Anda di halaman 1dari 14

Konsep Dasar

Kedudukan dan Fungsi Bahasa


Kalau kita pernah memakai kedua istilah itu tentunya secara
tersirat kita sudah mengerti maknanya. Hal ini terbukti bahwa
kita tidak pernah salah pakai menggunakan kedua istilah itu.
Kalau demikian halnya, apa sebenarnya pengertian kedudukan
dan fungsi bahasa?
Kita tahu bahwa bahasa sebagai alat komunikasi lingual
manusia, baik secara terlisan maupun tertulis. Ini adalah fungsi
dasar bahasa yang tidak dihubungkan dengan status dan nilainilai sosial. Setelah dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari,
yang di dalamnya selalu ada nilai-nilai dan status, bahasa tidak
dapat ditinggalkan. Ia selalu mengikuti kehidupan manusia
sehari-hari, baik sebagai manusia anggota suku maupun anggota
bangsa. Karena kondisi dan pentingnya bahasa itulah, maka ia
diberi label secara eksplisit oleh pemakainya yang berupa
kedudukan dan fungsi tertentu.
Kedudukan

dan

fungsi

bahasa

yang

dipakai

oleh

masyarakatperlu dirumuskan secara eksplisit, sebab kejelasan


label

yang

diberikan

akan mempengaruhi masa depan bahasa yang bersangkutan.


Pemakainya

akan

menyikapinya

secara

jelas

terhadapnya.

Pemakaiannya akan memperlakukannya sesuai dengan label


yang dikenakan padanya.

Di pihak lain, bagi masyarakat yang dwi bahasa (dwilingual),


akan

dapat

memilah-milahkan sikap dan pemakaian kedua atau lebih


bahasa

yang

digunakannya. Mereka tidak akan memakai secara sembarangan.


Mereka bias mengetahuik apan dan dalam situasi apa bahasa
yang satu dipakai, dan kapan dan dalam situasi apa pula bahasa
yang lainnya dipakai. Dengan demikianperkembangan bahasa itu
akan

menjadi

terarah.

Pemakainya

akan

berusaha

mempertahankan kedudukan dan fungsi bahasa yang telah


disepakatinya dengan, antara lain, menyeleksi unsur-unsur
bahasa

lain

yang

masuk

ke

dalamnya.Unsur-unsur

yang

dianggap menguntungkannya akan diterima, sedangkan unsurunsur yang dianggap merugikannya akan ditolak.
Sehubungan dengan itulah maka perlu adanya aturan untuk
menentukan

kapan,

misalnya,

suatu

unsur

lain

yang

mempengaruhi nya layak diterima, dan kapan seharusnya


ditolak. Semuanya itu dituangkan dalam bentuk kebijaksanaan
pemerintah yang bersangkutan. Di negara kita itu disebut Politik
Bahasa Nasional, yaitu kebijaksanaan nasional yang berisi
perencanaan, pengarahan, dan ketentuan-ketentuan yang dapat
dipakai sebagai dasar bagi pemecahan keseluruhan masalah
bahasa.
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa
Nasional
Kehadiran bahasa Indonesia mengikuti perjalanan sejarah
yang panjang. Perjalanan itu dimulai sebelum kolonial masuk ke
bumi Nusantara, dengan bukti-bukti prasasti yang ada, misalnya
yang didapatkan di Bukit Talang Tuwo dan Karang Brahi serta

batu

nisan

di

Aceh,

sampai

dengan

tercetusnya

inpirasi

persatuan pemuda-pemuda Indonesia padatanggal 28 Oktober


1928 yang konsepa aslinya berbunyi:
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mengakoe bertoempah darah satoe,
Tanah Air IndonesiaKami poetera dan poeteri Indonesia
mengakoe berbangsa satoe,
Bangsa Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mendjoendjoeng bahasa persatoean,
Bahasa Indonesia.

Dari ketiga butir di atas yang paling menjadi perhatian


sosiolog
adalah butir ketiga. Butir ketiga itulah yang dianggap sesuati
yang

luar

Dikatakan

demikian,

sebab

negara-negara

biasa.
lain,

khususnya

negara tetangga kita,mencoba untuk membuat hal yang sama


selalu mengalami kegagalan yang dibarengi dengan bentrokan
sana-sini. Oleh pemuda kita, kejadian itu dilakukan tanpa
hambatan sedikit pun, sebab semuanya telah mempunyai
kebulatan tekad yang sama. Kita patut bersyukur dan angkat topi
kepada mereka.
sebelum tercetusnya Sumpah Pemuda, bahasa Melayu
dipakai sebagai lingua franca di seluruh kawasan tanah air kita.
Hal itu terjadi sudah berabad-abad sebelumnya. Dengan adanya
kondisi yang semacam itu, masyarakat kita sama sekali tidak

merasa

bahwa

bahasa

daerahnya

disaingi.

