
5
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

Sembilan unsur negara menurut penggolongan politik Internasional:


a. Wilayah yang merupakan unsur strategis ditinjau sudut kepentingan peran dan
ekonomi
b. Sumber-sumber alam yang mempu memenuhi kebutuhan dalam negeri dan
kepentingan ekspor
c. Kapasitas Industri
d. Jumlah penduduk yang memadai sesuai dengan luas wilayahnya
e. Pemerintahan yang stabil untuk mendapat pengakuan dunia internasional.
f. Angkatan bersenjata yang kuat baik segi moril dan materil
g. Memiliki kepribadian nasional
h. Merupakan bangsa yang bermoral
i. Kualitas diplomasi dalam arti aktif dalam kegiatan internasional.

Kedaulatan
I. Pendahuluan

Kedaulatan adalah kekuasaan dalam perspektif yuridis.

Menurut Jean Bodin (Bapak Teori Kedaulatan), Kedaulatan merupakan wewenang


tertinggi yang tidak dibatasi oleh hukum.

A. Kewenangan dan Negara


Wewenang terdapat pada penguasa mengatasi seluruh negara dan orang di dalam
ruang lingkup wilayahnya. Kedaulatan penguasa berada diatas hukum atau undang-
undang, hal ini dikarenakan penguasa yang mengatasnamakan negara memiliki
kekuasaan tertinggi untuk memutuskan apa saja.

Kompetenz-kompetenz atau La Competence merupakan kewenangan untuk


menentukan segala wewenang yang ada. Penguasa atau raja sebagai pemilik
kewenangan mencakup kewenangan membentuk hukum, memaklumkan perang,
mengawasi kepantasan, dan lainnya.

Kedaulatan dimaksudkan secara sederhana untuk menunjuk pada suatu kekuasaan


tertinggi. Terjadi peristiwa runtuhnya legitimasi dan kekuasaan raja yang bersifat absolut
dan digantikan dengan kedaulatan rakyat yang dikenal dengan istilah demokrasi.

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
6
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

II. Pendekatan Absolut Teori Kedaulatan

B. Teori Kedaulatan Tuhan


Tuhan memegang kekuasaan tertinggi and kedaulatan negara. Dalam praktik
kenegaraan, perintah negara harus merupakan implementasi dari kehendak Tuhan.
Dimana tidak boleh ada kekuasaan yang lebih tinggi dari kekuasaan tuhan, kecuali
dilegitimasi oleh kekuasaan Tuhan itu sendiri.

Kekuasaan tuhan dalam perkembangannya diatasnamakan oleh wakil Tuhan (titisan


tuhan) untuk berkuasa secara absolut dan mengakui sebagai Tuhan. Dalam
perkembangannya, teori kedaulatan tidak sepenuhnya ditinggalkan karena keesaan
dan kekuasaan tuhan senantiasa menyertai penyelenggaraan negara yang tertuang
dalam klausa konstitusi (Pasal 29 UUD 1945).

C. Teori Kedaulatan Raja


Raja bersandar pada kemampuan untuk meyakinkan rakyat bahwa ia dan keturunannya
yang berhak diangkat ke dalam kedaulatan atau kekuasaan tertinggi. Kepercayaan
rakyat terhadap raja dan keturunannya didukung oleh kekuatan kepercayaan
karismatik, kewibawaan, kesucian, keturunan, dan representasi dari kekuasaan tuhan.

Kekuasaan mutlak raja seringkali di selewengkan, kemudian dari kesengsaraan rakyat


timbul ketidakpercayaan terhadap kekuasaan yang dipegang oleh raja.

D. Teori Kedaulatan Rakyat


Lahir keinginan rakyat untuk berkuasa tas dirinya sendiri. Kedaulatan rakyat melalui
tahapan trial and error dimana terjadi perombakan struktur monarki menjadi republik
demokrasi.

Menurut Jean Jaques Rosseau (Bapak Teori Kedaulatan Rakyat) menyatakan bahwa
mengenai perjanjian masyarakat, natural liberty berubah menjadi civil liberty dimana
rakyat memiliki haknya. Kekuasaan rakyat sebagai yang tertinggi dalam hal ini melalui
perwakilan berdasarkan suara terbanyak atau Majority Vote (general will atau volonte
generale). Akan tetapi ajaran Rosseau dianggap terlalu murni karena suara mayoritas
tidak pasti selalu benar.

E. Teori Kedaulatan Negara


Teori Kedaulatan Negara merupakan konsep teori kedaulatan raja yang dibuat
sedemikian rupa, berpangkal dari haluan kedaulatan rakyat sehingga dapat diterima
masyarakat.

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
7
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

Teori Kedaulatan Negara mengenal Verkulprings Theorie yang menyatakan negara


menjelma dalam tubuh raja. Negara berdaulat karena rakyat, sehingga kedaulatan
yang dimiliki negara dimanifestasikan dalam diri raja.

Merupakan reaksi dari teori kedaulatan rakyat. Dalam mempertahankan


kedudukannya, raja mendapat dukungan dari tiga lapisan masyarakat:
1. Golongan Bangsawan atau Junkertum
2. Golongan Angkatan Perang
3. Golongan Birokrasi

F. Teori Kedaulatan Hukum

Menurut Krabbe, kekuasaan tertinggi tidak terletak pada Raja atau Negara, melainkan
pada hukum. Negara dan penguasa harus tunduk terhadap hukum yang didalamnya
ada perlindungan hak asasi manusia. Dalam kedaulatan hukum negara tidak boleh
melanggar hak asasi manusia dan harus meminta persetujuan rakyat apabila ingin
melakukan perubahan terhadap undang-undang (hukum).

Perasaan akan Hukum terjelma dalam naluri hukum (Rechtinstink) yang berkembang
menjadi kesadaran hukum (Rechtsbewutszijn) dan membentuk Legislative Power.
Lembaga Perwakilan Rakyat merupakan alat untuk menjelmakan kesadaran akan huku,
Government of Law, and not of men.

Georg Jellinek mengemukakan Selbsbindung Theorie yaitu teori kedaulatan rakyat


yang menyatakan bahwa negara tunduk pada hukum karena sukarela menundukan diri
pada hukum.

III. Pendekatan Relatif Teori Kedaulatan

Dasar kedaulatan dikaitkan dengan prinsip bernegara. Pengaruh globalisasi


menyebabkan kekuasaan mutlak yang superlatig (mengatasi) digantikan menjadi
kekuasaan yang terbatas (relative).

Kedaulatan dikaitkan dengan Prinsip mempertahankan bentuk negara. Dimana dalam


negara kesatuan, kedaulatan tidak terbagi dan dalam negara serikat terbagi antara
kedaulatan negara serikat dan negara bagian.

Kemudian dasar kewibawaan penguasa jguga dikaitkan dengan teori kedaulatan.


Menurut Max Webber terdapat tiga sumber kewibawaan yaitu:
a. Kewibawan Karismatis (Charismatic Gezag)
b. Kewibawaan Tradisional (Traditional Gezag)
c. Kewibawaan Rasional (Rational Gezag)

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
8
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

Untuk menyempurnakan teori Webber, Logemann berpendapat mengenai macam


kewibawaan yang mencakup:

a. Kewibawaan Karismatis (Agama)


b. Kewibawaan Magis (Kekuatan Magis atau Gaib)
c. Kewibawaan Tradisional (Tradisi atau Sesuatu yang turun temurun)
d. Demokrasi atau Kedaulatan Rakyat
Mythe Abad 18 (Pengganti Kewibawaan Rasional) sebagai dasar kewibawaan seperti
Ancient Regieme yaitu cerita tentang kepahlawanan raja-raja di Eropa yang
dijadikan cita-cita dalam memimpin negara.
e. Keanggotaan dari Kelompok Elit yang Berkuasa (Gezag Eneer Elite)
Kewibawaan yang dikaitkan dengan Mythe Abad 20. Dimana ada anggapan sebuah
bangsa lebih unggul daripada bangsa lain.

IV. Dua Cara Pandang Tentang Kedaulatan


A. Monisme
Monisme merupakan paham yang menyatakan kedaulatan adalah tunggal, tidak
dapat dibagi-bagi, dan pemegang kedaulatan adalah pemegang tertinggi dalam
negara (baik berwujud person atau Lembaga). Wewenang tertinggi yang
menentukan wewenang dalam negara (Kompetenz-kompetenz). Ajaran monisme
menekankan soal force atau kekuatan hukum. Pendekatan absolut berpegang pada
ajaran monism.

B. Pluralisme
Pluralisme menurut Harold J. Laski merupakan ajaran yang menyatakan bahwa
negara bukan satu-satunya organisasi yang memiliki kedaulatan. Negara dengan
fungsi kordinasi bertugas mengkoordinir organisasi yang berdaulat di bidangnya.
Ajaran Pluralisme menekankan soal kehendak atau will dari rakyat. Pendekatan
Relatif berpegang pada ajaran pluralisme.

Teori Kedaulatan menjadi semakin relative dalam kaitannya dengan hubungan


internasional akibat globalisasi dan interdependensi antara negara-negara di dunia.
Kedaulatan rakyat ke dalam menjadi relative akibat konsep otonomi daerah dan
federalisme. Sedangkan kedaulatan ke luar menjadi relative akibat konsep hukum
internasional dan hak asasi manusia yang universal.

V. Perihal Lain Teori Kedaulatan Negara


a. Dasar kedaulatan negara dihubungkan dengan prinsip bernegara. Berpengaruh
pada sendi pemerintahan, hubungan teori kedaulatan hukum, dan struktur
organisasi negara.
b. Ajaran kedaulatan menjadi dasar mempertahankan bentuk negara.

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
9
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

c. Sumber kewibawaan penguasa disandarkan pada ajaran kedaulatan.

Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Kedaulatan Republik Indonesia merupakan konvergensi antara kedaulatan tuhan,


kedaulatan rakyat, dan kedaulatan hukum. (Prof. Jimmly Asshidiqie).

Kedaulatan Tuhan Kedaulatan Rakyat Kedaulatan Hukum


Sebagai Sumber norma
Terjadi pemilihan nilai Lahir produk yuridis
utama
atau norma sosiologis atau norma hukum

Kedaulatan

Konstitusi
I. Pendahuluan

Menurut Prof. Padmo Wahjono, S.H., Konstitusi adalah seperangkat peraturan yang
mengatur mengenai tatacara bernegara suatu bangsa. Konstitusi memuat atau
menggambarkan keadaan organisasi suatu negara.

