Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MK. MANAJEMEN KELAS


S1- PGSD FIP

Skor:

JENIS-JENIS GANGGUAN DISIPLIN KELAS DAN TEKNIK


PENANGGULANGANNYA

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 8

1. AGNES NOVITASARI WARUWU (1203111086)


2. DINDA PRILLIANI SIREGAR (1203111050)
3. MICHAEL HENDRO TUA SIAHAAN (1203111066)
4. YOKEBET PASARIBU (1203111125)
5. ZUMAYRANI ALSMY (1201111025)

KELAS : C PGSD REGULER 2020


MATA KULIAH : MANAJEMEN KELAS
DOSEN PENGAMPU : Drs. ROBENHART TAMBA, M. Pd

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
APRIL 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan perlindungan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Jenis-Jenis
Gangguan Disiplin dan Teknik Penanggulangannya” ini tepat pada waktunya. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada bapak Drs. Robenhart Tamba, M. Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah Manajemen Kelas yang telah membimbing dan mengarahkan penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun makalah ini disusun dengan tujuan
untuk memenuhi tanggung jawab sebagai mahasiswa dalam perkuliahan pada mata kuliah
Manajemen Kelas. Disamping itu penyusunan makalah ini bertujuan untuk membantu baik
pembaca maupun penulis sendiri untuk dapat memahami lebih dalam mengenai gangguan
disiplin dan teknik penanggulangan yang dapat terjadi atau dilakukan dalam proses belajar
mengajar di dalam kelas. Makalah ini berisi pemaparan mengenai jenis-jenis gangguan
disiplin kelas, teknik-teknik penanggulangan disiplin kelas dan teknik pembedahan
pelanggaran/gangguan disiplin kelas.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan dan penyusunan makalah ini
terdapat kendala dan berada diluar batas kemampuan penulis sehingga makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Maka dari itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca guna penyempurnaan penulisan dan penyusunan makalah
dikemudian hari. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak
termasuk penulis sendiri. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, 10 April 2023


Penulis

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................... 2
C. TUJUAN..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
A. Jenis-Jenis Gangguan Disiplin Kelas ......................................................................... 3
B. Teknik-Teknik Penanggulangan Disiplin Kelas ......................................................... 5
C. Teknik Pembedahan Pelanggaran/Gangguan Disiplin Kelas ................................... 13
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 15
A. SIMPULAN .............................................................................................................. 15
B. SARAN..................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Jika mengulas kembali landasan hukum pendidikan yakni UU No. 20 tahun 2003
pasal 1 yang menyebutkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar murid secara aktif
mengembangkan potensi dirinya (Dermawan&Pandia:2014). Hal ini menandakan
bahwa sangat penting untuk menciptakan suasana kelas yang nyaman, tenteram serta
terpeliharanya kondisi kelas yang optimal yang sekaligus menjadi syarat utama
terwujudnya belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan (Tim dosen, 2023:).
Suasana tersebut tentunya dapat memotivasi peserta didik untuk belajar secara optimal
sesuai dengan potensi yang dimiliki serta menjadi dambaan bagi setiap tenaga pendidik
professional dalam mengemban tugas utamanya. Guru sebagai peran utama yang
bertindak dalam menangani hal tersebut sangat diharapkan agar dapat memperhatikan
proses belajar para murid, menciptakan lingkungan belajar yang positif, mengajar
dengan keahlian yang baik, membuat perencanaan agar proses belajar berjalan efektif
dan menerapkan ekspektasi pada dirinya dan para murid untuk menjadi lebih baik.

Suasana yang kondusif dalam proses belajar mengajar di dalam kelas dapat
tercapai melalui manajemen atau pengelolaan kelas dimana guru mampu memberikan
pembinaan, menghentikan perilaku siswa yang menyeleweng, menjaga konsentrasi
siswa dalam kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian tugas secara tepat waktu,
penerapan norma kelompok yang produktif serta pengaturan dalam menggunakan
fasilitas kelas. Peran guru dalam menciptakan kondisi tersebut tentunya merujuk pada
disiplin yang menjadi metode guru dalam mengatasi masalah perilaku siswa di dalam
kelas dan mendorong siswa untuk berperilaku baik dan seharusnya (Dermawan &
Pandia: 2014). Disiplinn kelas menjadi satu hal yang penting karena tanpa disiplin kelas
siswa dapat terlibat perilaku mengganggu yang pada akhirnya dapat mengganggu
aktivitas kelas dan proses belajar mengajar. Faktanya masih banyak terdapat
pelanggaran disiplin kelas yang dilakukan oleh siswa di sekolah masih kerap terjadi dan
sulit untuk dihilangkan. Meskipun demikian pelanggaran disiplin ini dapat ditekan
semininal mungkin baik secara kualitas maupun kuantitas (Tim dosen, 2023). Oleh
karena itu sangat penting untuk mengenal sedari dini mengenai disiplin kelas sebagai