Di

balik

itu,

merekatelah menyadari bahwa bahasa daerahnya tidak mungkin


dapat dipakai sebagai alat perhubungan antar suku, sebab yang
diajak komunikasi juga mempunyai bahasadaerah tersendiri.
Adanya bahasa Melayu yang dipakai sebagai lingua franca ini
pun tidak akan mengurangi fungsi bahasa daerah. Bahasa
daerah tetap dipakai dalam situasi kedaerahan dan tetap
berkembang. Kesadaran masyarakat yang semacam itulah,
khusunya

pemuda-pemudanya

yang

mendukung

lancarnya

inspirasi sakti di atas.


Apakah ada bedanya bahasa Melayu pada tanggal 27
Oktober 1928 dan bahasa Indonesia pada tanggal 28 Oktober
1928? Perbedaan ujud, baik struktur, sistem, maupun kosakata
jelas tidak ada. Jadi, kerangkanya sama. Yang berbeda adalah
semangat

dan

jiwa

barunya.

Sebelum

Sumpah

Pemuda,

semangat dan jiwa bahasa Melayu masih bersifat kedaerahan


atau

jiwa

Melayu.

Akan

tetapi,

setelah

Sumpah

Pemuda

semangat dan jiwa bahsa Melayu sudah bersifat nasional atau


jiwa Indonesia. Pada saat itulah, bahasa Melayu yang berjiwa
semangat baru diganti dengan nama bahasa Indonesia.
Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang
diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975
antara lain menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai
bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut :
1. lambang kebanggaan nasional.
2. Lambang identitas nasional.
3. Alat pemersatu berbagai-bagai masyarakat yang berbedabeda latar belakang sosial budaya dan bahasanya.
4. Alat perhubungan antarbudaya antardaerah.

Sebagai lambang kebanggaan nasional, bahasa Indonesia


memancarkan nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia.
Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia, kita
harus bangga dengannya; kita harus menjunjungnya dan kita
harus mempertahankannya. Sebagai realisasi kebanggaan kita
terhadap bahasa Indonesia, kita harus memakainya tanpa ada
rasa rendah diri, malu, dan acuh takacuh. Kita harus bngga
memakainya dengan memelihara dan mengembangkannya.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia
merupakan

lambang

bangsa

Indonesia.

Dengan

bahasa

Indonesia akan dapat diketahui siapa kita, yaitu sifat, perangai,


dan watak kita sebagai bangsa Indonesia. Karena fungsinya yang
demikian itu, maka kita harus menjaganya jangansampai ciri
kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya. Jangan sampai
bahasa

Indonesia

tidak

menunjukkan

gambaran

bangsa

Indonesia yang sebenarnya.

Dengan fungsi yang ketiga memungkinkan masyarakat


Indonesia yang beragam latar belakang sosial budaya dan
berbeda-beda bahasanya dapat menyatu danber satu dalam
kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Dengan bahasa
Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya,
sebab mereka tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi
dijajah oleh masyarakat suku lain. Apalagi dengan adanya
kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia,
identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih
tercermin dalam bahasa daerah masing-masing. Kedudukan dan
fungsi bahasa daerah masih tegar dan tidak bergoyah sedikit

pun. Bahkan, bahasa daerah diharapkan dapat memperkaya


khazanah bahasa Indonesia.

Dengan fungsi keempat, bahasa Indonesia sering kita


rasakan

manfaatnya

dalamkehidupan

sehari-hari.

Dengan

bahasa Indonesia kita dapat saling berhubungan untuk segala


aspek kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi
yang berhubungan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial,
budaya,

pertahanan,

dan

kemanan

mudah

diinformasikan

kepada warganya. Akhirnya,apabila arus informasi antar kita


meningkat berarti akan mempercepat peningkatan pengetahuan
kita.

Apabila

pengetahuan

kita

meningkat

berarti

tujuan

pembangunan akan cepat tercapai.