Dalam praktik kenegaraan konstitusi (verfassung) sering diartikan sama dengan


undang-undang dasar (Grundgesetz). Pada dasarnya pengertian konstitusi lebih luas
dari undang-undang dasar karena meliputi peraturan tertulis dan tidak tertulis. Herman
Heller membagi konstitusi dalam tiga tingkat, yaitu:

a. Konstitusi sebagai pengertian Sosial Politik


Pada awalnya konstitusi mencerminkan keadaan social politik suatu bangsa dan
merupakan keputusan dari masyarakat itu sendiri.

b. Konstitusi sebagai pengertian Hukum (Rechtfervassung)


Pada tingkat kedua keputusan masyarakat yang merupakan suatu pengertian politik
menjadi perumusan normative yang harus berlaku dan memiliki sanksi apabila
dilanggar.

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
10
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

c. Konstitusi sebagai peraturan Hukum


Pada tingkat ketiga, konstitusi adalah peraturan hukum yang tertulis. Dengan
demikian undang-undang dasar adalah bagian dari konstitusi yaitu peraturan
hukum tertulis..

II. Konstitusi Tertulis dan Tidak Tertulis

Konstitusi yang terdiri dari hukum dasar tertulis disebut undang-undang dasar dan yang
terdiri dari hukum dasar tidak tertulis disebut konvensi atau aturan-atura yang timbul
dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara. Penyelenggaraan yang
membutuhkan konvensi membutuhkan gagasan mengenai Living Constitution atau
gagasan yang hidup dalam masyarakat.

Konstitusi dapat dibedakan dalam arti material dan arti formil.


a. Konstitusi Dalam Arti Material
Menekankan segi isi yaitu konstitusi memuat hal-hal fundamental seperti dasar
negara, bentuk negara, dan cara mengubah konstitusi.

b. Konstitusi Dalam Arti Formil


Menekankan pada bentuknya yaitu berada pada suatu naskah tertentu
sehingga menimbulkan istilah Grondwet atau Grundgezets. Konstitusi dalam arti
formil juga memuat hal-hal fundamental yang dianggap penting seperti
prosedur perubahan konstitusi.

A. Penggolongan Konstitusi Inggris


Menurut Dicey, Konstitusi di Inggris terbagi dalam dua golongan besar yaitu:

1. Hukum Konstitusi (The Law of the Constitution) merupakan hukum yang diakui dan
dapat dipaksakan berlakunya oleh pengadilan.
a. Historic Documents seperti Magna Charta (1215) dan Bill of Rights (1689)
b. Parliamentary Statutes atau Undang-Undang yang dibuat oleh Parlemen seperti
UU pembatasan kekuasaan raja dan UU yang menjamin hak sipil.
c. Judicial Decision (Keputusan Pengadilan) yang menentukan arti serta memberi
Batasan pada undang-undang dan trakat.

2. Konvensi (The Convention of The Constitution) merupakan hukum penting yang


keberlakuannya tidak dapat dipaksakan oleh badan peradilan.:
a. Kelaziman atau Habits
b. Tradisi atau Tradition
c. Kebiasaan atau Customs
d. Praktek atau Practices.

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
11
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

B. Pendapat Mengenai Bentuk Konstitusi


Konstitusi yang berada dalam satu naskah mempunyai kepastian hukum dan pada
umumnya negara dapat berjalan stabil karena jaminan yang lebih jelas dari ketentuan
konstitusi tetapi tidak mudah mengikuti perkembangan kesadaran hukum masyarakat.
Menurut Bryce, konstitusi pada satu naskah tertentu memberi jaminan agar konstitusi
tdak mudah dirubah dan lebih memberikan kepastian hukum.

Konstitusi yang tidak berada dalam suatu naskah tertentu mudah mengikuti
perkembangan kesadaran hukum masyarakat tetapi sulit menentukan siapa yang
berhak menentukan kebiasaan baru dalam masyarakat merupakan hukum baru.

Menurut Bryce, ada beberapa hal yang menumbuhkan kesadaran akan perlunya
konstitusi pada suatu naskah tertentu, yaitu:
1. Pada Abad Menengah, Rakyat menghendaki hasil perjanjian antara raja dan
penguasa diletakan dalam satu naskah yang disebut Legez Fundamentalis.
2. Pada Abad Menengah, Perjanjian antara rakyat dengan penguasa merupakan
perjanjian dua pihak dengan pihak berbeda yang bersifat timbal balik diletakkan
dalam satu naskah (Lex Regia).
3. Keperluan akan naskah yang menunjukan keinginan untuk membentuk suatu
organisasi negara yang baru.
4. Kebutuhan negara-negara bagian (pada negara serikat) yang baru bergabung
untuk merumuskan dasar kerjasama dan tujuan organisasi negara.

C. Syarat Mengubah Konstitusi


1. Harus ada badan khusus untuk merubah konstitusi
2. Mengadakan referendum umum pada seluruh rakyat
3. Meminta jumlah suara terbanyak dari negara-negara yang bergabung.
4. Melalui suatu konvensi atau kebiasaan khusus (special convention).

III. Sejarah Perkembagan Arti Konstitusi


1. Pada zaman Yunani Kuno dikenal istilah Politea sebagai konstitusi yang mempunyai
keuasaan dan Nomoi yang merupakan undang-undang biasa.

2. Pada zaman Romawi, pelaksanaan kedaulatan rakyat diimplementasikan melalui


Eclesia (menyerupai legislative membentuk undang-undang). Terdapat perjanjian
penyerahan kekuasaan dari rakyat kepada raja yang isinya diletakan dalam Lex
Regia. Kekuasaan rakyat telah diserahkan secara penuh kepada raja, dan kekuasaan
raja bersifat absolut.

3. Pada Abad Menengah (Golongan Monarchomachen), dirumuskan bentuk pertama


dari konstitusi tertulis bernama Legez Fundamentalis dimana rakyat mengadakan

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
12
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

perjanjian penyerahan kekuasaan pada penguasa dengan disertai beberapa syarat


tertentu yang tidak boleh dilanggar oleh penguasa. Legez Fundamentalis memuat
hak rakyat (rex) dan hak penguasa (regnum) serta kewajiban dari masing-masing
pihak.

4. Pada Abad Menengah (1215 di Inggris), Raja John dipaksa mengakui hak dari kaum
bangsawan yang merupakan pembatasan kekuasaan raja dalam piagam Magna
Charta. Magna Charta merupakan awal gagasan konstitusionalisme dan pengakuan
terhadap kemerdekaan rakyat.

5. Pada Abad Renaisans (1679) parlemen Inggris menerima naskah Habeas Corpus Act
yang memuat perlindungan terhadap penangkapan sewenang-wenang dan
peradilan cepat.

6. Pada Abad Renaisans (1689) Bill of Rights diterima oleh parlemen Inggris sebagai
jaminan pelaksanaan Habeas Corpus Act.

7. Pada Abad Penemuan (1778) Amerika Serikat berhasil memperjuangkan


perlindungan HAM dengan memproklamirkan The Bill of Rights.

8. Pada Abad Penemuan (1779) terjadi revolusi Perancis yang merupakan bentuk
perlawanan terhadap kekuasaan absolut dari raja.

9. Pada Abad Modern (1900 s.d. Sekarang) undang-undang dasar sudah mencapai
bentuk yang kita kenal sekarang dan dianggap sebagai jaminan paling efektif untuk
melindungi hak dasar rakyat.

IV. Macam, Nilai, dan Sifat Konstitusi


A. Macam Konstitusi
1. Konstitusi Murni betul-betul penjelmaan dari ide atau pandangan bernegara suatu
bangsa. Tidak memerlukan suatu norma sebagai dasar pembentukan, mempunyai
kekuasaan yang mandiri, bersumber pada falsafah hidup yang terpancar dari
pandangan bernegara suatu bangsa (Normloze Macht).
2. Konstitusi Buatan (Prefabricated Constitution) merupakan konstitusi yang
kekuasaannya bersumber pada konstitusi lain. Contoh: Konstitusi Negara Boneka
yang merupakan suatu (Machtloze Normlogiek)

B. Sifat Konstitusi
Sifat konstitusi ditinjau dari apakah konstitusi mudah atau tidak diubah dan mengikuti
perkembangan zaman.
1. Konstitusi yang bersifat fleksibel atau luwes

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
13
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

Menurut C.F Strong apabila suatu UUD memuat suatu prosedur perubahan yang
sama dengan UU biasa disebut bersifat fleksibel. Apabila UUD memuat ketentuan
pokok saja, maka akan mudah mengikuti perkembangan zaman dan bersifat
fleksibel.

2. Konstitusi yang bersifat rigid atau kaku


Menurut C.F. Strong apabila UUD mengatur cara perubahan khusus berbeda
dengan cara perubahan UU biasa, disebut bersifat kaku. UUD mengatur hal-hal
yang dianggap penting yang bersifat temporer dan memuat selain hal-hal pokok
harus sering mengalami perubahan sehingga akan mengurangi kewibawaan
undang-undang. Dengan demikian perubahan undang-undang tidak dapat segera
terlaksana dan sulit mengikuti perkembangan zaman atau rigid.

Ukuran terakhir yang menyatakan fleksibel atau kakunya undang-undang dasar


adalah kekuatan nyata dalam masyarakat yang merupakan suatu pengertian politis.
Terjadi atau tidak terjadinya perubahan terhadap undang-undang dasar tergantung
pada kehendak penguasa.

C. Nilai Konstitusi
1. Nilai Normatif
Apabila berlaku secara resmi atau legal, dan berlaku secara efektif (diterima,
dipatuhi, dan berlaku dengan baik) dalam masyarkat.
2. Nilai Nominal
Secara hukum berlaku tetapi dalam pelaksanaan tidak seluruh ketentuan berlaku
secara efektif.
3. Nilai Semantic
Secara hukum berlaku tetapi dalam kenyataan hanya bertunjuan untuk memberi
bentuk (formalization) atau tempat bagi pelaksanaan kekuasaan politik penguasa.

V. Isi atau Segi Konstitusi


A. Tinjauan Yuridis
B. Tinjauan Politis
C. TInjauan Ekonomis

VI. Sejarah Konstitusi di Eropa


A. Konstitusi Revolusioner
Merupakan suatu konstitusi hasil dari gerakan revolusi. Menurut Hans Kelsen,
apabila revolusi rakyat yang melahirkan bentuk dan pemerintahan baru, kemudian
dalam kenyataannya pemerintah yang baru itu dapat mempertahankan
kedaulatannya dengan konstitusi barunya itu secara berdaya guna dan berhasil
guna, maka berdasar hukum internasional, pemerintah dengan konstitusi barunya
itu merupakan pemerintah dan konstitusi yang sah.

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
14
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

Ivor Jennings mengemukakan pendapat yang serupa, dengan intinya meskipun


revolusi adalah penjebolan terhadap hukum yang berlaku, apabila dapat bertahan
maka pemerintahan dan konstitusi menjadi sah.

B. Konstitusi Buatan atau Pre-Fabricated Constitution


Merupakan konstitusi yang bersandar pada konstitusi dari negara lain. Misalnya
konstitusi yang dibuat suatu negara kemudian diberikan kepada negara jajahannya
dan dipaksakan untuk berlaku.

