Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan “Makalah” ini sebatas kemampuan dan
pengetahuan yang kami miliki dengan tepat waktu yang berjudul “Persoalan Penegakan
Hukum di Indonesia” disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Sosiologi
Hukum.
Terimakasih saya ucapkan kepada orang tua dan dosen pengampu pada mata kuliah
Sosiologi Hukum yang telah membantu saya baik secara moral maupun materi. Kami
menyadari bahwa, laporan “Makalah” yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna baik
dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan
agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Sebelumnya saya meminta maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan serta
kata-kata yang kurang berkenan. Semoga laporan “Makalah” ini bisa menambah wawasan
para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan..
29 November 2022
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................1
1.2 Permasalahan .............................................................................................................1
1.3 Metodologi .................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................2
2.1 Gambaran Umum Kasus..............................................................................................2
2.2 Analisis Kasus.............................................................................................................3
BAB III PENUTUP..............................................................................................................5
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................5
3.2 Saran............................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2 Analisis Kasus
Hukum yang efektif adalah hukum yang sesuai dengan peraturan yang telah dibuat
dalam undang-undang dan hukum yang sesuai dengan harapan atau cita-cita dari
masyarakat. Manakala dengan adanya hukum tersebut akan menjadikan keteraturan sosial
dalam masyarakat. Berbicara tentang hukum memang sangat pelik terdapat takaran
sebuah kenyataan hukum dan sebuah ideal hukum. Kadangkala apa yang sudah menjadi
ketetapan dalam undang-undang sebuah hukum tidak sesuai dengan keinginan
masyarakat, ataupun sebaliknya masyarakat menginginkan sebuah hukum yang baru.
Perubahan hukum dalam masyarakat dapat saja terjadi karena dirasa memang sangat
perlu yaitu dengan hadirnya peraturan atau norma-norma yang sesuai dengan keadaan
zaman masa kini.
Kasus pencurian bukanlah hal yang mengherankan lagi di Negara ini, namun
walaupun demikian kegiatan ini bukanlah suata tindakan yang pantas untuk dijadikan
panutan, karena kasus pencurian termasuk kedalam tindakan kejahatan dan melanggar
hukum. Kasus pencurian juga dapat merugikan banyak orang bahkan akibat dari tindakan
tersebut bisa menghilangkan nyawa orang lain, karena untuk melakukan aksinya biasanya
para pelaku akan menghalalkan segala cara agar aksinya bisa berjalan dengan baik dan
tanpa satupun bukti yang tersisa. Walaupun demikian tindakan ini pasti memiliki atau
menyimpan alasan tertentu mengapa seseorang melakukan tindakan pencurian, karena
alasan alasan tertentu serta minimnya keadaan ekonomi mendorong seseorang untuk
melakukan tindakan kejahatan.
Oleh sebab itu dari kejadian tersebut kita bisa mengambil sebuah pelajaran walaupun
kita memiliki banyak kesusahan dan masalah yang kita hadapi kita harus
menyelesaikanya dengan baik dan meminta bantuan pada orang lain, bukan dengan cara
yang dapat, merugikan, melukai atau mencelakai orang lain seperti mencuri, karena
mencuri bukanlah hal yang pantas untuk dilakukan, sebab mencuri bukan hanya akan
merugikan orang lain namun bisa juga merugikan diri kita sendiri karena dari tindakan
pencurian akan mendapatkan sebuah hukuman.
Kasus hukum yang menimpa masyarakat miskin –seperti nenek Asyani- ini
sebenarnya bisa dihentikan di tingkat pertama, yakni kepolisian. Aparat penegak hukum
bisa menghentikan suatu kasus jika merasa, ketika kasus dibawa ke tingkat lebih tinggi,
justru akan melukai rasa keadilan. Pihak kepolisian dengan kewenangan diskresionalnya
seharusnya bisa menghentikan kasus kecil yang menimpa masyarakat miskin seperti
nenek Asyani dengan pertimbangan etik, moral, sosial, kemanusiaan dan kemanfaatan
sosial.
Dalam praktik penegakan hukum atas nenek Asyani, pendekatan yang digunakan para
penegak hukum hanya semata-mata berorientasi pada pendekatan legalistikpositivistik;
dengan hanya mengedepankan sisi penggunaan kekuasaan dan aturan normatif semata,
tanpa mempertimbangkan sama sekali pendekatan yuridissosiologis yang berdimensi
keadilan bagi masyarakat. Dalam hal ini, Nampak adanya pemahaman yang sempit dari
para penegak hukum dalam penerapan hukum formal atas kasus nenek Asyani ini.
3
Penerapan hukum formal dipahami terbatas hanya sebagai penerapan hukum yang
bersifat prosedural semata, tanpa mempertimbangkan sisi rasa keadilan masyarakat yang
lebih bersifat substantif dan sosiologis. Pendekatan dan penerapan hukum secara
legalistik-positivistik, hanya menghadirkan keadilan yang bersifat legal-formal dan
prosedural yang kaku, jauh dari nilai-nilai moral dan kemanusiaan. Sementara pendekatan
yuridis-sosiologis atau sosiologi hukum akan lebih menghadirkan keadilan yang lebih
substantif yang berdasar pada basis etika, moral dan nilai kemanusiaan masyarakat.
4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kasus hukum nenek Asyani dengan “pencurian tujuh kayu jati”, dalam pandangan hukum
normatif atau hukum negara yang berparadigma legalistik-positivistik, adalah tindakan
pelanggaran hukum sebagaimana yang diatur dalam No. 18 tahun 2013 tentang
Pencegahan dan Pemberantasan Perngrusakan Hutan (P3H), karena layak untuk diberi
hukuman. Namun dalam pandangan sosiologi hukum, kasus nenek Asyani adalah perkara
kecil dengan nilai meterial yang kecil, pun demikian dilakukan oleh kelompok sosial
yang marginal, warga miskin yang buta bukum, karena itu, hadirnya hukum negara
bukannya melahirkan keadilan hukum, justru sebaliknya menimbulkan ketidakadilan
hukum. Karena itu, kasus hukum yang menimpa masyarakat miskin sebaiknya lebih
menggunakan pendekatan yang lebih sosiologis dan humanis. Penyelesaian ini yang
dikenal dalam dunia akademik-teoritik sebagai prinsip restorative justice, yakni keadilan
yang diperoleh di luar pengadilan hukum positif, melalui proses pemulihan dengan
semangat saling memaafkan antara pelaku dan korban
3.2 Saran
Penegakan hukum seharusnya berjalan sesuai dengan undang-undang yang berlaku,
yang telah disepakati bersama sehingga tidak menyebabkan sebuah masalah baru yang
berkepanjangan. Hukum ditegakkan, barang siapa yang melanggar maka sanksi yang
didapatkan tegas dan memaksa. Hukum diterapkan tanpa pandang bulu, setiap masyarakat
baik yang berasal dari golongan kelas menengah kebawah dan golongan kelas atas harus
mendapatkan perlakuan yang sama di mata hukum. Hukum dijunjung tinggi, sehingga
nilainilai hukum akan mendapat tempat bagi khalayak masyarakat.
5
DAFTAR PUSTAKA