Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MANAJEMEN DAN SUPERVISI PENDIDIKAN


Tentang
MANAJEMEN LAYANAN KHUSUS
Dosen : Dr. Hasnawati, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok VIII :


1. Sabihil (2014010084)
2. Nur Salma Sapitri (2014010085)
3. Puji Purnama Sari (2014010100)
4. Fadil Syafriadi (2014010103)
5. Selvia Putri (2014010109)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
IMAM BONJOL PADANG
2021 M / 1443 H
KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Puji syukur pemakalah haturkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta‟ala


atas rahmat dan karunia-Nya pemakalah dapat menyelesaikan makalah tentang
“Manajemen Layanan Khusus”. Dalam penulisan makalah ini, kami sebagai
pemakalah telah mengusahakan agar makalah ini dapat disusun sebaik
mungkin dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak.

Kami tentunya menyadari, bahwa pasti terdapat kekurangan-


kekurangan dari makalah ini, baik dari segi tata bahasa, penggunaan kosa kata,
dan lain-lain. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat pemakalah
harapkan sebagai bentuk penyempurnaan dari makalah yang dibuat dengan
kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhirnya pemakalah berharap
semoga Allah Subhanahu Wa Ta‟ala memberikan imbalan yang setimpal pada
pembaca dan yang telah memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua
bantuan ini sebagai ibadah.
Pemakalah juga berharap semoga apapun yang kami sampaikan
didalam makalah ini dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi setiap orang
yang membaca makalah ini.

Padang, 04 September 2021

Pemakalah

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4
C. Tujuan .................................................................................................. 4
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Layanan Khusus ............................................... 5
B. Jenis-jenis Layanan Khusus .................................................................. 6
C. Substansi Manajemen Layanan Khusus Sekolah ................................... 8
D. Maksud dan Tujuan Layanan Khusus .................................................. 10
E. Prinsip-Prinsip Layanan Khusus Sekolah ............................................ 12

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan ........................................................................................ 14
B. Saran .................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 16

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Kusmintardjo (1992:1) sekolah tidak akan berfungsi jika tidak
ada sesuatu yang membuatnya berfungsi. Dalam sebuah pendidikan harus
mempunyai unsur-unsur yang meliputi administrasi sekolah.Unsur-unsur dalam
administrasi sekolah tersebut masing-masing mempunyai fungsi, hubungan, dan
ketergantungan dengan komponen-komponen lainnya. Unsur-unsur tersebut
meliputi: (a) administrasi murid, (b) administrasi kurikulum, (c) administrasi
personil, (d) administrasi materiil, (e) administrasi keuangan, (f) administrasi
hubungan sekolah dan masyarakat, dan (g) administrasi pelayanan khusus. Tidak
hanya keenam fungsi administrasi yang mendominasi terbentuknya kondisi
pembelajaran yang nyaman, dengan menambah layanan khusus di sekolah peserta
didik atau murid akan dapat melengkapi usaha pencapaian tujuan pendidikan di
sekolah. Hingga saat ini layanan khusus di anggap sangat penting dalam
perwujudan pendidikan.Maka hampir setiap sekolah di Indonesia menyediakan
layanan khusus bagi peserta didik.Memang perlu adanya usaha pemerintah untuk
terus mendukung teraplikasinya layanan khusus bagi peserta didik ini agar peserta
didik merasa nyaman, senang dan betah di lingkungan sekolah.Manajemen
layanan khusus di sekolah ditetapkan dan diorganisasikan untuk memudahkan
atau memperlancar pembelajaran, serta dapat memenuhi kebutuhan khusus siswa
di sekolah.
Kusmintardjo (1992:4), pelayanan khusus atau pelayanan bantuan
diselenggarakan di sekolah dengan maksud untuk memperlancar pelaksanaan
pengajaran dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Kepala
sekolah perlu mempertimbangkan secara matang apabila akan menyelenggarakan
program layanan khusus. Kepala sekolah harus selalu melihat hubungan antara
layanan khusus dengan program pendidikan secara menyeluruh.Pada hakekatnya,
untuk mempermudah penyelenggaraan kegiatan layanan khusus, kepala sekolah
dituntut memiliki kemampuan menerapkan pendekatan psikologis didalam