1
pengetahuan dasar. Hal ini tentunya mendukung dalam mengurangi pelanggaran
disiplin yang dilakukan oleh siswa. Oleh karena itu guru perlu memahami jenis-jenis
gangguan disiplin kelas yang lazim dilakukan dan teknik penanggulangan yang dapat
dilakukan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja jenis-jenis disiplin kelas?
2. Bagaimana teknik penanggulangan disiplin kelas?
3. Bagaimana teknik pembedahan pelanggaran/gangguan disiplin kelas?

C. TUJUAN
1. Mengetahui jenis-jenis disiplin kelas
2. Memahami teknik-teknik penanggulangan disiplin kelas
3. Memahami teknik pembedahan pelanggaran/gangguan disiplin kelas

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Jenis-Jenis Gangguan Disiplin Kelas


Terdapat beberapa petunjuk umum cara penanggulangan gangguan disiplin seperti
dikemukakan Hollingsworth dan Hoower (1991 : 72-74) berikut ini:
a. Gangguan percakapan
Percakapan antar sesama peserta didik yang mengancam disiplin perlu segera
ditanggulangi. Guru dapat segera menghampiri mereka dan memotivasi mereka
agar kembali mengerjakan tugas-tugasnya. Atau guru dapat bertanya, atau meminta
siswa mengajukan pertanyaan, menyuruh menyelesaikan tugas secara khusus
kepada peserta didik yang bercakap tadi.

b. Gangguan melempar catatan


Gangguan melempar catatan muncul akibat adanya kebosanan atau ketidak tepatan
kegiatan belajar mengajar. Mengambil langkah hati-hati, dalam situasi ini sangat
penting tidak tepat bila guru membaca keras-keras catatan itu. Secara persuasive
menyatakan bahwa perbuatan itu akan merugikan diri siswa sendiri dan akan
mengganggu kelas.

c. Gangguan kebebasan yang berlebihan diantara siswa


Bebas adalah naluri manusia, tetapi kebebasan berlebihan perlu dicegah jangan
sampai berkembang merusak disiplin kelas. Berdialog antara guru dan peserta didik
tentang hak dan kewajiban peserta didik perlu dilaksanakan. Katakan kepada para
siswa bahwa disamping hak, ada kewajiban untuk tidak mengganggu orang lain.

d. Gangguan permusuhan antara peserta didik dan kelompok


Bicaralah dengan masing-masing pihak secara individual atau kelompok, berusaha
mencari penyebab permusuhan ini dan cobalah adakan perubahan-perubahan baru.
Katakan bahwa permusuhan adalah perbuatan tidak baik dan permusuhan akan
mengakibatkan hilangnya teman bergaul.

3
e. Gangguan menyontek
Menyontek terjadi akibat dari ketidak siapan peserta didik atau materi yang
melebihi batas. Berilah motivasi dan keempatan yang bijak dan tugas yang sesuai
dengan kemampuan peserta didik. Katakan pada mereka bahwa menyontek akibat
dari tidak belajar. Menyontek, selain konsentrasi buyar juga tidak akan dapat
menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Oleh karena itu, belajarlah dengan rajin dan
tekun.

f. Gangguan pengaduan
Disiplin kelas kadang-kadang terganggu oleh adanya pengaduan disamping adanya
laporan dari peserta didik. Gangguan harus dapat membedakan pengaduan dan
laporan tentang sesuatu. Namun guru perlu berlaku bijaksana dan konsisten dalam
menjelaskan ke dua hal tersebut.

g. Gangguan tabiat marah


Guru segera menghampiri atau memindahkan peserta didik yang bertabiat marah
dan menjauhkan peserta didik lain. Sebagai pendengar, guru kemudian mencari
sebab dan membantu menyelesaikan persoalannya.

h. Gangguan penolakan permohonan guru


Berdialog secara terus menerus dan mencari alternatif lain adalah salah satu cara
yang dapaot ditempuh oleh guru terhadap gangguan ini. Permohonan yang rasional
untuk seorang siswa belum tentu sesuai dengan siswa lain. Penciptaan suasana
sejuk dan objektif akan menghilangkan gangguan semacam ini.

i. Gangguan perpindahan situasi


Perpindahan situasi merupakan jenis lain dari gangguan disiplin kelas (ganti
pelajaran pindaj kelas, perubahan jadwal). Oleh karena itu, perpindahan situasi
harus diiringi oleh kesiapan akan alternatif dan inisiatif lain, serta pengawasan.

