Anda di halaman 1dari 4

Nama : Siti Khadijah

NPM : 201114005

Prodi : Pendidikan Matematika

Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan

JURNAL 1

Relevansi Konsep Pendidikan Islam Ibnu Khaldun Dengan Pendidikan Modern. Jurnal
Edukasia Islamika dengan volume 10, No. 2, Desember 2012.

Pengertian pendidikan menurut Ibnu Khaldun adalah “Penerangan ilmu pengetahuan dan
keterampilan serta berbagai aspeknya pada karya nyata untuk memperoleh rizki menuju kepada
masyarakat lebih maju sesuai dengan kecenderungan individu” (Sulaiman, 1987:31-35). Dan
berpendapat bahwa tujuan pendidikan pertama-tama adalah memberikan kesempatan kepada
pikiran untuk aktif dan bekerja. tujuan pendidikan Islam menurut Ibnu Khaldun dalam
penjelasannya itu dapat dibagi kepada 2 bagian: 1. Tujuan pendidikan yang berorientasi kepada
akhirat. 2. Tujuan pendidikan yang berorientasi kepada duniawi. Tujuan pendidikan Islam
menurut Ibnu Khaldun yang pertama itu merupakan tujuan paling utama dan pertama yang
ditanamkan kepada individu, karena sesuai dengan Alqur’an yang merupakan ajaran bagi seluruh
aspek kehidupan manusia sekaligus Alqur’an dijadikan kurikulum pendidikan Islam. Ibnu
Khaldun bermaksud menjadikan pengabdi Allah menjadi paling bertakwa itu bukanlah orang
yang ahli dalam keagamaan saja, melainkan orang yang tahu dengan jelas dan lengkap seluruh
isi ajaran Allah dalam Alqur’an serta cakap melaksanakannya ke dalam praktek kehidupan
sehari-hari, baik selaku individu maupun selaku warga serta mayarakat dan bangsa.

Tujuan mempelajari ilmu tersebut adalah kemahiran anak dalam mengamalkan serta
mengambil manfat dalam kehidupan seharihari, alasan pengulangan sampai ketiga kali
pengulangan ini adalah agar anak siap memahami ilmu pengetahuan atau seni secara bertahap.
Metode tersebut sejalan dengan teori mengajar yang menyatakan bahwa pentahapan pemahaman
anak memerlukan pemahaman tentang perkembangan jiwa yang berlangsung secara berbeda-
beda bagi masing-masing anak. Dengan demikian cara pengulangan ini akan membawa anak
dalam ketelitian yang menjadi salah satu faktor dari sistem belajar praktis. Inilah metode yang
umum diterangkan oleh Ibnu Khaldun, dikatakannya bahwa inilah metode mengajar yang benar
karena sesuai dengan kebertahapan proses belajar. Ibnu Khaldun (Juz III:1244). juga
menjelaskan tentang bagaimana seorang guru menyampaikan materi pelajaran itu tidak
mencampuradukkan pelajaran secara keseluruhan kalau murid belum benar-benar menguasai
pelajaran yang telah diberikan. Selain dari itu Ibnu Khaldun (Juz III:1255). menjelaskan tentang
pentingnya sarana dalam proses belajar mengajar agar dapat mempermudah bagaimana cara
mudah menerima pelajaran, karena dengan pengamatan secara langsung dengan pengalaman
indrawi yang hakiki. Dari konsep pendidikannya Ibnu Khaldun juga menasehatkan agar guru
tidak mengajarkan ilmu terlalu banyak kepada anak-anak karena hal itu akan membahayakan
kemajuan intelektual anak-anak di samping melanggar kemampuan mereka. Yang akhirnya
melemahkan mereka dan serta menumbuhkan perasaan gagal. Selanjutnya beliau menasehatkan
agar pengajaran Alqur’an didahulukan apabila anak didik mencapai tingkat kemampuan
berfikirnya karena hal ini akan menjadikan aqidah mereka kepada Allah menjadi kuat serta
berperilaku baik sebagimana mestinya menjadi pengabdi Allah. Konsep Pendidikan Ibnu
Khaldun sampai saat ini masih ada yang relevan dengan pendidikan modern yaitu hubungan
interaktif yang bernilai edukatif antara pendidik dan anak didik dalam proses belajar mengajar
agar tercapai tujuan pendidikan.
JURNAL 2

Aliran Progresivisme Dalam Pendidikan di Indonesia. Jurnal Dimensi Pendidikan dan