C. Konstitusi Legitimasi atau Legitimacy Constitution


Merupakan konstitusi yang digunakan hanya sebagai tanda pengenal untuk
mengesahkan jati diri. Konstitusi legitimasi timbul setelah raja-raja yang dikalahkan
Napoleon memutuskan untuk membekukan seluruh konstitusi dari Napoleon dan
mengembalikan kedudukan raja seperti semula. Kesadaran bernegara yang telah
dimiliki rakyat mengakibatkan raja menggunakan konstitusi sebagai tanda pengenal
diri yang berisi silsilah dan dinasti sehingga mereka dapat berkuasa kembali.

D. Konstitusi Nasional atau National Constitution


Merupakan konstitusi yang mencerminkan kepentingan nasional bukan
kepentingan kelompok atau golongan.

E. Konstitusi Parlementer atau Parliamentarian Constitution


Merupakan perkembangan dari cita-cita rakyat Perancis yang menginkan agar
konstitusi mencerminkan kepentingan nasional, kemudian dilengkapi control
terhadap pemerintah atau penguasa oleh parlemen.

F. Konstitusi Supra Nasional atau Super National Constitution


Merupakan konstitusi yang dipakai sebagai tali pengikat untuk kepentingan
beberapa golongan nasional di suatu negara. Terjadi di Eropa Barat yang tidak lagi
menghendaki system parlementer yang keputusannya bersifat kaku. Oleh karena
itu timbul kehendak agar Eropa Barat diikat oleh konstitusi yang lebih luas untuk
memecahkan persoalan yang tidak dapat dipecahkan oleh parlemen.

G. Konstitusi Kebebasan atau Libertarian Constitution


Konstitusi ini menjami kebebasan rakyat untuk menyalurkan kehendaknya dalam
kegiatan kenegaraan.

H. Konstitusi Neo-Nasional
Merupakan konstitusi dari negara-negara yang memperoleh kemerdekaannya
setelah Perang Dunia II. Semua hanya penamaan saja untuk membedakan
konstitusi dari negara yang baru merdeka dengan konstitusi nasional yang berlaku
di negara Eropa Barat.

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
15
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

I. Konstitusi Penegasan atau Affirmative Constitution


Merupakan Konstitusi yang terdapat pada negara-negara modern untuk
menegaskan system apa yang berlaku dalam negara tersebut. Dibedakan menjadi
tiga system yaitu merdeka, sosialis, kapitalis, dan fasis.

VII. Perubahan Konstitusi


Menurut Georg Jellinek perubahan konstitusi dapat dilaksanakan melalui dua cara:
1. Verfassung Anderung
Perubahan konstitusi berdasar pada ketentuan-ketentuan yang ada dalam
konstitusi. Mencakup tatacara perubahan melalui suatu Lembaga yang khusus
seperti Konstituante atau prosedur khusus yang merupakan kebiasaan (convention).
Perubahan bersifat terbatas mengenai hal-hal yang dianggap penting.

2. Verfassung Wandlung
Perubahan diluar konstitusi (inkonstitusional) tersebut dapat disebabkan oleh
adanya revolusi, putch, coup d’etat, atau convention sehingga hal-hal yang dapat
diubah dari konstitusi menjadi tidak terbatas.

VIII. Keadaan Darurat Tata Negara


Ketidakberlakuan sebagian konsitusi karena keadaan darurat yang membahayakan
kelangsungan hidup negara menyebabkan berlaku hukum tata negara darurat (Nood
Staatsrecht) yang memberi hak-hak darurat kepada negara yang disebut staatsnood
recht.

Hak Darurat Negara secara teoritis disebut Subjectif Staatsnood Recht artinya negara
dalam keadaan darurat boleh melanggar konsitutsi.

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
16
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

Fungsi Negara
I. Pendahuluan
Teori fungsi negara adalah teori yang membahas apa sebenarnya tugas dari
organisasi negara. Membahas hubungan negara dengan Lembaga pendukung
beserta pembagian tugasnya.

II. Pembagian Fungsi Negara Secara Historis


Fungsi negara berkaitan dengan pembagian kerja secara horizontal. Secara historis
masalah fungsi negara pertama kali di jumpai di Perancis pada abad XVI dimana
fungsi negara terbagi ke dalam lima departemen yaitu:
a) Diplomacie
Sektor pembinaan hubungan dengan dengan negara lain
b) Defencie
Sektor pertahanan dari negara dari ancaman luar yang diserahkan pada panglima
tertinggi angkatan perang.
c) Financie
Sektor keuangan bertujuan untuk membiayai perang dan administrasi kerajaan
d) Yusticie
Sektor penegakkan hukum dan ketentuan yang keluar dari kerajaan
e) Policie
Kebijakan membuat fasilitas publik dan memelihara keamanan ketertiban

Keberadaan lima departemen menunjukan hakikat fungsi negara sebagai pemenuh


kebutuhan penguasa. Kondisi ini menimbulkan kekuasaan yang absolut, despotic,
dan diselewengkan yang dibuktikan melalui semboyan abad XVII Perancis “L’etat
Cest Moi”.

III. Pemisahan Kekuasaan Negara


Menurut John Locke kekuasaan negara harus dibagi dalam tiga kekuasaan yang
terpisah satu sama lain.

a) Eksekutif
Kekuasaan melaksanakan undang-undang termasuk di dalamnya mengadili, karena
fungsi mengadili termasuk dalam tugas melaksanakan undang-undang.
b) Legislatif
Kekuasaan membuat peraturan dan undang-undang.
c) Federatif
Meliputi segala tindakan untuk menjaga keamanan negara dalam hubungannya
dengan negara lain atau merupakan tugas hubungan luar negeri.

Menurut John Locke apabila fungsi Federatif tidak berjalan dengan baik, akan
muncul fungsi pertahanan atau Defencie. Bagi Locke eksekutif juga memiliki peran
untuk menjalankan fungsi Judicial atau Yudikatif.

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
17
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

IV. Trias Politica


Konsep kenegaraan menurut Montesquieu telah menetapkan kekuasaan negara dalam
tiga poros kekuasaan yang terbagi secara tegas guna mencegah praktik kesewenangan
dari salah satu Lembaga.

a) Legislatif
Fungsi Federatif termasuk di dalam Legislatif karena tugas mengadakan hubungan
dengan negara lain akan menimbulkan ketentuan atau peraturan yang harus
ditaati masing-masing negara dan memerlukan ratifikasi dari parlemen.

b) Eksekutif
Fungsi eksekutif adalah menjalankan pemerintahan dan melaksanakan undang-
undang

c) Yudisial atau Yudikatif


Merupakan fungsi terpisah dan terlepas dari pengaruh Lembaga lainnya yaoti
keadilan.

Dalam praktik kenegaraan Trias Politica sulit dilaksanakan secara murni. Contoh,
dalam perkembangan badan legislative tidak mampu menjadi satu-satunya
Lembaga yang membuat undang-undang, sehingga sebagian tugas membuat
rancangan undang-undang diserahkan pada eksekutif

V. Teori Pemisahan Kekuasaan


Menurut Prof. Jennings memisahkan fungsi negara dalam dua bentuk

a) Pemisahan dalam arti materil atau Separation of Power


Pemisahan dalam negara secara tegas, hanya dianut di negara Amerika Serikat.

b) Pemisahan dalam arti formil atau division of power


Orientasi pemisahan secara vertikal. Merupakan pembagian kerja dan tanggung
jawab dalam negara dan terdapat korelasi dan kordinasi antara fungsi atau organ.
Dianut oleh Rusia dan Inggris.

VI. Penyempurnaan Pembagian Tugas Negara (Teori Catur Praja)


Van Vollenhoven berpendapat bahwa ada empat fungsi negara, yaituL
a) Badan Legislatif (Regeling)
Berfungsi membuat peraturan umum yaitu undang-undang dalam arti materil.
Sedangkan tugas membuat undang-undang dalam arti formil bukan tugas murni
legislative.
b) Badan Eksekutif (Bestuur)
Melaksanakan peraturan umum dalam kepentingan umum. Vrij Bestuur atau tugas
melaksanakan kepentingan umum menyatakan pemerintah tidak terikat pada

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
18
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

peraturan tetapi pelaksanaan pemerintah mengikuti kehendak kepentingan


umum.

c) Yudikatif (Rechtspraak)
Menyelesaikan perselisihan perdata antara berbagai pihak di pengadilan.

d) Politie (Ketertiban)
Menyelesaikan masalah pidana, menjaga keamanan dan ketertiban agar Lembaga
negara dan setiap warga negara dapat menjalankan tugas keseharian dengan
baik.

Melaskanakan dan mengedepankan kepentingan umum dan tidak terikat terhadap


peraturan formil. (Merupakan negara hukum materil). Negara hukum materil tidak
bersifat rigid. Dalam asas legalitas yang berlaku dalam sebuah negara ditambahkan
oleh asas discresionary power atau diskresi. Ketika kekuatan hukum belum terbentuk
untuk mengatur sebuah perkara, maka diperbolehkan membuat kebijakan yang
bergerak dalam koridor hukum.

VII. Fungsi Negara menurut Dichotomy Theory

Penjelasan Fungsi negara menurut Goodnow:


a) Policy Making
Kebijaksanaan negara untuk waktu tertentu bagi seluruh rakyat, menentukan
kebijaksanaan negara, dan tujuan-tujuan negara bagi seluruh rakyat. Dalam proses
Policy Making diperlukan orang-orang yang memilik pandangan politik yang
sepaham maka dari itu teori spoil system lebih dapat di terapkan.

b) Policy Excecuting
Kebijaksanaan yang harus dilaksanakan oleh rakyat untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan oleh policy making, menetapkan cara-cara untuk mencapai tujuan
negara. Dalam proses Policy Excecuting diperlukan orang-orang yang memilik
keahlian dalam bidang tertentu maka dari itu teori meryt system lebih dapat di
terapkan.

Dichotomy Theory merupakan reaksi atas Teori Spoil System dari Andrew Jackson yang
menyatakan The Victory Belong to The Spoil bahwa pemerintahan fungsi-fungsinya
harus dijalankan oleh orang-orang yang memiliki satu paham atau memenangkan
pemilihan umum.

Contoh konkrit adalah dalam pemilihan umum ketika terjadi rotasi kuasa, maka
pemangku posisi strategis adalah mereka yang memiliki paham sama dengan
penguasa.

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
19
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

1. Teori Spoil System


Teori mengenai cara penggantian aparatur negara dengan orang-orang yang sepaham
apabila terjadi pergantian kekuasaan dalam negara. Kelemahan teori ini adalah apabila
satu golongan partai berkuasa maka akan muncul kelompok dominan yang
menentukan segalanya dalam negara.

Menurut Wundt penyimpangan dapat terjadi keluar dari kepentingan awal seorang
penguasa, karena kekuasaan penguasa dapat beralih memperhatikan golongannya saja
dan melupakan kepentingan umum.