4
B. Teknik-Teknik Penanggulangan Disiplin Kelas
Adapun pelanggaran-pelanggaran disiplin yang dilakukan siswa semata-mata
bukan untuk menentang guru ataupun peraturan sekolah tetapi hanya usaha coba-coba
untuk mendapatkan perhatian dari teman-temannya di sekolah atau bahkan di antara
siswa yang melakukan pelanggaran disiplin hanya karena ikut-ikutan atau ajakan teman.
Pelanggaran-pelanggaran pada disiplin kelas harapnya bisa diminimalisir sebaik
mungkin dengan cara mencari penyebab serta mempelajari sifat, jenis serta sumber dari
pelanggaran disiplin tersebut. Penanggulangan pelanggaran disiplin kelas perlu
dilaksanakan secara penuh hati-hati, demonstrasi, dan dengan penuh kasih sayang yang
paling utama penanggulangan pelanggaran disiplin harus mempertimbang kan nilai
edukatif. Nilai edukatif yang dimaksud di sini adalah penanggulangan disiplin kelas
harus menggunakan strategi di mana mengubah perilaku siswa ke arah pemikiran dan
kesadaran untuk melaksanakan Semua peraturan sekaligus kebutuhan yang memberikan
manfaat pada diri sendiri dan semua orang agar hidup tertib dan damai.
Carolyn Evertson dan rekannya berkata secara umum strategi yang efektif untuk
menangulangi masalah yang muncul di kelas antara lain :
1. Gunakan isyarat non verbal, jalin kontak mata dengan murid. Kemudian beri
isyarat dengan meletakkan telunjuk jari di bibir anda, menggeleng kepala, atau
menggunakan isyarat tangan untuk menghentikan perlaku tersebut.
2. Terus lanjutkan aktiftias belajar Biasanya terjadi suatu jeda dalam transisi aktifitas
dalam kegiatan belajar mengajar, dimana pada jeda tersebut murid.tidak
melakukan apa-apa. Pada situasi ini,murid mungkin akan meninggalkan tempat
duduknya, mengobrol, bercanda dan mulai ribut.Strategi yang.baik adalah bukan
mengkoreksi tindakan mereka tetapi segera melangsungkan aktifitas baru
berikutnya.
3. Arahkan perilaku, jika murid mengabaikan tugas yang kita perintahkan, ingatkan
mereka tentang kewajiban itu.
4. Beri instruksi yang dibutuhkan, terkadang siswa melakukan kesalahan kecil saat
tidak memaham cara mengerjakan tugas. Untuk mengatasinya anda harus
memantau murid dan memberi petunjuk jika dibutuhkan.
5. Minta murid berhenti dengan nada tegas dan langsung, jalin kotak mata dengan
murid, bersikap tegas, dan minta murid menghentikan tindakannya. Buat

5
pernyataan, singkat dan pantau situas sampai murid patuh. Strategi ini biasa
dilakukan dengan mengkombinasikan strategi mengaran-kan perlaku murid.
6. Beri murid pilihan, berilah murid tanggung jawab dengan memilih dua pilihan,
bertindak benar atau menerima konsekuensi negatif. Beri tahu murid apa tindakan
benar itu dan apa konsekuensi bila melanggar.
7. Jangan beri privilese atau aktifitas yang mereka inginkan, bila anda
memperbolehkan murid untuk berkeliling kelas atau mengerjakan tugas dengan
murid lain dan ia malah menyalah gunakan privilese yang anda berikan atau
mengganggu pekerjaan temannya, maka anda bisa mencabut privilesenya.
8. Buat perjanjian,buatlah kesepatan yang disepakati oleh semua murid.Jika terdapat
problem dan murid tetap keras kepala,guru bisa merujuk pada kesepakatan
bersama yang telah dibuat.
9. Pisahkan atau keluarkan murid dari kelas, bila murid bersenda gurau dan bersikap
tidak mengindahkan peringatan, anda bisa memisahkan ia dari murid disekitarnya
ataupun mengeluarkannya dari dalam kelas.
10. Kenakan hukuman atau sanksi, menggunakan hukuman sebaiknya tidak
melakukan tindakan kekerasan, tetapi biasa dilakukan dengan memberikan tugas
mengerjakan soal atau menulis halaman tambahan.