Kedudukan

dan

Fungsi

Bahasa

Indonesia

sebagai

Bahasa

Negara/Resmi
Sebagaimana kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa
Indonesia

sebagai

bahasa

negara/resmi

pun

mengalami

perjalanan sejarah yang panjang. Hal ini terbukti pada uraian


berikut.

Secara resmi adanya bahasa Indonesia dimulai sejak


Sumpah Pemuda, 28 Oktober1928. Ini tidak berarti sebelumnya
tidak ada. Ia merupakan sambungan yang tidak langsung dari
bahasa Melayu. Dikatakan demikian, sebab pada waktu itu
bahasa Melayu masih juga digunakan dalam lapangan atau
ranah pemakaian yang berbeda. Bahasa Melayu digunakan

sebagai bahasa resmi kedua oleh pemerintah jajahan Hindia


Belanda, sedangkan bahasa Indonesia digunakan di luar situasi
pemerintahan tersebut oleh pemerintah yang mendambakan
persatuan Indonesia dan yang menginginkan kemerdekaan
Indonesia.

Demikianlah,

pada

saat

itu

terjadi

dualis

mepemakaian bahasa yang sama tubuhnya, tetapi berbeda


jiwanya: jiwa kolonial danjiwa nasional.
Secara

terperinci

perbedaan

lapangan

atau

ranah

pemakaian antara kedua bahasa itu terlihat pada perbandingan


berikut ini.
a. Bahasa resmi kedua di samping bahasa Belanda, terutama
untuk tingkat yang dianggap rendah.
b. Bahasa yang diajarkan di sekolah-sekolah yang didirikan
atau menurut sistem pemerintah HindiaBelanda.
c. Penerbitan-penerbitan
yang
dikelolaoleh

jawatan

pemerintah HindiaBelanda.
d. Bahasa yang digunakan dalamgerakan kebangsaan untuk
mencapaikemerdekaan Indonesia.
e. Bahasa yang digunakan dalampenerbitan-penerbitan yang
bertuju-an

untuk

mewujudkan

cita-citaperjuangan

kemerdekaan Indonesiabaik berupa:


1. bahasa pers,
2. bahasa dalam hasil sastra.

Kondisi

di

atas

berlangsung

sampai

tahun

1945.

Bersamaan dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia


pada

tanggal

17Agustus

1945,

diangkat

pulalah

bahasa

Indonesia sebagai bahasa negara. Hal itudinyatakan dalam Uud


1945, Bab XV, Pasal 36. Pemilihan bahasa sebagai bahasanegara

bukanlah pekerjaan yang mudah dilakukan. Terlalu banyak hal


yang harusdipertimbangkan. Salah timbang akan mengakibatkan
tidak stabilnya suatu negara. Sebagai contoh konkret, negara
tetangga kita Malaysia, Singapura, Filipina, dan India, masih
tetap menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi di
negaranya,
walaupun

sudah

berusaha

dengan

sekuat

tenaga

untuk

menjadikan bahasanya sendiri sebagai bahasa resmi.


Hal-hal yang merupakan penentu keberhasilan pemilihan
suatu bahasa sebagai bahasa negara apabila anatara lain :
a. Bahasa tersebut dikenal dan dikuasai oleh sebagian
besar penduduk negara itu,
b. Secara geografis, bahasa tersebut lebih menyeluruh
penyebarannya, dan
c. Bahasa tersebut diterima oleh seluruh penduduk negara
itu.
Bahasa-bahasa yang terdapat di Malaysia, Singapura,
Filipina, dan India tidak mempunyai ketiga faktor di atas,
Masyarakat multilingual yang terdapat di negara itu saling ingin
mencalonkan bahasa daerahnya sebagai bahasa negara. Mereka
saling menolak untuk menerima bahasa daerah lain sebagai
bahasa resmi kenegaraan. Tidak demikian halnya dengan negara
Indonesia. Ketiga faktor di atas sudah dimiliki bahasa Indonesia
sejak

tahun

1928.

Bahkan,

tidak

hanya itu. Sebelumnya bahasa Indonesia sudah menjalankan


tugasnya sebagai bahasa nasional, bahasa pemersatu bangsa
Indonesia. Dengan demikian, hal yang dianggap berat bagi
negara-negara lain, bagi kita tidak merupakan persoalan. Oleh
sebab itu, kita patut bersyukur kepada Tuhan atas anugerah
besar ini.