3
pengadministrasian personal.
Disamping pendekatan psikologis dalam mengadministrasi personal, ada
pendekatan lain yang dapat dipergunakan oleh kepala sekolah, yakni pendekatan
analisis bidang. Dalam pendekatan ini, kepala sekolah harus mengetahui tanggung
jawab dari masing-masing personal yang terlibat. Oleh karena itu, sebagai
profesional yang akan terjun dalam dunia pendidikan khususnya di lingkungan
sekolah, kita wajib mengetahui dan memahami layanan khusus apa yang terdapat
di sekolah. Tujuan yang diinginkan tidak lain dan tidak bukan untuk menciptakan
kondisi dan situasi pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan bagi peserta
didik. Dengan proses pembelajaran yang baik, maka pendidikan yang optimal
juga akan tercipta dengan sendirinya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat kita tarik rumusan masalah yaitu
1. Apa pengertian manajemen layanan khusus sekolah?
2. Apa-apa saja jenis layanan khusus?
3. Substansi manajemen layanan khusus sekolah.?
4. Maksud dan tujuan layanan khusus sekolah?
5. Prinsip-Prinsip Layanan Khusus Sekolah?

C. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat menjelaskan pengertian manajemen layanan
khusus.
2. Agar mahasiswa dapat memahami jenis-jenis manajemen layanan khusus
3. Agar mahasiswa mampu mendeskripsikan subtansi manajemen layanan
khusus
4. Agar mahasiswa dapat menjelaskan maksud dan tujuan layanan khusus
5. Agar mahasiswa dapat menjelaskan prinsip-prinsip layanan khusus

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Layanan Khusus


Manajemen layanan khusus di suatu sekolah merupakan bagian penting
dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang efektif dan efisien.Sekolah
merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas
dari penduduk bangsa Indonesia. Sekolah tidak hanya memiliki tanggung jawab
dan tugas untuk mlaksanakan proses pembelajaran dalam mengembangkan ilmu
penegetahuan dan teknologi saja, melainkan harus menjaga dan meningkatkan
kesehatan baik jasmani maupun rohani peserta didik. Hal ini sesuai dengan UU
No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab II Pasal 4 yang
memuat tentang adanya tujuan pendidikan nasional.
Untuk memenuhi tugas dan tanggung jawab tersebut maka sekolah
memerlukan suatu manajemen layanan khusus yang dapat mengatur segala
kebutuhan peserta didiknya sehingga tujuan pendidikan tersebut dapat tercapai.
Manajemen layanan khusus di sekolah pada dasarnya ditetapkan dan di
organisasikan untuk mempermudah atau memperlancar pembelajaran, serta dapat
memenuhi kebutuhan khusus siswa di sekolah. Pelayanan khusus diselenggarakan
di sekolah dengan maksud untuk memperlancar pelaksanaan pengajaran dalam
rangka pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Pendidikan di sekolah antara lain
juga berusaha agar peserta didik senanatiasa berada dalam keadaan baik. Baik
disini menyangkut aspek jasmani maupun rohaninya.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen layanan khusus
adalah suatu proses kegiatan memberikan pelayanan kebutuhan kepada peserta
didik untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar tujuan pendidikan bisa
tercapai secara efektif dan efisien.
Manajemen layanan khusus di sekolah ditetapkan dan diorganisasikan
untuk memudahkan atau memperlancar pembelajaran, serta dapat memenuhi
kebutuhan khusus siswa di sekolah. Diantaranya meliputi: manajemen layanan
bimbingan konseling, layanan perpustakaan sekolah, layanan kesehatan, layanan

5
asrama, dan manajemen layanan kafetaria/kantin sekolah. Layanan-layanan
tersebut harus di kelola secara baik dan benar sehingga dapat membantu
memperlancar pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.