Berdasarkan teknik pencegahan dan penanggulangan pelanggaran disiplin kelas oleh


siswa yang dikemukakan oleh Emmer (1993) dan Popham dan Baker dimana telah
dirangkum sebagai berikut:
1. Pengenalan siswa
Semakin seorang guru mendalami kepribadian seorang siswa maka akan
semakin besar kemungkinan guru dapat mengenali karakter siswa tersebut sehingga
dapat mencegah terjadinya pelanggaran disiplin. Setiap siswa pada dasarnya
mempunyai daya atau tenaga untuk mengontrol dirinya. Pada saat siswa mengalami
masalah siswa cenderung akan frustasi karena merasa tidak ada perhatian dari guru
dengan semestinya sangat mungkin terjadi siswa dapat melanggar disiplin sekolah.
Dengan pengenalan terhadap latar belakang siswa merupakan salah satu usaha
dalam penanggulangan penyelenggaraan disiplin.

6
2. Melakukan tindakan otoriter
Dalam penegakan sikap disiplin kelas guru dituntut untuk berbuat sesuatu
yang dapat menghentikan perbuatan siswa secepat mungkin. Guru sebagai
komando di dalam kelas harus segera menginginkan siswa terhadap peraturan tata
tertib dan konsekuensinya, kemudian melakukan sanksi yang seharusnya berlaku.
Kegiatan ini bertujuan untuk memonitor efektivitas aturan tata tertib. Cara
melakukan tindakan ini dan dijadikan bahan pertimbangan bagi guru seperti:
a. Lakukan tindakan dan bukan ceramah
Bila ada seorang siswa melakukan tindakan yang mengganggu kelas guru
dapat langsung melakukan kegiatan yang dapat menghentikannya dengan cepat.
Cara berteriak ataupun memberikan ceramah merupakan suatu cara yang
kurang tepat di mana pada saat siswa membuat kesalahan tindakan seperti ini
akan membuat siswa bingung dan tidak kecil kemungkinan akan
membangkang. Guru dapat melakukan tindakan menggunakan pesan-pesan
nonverbal baik berupa isyarat tangan, bahu, kepala, alis, dan sebagainya yang
dapat membantu siswa dalam memahami pesan yang disampaikan.
b. Jangan tawar-menawar
Sering sekali terjadi ketika siswa melakukan kesalahan guru membuka forum
diskusi untuk berbicara tentang peraturan dan mencari siapa yang bersalah.
Guru harus langsung memberikan tindakan terhadap penyimpangan yang
dilakukan oleh siswa.
c. Gunakan kontrol kerja
Guru dapat melakukan pendekatan kepada siswa yang melakukan pelanggaran
dengan menerapkan ruangan Tapal Kuda. Guru dapat langsung bertatap muka
dengan para siswa sekaligus mengontrol tingkah lakunya.
d. Nyatakan peraturan dan konsekuensinya
Guru dan siswa telah membuat peraturan sebelumnya terhadap tata tertib
yang ada di kelas. Bila ada seorang siswa yang melanggar peraturan tata tertib
segera komunikasikan kembali aturan yang dilanggar sejarah jelas serta
Kemukakan akibatnya bila peraturan telah dibuat dan disepakati tersebut
dilanggar. Konsekuensi dapat dilakukan secara bertahap mulai dari pemberian
peringatan, peneguran, pemberian tanda cek di surut menghadap kepala
sekolah dan dilaporkan kepada orang tua tentang pelanggaran yang dilakukan.