Kemudian The Spoil System juga mendapat kecaman oleh Lord Action yang
menyatakan “power tends to corrupt, and absolut power corrupts absolutely”.

2. Teori Neo Nasionalisme

Didukung oleh H. Croly dan Ostrogrosky dengan konsep Neo Nationalisme bahwa
tanggung jawab aparatur memfungsikan negara langsung pada rakyat. Public Spirit lebih
diperlukan daripada Spirit of The Corps.

a. Aparatur negara memberikan pertanggungjawaban secara langsung kepada rakyat,


bukan partai.
b. Menunjuk para warga yang memiliki kesadaran akan kepentingan umum dan
menghilangkan sifat menguntungkan diri sendiri untuk melaksanakan kepentingan
Bersama.

3. Teori Meryt System

Untuk mensiasati The Spoil System, dikenal dengan Meryt System dimana policy excecutors
adalah mereka yang pernah menjabat dan paham betul dalam bidang nya. Implementasi
riil adalah Zaaken Kabinet pada Kabinet Juanda. Mereka yang memangku jabatan dan
memegang posisi strategis adalah mereka yang telah lolos tes kecakapan (fit and proper
test) dan benar-benar memumpuni untuk menerima tanggung jawab.

VIII. Negara Menurut Herman Heller

Hakikat Negara dapat dilihat dari fungsinya yang merupakan organisasi kewibawaan (gezag
organisatie). Tersusun atas:
a) Einscheidungseinheit
Fungsi untuk memutuskan hal-hal penting dalam negara dila ditinjau dari sudut
kewibawaan negara. Berkaitan dengan masalah Hak Asasi, Kebebasan, Kehidupan dan
kekayaan Warga.

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
20
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

b) Wirkungseinheit
Merupakan organisasi untuk ebkerja sama bila ditinjau dari sudut organisasinya.
Kerjasama dalam organisasi negara bersifat tetap dan teratur yang terbagi dalam dua
bagian:

i. Pembagian Secara Horizontal


Menimbulkan pembagian tugas negara dalam fungsinya untuk mencapai tujuan
negara bagi kepentingan masyarakat
ii. Pembagian Secara Vertikal
Menimbulkan pembagian kerja secara hierarki dengan mengutamakan kordinasi
dan efisiensi.

Di dukung oleh Carl Smith Desizionismus Theory yang menyatakan keputusan politik
tertinggi ada ditangan pemimpin aparatur negara. Kemudian Ter Haar menyatakan
Beslissingleer menyatakan keputusan hukum dari kepala adat yang mengikat
masyarakatnya atau menjadi ketentuan hukum setempat.

Alat Perlengkapan Negara

I. Pendahuluan

Alat Perlengkapan Negara mutlak harus ada (Conditio Sine Qua Non) agar dapat mencapai
tujuan negara.

Keseluruhan alat perlengkapan negara ini befungsi melaksanakan tugas tertentu dalam
negara menimbulkan jabatan sehingga negara diartikan pula sebagai organisasi jabatan
(Ambten Organisatie).

Mengenai cara pengisian jabatan dapat dilaksanakan melalui Pemilihan, Penunjukan, dan
Warisan.

Kriteria pengisian jabatan mencakup persamaan visi politik, keahlian, dan ex officio
(mempunyai jabatan tertentu).

Mengenai cara penggantian aparatur negara dikenal dua system, yaitu:


1. Spoil System: penggantian aparatur negara dengan orang yang memiliki visi politik yang
sama
2. Merrit System: penggantian aparatur negara berdasarkan keahlian.

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
21
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

John Locke dan Montsquieu mengutarakan Teori Pemisahan Negara dimana satu organ
pemerintahan menjalankan satu fungsi saja. Namun pelaksanaan sulit dibandingkan
perencanaan.

Menurut Van Vollenhoven pembagian organisasi negara diantaranya:


• Regeling (Mengatur)
• Bestuur
• Rechtspraak
• Politie

Menurut Goodnow tugas utama negara adalah policy making dan policy executing.

Menurut Rowse organisasi negara akan melahirkan jabatan politik (Political framework) dan
jabatan administratif (administrative framework).

Menurut Georg Jellinek organisasi negara terbagi menjadi kelompok besar yaitu yang
bersumber pada konstitusi dan tidak bersumber konstitusi.

Teori Goverment by the committee maka dalam melaksanaan tugas negara dapat dibentuk
suatu panitia antar departemen atau penggabungan dari organ yang mempunyai tugas
sejenis.

II. Peninjauan Alat Perlengkapan Negara secara Historis


Negara pada periode ini merupakan bagian utama negara dengan didukung semboyan
L’etat c’est moi. Dalam Sejarah kenegaraan pembentukan alat perlengkapan negara di abad
ke 16 organisasi negara terbagi menjadi lima departemen yang berada di tangan raja:

a) Defencie atau mempertahankan negara


b) Policie atau pembuat kebijakan dan pengaturan masalah dalam negara baik bersifat
positif (kepentingan umum atau kemakmuran rakyat) maupun negative (keamanan
dan ketertiban).
c) Justicie atau peradilan untuk mengadili perkara.
d) Financie atau lembaga keuangan negara
e) Diplomacie atau kegiatan hubungan raja dengan negara lain

Dalam praktek kenegaraan tugas serta wewenang kelima departemen berada di tangan Raja.
Lembaga Eksekutif tertua berada pada diri seorang raja.

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
22
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

III. Alat Kelengkapan Negara menurut Fungsi

Masalah fungsi negara berkaitan dengan Lembaga pendukungnya.

A. Teori Pemisahan Kekuasaan oleh Montesquie


Menganut teori pembentukan alat perlengkapan negara yang baku. Negara terbagi
menjadi tiga fungsi utama:
1. Eksekutif yang memegang fungsi pemerintahan
2. Legislatif yang membuat peraturan perundangan
3. Yudikatif yang memegang fungsi peradilan

Dalam praktik kenegaraan, melaksanakan satu fungsi sulit diterapkan secara murni.

B. Teori Vollenhoven
Fungsi utama negara yang merupakan penyempurnaan dari Teori Pemisahan
Kekuasaan adalah
1. Regeling atau pembuatan peraturan yang merupakan wewenang legislatif
2. Bestuur atau pemerintahan yang merupakan wewenang eksekutif
3. Rechtspraak atau peradilan yang merupakan wewenang yudikatif
4. Politie atau ketertiban

C. Teori Dwipraja menurut Goodnow


Menurut teori dwi praja negara memilik dua fungsi utama yaitu sebagai
1. Policy Making atau Pembuat kebijakan negara atau menetapkan haluan dan
tujuan negara. Jabatan pada peran ini berdasarkan pada kesamaan visi politik.

2. Policy Executing atau pelaksana dan menetapkan cara-cara untuk mencapai


tujuan negara. Jabatan pada peran ini berdasarkan pada keahlian.

D. Teori Rowse
Merupakan penyempurnaan teori Goodnow yang menyatakan bahwa negara
menimbulkan dua jabatan yaitu:
1. Political Framework atau Jabatan Politik
2. Administrative Framework atau Jabatan Administratif

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
23
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

IV. Alat Kelengkapan Negara menurut Penggolongan Lain

A. Teori Georg Jellinek


Alat perlengkapan negara terbagi menjadi bersumber langsung pada konstitusi
(Unmittelbare Organen) yang meurpakan syarat mutlak adanya suatu negara, dan tidak
bersumber langsung pada konstitusi (Mittelbare Organen).

1. Unmittebare Organen atau Bersumber Langsung Pada Konstitusi


a) Personifikasi (negara bersifat tunggal dan adanya alat kelengkapan negara yang
merupakan dewan)
b) Kewenangan (rakyat) untuk membentuk organ negara lain seperti parlemen.
Rakyat merupakan organ yang mempunyai wewenang untuk membentuk
organ lain.
c) Kewenangan untuk menetukan staatswill atau kehendak negara. Alat
perlengkapan negara berdasarkan kemampuan untuk membentuk dibentikan
menjadi primer dan sekunder. Primer berarti alat kelengkapan negara
mempunyai wewenang untuk menetapkan kehendak negara, tetapi rakyat tidak
mempunyai kemampuan untuk menetapkan karena yang memiliki kemampuan
menetapkan adalah alat perlengkapan sekunder yaitu Raja.

d) Pemisahan antara organ negara rangkap (ada di negara bagian dan negara
serikat) dan tidak rangkap (dalam negara federal atau negara bagian saja).
e) Kelengkapan Negara ditinjau dari keadaan darurat (revolusi atau coup d’etat)
atau normal.

2. Mittebare Organen atau Tidak Bersumber Langsung Pada Konstitusi


• Berdasar hukum dimana alat kelengkapan negara tidak langsung memang
mempunyai fungsi tertentu dan terbentuk berdasar alat kelengkapan negara
yang sedang berlaku.
• Berdasar perjanjian untuk melaksanakan kepentingan umum.

Alat perlengkapan negara yang tidak langsung memiliki wewenang semacam alat
perlengkapan negara yang langsung seperti Notwendige Organ (Beberapa wewenang
perundang-undangan diberikan kepada daerah otonomi serta organ bawahan) dan
Fakultative Organ (Organ birokrasi yang menyelenggarakan tugas-tugas rutin saja.)

B. Peninjauan Yuridis
Bertitik tolak pada pengertian negara sebagai organisasi jabatan. Dalam peninjauan
yuridis penilaian alat kelengkapan negara dimulai dari organ terkecil yaitu jabatan.
Diantaranya:
1. Struktur, apakah hanya satu orang atau suatu dewan (jumlah kamar dari dewan
perwakilan tersebut)
2. Susunan, bagaimana cara menyusun jabatan, pemilihan, dan penunjukan.
3. Perumusan tugas secara tegas atau menetapkan tujuan terlebih dahulu

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
24
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

4. Wewenang yang dimiliki suatu jabatan dalam melaksanakan tugasnya.

Tujuan dari hierariki jabatan adalah pelaksanaan tugas dan kordinasi secara efisien (dapat
dicapai dengan penggabungan atau grouping). Dengan demikian menimbulkan
hieararki kewibawaan dalam penggabungan dengan tujuan kordinasi dan efisiensi secara
vertikal dan grouping atau regrouping dalam pembagian kerja secara horizontal.

Perwakilan

I. Pendahuluan
Perwakilan dalam hubungan menimbulkan perwakilan politis yang anggotanya dipilih
melalui pemilihan umum berdasarkan partai politik. Wilayah negara modern yang amat
luas dan banyaknya jumlah penduduk mengubah cara pelaksanaan negara. Kekuasaan
rakyat disalurkan melalui Lembaga perwakilan sebagai realisasi system demokrasi tidak
langsung.

