Anda di halaman 1dari 6

A.

Perbedaan standar isi antara kurikulum 2013 dengan kurikulum


merdeka pada pelajaran Bahasa Indonesia
a. Kurikulum 2013
Pada Kurikulum 2013, pengembangan kurikulum mata pelajaran
Bahasa Indonesia menggunakan pendekatan pembelajaran bahasa
berbasis teks. Pada pendekatan ini diharapkan siswa mampu
memproduksi dan menggunakan teks sesuai dengan tujuan dan fungsi
sosialnya, bahasa Indonesia diajarkan bukan sekadar sebagai pengetahuan
bahasa, melainkan sebagai teks yang mengemban fungsi untuk menjadi
sumber aktualisasi diri penggunanya pada konteks sosial-budaya
akademis. Teks dimaknai sebagai satuan bahasa, baik verbal maupun
nonverbal, yang mengungkapkan makna secara kontekstual.
Teks adalah satuan bahasa yang mengandung makna, pikiran, dan
gagasan yang lengkap secara kontekstual. Teks tidak selalu berwujud
bahasa tulis, sebagaimana lazim dipahami, misalnya teks Pancasila yang
sering dibacakan pada saat upacara. Teks dapat berwujud baik tulis
maupun lisan, bahkan dalam multimoda, teks dapat berwujud perpaduan
antara teks lisan atau tulis dan gambar/animasi/film.  
Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia
Metode pembelajaran bahasa Indonesia pada jenjang SMP, SMA, dan
SMK terdiri atas empat tahap, yaitu:
 Membangun Konteks
Tahapan pertama dalam pembelajaran berbasis teks  dimulai
dari memperkenalkan konteks sosial dari teks yang dipelajari.
Kemudian mengeksplorasi ciri-ciri dari konteks budaya umum dari
teks yang dipelajari serta mempelajari tujuan dari teks tersebut.
Selanjutnya adalah dengan mengamati konteks dan situasi yang
digunakan. Siswa juga harus memahami media yang digunakan
apakah percakapan tatap muka langsung atau percakapan melalui
telepon. Membangun konteks melalui kegiatan mengamati teks dalam
konteksnya dan menanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan
teks yang diamatinya.
 Pemodelan
Pada tahap ini, siswa  mengamati pola dan ciri-ciri dari teks
yang diajarkan. Siswa dilatih untuk memahami struktur dan ciri-ciri
kebahasaan teks. Pada langkah ini siswa didorong untuk
meningkatkan rasa ingin tahu dengan memperhatikan 1)  simbol, 2)
bunyi 3) tata bahasa, dan 4) makna.
 Menyusun Teks Secara Bersama
Dalam tahapan ini, siswa mulai memahami keseluruhan teks.
Guru secara perlahan mulai mengarahkan siswa agar mandiri
sehingga siswa menguasai model teks yang diajarkan. Melalui
kegiatan ini diharapkan semua siswa  dapat memperoleh pengalaman
mencipta teks sebagai dasar untuk mengembangkan kompetensi
individu.
 Menyusun Teks Secara Mandiri
Dalam tahapan ini, siswa mulai mandiri dalam mengerjakan
teks dan peran guru hanya mengamati siswa untuk penilaian.
Guru sebagai Pengembang Budaya Sekolah
Dalam petunjuk teknis implementasi Kurikulum 2013 setiap mata
pelajaran (Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 dalam lampiran III)
dinyatakan bahwa guru berperan aktif dalam pengembangan budaya di
sekolah. Peran guru dalam proses pembelajaran di sekolah harus
mengondisikan pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didikuntuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagiprakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, danperkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.
Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks dilaksanakan dengan
menerapkan prinsip bahwa
(1) Bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata
kumpulan kata-kata atau kaidah-kaidah kebahasaan
(2) Penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk
kebahasaan untuk mengungkapkan makna,
(3) Bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan bahasa yang tidak
pernah dapat dilepaskan dari konteks karena bentuk bahasa yang
digunakan itu mencerminkan ide, sikap, nilai, dan ideologi
penggunanya, dan
(4) Bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan berpikir
manusia, dan cara berpikir seperti itu direalisasikan melalui struktur
teks.
b. Kurikulum Merdeka Belajar
Capaian Pembelajaran bahasa Indonesia sebagai kerangka dasar
kurikulum merdeka ditetapkan dengan SK Kepala BSKAP No. 8 Tahun
2022 yaitu : Kemampuan berbahasa, bersastra, dan berpikir merupakan
fondasi dari kemampuan literasi. Berdasarkan SK kepala BSKAP, Capaian
pembelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum merdeka memiliki tujuan
sebagai berikut:
1. Akhlak mulia dengan menggunakan bahasa Indonesia secara santun
2. Sikap pengutamaan dan penghargaan terhadap bahasa Indonesia
sebagai bahasa resmi negara Republik Indonesia
3. Kemampuan berbahasa dengan berbagai teks multimodal (lisan, tulis,
visual, audio, audiovisual) untuk berbagai tujuan (genre) dan konteks
4. Kemampuan literasi (berbahasa, bersastra, dan bernalar kritis-kreatif)
dalam belajar dan bekerja
5. Kepercayaan diri untuk berekspresi sebagai individu yang cakap,
mandiri, bergotong royong, dan bertanggung jawab
6. Kepedulian terhadap budaya lokal dan lingkungan sekitarnya
7. Kepedulian untuk berkontribusi sebagai warga Indonesia dan dunia
yang demokratis dan berkeadilan.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia membentuk keterampilan berbahasa:
secara Reseptif yaitu Menyimak, Membaca dan memirsa. Sedangkan
secara Produktif yaitu Berbicara dan mempresentasikan Menulis.
Kompetensi berbahasa ini berdasar pada tiga hal yang saling berhubungan dan
saling mendukung untuk mengembangkan kompetensi peserta didik, yaitu:
Bahasa (mengembangkan kompetensi kebahasaan), Sastra (kemampuan
memahami, mengapresiasi, menanggapi, menganalisis, dan mencipta
karya sastra) dan Berpikir (kritis, kreatif, dan imajinatif).