7
Kemukakan juga padanya Harapan Kita sebagai seorang guru dan teman-teman
yang akan terganggu konsentrasinya apabila ia melakukan tindakan yang tidak
baik di kelas.
3. Melakukan tindakan penyembuhan
Pelanggaran yang sudah terlanjur terjadi dilakukan siswa atau sejumlah siswa perlu
ditanggulangi dengan tindakan penyembuhan yang baik secara individual ataupun
kelompok.
4. Melakukan pendekatan administratif korektif
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam tindakan penyembuhan ini adalah :
a. Guru dapat mengidentifikasi para siswa yang mendapat kesulitan untuk
menerima dan mengikuti tata tertib dan menerima konsekuensi dari
pelanggaran yang ia buat.
b. Membuat rencana yang diperkirakan paling tepat tentang lagkah-lagkah yang
akan ditempuh
c. Menetapkan waktu pertemuan dengan siswa yang disetujui bersama oleh guru
dan siswa.
d. Bila saat nya diadakan pertemuan dengan siswa, jelaskan maksud pertemuan
tersebut jelaskan maksud pertemuan, dan jelaskan pula manfaat yang diperoleh
siswa maupun sekolah dari hasil pertemuan tersebut.
e. Tunjukkan kepada siswa bahawa gurupun bukan ornag yang sempurna dan
tidak bebas dari kekurangan dan kelemahan dalam berbagai hal akan tetapi
yang paling penting guru dan siswa harus tumbuh kesadaran masing-masing
untuk belajar, untuk saling memperbaiki diri, saling mengingatkan bagi
kepentingan bersama.
f. Guru berusaha untuk membawa murid kepada maslaah yaitu memahami tata
tertib dan menjauhi pelangaran terhadap pertauran yang berlaku di sekolah.
g. Bila ada pertemuan yang diadakan dan ternyata siswa tidak reponsif naka guru
dapat mengajak siswa untuk melaksankan diskusi pada saat lain tentang
masalah yang dihadapinya.
h. Pertemuan guru dengan siswa harus sampai pada pemecahan masalah dan
sampai kepada kontrak individual yang diterima siswa dalam rangka
memperbaiki tingkah laku siswa.

8
5. Menghindari penilaian watak
Guru jangan membuat statement tersendiri atau memberikan penilaian negatif
terhadap siswanya. Kecenderungan mengumpat sudah menjadi suatu kebiasaan,
guru jangan sampai berkata kepada siswa seperti " Kamu ini anak nakal" ataupun
kata-kata negatif lainnya sebaiknya guru mengganti ucapan nya dengan kata-kata
yang lebih baik seperti " Apakah kamu tahu kamu melanggar aturan dan
mengganggu suasana kelas?". Gunakan kata-kata dengan nada yang sebaik
mungkin karena akan lebih mudah dimengerti dan dipahami oleh anak-anak.
6. Menyelesaikan segera masalah yang timbul oleh insiden
Masalah-masalah yang ditimbulkan oleh sekelompok siswa ataupun seorang siswa
dapat digolongkan sebagai insiden dari sebab masalah-masalah itu mungkin secara
relatif terpisah ataupun sama.
7. Mendekati
Bilamana terdapat seorang siswa yang mulai bertingkah maka teknik
pencegahan yang dapat dilakukan adalah teknik mendekatinya. Kehadiran guru
ataupun orang yang bisa membuatnya merasa nyaman dapat menghentikan rasa
ketakutannya sehingga tidak terjadi perbuatan yang melanggar. Andai kata seorang
siswa mulai mendapatkan kecenderungan berbuat nakal maka guru dapat
memindahkan tempat duduknya ke dekat meja guru hal ini akan berefek preventif.
8. Memberi isyarat
Apabila seorang siswa membuat kenakalan kecil guru dapat memberikan isyarat
bahwa ia sedang diawasi. Syarat-syarat ini dapat membantu si pelanggar
mengendalikan dirinya. Tapi hendaknya ini digunakan sedemikian sehingga tidak
mengganggu kegiatan-kegiatan kelas.
9. Mengadakan humor
Jika terjadi suatu insiden kecil sebaiknya seorang guru memandang enteng saja.
Maksudnya adalah dengan melihatnya secara humoristis guru dapat
mempertahankan suasana baik serta memberikan peringatan kepada si pelanggar
bahwa ia tau apa yang akan terjadi. Tetapi hendaknya dalam lulusan tersebut guru
tetap harus perhatikan penyampaiannya sehingga tidak mengundang reaksi yang
berlebihan dari si pelanggar.