Menurut Jellinek Konstruksi Perwakilan disebabkan oleh tiga hal:


a. Pengaruh berkembangnya Hukum Perdata Romawi di abad menengah yang
menyebabkan timbulnya system perwakilan
b. Adanya sifat dualistis antara hak raja dan hak rakat. (Perwakilan mencerminkan hak
rakyat)
c. Tidak ada pusat kekuasaan dan terjadi perebutan kekuasaan antara tuan tanah.

II. Latar Belakang Sejarah Perwakilan

Menurut Hobbes perwakilan adalah memberi kewenangan pada yang mewakili secara
penuh yaitu raja untuk melaksanakan kegiatan negara secara penuh.

Menurut Rosseau teori demokrasi tidak langsung yang memerlukan Lembaga


perwakilan merupakan syarat mutlak bagi negara yang mengunakan ide kedaulatan
rakyat dan demokrasi.

Menurut A.F Pollard menyatakan bahwa. Representation was not off the spring of
democratic theory, but an incident of the Feodal System. Pemilik tanah menjadikan diri
sebagai peguasa dan diberikan gelar Lord. Tugas Lord dalam sistem monarki feodal
mendampingi raja melaksanakan tugas kerajaan.

Raja membentuk badan bernama Curiaregis yang bertugas mememberi nasihat pada
raja akan masalah pajak, kemudian berkembang menjadi masalah hukum, politik,
anggaran dan perundangan.

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
25
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

Kekuasaan badan Curiaregis yang kemudian dikenal sebagai House of Lord bertambah
besar dan berhasil membatasi kekuasaan raja. Selanjutnya akibat perkembangan
kedudukan rakyat menengah muncul Lembaga untuk rakyat kaum menengah Magnum
Consilius yang kemudian dikenal sebagai House of Commons. Gabungan antara House
of Lords dan House of Common disebut Parliament.

Lembaga perwakilan rakyat di Perancis atau Etats Generaux berfungsi sebagai penasihat
raja. Kemudian berkembang menjadi lembaga yang menentukan angggaran belanja
negara yang tersusun atas perwakilan daerah.

III. Lembaga Legislatif di Indonesia

Lembaga Legislatif di Indonesia terbagi menjadi tiga kamar (tri kameral) yang tersusun
atas:

A. Majelis Permusyawaratan Rakyat


Memiliki kewenangan untuk membuat dan mengamandemen Undang-Undang
Dasar

B. Dewan Perwakilan Rakyat

1. Membentuk Undang-Undang yang dibahas dengan Presiden untuk mendapat


persetujuan bersama.
2. Membahas dan memberikan persetujuan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang
3. Menerima dan membahas usulan RUU yang diajukan DPD yang berkaitan
dengan bidang tertentu dan mengikutsertakannya dalam pembahasan.
4. Menetapkan APBN bersama Presiden dengan memperhatikan pertimbangan
DPD.
5. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN, serta kebijakan
pemerintah.

C. Dewan Perwakilan Daerah

Mengajukan kepada DPR Rancangan Undang-Undang yang berkaitan dengan


otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran, dan
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam, dan sumber daya ekonomi
lainnya serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.

IV. Hubungan Lembaga Perwakilan dan Kedaulatan

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
26
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

Hubungan antara Lembaga perwakilan dan kedaulatan menimbulkan perwakilan politis.


Ahli berpendapat bahwa perwakilan politis yang terpilih karena reputasi politiknya
belum tentu menguasai kepemerintahan akan menimbulkan kondisi pemerintahan oleh
orang-orang amatir atau Government by Amateurs.

A. Konstruksi Lembaga Perwakilan Amerika Serikat

Alexander Hamilton, John Jay, dan James Madison menyatakan bahwa konstruksi dari
lembaga perwakilan adalah rakyat. Rakyat mewakilkan kewenangan pada tiga lembaga
1. Eksekutif yang diwakilkan kepada Presiden
2. Legislatif yang diwakilkan kepada Congress
3. Yudikatif yang diwakilkan kepada Supreme Court

B. Rakyat dan Penguasa

Menurut Robert Van Mohl, perwakilan merupakan institut yang memungkinkan adanya
pengaruh dari sebagian atau suatu institut yang memungkinkan adanya pengaruh dari
sebagian atau seluruh rakyat terhadap sekelompok orang yang wajib melaksanakan
tugas-tugas kenegaraan. Lembaga perwakilan rakyat merupakan cara rakyat
mempengaruhi penguasa.

V. Hubungan Lembaga Perwakilan dan Fungsi

Perwakilan dalam hubungannya dengan fungso menimbulkan perwakilan fungsional.


Cara pembentukan adalah melalui pengangkatan berdasar keahlian fungsi atau jabatan
seseorang pada masyarakat.

A. Perwakilan Fungsional
Perwakilan Fungsional sering dikaitkan dengan Idea Corporatie. Menurut Dr. A.C. Jitta,
Corporatie adalah kelompok orang yang memiliki kepentingan sama dan mengorganisir
diri untuk memenuhi kepentingan tersebut. Gabungan Corporatie membentuk
perwakilan fungsional. Negara yang korporatif akan menimbulkan kekuasaan absolut
dan bersifat facis.

Contoh adalah: Italia pada 1926 masa pemerintahan Musollini dimana pemerintahan
fungsional didasarkan pada golongan ekonomi.

B. Perwakilan Politis
Pemerintahan dengan system perwakilan politis menimbulkan suatu kondisi government
by amateurs. Dimana wakil politis yang memiliki popularitas dan elektabilitas tinggi hanya
mampu mengurusi garis besar, karena teknis akan dikembalikan kepada wakil fungsional.
Meskipun demikian, perwakilan politis lebih mampu dalam memberikan pertimbangan
yang bersifat umum.

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
27
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

Menurut J.A Corry dan Schattschneider kelemahan perwakilan politis dapat diatasi oleh
sistem kepartaian.

Schattschneider membagi dua macam organisasi kenegaraan

a. Partai politik
Kegiatan untuk mendapatkan power sebanyak mungkin untuk memperoleh control
of the government.
b. Interest Group
Golongan yang mewakili kepentingan masyarakat.

VI. Hubungan Wakil Dengan Yang Diwakili

A. Teori Mandat Imperatif


Badan perwakilan hanya bertugas menentukan anggaran belanja negara. Penerima
mandat sudah mendapat instruksi dari yang diwakili. Dengan demikian kepentingan
wakil terbatas pada yang diinstruksikan sehingga sifat dari mandat mengekang.

B. Teori Mandat Bebas


Mandataris mempunyai kebebasan untuk menentukan apa yang akan dilakukan di
lembaga perwakilan. Mandataris tidak bergantuk pada instruksi mandans karena
diangap sudah mengetahui kebutuhan dari lapisan masyarakat diwakilinya atau sudah
memilki kesadaran hukum dari masyarakat. Kelemahan teori mandat bebas adalah
penyalahgunaan mandate. Cara mengatasi kelemahan Teori mandat bebas
diantaranya:
1. Inisiatif rakyat
Khususnya dalam bidang perundangan rakyat turut membahas RUU sampai
menjadi undang-undang. Pokok-pokok peraturan disampaikan oleh rakyat dan
selebihnya diserahkan pada wakil rakyat Di Amerika Serikat rakyat memikiki Hak
Recall untuk memanggil kembali wakil rakyat yang telah menyimpang dari tujuan
semula.
2. Referendum Konstitusional
Pendapat rakyat langsung mengenai perubahan UUD
3. Referendum Legislatif
Pendapat rakyat mengenai perubahan UU biasa

Dalam teori mandat bebas yang dipelopori oleh Abbe Sieyes dan Black Stone
pegangan wakil rakyat bukan instruksi, melainkan kesadaran hukum dari si wakil
untuk menentukan norma hukum (tinjauan yuridis).

C. Teori Mandat Representatif


Kedaulatan sepenuhnya berada di tangan rakyat dan sudah memiliki kesadaran
bernegara. Wakil yang duduk di Lembaga perwakilan dan yang diwakili tidak memiliki
hubungan langsung. Karena keseluruhan mandate telah diberikan kepada wakil rakyat
untuk melaksanakan kedaulatan tersebut.

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
28
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

VII. Pembentukan Lembaga Perwakilan

A. Cara Pemilihan
1. Pemilihan Umum dan Pemilihan Bersyarat
2. Pemilihan Langsung dan Tidak Langsung
3. Pemilihan Sistem Distrik (Mutlak 50% + 1 dan Relatif atau Terbanyak) dan Sistem
Keseimbangan atau Proporsional.
4. Pemilihan dengan Sistem Daftar (Kombinasi)

B. Cara Pengangkatan
1. Apabila badan perwakilan didominasi oleh hasil Pemilihan Umum maka Demokrasi
negara tersebut dianggap tinggi.
2. Apabila badan perwakilan didominasi oleh hasil Pengangkatan maka Demokrasi
negara tersebut dianggap rendah.

C. Penggolongan Masyarakat
Pengglongan dalam masyarakat terdiri atas penggolongan Formal dan Non-Formal.
Penggolongan Formal mencakup Partai Politik dan Golongan Fungsional, sedangkan
Penggolongan Non-Formal mencakup Kelompok Penekan (Pressure Group).

Berdasarkan kedua indicator tersebut terdapat empat golongan masyarakat:


1. Golongan Konservatif : Puas terhadap keadaan dan tidak ingin perubahan
2. Golongan Dinamis : Puas terhadap keadaan tapi ingin perubahan
3. Golongan Reaksioner : Tidak puas terhadap keadaan tapi tidak ingin perubahan
4. Golongan Radikal : Tidak puas terhadap keadaan dan ingin perubahan.

Sendi-Sendi Pemerintahan
I. Pendahuluan

Sendi-sendi pemerintahan adalah bagaimana menyelenggarakan pemerintahan dalam


suatu negara dengan cara lebih baik dan efisien. Dalam teori kenegaraan lazim disebut
dengan istilah Ratio Gubernandi.

Dalam melaksanakan tugas pemerintahan, kekuasaan ada yang bersifat:


a. Terhimpun, dalam arti terkumpul dalam bentuk ditumpuk (concentrated) yaitu
kekuasaan berada di tangan seorang atau beberapa orang yang terbatas
jumlahnya.
b. Tersebar artinya kekuasaan pemerintah dibagi berdasar du acara pembagian yaitu
vertical dan horizontal. Secara Horizontal menimbulkan Lembaga negara yang
memiliki tugas berbeda dan secara vertical membentuk garis hubung pemerintah
pusat dan daerah.

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
29
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

II. Sendi Keahlian


Pelaksanaan tugas pemerintahan berdasar sendi keahlian berarti menyerahkan tugas
pemerintahan kepada orang ahli. Kondisi ini menimbulkan Lembaga pemerintahan
berdasar keahlian untuk melaksanakan tugas pemerintahan berdasar keahlian menurut
bidang masing-masing (objective staatszorg kepada ahlinya)

A. Secara Horizontal
1. Government by The Official
Dikenal istilah Government by the Official yaitu pelaksanaan tugas pemerintahan
dengan system pegawai negeri. Sistem ini menyebabkan kekurangan tenaga ahli
yang baik dalam melaksanakan tugas pemerintahan daerah.