B. Jenis-jenis Layanan Khusus


Pelayanan khusus yang diberikan sekolah kepada peserta didik, antar
sekolah satu dengan sekolah lainnya pada umumnya sama, tetapi proses
pengelolan dan pemanfaatannya yang berbeda. Beberapa bentuk manajemen
layanan khusus yang ada di sekolah antara lain yaitu:
1. Layanan Perpustakaan
Perpustakaan merupakan salah satu unit yang memberikan layanan kepada
peserta didik, dengan maksud membantu dan menunjang proses pembelajaran di
sekolah, melayani informasi-informasi yang dibutuhkan serta memberi layanan
rekreatif melalui koleksi bahan pustaka.
Menurut Supriyadi (1983) dalam buku Manajemen Peserta Didik oleh Ali
Imron mendefinisikan perpustakaan sekolah sebagai perpustakaan yang
diselenggarakan di sekolah guna menunjang program belajar mengajar di lembaga
pendidikan formal seperti sekolah, baik sekolah tingkat dasar maupun menengah,
baik sekolah umum maupun kejuruan. Selain itu, perpustakaan sekolah adalah
salah satu unit sekolah yang memberikan layanan kepada peserta didik di sekolah
sebagai sentra utama, dengan maksud membantu dan menunjang proses belajar
mengajar di sekolah, melayani informasi-informasi yang dibutuhkan serta
memberikan layanan rekreatif melalui koleksi bahan pustaka (Imron, 1995:187).
Dari definisi-definisi tersebut tampaklah jelas bahwa perpustakaan sekolah
merupakan suatu unit pelayanan sekolah guna menunjang proses belajar mengajar
di sekolah.
2. Layanan Kesehatan
Layanan kesehatan di sekolah biasanya dibentuk sebuah wadah bernama
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Usaha kesehatan sekolah adalah usaha
kesehatan masyarakat yang dijalankan sekolah. Menurut Jesse Ferring William
pada buku Pengelolaan Layanan Khusus Di sekolah oleh Kusmintardjo (1992)

6
mendefinisikan layanan kesehatan adalah sebuah klinik yang didirikan sebagai
bagian dari Universitas atau sekolah yang berdiri sendiri yang menentukan
diagnosa dan pengobatan fisik dan penyakit jiwa dan dibiayai dari biaya khusus
dari semua siswa. Selain itu layanan kesehatan juga dapat diartikan sebagai usaha
sekolah dalam rangka membantu (mungkin bersifat sementara) murid-muridnya
yang mengalami persoalan yang berkaitan dengan kesehatan.
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa layanan kesehatan peserta
didik adalah suatu layanan kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah dan
menjadikan peserta didik sebagai sasaran utama, dan personalia sekolah yang
lainnya sebagai sasaran tambahan (Imron, 1995:154)
3. Layanan Asrama
Bagi para peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi, terutama bagi mereka yang jauh dari orang tuanya diperlukan
diperlukan asrama. Selain manfaat untuk peserta didik, asrama mempunyai
manfaat bagi para pendidik dan petugas asrama tersebut.
4. Layanan Bimbingan dan Konseling
Layanan bimbingan dan konseling adalah proses bantuan yang diberikan
kepada siswa dengan memperhatikan kemungkinan dan kenyataan tentang adanya
kesulitan yang dihadapi dalam rangka perkembangan yang optimal, sehingga
mereka memahami dan mengarahkan diri serta bertindak dan bersikap sesuai
dengan tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
bimbingan dan konseling adalah salah satu kegiatan bantuan dan tuntunan yang
diberikan kepada individu pada umumnya dan siswa pada khususnya di sekolah
dalam rangka meningkatkan mutunya.
5. Layanan Kafetaria Peserta Didik
Kantin atau warung sekolah diperlukan adanya di tiap sekolah supaya
makanan yang dibeli peserta didik terjamin kebersihannya dan cukup
mengandung gizi.Para guru diharapkan sekali-kali mengontrol kantin sekolah dan
berkonsultasi dengan pengelola kantin mengenai makanan yang bersih dan
bergizi. Peran lain kantin sekolah yaitu supaya para peserta didik tidak berkeliaran