9
10. Tidak mengacuhkan
Tindakan mengacuhkan ini sering tidak disadari digunakan pada situasi
disliper yang ringan. Guru tidak harus selalu memberikan hukuman pada setiap
pelanggaran yang dilakukan. Dalam kasus-kasus tertentu tidak mengacuhkan
kenakalan justru dapat membawa siswa itu minta diperhatikan, lalu bertingkah
agar guru memperhatikannya. Jika menurut perkiraan masalah itu tidak
mengganggu kelas maka sebaiknya diabaikan saja tetapi jika ada kemungkinan
bahwa teman-temannya terganggu atau tergoda dalam situasi tersebut maka guru
perlu bertindak.
11. Menggunakan teknik yang keras
Teknik-teknik yang keras apabila ia dihadapkan pada perilaku destruktif yang
jelas tidak terkendali. Contohnya yang paling terkenal yaitu situasi di mana para
gadis-gais remaja yang gemar berkikih-kikih. Khas macam ini menular dan sering
berlangsung terus meskipun si pelanggar sendiri bermaksud menghentikannya.
Tindakan ini sebaiknya diambil secara persmitif tidak secara kelas.
12. Mengadakan diskusi secara terbuka
Kiranya penggunaan diskusi yang bebas dan terbuka bagi para siswa akan sangat
menolong jika dapat diselenggarakan maka diskusi dapat memberikan
kesempatan yang baik bagi siswa untuk menyampaikan keluhan-keluhan mereka.
13. Memberikan penjelasan tentang prosedur
Masalah kedisiplinan ada hubungan dengan ketidakmampuan siswa
melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Kesulitan semacam ini biasa
timbul apabila guru berasumsi bahwa siswa memiliki keterampilan padahal
sebenarnya tidak. Situasi seperti ini sering timbul pada saat diskusi ataupun tugas-
tugas kelompok dimana mereka membuat keributan terutama mereka tidak tahu
bagaimana mengelola kerja kelompok yang produktif pada suatu diskusi. Guru
hanya memberikan petunjuk tentang apa yang diharapkan dari siswanya. Tidak
memberikan prosedur dalam melakukannya.
14. Mengadakan analisis
Selain kehidupan di sekolah siswa juga memiliki kehidupan lainnya seperti
kehidupan di masyarakat ataupun keluarga. Suatu kegaduhan di dalam kelas yang
terjadi secara terus-menerus dapat terjadi apabila siswa memiliki suatu cabang
pikiran ataupun pikiran lain yang sedang ia pikirkan . Guru dapat mencari tahu

10
penyebab dari keresahan sehingga selalu terjadi kegaduhan dalam kelas. Dengan
memberikan rasa kenyamanan kepada siswa ketika guru dapat memahaminya
akan sedikit mengurangi keresahan mereka.
15. Mengandalkan perubahan kegiatan
Apabila terjadi gangguan di kelas yang meningkat jumlahnya tindakan yang
harus segera diambil selain mengadakan diskusi yakni mengubah apa yang sedang
dilakukan siswa. Jika suatu diskusi tidak terkendali lagi gantilah dengan membuat
ringkasan untuk dibaca, menyuruh mereka membaca buku atas pilihan mereka
sendiri, latar dapat memberikan waktu istirahat dan bermain-main kepada mereka
agar lebih tenang. Daripada mempertahankan rencana pembelajaran
membosankan lebih baik merevisinya dengan segera atas dasar keadaan dan
situasi dalam kelas namun tetap harus memperhatikan hasil belajar yang akan
dituju. Terkadang anak-anak akan cenderung mereka bosan bila guru terus
melakukan pembelajaran pada saat mereka sedang tidak dalam kondisi yang baik.
16. Teknik-teknik terakhir
Ada kalanya karena semua jalan lain sudah tidak berhasil guru harus
mencoba prosedur prosedur tertentu yang merupakan jalan terakhir. Teknik-
teknik yang dapat diambil buruh hendaknya digunakan cermat-cermatnya agar
lebih efektif dan mencegah gangguan disiplin kelas seperti melakukan himbauan
kepada siswa, mengukung Apabila ada siswa yang mengganggu secara fisik dan
membahayakan keselamatan siswa lainnya, berikan hukuman sebagai bukti
bahwa hukum efektif bagi manusia baik itu berupa pencabutan hak-hak istimewa
ataupun penambahan konsekuensi konsekuensi negatif. Namun sebaiknya guru
tidak menggunakan hukuman badan kepada siswa ataupun mengjudge siswa.
17. Melakukan kegiatan tindak lanjutan
Konsep lain dalam mencegah ganguan disiplin kelas dapat dilakukan dengan hal-
hal berikut ini:
a. Sajian yang Menarik
Masalah disiplin kelas terganggu karena penyajian materi kurang
menarik.Oleh karena itu, prosedur mengajar (orientasi, latihan/praktik, umpan
balik, lanjutan) harus dilakukan dengan cara yang menarik. Tuntutan dunia
terhadap sistem pendidikan dalam menyiapkan peserta didik pada kompetensi
abad 21 agar dapat menghadapi tantangan yang lebih kompleks saat ini dan di