2. Government by The Committee


Penyelesaian masalah dalam pemerintahan dilakukan dengan membentuk
kerjasama antar departemen. Misalnya kerjasama Departemen Hukum dan Ham,
Departemen Keuangan, dan Lembaga Kepolisian dalam menangani kasus
penyelundupan.

B. Secara Vertikal
Pemerintah melakukan pembagian tugas dari pusat ke daerah, sehingga
menimbulkan perwakilan pusat di daerah yang kedudukannya bertingkat
berdasarkan prinsip keahlian.

III. Sendi Wilayah


Sendi Wilayah adalah menyelenggarakan unsur oemerintahan dengan memperhatikan
unsur wilayah negara. Sendi Wilayah bertujuan agar jalannya pemerintahan menjadi
lancar dan menyesuaikan dengan keragaman wilayah dan penduduk.

A. Dekonsentrasi
Menurut Amrah Muslim S.H., Dekonsentrasi adalah penyerahan sebagian dari
kekuasaan pemerintah pusat pada alat-alat pemerintah pusat di Daerah.

Pelaksana di daerah mempunyai hubungan hierarki atasan dan bawahan dengan


pemerintah pusat. Tanggung jawab pembiayaan, perencanaan, dan tata
pelaksanaannya tetap berada di tangan pemerintah pusat. Mereka yang bertugas
di daerah atas dasar dekonsentrasi merupakan pegawai pemerintah pusat yang
ditetapkan di daerah, sedangkan wilayahnya disebut wilayah administrasi.

B. Desentralisasi
Menurut Prof. Dr. Prajudi S.H., Desentralisasi adalah proses pendelegasian
tanggung jawab terhadap sebagian administrasi negara kepada badan-badan
otonom (buan jabatan) dan tidak mengenai kewenangan urusan tertentu.

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
30
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

Pendapat lain menyatakan bahwa hubungan pusat dan daerah berdasar asas
desentralisasi merupakan pelimpahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah yang dipilih oleh rakyat dalam daerah, untuk secara bertingkat
dengan alat kelengkapannya sendiri mengurus kepentingan rumah tangga sendiri
atas inisiatif dan beban biaya sendiri sejauh tidak menyimpang dari pemerintah
pusat.

1. Desentralisasi Fungsional: merupakan pemberian hak atau wewenang kepada


golongan tertentu yang mempunyai fungsi dalam masyarakat untuk
mengatur kepentingan sendiri, baik terikat atau tidak pada suatu daerah.
Contohnya golongan dalam bidang kegiatan ekonomi.
2. Desentralisasi Kebudayaan: merupakan pemberian kesempatan atau hak
kepada golongan minoritas dalam masyarakat untuk mengatur sendiri
kepentingan dalam bidang kebudayaan.
3. Desentralisasi Teknis: merupakan pelimpahan hak kepada suatu badan yang
terdiri dari para ahli utnuk mengurus tugas teknis.
4. Desentralisasi Kolaboratif: merupakan pemberian hak kepada pihak swasta
untuk turut melaksanakan tugas pemerintahan bagi kepentingan umum atau
rakyat.

C. Asas Tugas Pembantuan atau Medebewind


Merupakan tugas pemerintah daerah untuk melaksanakan urusan pemerintahan pusat atau
pemerintah di atasnya dengan memberikan pertanggung jawaban kepada yang memberi
tugas. Hak Medebewind harus berdasar pada kebijaksanaan pemerintah pusat.

D. Hak Otonomi
Otonomi adalah pemerintahan sendiri atau menjalankan urusan rumah tangga sendiri.
Menurut Logemann, kekuasaan bertindak memerintah daerahnya sendiri yakni kekuasaan
berdasar insiatif sendiri yang digunakan untuk melaksanakan kepentingan umum disebut
otonomi. Hak Otonomi memperbolehkan pemerintah daerah untuk membuat peraturan
daerah berdasar garis kebijaksanaan sendiri.

Dapat disimpulkan pelaksanaan tugas pemerintahan berdasarkan sendi wilayah dapat


dibedakan menjadi:

1. Pemerintahan Daerah yang mempunyai hak otonomi berdasar Asas Desentralisasi


2. Pemerintah Daerah yang berutgas melaksanakan peraturan pemerintahan Pusat atau
tingkat atasnya berdasar Asas Pembantuan (Medebewind)
3. Pemerintahan Daerah yang menimbulkan wilayah jabatan dan adminstrasi berdasar
Asas Dekonsentrasi.

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
31
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

IV. Tinjauan Historis


Sekilas mengenai tinjauan historis sendi pemerintahan:
1. Pada Yunani Kuno, Demokrasi langsung dengan Eclesia
2. Pada Romawi Kuno, muncul Ratio Gubernandi tentang penyelenggaraan negara
yang efisien.
3. Pada Abad XVI Perancis membagi tugas pemerintahan dalam lima departemen.
(Financie, Policie, Justitie, Diplomacie, dan Defencie)

Kerjasama Antar Negara


I. Pendahuluan

Menurut aristoteles manusia memiliki kecenderungan untuk hidup bermasyarakat (zoon


politicon). Bentuk kerjasama antar negara (Staatenverbindungen) menimbulkan suatu
bangunan yang dapat merupakan negara atau bukan suatu negara.

II. Penggolongan Secara Klasik


Georg Jellinek membagi masalah Staatenverbindungen dalam beberapa kriteria yaitu:

a. Dalam arti luas mencakup segala macam kerjasama berdasar hukum internasional
yang menunjukan suatu organisasi kerja terbentuk karena faktor geografis atau
faktor lainnya.

b. Dalam arti sempit, kerjasama antarnegara merupakan gabungan beberapa negara


dalam suatu kesatuan politis yang membentuk pola-pola tertentu.

III. Hasil Kerjasama Antarnegara


Penggolongan berikut menganalisa apakah sebuah kerjasama internasional
menghasilkan suatu organ tertentu atau tidak atau Organisierten Verbindungen. Contoh
konrit adalah kerjasama dalam negara serikat antara pemerintah pusat dan negara
bagian menghasilkan organ atau alat perlengkapan negara.

Dalam variasi lain, kerjasama yang tidak menghasilkan organ disebut Nicht
Organisierten Verbindungen.

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
32
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

IV. Kerjasama Antarnegara dalam Arti Sebenarnya


Kerjasama Antar Negara dalam arti sebenarnya atau Staatenverbindungen dibagi
menjadi tiga macam yaitu:

a. Negara Protektorat, yaitu suatu bentuk gabungan negara berdasarkan


hukum atau perjanjian internasional. Dalam kondisi ini negara melepaskan
sebagian wewenang pada negara lain tanpa menimbulkan organ atau alat
perlengkapan sendiri.

b. Staaten Staat merupakan bentuk negara yang terjadi karena suatu negara
melakukan kekerasan ataas negara lain yang tunduk pada kekuasaannya,
misalnya karena kalah perang. Dalam staaten stat hubungan politis
penguasa dan bawahan ditiadakan, hanya ada pengakuan status atasan.
Contohnya adalah negara feodal pada abad pertengahan.

c. Monarchal Unitie merupakan gabungan pemerintahan di bawah seorang


raja. Terbagi menjadi Incorporate Union (beberapa negara yang bergabung
menjadi satu kerajaan, dan untuk beberapa urusan luar dan dalam negeri
diputuskan dalam satu pemerintahan pusat) dan Real Union.

V. Penggolongan Negara dalam Bentuk Perserikatan Negara atau Staatenbund

A. Perserikatan Negara (Staatenbund)


Perserikatan Negara merupakan gabungan beberapa negara merdeka penuh untuk
mengurus beberapa hal tertentu yang menjadi kepentingan bersama.

Menurut L. Oppenheim suatu konfederasi terdiri dari beberapa negara yang berdaulat
penuh untuk mempertahankan kemerdekaan ekstern dan intern, bersatu atas dasar
perjanjian internasional yang diaku dapat menyelenggarakan beberapa alat
perlengkapan tersendiri yang mempunyai kekuasaan tertentu terhadap angota
konfederasi, tetapi tidak terhadap warga negara dari anggota itu.

B. Negara Serikat atau Bundestaat


Menurut K.C. Wheare Negara Serikat atau Bundesstaat adalah negara dimana
kekuasaan dibagi sedemikian rupa sehingga pemerintah federal dan pemerintah
negara bagian dalam bidang bidang tertentu bebas satu sama lain.1

1
Harian Netral, Pengertian Negara Federal, Ciri, dan Contoh , http://hariannetral.com/2015/06/pengertian-negara-federal-ciri-dan-contoh-
negara-federal.html, diakses pada 9 November 2018

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
33
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

Negara Serikat terbentuk karena adanya suatu kepentingan bersama yang hendak dicapai.
Dalam negara serikat terdapat ukuran untuk menentukan bentuk kerjasama.

1. Ukuran yang pertama adalah Ukuran Kedaulatan.

a. Kedaulatan Terbagi Dua


Tiga pokok penting muntuk menunjukan pembagian kedaulatan dalam negara serikat
adalah
• Pemerintah Pusat dan Negara bagian memiliki lingkungan sendiri
• Dalam masing-masing lingkungan, mempunyai alat perlengkapan sendiri
• Kekuasaan antara kedua pemerintahan sederajat dan mengakui wewenang dalam
bidang masing-masing.

b. Kedaulatan ada pada Negara Bagian


Menurut J.C. Calhoun, konstitusi dari negara Amerika Serikat merupakan hasil suatu
perjanjian antar negara bagian. Calhoun membenarkan dua hal diantaranya:
• Nullification atau hak untuk tidak mengakui keputusan pemerintah pusat
• Secession atau hak untuk melepaskan diri dari ikatan.2

Kesimpulan pendapat Calhoun adalah kedaulatan tertinggi tetap berada pada negara
bagian.

c. Kedaulatan ada pada Pemerintah Pusat


Menurut P. Laband dan Georg Jellinek negara serikat tidak memiliki kedaulatan karena
bentuk kerjasamanya sudah sedemikian rupa merupakan Negara serikat. Kedaulatan
sebagai suatu wewenang tertinggi tidak mungkin dibagi, oleh karena itu kedaulatan
berada pada pemerintah pusat.

d. Kedaulatan Milik Bersama


Menurut Albert Hanel kedaulatan terdapat pada kerjasama organis antara pemerintah
pusat dan negara bagian.3 Hal ini dibuktikan kelalui analisa 3 unsur dalam negara serikat
yaitu unsur pemerintah pusat, unsur negara bagian, dan unsur negara serikat.