7
mencari makanan keluar lingkungan sekolah.
Layanan kafetaria adalah layanan makanan dan minuman yang dibutuhkan
oleh peserta didik disela-sela mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah
sesuai dengan daya jangkau peserta didik.Makanan dan minuman yang tersedia di
kafetaria tersebut, terjangkau dilihat dari jumlah uang saku peserta didik, tetapi
juga memenuhi syarat kebersihan dan cukup kandungan gizinya.
6. Layanan Laboratorium
Laboratorium diperlukan peserta didik apabila mereka akan mengadakan
penelitian yang berkaitan dengan percobaan-percobaan tentang suatu obyek
tertentu. Laboratorium adalah suatu tempat baik tertutup maupun terbuka yang
dipergunakan untuk melakukan penyelidikan, percobaan, praktikum, pengujian,
dan pengembangan.
Laboratorium sekolah adalah sarana penunjang proses belajar mengajar
baik tertutup maupun terbuka yang dipergunakan untuk melaksanakan praktikum,
penyelidikan, percobaan, pengembangan dan bahkan pembakuan.
7. Layanan Koperasi
Koperasi sekolah adalah koperasi yang dikembangkan di sekolah, baik
sekolah dasar, sekolah menengah, maupun sekolah dan dalam pengelolaannya
melibatkan guru dan personalia sekolah.Sedangkan koperasi peserta didik atau
biasa disebut disebut koperasi siswa (Kopsis) adalah koperasi yang ada di sekolah
tetapi pengelolaanya adalah oleh pesera didik, kedudukan guru di dalam Kopsis
adalah sebagai pembimbing saja.
8. Layanan Keamanan
Layanan keamanan yaitu layanan yang dapat memberikan rasa aman pada
siswa selama siswa belajar di sekolah misalnya adanya penjagaan oleh satpam
sekolah

C. Substansi Manajemen Layanan Khusus Sekolah


Substansi Manajemen Layanan Khusus berdasarkan proses manajemen
adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan, meliputi analisis kebutuhan layanan khusus bagi warga

8
sekolah dan penyusunan program layanan khusus bagi warga sekolah.
2. Pengorganisasian, berupa pembagian tugas untuk melaksanakan program
layanan khusus bagi warga sekolah.
3. Penggerakan, meliputi pengaturan pelaksanaan perpustakaan, koperasi
sekolah, keterampilan, unit kesehatan sekolah, ekstakurikuler, tabungan,
keagamaan, kantin, perpustakaan, kafetaria, dan layanan khusus lainnya.
4. Pengawasan, meliputi pemantauan program layanan khusus dan penilaian
kinerja program layanan khusus bagi warga sekolah. Jenis-jenis layanan
khusus yang dapat dikembangkan sekolah terdiri dari.
Pusat Sumber Belajar (PSB), yakni suatu unit kegiatan yang mempuyai
fungsi untuk memproduksi, mengadakan, menyimpan, serta melayani bahan
pengajaran sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan kegiatan pengajaran dan
pendidikan di lembaga pendidikan. PSB merupakan lebih lanjut dari perpustakaan
yang berisi berbagai macam bahan perpustakaan di tambah dengan media
pendidikan yang diperoleh melalui berbagaiu cara seperti pembelian, hadiah atau
hibah, dan sebagainya. Tujuannya adalah unuk memberi kemudahan kepada
peserta didik dan guru dalam memanfaatkan sumber belajar sehingga proses
pengajaran dan pendidikan dapat berjalan secara maksimal.
Perpustakaan, merupakan suatu sub unit Pusat Sumber Belajar yang berisi
bahan pustaka baik berupa buku maupun non-buku yang diatur dan
diklasifikasikan menurut sistem dan aturan tertentu untuk digunakan para
pembacanya.Perpustakaan memberikan banyak manfaat terutama dalam :
 Fungsi pendidikan yaitu memberi kesempatan kepada peserta didik
menambah pengetahuan
 Fungsi informasi yaitu menyediakan bacaan-bacaan informative
 Fungsi rekreasi yaitu memberi kesempatan kepada peserta didik
menikmati pengalaman berekreasi melalui penajaman imajinatif, dan
 Fungsi penelitian yaitu memberikan bantuan kepada peserta didik untuk
menjawab berbagai masalah ilmiah dengan mengkaji bahan-bahan yang
disediakan perpustakaan berupa laporan hasil-hasil penelitian