11
masa yang akan datang. Yang dimaksud Kompetensi Abad 21 adalah
pengetahuan, keterampilan, dan atribut lainnya yang dapat membantu peserta
didik untuk mencapai potensi secara utuh (Ontarion, 2016).Selain itu guru juga
dituntut untuk kreatif dan inovatid dalam menciptakan suasana belajar.
b. Penampilan yang Menarik.
Sajian yang menarik hendaknya diikuti oleh penampilan menarik. Guru adalah
model dan panutan peserta didik. Oleh karena itu dalam berbicara, pakaian,
bertingkah laku misalnya, hendaklah dijaga tetap menarik.
c. Ketetapan penanganan masalah
Pengambilan tindakan penanggulangan masalah disiplin akan menyenangkan
satu pihak tetapi mungkin merugikan pihak lain. Oleh karena itu, ketetapan
penanganan dalam mengajar sangat penting.
d. Belajar dari Kesalahan
Boleh jadi banyak pengalaman yang berkesan berasal dari hal yang tidak
menyenangkan dalam mengajar.Kesiapan guru dalam mengajar akan
mempengaruhi tegaknya disiplin,sebaliknya ketidaksiapan guru bisa
mengakibatkan ketidaksiplinan.
e. Penggunaan Hukuman
Para pendidik tidak setuju sesuatu yang mengakibatkan perilaku
penyimpangan dibiarkan ada. Tindakan yang berupaya menegakkan disiplin
memang perlu dilakukan.Meskipun hukuman tidak selalu menjadi hal yang
efektif untuk dijadikan pelajaran bagi pelanggar.
Terdapat prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam memberi hukuman
kepada peserta didik. Prinsip-prinsip berikut merupakan gagasan agar pemberian
hukuman fleksibel dan mengait dengan situasi dan kekhususan para siswa. Prinsip-
prinsip tersebut seperti dikemukakan oleh Omstein (1990); Eggen (1994) adalah:
1. Hukuman diberikan secara hormat dan penuh pertimbangan;
2. Berikan kejelasan atau alasan mengapa hukuman itu diberikan;
3. Hindarkan pemberian hukuman pada saat marah ataupun emosional;
4. Hukuman diberikan pada awal kejadian dari pada akhir kejadian;
5. Hindari hukuman yang bersifat badaniah/fisik;
6. Jangan menghukum kelompok/kelas apabila kesalahan dilakukan oleh seseorang;
7. Jangan memberi tugas tambahan sebagai hukuman;

12
8. Yakini bahwa hukuman sesuai dengan kesalahan;
9. Pelajari tipe hukuman yang diizinkan sekolah;
10. Jangan menggunakan standar hukuman ganda;
11. Jangan mendendam;
12. Konsisten dengan pemberian hukuman;
13. Jangan mengancam ketidak mungkinan.
14. Jangan memberikan hukuman berdasarkan menyiksa

C. Teknik Pembedahan Pelanggaran/Gangguan Disiplin Kelas


Teknik pemahaman mahasiswa tentang manajemen kelas dapat dinyatakan dalam
bentuk kemampuan melakukan pembedahan kasus-kasus pelanggaran disiplin kelas
pada mata kuliah ini. Pembedahan kasus diartikan sebagai Tindakan untuk menangani
suatu kasus secara cermat, sistematis dan teliti sehingga tidak menimbulkan masalah
baru bagi pelaksanaan program tertentu. Masalnya pelanggaran disiplin kelas dalam
bentuk; masalah kohesivitas kelas, gangguan balas dendam dan lain sebagainya. Secara
factual, masalah-masalah tersebut dapat menggangu atau menunda terlaksananya
pembelajaran. Tujuan pembedahan kasus adalah upaya mengendalikan kondusivitas,
kenyamanan, dan ketentraman kelas bagi pelaksanaan pembelajaran secara efektif dan
efesien.
Adapun kasus yang ditanganin dalam penelitian ini adalah pelanggaran disiplin
kelas, yaitu ganggaun atas keterlibatan kelas mengakibatkan terhambatnya pelaksanaan
proses pembelajaran. Kasus ini ada yang bersifat kelompok seperti kurangnya
kekompakan dalam kelas, kebebasan akan norm akelas, reaksi negative terhadap
seorang murid, menguasai orang lain, balas dendam, dan merasa tidak mampu.
Materi pembedahan kasus ini mencakup tiga tahapan, yaitu;
1. Persipan, yaitu Kegiatan lapangan guna menemukan kasus pelanggaran actual
dilingkungan satuan Pendidikan sekolah dasar.
2. Pelaksanaan pembedahan kasus, lingkungan kampus, meliputi Kegiatan;
a. Analisis data lapangan
b. Penetapan perioritas kasus “pelanggaran” disiplin.
c. Penentuan sumber pelanggaran, katagori kasus, motif timbulnya kasus, dan
analisis pendekatan.
d. Menentukan pendekatan pembedahan kasus.