Dalam konstitusi telah dirumuskan tugas dan wewenang dari masing-masing


pemerintah dan yang memiliki hak merumuskan wewenang dari masing-masing
pemerintahan adalah seluruh pemerintahan baik pusat maupun negara bagian yang
tergabung dalam negar serikat.4

2
Padmo Wahjono, S.H., Kuliah-kuliah Ilmu Negara, cet.1. (Jakarta: IND-Hill-Co.m 1996), hlm.239
3
Padmo Wahjono, S.H.,Ibid., hlm.241
4
Tim Pengajar Mata Kuliah Ilmu Negara, Ilmu Negara, (Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018), hlm.222

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
34
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

2. Penetuan Staatswill atau Kehendak Negara

a. Menurut Zorn, kedaulatan tidak dapat dijadikan ukuran dalam menentukan hakikat dari
suatu negara serikat. Karena negara serikat merupakan gabungan dari beberapa negara
yang berdaulat, dicirikan bahwa negara bagian menentukan kehendak negara atau statswill
dari negara serikat5.

b. Pendapat Duguit
Menurut Leon Duguit, manusia itu sadar untuk selalu hidup bermasyarakat. Sebagai
anggota masyarakat, manusia akan tunduk pada norma sosial yang meliputi norma hukum.

Negara menurut Leon Duguit harus merupakan suatu pemerintahan atau gouvernants yang
harus memiliki kekuasaan. Dengan kekuasaan pemerintah akan menjalankan kepentingan
umum. Oleh karena itu dasar pemerintahan adalah fungsi sosial bukan kedaulatan.

c. Pendapat Hans Kelsen


Hans Kelsen berpendapat bahwa negara merupakan penjelmaan dari tata hukum nasional.
Kerjasama antar negara berarti ada dua penjelmaan antra dua tata hukum nasional yang
bekerja sama.

Dalam hukum internasional dikenal asas Pacta sunt servanda yang berarti perjanjian harus
ditaati oleh para pihak dan Rebus Sic Stantibus yang berarti perjanjian ditaati apabila
keadaan pada waktu pelaksanaan sama dengan keadaan pada waktu perjanjian di buat.

Kerjasama Antar Negara akan melahirkan suatu pertingkatan dari system tata hukum
nasional yang merupakan penjelmaan negara.

Terdapat dua kriterium untuk menilai sistem tata hukum nasional, diantaranya
• Kriteria Statis yang meninjau dari wilayah berlakunya sistem tata hukum nasional.
• Kriteria Dinamis yang meninjau bagaimana terbentuknya norma hukum tersebut.6
Norma hukum pusat dapat memberikan wewenang pembentukan hukum yang lebih
rendah tanpa membatasi apa isi dari normahukum yang lebih rendah.

Dengan demikian tahapan dari bentuk kerjasama antar negara atau system hukum meliputi
Tahap:
1. Negara Kesatuan dengan system desentralisasi
2. Budestaat atau Negara Serikat
3. Staatenbund atau Perserikatan Negara
4. Staatenverbindungan atau Kerjasama Antar Negara
5. Masyarakat Internasional

5
Padmo Wahjono, S.H.,Ibid., hlm.242
6
Padmo Wahjono, S.H.,Ibid., hlm.243

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
35
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

d. Aliran pada Sarjana Hukum Internasional


Menurut sarjana Hukum Internasional Mouskheli La Theerib menyatakan bahwa setiap
negara tidak hidup terpisah tetapi negara-negara itu bersatu dalam suatu masyarakat dunia.
Kedaulatan berada pada seluruh gabungan negara-negara yang disebut Communate
International. Sehingga Hukum Internasional mengatasi Hukum Nasional.

Aliran ini berpendapat seluruh masyarakat dunia berdasar pada asas desentralisasi dalam
arti setiap negara memiliki wewenang tertinggi dalam wilayah masing-masing.
Desentralisasi terbagi menjadi tiga bagian yaitu:

• Desentralisasi Administratif atau Dekonsentrasi


• Desentralisasi Propinsial atau Otonomi dalam urusan politik
• Desentralisasi Federal yang merupakan tingkat tertinggi dalam bentuk negara serikat
karena negara bagian mempunyai keistimewaan membuat konstitusi sendrii dan
menentukan kehendak dari negara serikat.

VI. Perbedaan Perserikatan Negara (Staatenbund) dengan Negara Serikat (Bundestaat)


Perserikatan Negara Negara Serikat
Kedaulatan terletak pada masing-masing Kedaulatan terletak pada negara federasi
negara peserta konfederasi atau itu sendiri bukan pada negara bagian.
perserikatan negara. (Jellinek) (Jellinek)
Peraturan dari organ pusat atau Peraturan yang dibuat oleh pemerintah
perserikatan tidak langsung mengikat pusat mengikat langsung negara-negara
penduduk dari wilayah anggotanya. bagian. (Krannenburg)
(Krannenburg)

VII. Kerjasama Antarnegara ditinjau dari segi Federalisme

Menurut C.F. Strong negara federal merupakan negara yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Adanya supremasi konstitusi dari negara gabungan yang mengatasi konstitusi
negara-negara yang bergabung.
b. Terdapat pembagian wewenang antara pemerintah negara serikat (federal state)
dan negara bagian
c. Terdapat lembaga yang berwenang untuk menyelesaikan perselisihan antara
negara serikat dan negara bagian.

Apabila ciri tersebut tidak lengkap maka negara tersebut bernama Quasi federal.
Kemudian yang menjadi ukuran apa yang menjadi wewenang sisa (reserve of powers),
yaitu wewenang yang tidak diurmuskan secara tegas oleh konstitusi.

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
36
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

Berdasar dari wewenang sisa, terdapat dua pembagian kekuasan dalam negara
federal diantaranya:
a. Konstitusi secara tegas merumuskan kekuasaan pemerintah federal, sedangkan
yang tidak dirinci secara tegas diserahkan pada negara bagian.
b. Konstitusi merumuskan secara rinci tugas negara bagian, kemudian wewenang
sisa diserahkan pada pemerintah federal.

Dalam negara serikat, lembaga yang berwenang menyelesaikan perselisihan antara


pemerintah federal dan pemerintah negara bagian adalah Makhamah Agung
Federal (Sifat Federal Sempurna) atau Dewan Perwakilan Rakyat Federal (Sifat
Federal Kurang Sempurna)

VIII. Penjinjauan dari Segi Hukum Internasional

Menurut Hugo de Groot kerjasama antar negara terbagi berdasar pada hukum yang
berlaku dalam keadaan damai dan hukum yang berlaku dalam keadaan perang.

A. Pembagian Kerjasama Antarnegara menurut Hukum Perdata


Apabila kerjasama antar negara ditinjau berdasar pada hukum perdata terdapat
pembagian sebagai berikut:
1. Personrecht yaitu subjek dalam hukum Tata Negara
2. Hukum benda yaitu unsur wilayah dalam Hukum Administrasi Negara
3. Hukum Perjanjian yaitu merupakan trakat
4. Hukum Waris yaitu mengenai suksesi pemerintahan

B. Aliran Modern Kerjasama Antar Negara


Aliran modern membagi kerjasama antar negara menjadi
1. Bagian Hubungan antara Negara atau Connection between States
2. Bagian mengenai orang dan hak asasi atau Law of persons
3. Bagian mengenai kelompok manusia atau law of people.

C. Aliran Hukum Internasional tentang Kerjasama Antar Negara


Aliran Hukum Internasional mengatur kerjasama antar negara yang bersifat umum dan
khusus (mengatur isi dari trakat).

D. Pembagian berdasar Hukum Tata Negara


1. Hukum antar Negara Konstitusional (dasar dari Hukum Antar Negara)
2. Hukum Antar Negara Administratif (Trakat, PBB, dan sebagainya)

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
37
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

E. Dasar Hukum Internasional


Menurut Schwarzenberger dalam A Manual of International Law, Hukum Internasional
Berdasar pada:
1. The Law of Power
2. The Law of Reciprocity
3. The Law of Coordination

F. Masalah Kerjasama Antarnegara menurut Hukum Internasional


Masalah kerjasama antar negara berdasarkan hukum internasional diantaranya
mengenai
1. Sumber hukum yang terdiri trkaat, kebiasaan internasional, doktrin, dan keputusan
makhamah internasional.
2. Hubungan yang mengatur kerjasama antara hukum nasional dan hukum
internasional. Menyangkut masalah dualism hubungan hukum nasional dan
internasional, dan kompromi antara kedua hukum tersebut.
3. Subjek dari hukum internasional.
a. Negara
b. Organisasi Internasional
c. Tahta Suci
d. Palang Merah Internasional
e. Pihak Yang Bersengketa (Belligerent)
f. Pribadi Kodrati

4. Unsur pengakuan dari negara lain, kemudian membahas kewajiban dan hak
masing-masing negara (jurisdiction). Dalam Hukum Internasional juga membahas
hak asasi yang meliputi:
a. Kemerdekaan
b. Kebebasan mengatur wilayah sendiri
c. Persamaan
d. Hak untuk mengadakan hubungan dengan negara lain
e. Right of dignity atau hak atas daerah ex territorial.

5. Penyelesaian Perselisihan (Internasional Dispute) maka dapat diselesaikan dengan


kekerasan seperti blockade, intervensi, embargo, resiprositas dan sebagainya.
Sedangkan dengan cara damai dengan Lembaga arbitrase internasional dibawah
pengawasan PBB.

G. Kekurangan Hukum Internasional


Menurut Phillip C. Jessup Hukum Internasional memiliki tiga kekurangan diantaranya:
1. Tidak ada badan legislatif untuk membentuk hukum internasional
2. Tidak ada badan peradilan yang secara utuh berwenang menafsirkan
hukum internasional secara seragam

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
38
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

3. Tidak ada lembaga kepolisian yang memaksakan hukum internasional

IX. Hukum Internasional ditinjau dari segi Politik

Peninjauan dari segi politik melihat hubungan internasional objek dari kerjasama antar
negara dalam masyarakat internasional. Unsur yang membentuk suatu hubungan
internasional adalah:

a. Manusia sebagai anggota masyarakat yang memiliki hasrat membentuk suatu


kebiasaan kelompok dalam hubungan dengan kelompok lain.
b. Unsur alam terkait batas wilayah dan Sumber daya alam
c. Permanent interest umumnya merupakan negara kecil yang semata-mata menjadi
objek. Masalah freedom of the sea negara maritime.
d. Unsur Nasional yang menimbulkan Nasionalisme
e. Multinasionalisme atau kerjasama yang sempurna karena adanya berbagai macam
bangsa yang dapat bergabung tanpa menekan rasa nasionalisme.

Dari segi politik menunjukan masalah struggle of power merupakan unsur yang utama.
Walaupun hukum internasional menganut prinsip persamaan, akan tetapi tetap ada
hierarki berdasarkan keuatan dari masing-masing negara.