Pembelajaran, volume 5, No. 1, tahun 2018

Aliran progresivisme adalah suatu aliran dalam filsafat pendidikan yang menghendaki
adanya perubahan secara cepat praktik pendidikan menuju ke arah yang positif. Dengan kata
lain, pendidikan harus mampu mebawa perubahan pada diri peserta didik menjadi pribadi yang
tangguh dan mampu menghadapi berbagai persolan serta dapat menyesuikan diri dengan
kehidupan sosial di masyarakat. Oleh karena itu, progresivisme sangat menghendaki adanya
pemecahan masalah dalam proses pendidikan. Awal mula lahirnya aliran progresivisme ialah
dilatar belakangi ketidak puasan terhadap pelaksanaan pendidikan yang sangat tradisional,
cenderung otoriter dan peserta didik hanya dijadikan sebagai objek pembelajaran. Menurut
sejarah munculnya aliran progresivisme ini sangat dipengaruhi oleh tokoh-tokoh filsafat
pragmatisme sebagaima telah disebutkan di atas, seperti Charles S. Peirce, William James dan
John Dewey, serta aliran ekspereimentalisme Francis Bacom. Selain itu, adalah John Locke yang
merupakan tokoh filsafat kebebasan politik dan J.J. Rousseu dengan ajarannya tentang kebaikan
manusia telah dibawa sejak lahir (Muhmidayeli, 2011:152). Adapun pemikiran-pemikiran yang
berpengaruh terhadap perkembangan aliran progresivisme adalah pemikiran Johan Heinrich
Pestalozzi, Sigmund Freud, dan John Dewey (Gutek, 1974:139). Pemikiran ketiga tokoh tersebut
merupakan inspirasi bagi aliran progresivisme.

1. Johann Heinrich Pestalozzi, seorang pembaharu pendidikan Swiss pada abad 19,
menyatakan bahwa pendidikan seharusnya lebih dari pembelajaran buku, dimana
merangkul kesuluruhan bagian pada anakemosi, kecerdasan, dan tubuh anak. Pendidikan
lama, menurut Pestalozzi, seharusnya dilakukan di sebuah lingkungan yang terikat secara
emosional dengan anak dan memberi keamanan pada anak.
2. Pengaruh pemikiran Sigmund Freud terhadap pendidik progresif ialah melalui kajian
kasus Histeria (gangguan pada syaraf), Freud mengusut pada asal usul penyakit mental
ini dari masa kanak-kanak. Orang tua yang otoriter dan lingkungan tempat tinggal anak
sangat memengaruhi kasus tersebut.
3. Adapun pengaruh pemikiran John Dewey dan para pengikutnya ialah didasarkan pada
penjelasannya yang menyatakan bahwa pendidikan progresif merupakan sebuah gerakan
yang tepat sebagai perkumpulan para penentang paham tradisionalisme.

Dalam pandangan progresivisme pendidikan merupakan suatu sarana atau alat yang
dipersiapkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik supaya tetap survive terhadap
semua tantangan kehidupannya yang secra praktis akan senantiasa mengalami kemajuan
(Muhmidayeli, 2011:156). Menurut progresivisme proses pendidikan memiliki dua segi, yaitu
psikologis dan sosiologis. Dari segi psikologis, pendidik harus dapat mengetahui tenaga-tenaga
atau daya-daya yang ada pada anak didik yang akan dikembangkan. Dari segi sosiologis,
pendidik harus mengetahui kemana tenaga-tenaga itu harus dibimbingnya. Berkaitan dengan
tujuan pendidikan, maka aliran progresivisme lebih menekankan pada memberikan pengalaman
empiris kepada peserta didik, sehingga terbentuk pribadi yang selalu belajar dan berbuat
(Muhmidayeli, 2012:156). Maksudnya pendidikan dimaksudkan untuk memberikan banyak
pengalaman kepada peserta didik dalam upaya pemecahan masalah yang dihadapi di lingkungan
sehari-hari. Dalam pandangan progresivisme kurikulum merupakan serangkaian program
pengajaran yang dapat mempengaruhi anak belajar secara edukatif, baik di lingkungan sekolah
maupun di luar. Aliran progresivisme menghendaki kurikulum dipusatkan pada pengalaman
yang didasarkan atas kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan yang kompleks
(Jalaluddin dan Abdullah Idi, 2012:91). Namun, dalam hal ini progresivisme tidak menghendaki
adanya mata pelajaran yang diberikan terpisah, tetapi harus terintegrasi dalam unit. Menurut
aliran progresivisme belajar dilaksanakan berangkat dari asumsi bahwa anak didik bukan
manusia kecil, melainkan manusia seutuhnya yang mempunyai potensi untuk berkembang, yang
berbeda kemampuannya, aktif, kreatif, dan dinamis serta punya motivasi untuk memenuhi
kebutuhannya (Jalaluddin dan Abdullah Idi, 2012:89). Dalam konteks ini, belajar semestinya
dilaksanakan dengan memperhatikan berbagai potensi yang dimiliki oleh anak didik. Dalam
pandangan progresivisme terdapat perbedaan antara peran guru dan siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Adapun peran guru menurut aliran progresivisme ialah berperan sebagai
fasilitator, pembimbing, dan pengarah bagi siswa. Aliran progresivisme ingin mengatakan bahwa
tugas guru sebagai pembimbing aktivitas anak didik/siswa dan berusaha memberikan
kemungkinan lingkungan terbaik untuk belajar.

Anda mungkin juga menyukai