9
Manajemen layanan khusus lain adalah layanan kesehatan dan keamanan.
Sekolah sebagai satuan pendidikan bertugas dan bertanggungjawab melaksanakan
proses pembelajaran, tidak hanya bertugas mengembangkan ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan sikap saja, tetapi harus menjaga dan meningkatkan kesehatan
jasmani dan rohani peserta didik. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional yaitu mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu “... manusia
yang memiliki kesehatan jasmani dan rohani” (UU No.19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, Bab II Pasal 4). Untuk kepentingan tersebut di
sekolah-sekolah dikembangkan program pendidikan jasmani dan kesehatan,
menyediakan pelayanan kesehatan sekolah melalui usaha kesehatan sekolah

D. Maksud dan Tujuan Layanan Khusus


Kusmintardjo (1992:4), pelayanan khusus atau pelayanan bantuan
diselenggarakan di sekolah dengan maksud untuk memperlancar pelaksanaan
pengajaran dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
Kepala sekolah perlu mempertimbangkan secara matang apabila akan
menyelenggarakan program layanan khusus. Apakah bidang-bidang layanan
khusus tersebut, memberikan bantuan terhadap sekolah dalam mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Meskipun demikian, apabila layanan bantuan
atau layanan khusus diorganisasi secara baik dan dikelola dengan baik, maka akan
menghasilkan kemungkinan-kemungkinan perbaikan pertumbuhan murid.
Kepala sekolah harus selalu melihat hubungan antara layanan khusus
dengan program pendidikan secara menyeluruh.Pada hakekatnya, untuk
mempermudah penyelenggaraan kegiatan layanan khusus, kepala sekolah dituntut
memiliki kemampuan menerapkan pendekatan psikologis didalam
mengadministrasian personal.Para petugas kesehatan, pekerja kafetaria, dan
petugas bimbingan, serta personel lainnya, harus merasa bahwa mereka
merupakan bagian yang penting dari penyelenggaraan sekolah secara
keseluruhan.Kepala sekolah harus membantu staf non-edukatif untuk mencapai
sikap tersebut, dengan memberikan kesempatan berpartisipasi dalam pengambilan

10
keputusan. Perhatian kepala sekolah akan hal ini dapat dilihat dari kemauannya
untuk mengundang mereka dalan pertemuan-pertemuan lainnya.
Disamping pendekatan psikologis dalam mengadministrasi personil, ada
pendekatan lain yang dapat dipergunakan oleh kepala sekolah, yakni pendekatan
analisis bidang. Dalam pendekatan ini, kepala sekolah harus mengetahui tanggung
jawab dari masing-masing personil yang terlibat, disamping membantu
mengklarifikasikan tanggungjawab tersebut melalui pemahaman atau saling
pengertian.Dalam hal ini perlu dikembangkan suatu pendekatan “team-work”
didalam pengelolaan layanan khusus atau layanan bantuan melalui penegasan
tugan hubungannya dengan personil, baik bidang pengajaran maupun non
pengajaran.
Kepala sekolah yang baik harus memanfaatkan ketrampilan
kepemimpinannya akan menunjukan tindakan yang menghasilkan organisasi dan
manajemen yang efisien atas layanan khusus. Ini akan menghasilkan pengalaman
yang sangat bernilai dalam kehidupan kelompok, baik bagi anak didik maupun
bagi personil sekolah. Peran kepala sekolah sangat signifikan dalam usaha
pemenuhan dan pemanfaatan unit layanan khusus di sekolah dan merupakan
stimulator dan fasilitator
Sehubungan dengan pendapat diatas maka kepala sekolah harus
mempertimbangkan secara matang apabila akan menyelengarakan program
layanan khusus. Kepala sekolah juga harus melihat hubungan antara layanan
khusus dengan program pendidikan secara menyeluruh.
Untuk mempermudah penyelengaraan kegiatan layanan khusus, Kepala
Sekolah dituntut memiliki kemampuan untuk :
1. Menerapkan pendekatan psikologis da dalam mengadministrasian personel
2. Para petugas harus dapat merasakan bahwa mereka adalah bagian dalam
sekolah (petugas kesehatan, petugas bimbingan, pekerja cafetaria)
3. Membantu staf non – edukatif dalam memberikan kesempatan
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan ( dengan cara mengundang
para staf)
4. Pendekatan analisis dalam bidang