Negara dan Hukum


I. Pendahuluan
Masalah yang mempengaruhi pelaksanaan negara hukum adalah:
1. Konsep Negara sebagai Pelindung Hak Asasi
2. Masalah system hukum mencapai kemakmuran dan keadilan
3. Negara sebagai penjelmaan tata hukum nasional

II. Negara Sebagai Pelindung Hak Asasi


A. Pembentukan Naskah Internasional
Setelah Perang Dunia II, hamper seluruh negara menghendaki perumusan naskah
internasional yang mengatur masalah hak asasi secara universal.
1. Magna Charta (1215) di Inggris yang berisi hak yang diberikan Raja
John kepada para bangsawan sebagai tuntutan untuk membatasi
kekuasaan Raja John.
2. Bill of Rights UK (1689) merupakan undang-udnang yang disetujui
oleh parlemen sebagai hasil dari revolusi tidak berdarah terhadap
Raja James.

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
39
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

3. Declaration des droits l’homme et du Citoyen (1789) merupakan


pernyataan hak asasi manusia hasil revolusi Prancis sebagai
perlawanan dari rezim lama.
4. Bill of Rights AS (1789) Naskah undang-undang hak yang
kemudian menjadi bagian dari konstitusi AS 1791.

B. The Four Freedoms


Empat hak yang diperjuangkan Presiden F.D. Roosevelt adalah:
1. Freedom of Speech atau Kemerdekaan Berbicara
2. Freedom of Religion atau Kemerdekaan Beragama
3. Freedom of Fear atau Kemerdekaan dari Ketakutan
4. Freedom of Want atau Kemerdekaan dari Kemelaratan

C. Komisi Hak Asasi


Pada 1946 PBB membentuk Komisi Hak Asasi yang merumuskan hak-hak
politik, social, dan ekonomi. Namun baru pada 1966 dalam Sidang Umum PBB
menyetujui secara aklamasi Kovenan mengenai Hak-Hak Ekonomi Sosial dan
Budaya. Kemudian pada tahun 1976 berlaku Hak Sosial, EKonomi dan Budaya
yang diratifikasi oleh 35 negara.

Ratifikasi perjanjian internasional tentang HAM tidak mudah karena mencakup


masalah kedaulatan, kedudukan individu dalam hukum internasional dan
domestic jurisdiction. Komisi Hak Asasi dari PBB berhasil membuat macam-
macam perjanjian tentang hak asasi yang merupakan standar internasional
dan mengikat secara yuridis.

D. Jaminan Hak Asasi di Indonesia


Pada tahun 1968 MPRS mencoba menyusun piagam tentang HAM dan Hak
serta Kewajiban Warga Negara namun tidak berhasil. Adapun pasal UUD 1945
yang mengatur masalah HAM:
a. Pasal 28A s.d. 28J – Hak Asasi Manusia
b. Pasal 29 – Hak Beragama
c. Pasal 30 – Hak Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
d. Pasal 31 – Hak mendapat Pendidikan
e. Pasal 32 – Hak memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya
f. Pasal 33 – Hak untuk berpartisipasi dalam Perekonomian berdasar atas
asas kekeluargaan
g. Pasal 34 – Hak atas Jaminan Sosial dan Fasilitas Umum

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
40
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

III. Masalah Sistem Hukum Untuk Mencapai Kemakmuran dan Keadilan


Tujuan negara zaman modern adalah membatasi kekuasaan penguasa, melindungi
hak asasi dan materi ketentuan hukum terutama adalah melindungi kepentingan
umum atau mencapai kemakmuran.

A. Rule of Law dan Rechstaat


Rule of Law yang berlaku pada negara Anglo Saxon mengenal satu macam system
hukum saja dalam mencapai kemakmuran. Unsur rule of law adalah supremasi
hukum, persamaan dalam hukum dan konstitusi berdasarkan hak asasi.

Rechstaat yang berlaku pada negara Eropa Kontinental menggunakan dua macam
system hukum. Pertama adalah hukum yang berlaku umum untuk mencapai
kemakmuran (Hukum Perdata, Pidana, serta Acara). Kedua adalah Hukum
Administrai yang merupakan bagian Hukum Publik untuk menyelesaikan
perselisihan antara pejabat negara dengan rakyat.

B. Negara Kesejahteraan
Berdasar Alinea 2 UUD 1945, Indonesia adalah negara kesejahteraan. Berbeda
dengan Negara Hukum Material yang bertujuan mencapai kemakmuran material
semata, Negara kesejahteraan bertujuan memperoleh kemakmuran material dan
kesejahteraan spiritual.

Negara Hukum Indonesia menurut Prof Azhary S.H. dan Prof. Padmo Wahjono, S.H.
adalah keadaan kehidupan berkelompok bangsa Indonesia berdasarkan rahmat
Allah Yang Maha Kuasa dan didorong keinginan luhur untuk suatu kehidupan
kebangsaan yang bebas berdasarkan ketertiban dan kesejahteraan social.
1. Unsur Negara Hukum Indonesia
a) Bersumber pada Pancasila
b) Berkedaulatan Rakyat
c) Pemerintah berdasar atas system konstitusi
d) KEkuasaan kehakiman yang bebas dari pengaruh kekuasaan lain
e) Pembentukan UU oleh Presiden Bersama dengan DPR
f) Menganut system Majelis Permusyawaratan Rakyat

Menurut Prof. Padmo Wahjono negara yang bertitik tolak pada asas kekeluargaan
mengutamakan rakyat banyak tetapi juga harkat dan martabat manusia. Hukum
adalah alat untuk menyelenggarakan kehidupan negara dan kesejahteraan social.

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
41
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

2. Karakteristik Negara Hukum Pancasila


a. Adanya jaminan freedom of religion yang mempunyai konotasi positif.
Tidak ada tempat bagi propaganda anti agama (ateisme).
b. Tidak ada pemisahan yang rigid dan mutlak antara agama dan negara,
keduanya berada dalam hubungan harmonis

Ciri Negara Hukum Pancasila:


a. Adanya hubungan era tantara agama dan negara
b. Bertumpu pada ketuhanan yang maha esa
c. Kebebasan beragama dalam arti positif
d. Atheisme tidak dibenarkan dan komunisme dilarang
e. Asas Kekeluargaan dan Kerukunan

Unsur Pokok Negara Hukum Pancasila


a. Pancasila
b. Majelis Permusyawaratan Rakyat
c. Sistem Konstitusi
d. Persamaan
e. Peradilan yang Bebas

B. Hukum sebagai Mekanisme Mencapai Keadilan


1. Masalah bentuk hukum
Setiap negara mendambakan keamanan dan ketertiban dalam negara. Penyelenggaraan
kegiatan kenegaraan disalurkan kedalam bentuk UU. Meskipun UU meurpakan bentuk
hukum yang mencerminkan keinginan rakyat, ternyata pelaksanaannya menghambat
jalannya roda organisasi negara. Sehingga diperlukan bentuk hukum lain yang tetap
bersumber pada kekuasaan rakyat.

2. Penataan Hukum
Seluruh rakyat harus tunduk pada hukum yang bersumber pada kesadaran hukum atau
rasa keadilan dari rakyat. Lembaga parlemen mewujudkan kesadaran tersebut dalam
bentuk undang-undang. Rakyat memerlukan perlindungan dan pengayoman hukum
seiringan dengan pelaksanaan supremasi hukum dan kesejahteraan. Oleh karena itu
penegak hukum harus meningkatkan kewibawaan dan masyarakat turut aktif dalam
penataan hukum melalui organisasi profesi.

3. Pertingkatan Hukum
a. Pancasila
b. UUD 1945
c. Ketetapan MPR

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
42
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

d. Undang-Undang
e. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU)
f. Peraturan Pemerintah
g. Keputusan Presiden
h. Keputusan Menteri

4. Wewenang Pembentuk Hukum


Lembaga Legislatif merupakan Lembaga yang berwenang untuk membentuk hukum.
Di Indonesia mekanisme pembentukan produk legislative diawali oleh pengajuan RUU
oleh DPR atau Departemen. Selanjutnya setiap RUU mendapat persetujuan dari DPR,
kemudian disahkan oleh Presiden menjadi UU.

Menurut Prof. Padmo Wahjono diperlukan suatu pedoman pokok mengenai materi yang
akan diatur dalam undang-undang. Suatu pola yang menyeluruh tentang produk-
produk hukum yang akan dihasilkan secara bertahap, sesuai kebutuhan pembangunan
dengan perencanaan yang baik.

5. Lembaga atau Badan Penentu Keadilan


Sistem Hukum Anglo Saxon : Asas Precedent, Case Law, dan Judge Made the
Law
Sistem Hukum Eropa Kontinentan : Mahzab Legisme dan Kodifikasi
Sistem Korps : Sistem Juri (Peradilan Awam yang memutuskan
bersalah atau tidak terdakwa melalui keputusan tim juri) dan Arbitrase Perdamaian
(Lembaga peradilan swasta yang merupakan alternative bagi pihak yang bersengketa)

IV. Negara Sebagai Penjelmaan Tata Hukum Nasional


Negara merupakan waddah yuridis dalam mencapai tujuan negara. Sebagai satu
system tata hukum nasional, negara juga menghadapi maslaah tertib hukum,
masalah pembuat ukum, dan masalah hak dan kewajiban negara. Sebagai suatu
penjelmaan tata hukum nasional dalam ketentuan hukumnya harus mengatur
masalah hak dan kewajiban warga negara.

A. Status Warga Negara


1. Status Positif: Hak mendapat hal positif yang berkaitan dengan masalah
kesejahteraan
2. Status Negatif: Haka tau jaminan bahwa negara tidak akan mengganggu hak asasi
3. Status Pasif: Kewajiban warga untuk patuh pada penyelenggara negara dan
ketentuan hukum negara.
4. Status Positif: Hak warga untuk turut aktif dalam kegiatan kenegaraan.

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
43
NATAPRADJA FH UI 2018
Ilmu Negara: Panduan Ujian Akhir Semester

B. Pokok Sistem Tata Hukum Nasional

5. Negara berdasar Hukum. Pasal 1 Ayat 3


6. Supremacy of Law dan Equality Before the Law Pasal 28 Ayat 1 dan 3
7. Pengakuan Hak Asasi PAsal 28 A – J
8. Supremacy of The Constitution
9. Ketentuan mengenai kekuasaan kehakiman Pasal 24 A – B, pengharahan
dalam Lembaga penentu keadilan 24 C
10. Ketentuan mengenai kewenangan Lembaga untuk membuat peraturan
umum Pasal 5, 20, 20A, 21, 22, 22A dan 22C
11. Presiden dibantu Menteri sesuai ketentuan UUD 1945, Tentara Nasional dan
Kepolisian Pasal 17 dan 30

AWAS DIKTAT SESAT, PELAJARI REFERENSI LAIN, DAN PADA TUHAN – RAFI
44
NATAPRADJA FH UI 2018

Anda mungkin juga menyukai