B. Perbedaan standar isi antara kurikulum berbasis kompetensi 2004


(KBK) dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 (KTSP) pada
pelajaran Bahasa Indonesia
a. Kurikulum berbasis kompetensi 2004 (KBK)
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah kurikulum yang
memberi penekanan pada dominan berupa berbagai standar kompetensi
dan kompetensi dasar dalam setiap bidang studi yang harus dikuasai
peserta didik pada setiap jenjang sekolah. KBK merupakan perangkat
rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus
dicapai peserta didik, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan
pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum
sekolah. Kurikulum ini berorientasi pada
(a) hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik
melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna
(b) keberagaman yang dapat dimanifestasikan sesuai dengan kebutuhan.
Selanjutnya, KBK berimplikasi pada luaran sekolah yang memiliki
kompetensi dasar. Kompetensi dasar itu merupakan standar kemampuan
minimal yang harus dimiliki setiap luaran sekolah yang ditetapkan secara
nasional. Upaya mencapai kompetensi dasar itu disesuaikan dengan
kondisi dan kebutuhan daerah dan sekolah masing-masing. Untuk itu,
diperlukan adanya standar yang dijadikan kriteria keberhasilan yang
berkaitan dengan
(a) apa yang diketahui dan dapat dilakukan oleh siswa
(b) program pembelajaran yang mengembangkan cara-cara belajar,
(c) program pengajaran ilmu-ilmu dasar dan budi pekerti
(d) acuan pokok penilaian atau indikator penilaian
Standar Kompetensi Bahan Kajian Bahasa Indonesia Aspek:
a. Kemampuan Berbahasa Sub-aspek
1) Mendengarkan Mendengarkan, memahami, dan memberikan
tanggapan terhadap gagasan, pendapat, kritikan, dan perasaan
orang lain dalam berbagai bentuk wacana lisan.
2) Berbicara. Berbicara secara efektif dan efisien untuk
mengungkapkan gagasan, pendapat, kritikan, perasaan, dalam
berbagai bentuk kepada berbagai mitra bicara sesuai dengan
tujuan dan konteks pembicaraan.
3) Membaca Membaca dan memahami berbagai jenis wacana, baik
secara tersurat maupun tersirat untuk berbagai tujuan.
4) Menulis Menulis secara efektif dan efisien berbagai jenis
karangan dalam berbagai konteks.
b. Kemampuan Bersastra Sub-aspek
1) Mendengarkan Mendengarkan, memahami, dan mengapresiasi
karya sastra (puisi, prosa, drama) baik karya asli maupun
saduran/terjemahan sesuai tingkat kemampuan siswa.
2) Berbicara Membahas dan mendiskusikan ragam karya sastra
sesuai dengan isi dan konteks lingkungan dan budaya.
3) Membaca Membaca dan memahami berbagai jenis dan ragam
karya sastra, serta mampu melakukan apresiasi secara tepat.
4) Menulis Mengekspresikan karya sastra yang diminati (puisi,
prosa, drama) dalam bentuk sastra tulis yang kreatif, serta dapat
menulis kritik dan esai sastra berdasarkan ragam sastra yang sudah
dibaca.

b. Kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 (KTSP)


KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Melihat sistem
pendidikan di Indonesia selama ini yang bersifat sentralistik, KTSP
merupakan pradigma baru dalam pengembangan kurikulum yang
memberi otonomi secara luas pada setiap satuan pendidikan. KTSP
merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah
yang efektif, produktif, dan berprestasi yang dikembangkan sesuai dengan
kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, keadaan
sosial budaya masyarakat, dan peserta didik. Tujuan penerapan KTSP
adalah untuk:
1. Memandirikan dan memberdayakan tiap satuan pendidikan melalui
pemberian wewenang (otonomi) untuk mengambil keputusan secara
partisipatif dalam pengembangan kurikulum (dalam konteks otonomi
daerah)
2. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif
sekolah dalam mengembangkan kurikulum
3. Mengelola dan memberdayakan sumber daya yang ada
4. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama
5. Meningkatkan kompetensi antarsatuan pendidikan tentang kualitas
pendidikan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Bahasa Indonesia
membagi keterampilan berbahasa menjadi empat aspek, yakni
keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, peserta didik diharapkan
memiliki keempat keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan
berbahasa tersebut saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan.
Menyimak dan membaca termasuk dalam kegiatan reseptif, sedangkan
berbicara dan menulis merupakan kegiatan yang bersifat produktif.
Menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan.
Menulis dapat juga diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide, gagasan,
pikiran, dan perasaan yang akan disampaikan kepada orang lain
(pembaca) melalui media bahasa tulis untuk dipahami sebagaimana yang
dimaksudkan oleh penulis. Keterampilan menulis sangat penting dikuasai
seseorang terutama siswa, karena menulis dapat digunakan untuk
berkomunikasi dengan seseorang secara tidak langsung. Dengan menulis
siswa diharapkan dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan
yang dimilikinya setelah menjalani proses pembelajaran dalam berbagai
jenis tulisan, baik fiksi dan nonfiksi.

C. Kesimpulan
 Pada pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks dalam Kurikulum
2013, siswa diharapkan mampu memproduksi dan menggunakan teks
sesuai dengan tujuan dan fungsi sosialnya. Metode pembelajaran bahasa
Indonesia pada jenjang SMP, SMA, dan SMK terdiri atas empat tahap,
yaitu: 1) tahap pembangunan konteks, 2) tahap pemodelan teks, 3) tahap
pembuatan teks secara bersama-sama, dan 4) tahap pembuatan teks secara
mandiri. Sehubungan dengan perubahan konten materi dan metode
pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013, guru perlu meng-
upgrate pengetahuan dan meningkatkan kompetensinya sesuai dengan
tuntutan kurikulum dan tantangan zaman.
 Pada pembelajaran Bahasa Indonesia dalam kurikulum merdeka capaian
pembelajaran bahasa indonesia ditetapkan dengan SK Kepala BSKAP
No.8 Tahun 2022, yaitu : kemampuan berbahasa, bersastra, dan berpikir
yang merupakan fondasi dari kemampuan literasi. Dalam pembelajaran
bahasa Indonesia kurikulum merdeka belajar ini diharapkan dapat
membina dan mengembangkan kepercayaan diri peserta didik sebagai
komunikator, pemikir kritis-kreatif-imajinatif dan warga negara Indonesia
yang menguasai literasi digital dan informasional.
 KBK mengimplementasikan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia yang
mengacu kepada pencapaian standar kompetensi yang berprinsip pada
hakikat pembelajaran bahasa, yaitu kompetensi berkomunikasi dan
mengapresiasi sastra. Kedua kompetensi itu diperoleh melalui
pembelajaran keterampilan berbahasa (komunikasi), yang dilakukan
secara terpadu, baik dalam hal pencapaian kompetensi kebahasaan
maupun dalam pencapaian kompetensi kesastraan.
 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Bahasa Indonesia
membagi keterampilan berbahasa menjadi empat aspek, yakni
keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis

D. Sumber
Drs. Teuku Husni, M.Pd. lpmaceh.kemdikbud.(23 Februari 2021).
Pembelajaran Bahasa Indonesia, Berbasis teks dalam Kurikulum
2013. Diakses pada 26 Februari 2023. Dari
http://lpmpaceh.kemdikbud.go.id/?p=2066.
Hamsa, H. Akmal. (2010) . Pengajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum
Berbasis Kompetensi. PRASI. 6(12).13-23
Kurka.kurikulummerdeka.com. (29 maret 2022). Capaian Pembelajaran
Bahasa Indonesia pada Kurikulum Merdeka. Diakses pada 26
Februari 2023. Dari https://kurikulummerdeka.com/capaian-
pembelajaran-bahasa-indonesia-pada-kurikulum-merdeka/
Zuhri, Ahmad.dkk.(2014). Implementasi KTSP dalam Pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia di SMPN 2 Tegineneng. Jurnal J-Simbol
(Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya). 1-10

Anda mungkin juga menyukai