11
 Harus mengetahui tangunga jawab dari masing-masing personil yang
terlibat.
 Melakukan kegiatan kerja yang memiliki hubungan baik

E. Prinsip-Prinsip Layanan Khusus Sekolah


Prinsip-prinsip layanan khusus sekolah terdiri atas prinsip-prinsip yang
berhubungan dengan siswa, pembimbing dan orgnisasi dan administrasi.
1. Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan siswa yang dibimbing:
a. Pelayanan bimbingan harus diberikan kepada seluruh peserta
b. Harus ada kriteria untuk mengatur prioritas layanan bimbingan kepada
siswa. Diperlukan suatu alat pengukur yang cermat agar dapat
dibedakan siswa yang mana yang harus didahulukan.
c. Program bimbingan hrus dipusatkan kepada siswa
d. Pelayanan bimbingan harus dapat memenuhi kebutuhan kebutuhan
individu yang bersangkutan
e. Keputusan terakhir dalam proses bimbingan ditentukan oleh individu
yang dibimbing. Pembimbing bertugas membantu siswa untuk
menenggulangi masalah dengan berbagai aternatif keputuasan,
sehingga pengembalian keputusan pada siswa sendiri
f. Individu yang mendapat bimbingan harus dapat berangsur-angsur
dapat membingan dirinya sendiri.
2. Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan pembimbing:
a. Petugas-petugas bimbingan harus melakukan tugasnya sesuai dengan
kemampuan dan kewajiban masing-masing;
b. Petugas-petugas bimbingan di sekolah dipilih atas dasar kualifikasi
keperibadian, pendidikan, pengalaman dan kemampuan;
c. Petugas bimbingan harus mendapat kesempatan untuk
memperkembangkan diri serta kealhlliannya melalui berbagai latihan;
d. Petugas bimbingan hendaknya mempergunakan informasi yang
tersedia mengenai individu yang dibimbing beserta lingkungannya
sebagai bahan untuk membuat individu yang bersangkutan kea rah

12
penyesuaian diri yang lebih baik;
e. Petugas bimbingan harus menghormati dan menjaga kerahasiaan
informasi tentang individu yang dibimbing.
f. Petugas-petugas bimbingan hendaknya mempergunakan berbagai jenis
metode dan teknik yang tepat dalam melaksanakan tugasnya; dan
g. Petugas-petugas bimbingan hendaknya memperhatikan dan
mempergunakan hasil penelitian dalam bidang minat kemampuan dan
hasil belajar individu untuk kepentingan perkembangn kurikulum
sekolah.
3. Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan organisasi dan administrasi
bimbingan:
a. Bimbingan harus dilaksanakan secara berkesinambungan;
b. Dalam pelaksanaan bimbingan harus tersedia kartu pribadi bagi setiap
individu siswa. Hal ini sangat diperlukan untuk mencatat data pribadi
individu secara sistematik yang dapat digunakan untuk kemajuan
individu yang bersangkutan;
c. Program bimbingan harus disusun dengan kebutuhan sekolah yang
bersangkutan, sehingga layanan bimbingan mempunyai sumbangan
yang besar terhadap program sekolah;
d. Pembagian waktu untuk setiap bimbingan secara teratur;
e. Bimbingan harus dilaksanakan selam dalam situasi individuan dan
dalam situasi kelompok, sesui dengan masalah dan metode yang
dipergunakan dlam memecahkan masalah itu; dan
f. Kepala sekolah memegang tanggung jawab mendasar dalam
pelaksanaan bimbingan (Rusliana, 2010).