Dalam Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasionalyang


diselenggarakan

di Jakarta pada tanggal 25 s.d. 28 Februari

1975 dikemukakan bahwa di dalam

kedudukannya sebagai

bahasa negara, bahasa Indonesia befungsi sebagai :


a. Bahasa resmi kenegaraan.
b. Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan.
c. Bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional
untuk

kepentingan

perencanaan

dan

pelaksanaan

pembangunan serta pemerintah, dan


d. Bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan
pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern.
Keempat fungsi itu harus dilaksanakan, sebab minimal
empat fungsi itulah memangsebagai ciri penanda bahwa suatu
bahasa dapat dikatakan berkedudukan sebagaibahasa negara.
Pemakaian pertama yang membuktikan bahwa bahasa Indonesia
sebagai bahasa resmi kenegaran ialah digunakannya bahasa
Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai
saat itu dipakailah bahasa Indonesia dalam segala upacara,
peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan
maupun tulis.
Keputusan-keputusan, dokumen-dokumen, dan surat-surat
resmi

yang

dikeluarkan oleh pemerintah dan lembaga-lembaganya dituliskan


di dalam bahasaIndonesia. Pidato-pidato atas nama pemerintah
atau dalam rangka menuanaikantugas pemerintahan diucapkan
dan dituliskan dalam bahasa Indonesia. Sehubungandengan ini
kita patut bangga terhadap presiden kita, Soeharto yang
selalumenggunakan bahasa Indonesia dalam situsi apa dan

kapan pun selama beliaumengatasnamakan kepala negara atau


pemerintah. Bagaimana dengan kita.
Sebagai bahasa resmi, bahasa Indonesia dipakai sebagai
bhasa pengantar dilembaga-lembaga pendidikan mulai dari
taman kanak-kanak sampai denganperguruan tinggi. Hanya saja
untuk kepraktisan, beberapa lembaga pendidikanrendah yang
anak

didiknya

hanya

menguasai

bahasa

ibunya

(bahasa

daerah)menggunakan bahasa pengantar bahasa daerah anak


didik yang bersangkutan. Halini dilakukan sampai kelas tiga
Sekolah Dasar.
Sebagai konsekuensi pemakaian bahasa Indonesia sebagai
bahasa pengantar dilembaga pendidikan tersebut, maka materi
pelajaran

ynag

berbahasa

berbentuk

Indonesia.

media
Hal

cetakhendaknya

ini

dapat

juga

dilakukan

denganmenerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing atau


menyusunnya

sendiri.Apabila

hal

ini

dilakukan,

sangatlah

membantu peningkatan perkembangan bahasaIndonesia sebagai


bahasa ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek). Mungkin
padasaat mendatang bahasa Indonesia berkembang sebagai
bahasa iptek yang sejajardengan bahasa Inggris.
Sebagai fungsinya di dalam perhubungan pada tingkat
nasional

untuk

kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta


pemerintah,

bahasaIndonesia

dipakai

dalam

hubungan

antarbadan pemerintah dan penyebarluasaninformasi kepada


masyarakat.

Sehubungan

dengan

itu

hendaknya

diadakanpenyeragaman sistem administrasi dan mutu media


komunikasi massa. Tujuanpenyeragaman dan peningkatan mutu

tersebut agar isi atau pesan yang disampaikandapat dengan


cepat dan tepat diterima oleh orang kedua (baca: masyarakat).
Akhirnya,

sebagai

fungsi

pengembangan

kebudayaan

nasional, ilmu, dan teknologi,bahasa Indonesia terasa sekali


manfaatnya.

Kebudayaan

nasional

yang

beragam

itu,yang

berasal dari masyarakat Indonesia yang beragam pula, rasanya


tidaklahmungkin dapat disebarluaskan kepada dan dinikmati
oleh masyarakat Indonesiadengan bahasa lain selain bahasa
Indonesia. Apakah mungkin guru tari Balimengajarkan menari
Bali kepada orang Jawa, Sunda, dan Bugis dengan bahasa Bali?
Tidak mungkin! Hal ini juga berlakudalam penyebarluasan ilmu
dan teknologimodern. Agar jangkauan pemakaiannya lebih luas,
penyebaran

ilmu

dan

teknologi,

baik melalui buku-buku pelajaran, buku-buku populer, majalahmajalah

ilmiahmaupun

menggunakn

bahasa

media

Indonesia.