13
e. Menentukan Tindakan yang di lakukan guru.
f. Menetapkan hasil dari Tindakan yang dilakukan guru.
3. Presentasi hasil pembedahan didepan kelas dan diikuti dengan tanya jawab
pemantapan hasil kerja mahasiswa dan berikan revisi bila diperlukan.

Berhasil atau tidaknya mehasiswa melakukan pembedahan tersebut sangat banyak


tergantung pada kemampuan memahami konsep manajemen kelas secara konfrehensif.
Tindakan pembedahan kasus yang tepat sebagaimana mestinya membutuhkan
pemahaman mengkonstruksikan pengetahuan. Menganalisis kasus, dan
mengimplementasikan konsep secara cermat, dalam proses pembedahan, mau tidak mau
mahasiswa akan berusa mengetahui, medalami, memahami, menganalisis, serta
mengimplementasikan konsep teori secara baik. Salah satu contoh format pembedahan
kasus pelanggaran disiplin adalah sebagai berikut:
Penampakan gangguan disiplin
Perilaku Tidak
Jenis Gangguan
Mampu
Sifat Individual
Sumber Guru
Penyebab Kurang
Perhatian
Tujuan gangguan Perhatian
Pendekatan Sosio emosional Pend. Proses
kelompok
Tindakan Akrab, kompak Kerja kelompok
secara
interpersonal
kepada siswa
Hasil

14
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Gangguan disiplin kelas merupakan faktor penghambat dalam terciptanya kondisi
kelas yang kondusif pada saat proses pembelajaran. Terdapat banyak jenis-jenis
gangguan disiplin kelas seperti gangguan percakapan, gangguan melempar catatan,
gangguan kebebasan yang berlebihan diantara siswa, gangguan permusuhan antara
peserta didik dan kelompok, gangguan menyontek, gangguan pengaduan , gangguan
tabiat marah, gangguan penolakan permohonan guru dan gangguan perpindahan situasi.
Penanggulangan pelanggaran disiplin kelas perlu dilaksanakan secara penuh hati-hati,
demonstrasi, dan dengan penuh kasih sayang yang paling utama penanggulangan
pelanggaran disiplin harus mempertimbang kan nilai edukatif. Strategi yang efektif
untuk menangulangi masalah yang muncul di kelas antara lain pengenalan siswa,
melakukan tindakan korektif dan melakukan tindakan penyembuhan. Konsep lain dalam
mencegah gangguan disiplin kelas dapat dilakukan dengan sajian yang menarik,
penampilan yang menarik, ketepatan menangani masalah, belajar dari kesalahan, dan
penggunaan hukuman yang sesuai dengan latarbelakang peserta didik dan keadaan
psikologisnya.
Pembedahan kasus diartikan sebagai tindakan untuk menangani suatu kasus
secara cermat, sistematis dan teliti sehingga tidak menimbulkan masalah baru bagi
pelaksanaan program tertentu. Masalnya pelanggaran disiplin kelas dalam bentuk;
masalah kohesivitas kelas, gangguan balas dendam dan lain sebagainya. Tujuan
pembedahan kasus adalah upaya mengendalikan kondusivitas, kenyamanan, dan
ketentraman kelas bagi pelaksanaan pembelajaran secara efektif dan efesien.
pembedahan kasus ini mencakup tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan dan
persentasi hasil pembedahan di depan yang diikuti tanya jawab pemantapan hasil kerja
serta revisi yang diperlukan.

15
B. SARAN
Penulis ini berharap dengan adanya makalah ini yaitu dapat membuat guru dan calon
guru agar memahami serta menguasai tentang gangguan-gangguan disiplin kelas dan
juga memliki cara-cara dalam menyelesaikan setiap gangguan-gangguan dalam disiplin
kelas tersebut dengan baik.

16
DAFTAR PUSTAKA

Dermawan, Sella & W.S.S.Pandia.(2014).PENGETAHUAN MENGENAI DISIPLIN


KELAS PADA GURU-GURU SD X.Jurnal Kependidikan, 26(2), 125-143: https://e-
journal.usd.ac.id/index.php/WidyaDharma/article/view/770/584
Dosen, Tim.2023.Bahan Ajajr Manajemen Kelas.Medan: Universitas Negeri Medan

17

Anda mungkin juga menyukai