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen layanan khusus di suatu sekolah merupakan bagian penting
dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang efektif dan efisien.Sekolah
merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas
dari penduduk bangsa Indonesia. Sekolah tidak hanya memiliki tanggung jawab
dan tugas untuk mlaksanakan proses pembelajaran dalam mengembangkan ilmu
penegetahuan dan teknologi saja, melainkan harus menjaga dan meningkatkan
kesehatan baik jasmani maupun rohani peserta didik. Hal ini sesuai dengan UU
No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab II Pasal 4 yang
memuat tentang adanya tujuan pendidikan nasional.
Yang telah dijabarkan secara panjang lebar diatas, dapat ditarik
kesimpulan dan menjadi sebuah ringkasan pembahasan yaitu: 1.
1. Manajemen Layanan Khusus di Sekolah merupakan bagian penting dalam
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang efektif dan efisien. Manajemen
Layanan Khusus di anggap sangat penting dalam perwujudan pendidikan
2. Manajemen Layanan Khusus di Sekolah ditetapkan dan diorganisasikan
untuk memudahkan atau memperlancar pembelajaran, serta dapat memenuhi
kebutuhan khusus siswa di sekolah
3. Beberapa Manajemen Layanan Khusus yang umum terdapat di semua sekolah
adalah: (a) Perpustakaan, (b) UKS, (c) Asrama Pelajar, (d) Koperasi Siswa (e)
Keamanan Sekolah, (f) Laboratorium, (g) Kafetaria, (h) Bimbingan dan
Konseling, dan masih banyak jenisnya tergantung kebijakan sekolah masing-
masing
4. Substansi Manajemen Layanan Khusus berdasarkan proses manajemen
adalah: (a) Perencanaan, (b) Penggerakan, (c) Pengorganisasian, (d)
Pengawasan
5. Manajemen Layanan Khusus di Sekolah pada dasarnya merupakan bagian
dari Standar sarana dan prasarana pendidikan. Sarana pendidikan adalah

14
semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung
digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Sedangkan prasarana
pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak
langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.

B. Saran
Pokok bahasan dalam makalah ini sudah cukup baik dan bisa di jadikan
salah satu referinsi ilmu pengetahuan di jurusan administrasi pendidikan,,tapi
seharusnya makalah ini menggunakan metode penulisan dan layanan khusus yang
didasari oleh kajian ilmu yang matang demi pengembangan makalah dan ilmu
yang dimuatnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma’mur. 2009. Manajemen Pengelolaan dan


Kepemimpinan Pendidikan Profesional. Yogyakarta: Diva Press.
Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Perlengkapan Sekolah. Jakarta: Bumi
Aksara.
Everard,K.B, geoffrey Morris and Ian Wilson.(2004). Effectie School
Management. London: Paul Chapman Publishing
Imron, Ali. 1995. Manajemen Peserta Didik Di Sekolah. Malang: IKIP
Malang.
Kusmintardjo. 1992. Pengelolaan Layanan Khusus di Sekolah (Jilid I).
Malang: IKIP Malang.
Mulyasa, E. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Rosdakarya
Ofsted. 1995. Office for Standards in Education. London
Pidarta, Made. 1988. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT. Bina
Aksara
Purwanto, Ngalim. 2009. Administrasi dan Supervisi Pendidikan.
Bandung: Rosdakarya
Tim Dosen Universitas Pendidikan Indonesia. 2010. Manajemen
Pendidikan. Bandung:

16

Anda mungkin juga menyukai