cetak

lain,

hendaknya

Pelaksanaanini

mempunyai

hubungan timbal-balik dengan fungsinya sebagai bahasa ilmu


yangdirintis lewat lembaga-lembaga pendidikan, khususnya di
perguruan tinggi.Perbedaan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa
Nasional dan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara/Resmi
Perbedaan dari Segi Ujudnya Apabila kita mendengarkan pidato
sambutan Menteri Sosial dalm rangkaperingatan Hari Hak-hak
Asasi Manusia dan pidato sambutan Menteri Muda Usahawanita
dalam rangka peringatan Hari Ibu, misalnya, tentunya kita tidak
menjumpaikalimat-kalimat yang semacam ini.
Kalimat yang semacam itu juga tidak pernah kita jumpai pada
waktu kita membaca surat-surat dinas, dokumen-dokumen resmi,
dan peraturan-peraturan pemerintah. Di sisi lain, pada waktu kita

berkenalan dengan seseorang yang berasal dari daerahatau suku


yang berbeda, pernahkah kita memakai kata-kata seperti,Apabila
kita

menginginkan

tercapainya

tujuan

komunikasi, kita tidak akan menggunakan kata-kata yang tidak


akan dimengerti olehlawan bicara kita sebagaimana contoh di
atas. Kita juga tidak akan menggunakanstruktur-struktur kalimat
yang membuat mereka kurang memahami maksudnya.Yang
menjadi masalah sekarang ialah apakah ada perbedan ujud
antarabahasaIndonesia

sebagai

bahasa

negara/resmi

sebagaimana yang kita dengar dan kita bacapada contoh di atas,


dan

bahasa

Indonesia

sebagaimanayang
berkenalan

pernah

sebagai
juga

dengan

bahasa

kita

lakukan

seeorang

lain

nasional,
pada

saat

daerah

atau lain suku? Perbedaan secara khusus memang ada, misalnya


penggunaan

Perbedaan dari Segi Fungsinya


Setelah kita menelaah uraian terdahulu, kita mengetahui bahwa
fungsi

kedudukan

bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional berbeda sekali


dengan

fungsi

kedudukan

bahasa Indonesia sebagai bahasa negara. Perbedan itu terlihat


pada

wilayah

pemakaian dan tanggung jawab kita terhadap pemakaian fungsi


itu.

Kapan

bahasa

Indonesia sebagai bahasa negara/resmi dipakai, kiranya sudah


kita ketahui.
Yang menjadi masalah kita adalah perbedaan sehubungan
dengn

tanggung

jawab

kita

terhadp

pemakaian

fungsi-fungsi

itu.

Apabila

menggunakan

kita

bahasa

Indonesia sebagai fungsi tertentu, terdapat kaitan apa dengan


kita?

Kita

berperan

sebagai apa sehingga kita berkewajiban moralmenggunakan


bahasa

Indonesia

sebagai fungsi tertentu? Jawaban atas pertanyaan itulah yng


membedakan

tanggung

jawab kita terhadap pemakaian fungsi-fungsi bahasa Indonesia


baik

dalam

kedudukannya sebagai bahasa nasional maupun sebagai bahasa


negara/resmi.
Kita menggunakan sebagai bahasa negara/resmi dipakai
sebagai

alat

penghubung antarsuku, misalnya, karena kita sebagai bangsa


Indonesia

yang

hidup

di wilayah tanah air Indonesia. Sehubungan dengan itu, apabila


ada

orang

yang

berbangsa lain yang menetap di wilayah Indonesia dan mahir


berbahasa

Indonesia,

dia tidak mempunyai tanggung jawab moral untuk menggunakan


bahasa

Indonesia

sebagai fungsi tersebut.


Lain halnya dengan contoh berikut ini. Walaupun Ton Sin
Hwan

keturunan

Cina,

tetapi karena dia warga negara Indonesia dan secara kebetulan


menjabat
Ketua

Lembaga

memberikan

sebagai
Bantuan

Hukum,
penataran

maka

pada

saat

dia

kepada

anggotnyan berkewajiban moral untuk menggunakan bahasa


Indonesia.

Tidak

perduli apakah dia lancar berbahasa Indonesia atau tidak. Tidak


perduli

apakah

semua pengikutnya keturunan Cina yang berwarga negara


Indonesia ataukah tidak.
Jadi seseorang menggunakan bahasa Indonesia sebagai
penghubung antarsuku,
karena dia berbangsa Indonesia yang menetap di wilayah
Indonesia; sedangkan
seseorang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
resmi, karena dia
sebagai warga negara Indonesia yang menjalankan tugas-tugas
pembangunan
Indonesi

3..

Anda mungkin juga menyukai