Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

STRATEGI PEMBELAJARAN FIQIH

STRATEGI PEMBELAJARAN FIQIH TENTANG THAHARAH

Dosen Pengampu : Dr. H. Hamzah, M.Ag.

Disusun Oleh:

1. Amanah Cahya Choerotun


2. Emir Sahrisan
3. Syahdan

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEMESTER 4 B
SEKOLAH TINGGI ILMU AGAMA ISLAM IBNU SINA BATAM
TAHUN 2020
Nama : Amanah Cahya Choerotun
Tempat/Tgl lahir : Batam, 19 Mei 2000
No. Telepon : 082324363069
Asal Sekolah : SMA Ma’Arif Nu
Alamat : Kp. Seraya, rt 06/rw 01
Data Orang Tua
Nama Ayah : Chamdi
Nama Ibu : Bangun Kistanti
No. Tlp Ayah/Ibu : 081536067173
Nirm : 1207.18.1973

Nama : Emir Sahrisan


Tempat/Tgl lahir : Bareng, 29 April 1996
No. Telepon : 082237447249
Asal Sekolah : MAN 1 Lembata
Alamat : Bukit Senyum
Data Orang Tua FOTO
Nama Ayah : Hasan Arafiq
Nama Ibu : Kiswa Arazaq
No. Tlp Ayah/Ibu : 085264338077
Nirm : 1207.19.200.2262

Nama : Syahdan
Tempat/Tgl lahir : Betara Kiri, 16 November 1996
No. Telepon : 085267849962
Asal Sekolah : SMAN 2 Kuala Tungkal
Alamat : Nongsa
Data Orang Tua
Nama Ayah :-
Nama Ibu :-
No. Tlp Ayah/Ibu :-
Nirm : 1207.18.2060

BIODATA

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Aallah swt yang


telah memberikan kemudahan sehingga pada kesempatan ini kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Sholawat serta salam tetap
tercurah limpahkan kepada nabi agung Muhammad saw yang kita nanti-nantikan
syafa’atnya di akhirat nanti, serta beliaulah yang telah membawa kita semua dari
zaman jahiliyyah menuju zaman yang terang benderang dan penuh dengan ilmu
pengetahuan seperti sekarang ini.
Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih kepada Bapak Dr. H.
Hamzah, M.Ag. selaku dosen pengampu mata kuliah Strategi Pembelajaran Fiqh
yang telah membimbing kami dalam penulisan makalah ini. Selain itu, penulis
juga mengucapkan banyak terimakasih kepada segenap pihak yang telah memberi
dukungan, baik itu berupa bantuan, do’a maupun dorongan selama proses
pembuatan makalah ini.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
nantinya makalah ini dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Tentunya
penulis berharap setiap bantuan dari segenap pihak dapat menjadi ladang
kebaikan. Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi
kemajuan pendidikan.

Batam, 19 Februari 2020


Penulis,

KELOMPOK 1

iii
iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
A. Nama Strategi................................................................................................v
B. Alat yag dibutuhkan.....................................................................................vi
C. Cara aplikasi strategi....................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan...........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
A. Pengertian Strategi Pembelajaran.................................................................5
B. Strategi Pembelajaran Ekspositori................................................................6
1. Pengertian Strategi Pembelajaran Ekspositori..........................................6
2. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori...............9
3. Prosedur Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Ekspositori.......................11
4. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Ekspositori..............................12
C. Strategi Pembelajaran Kooperatif...............................................................14
1. Pengertian Strategi Pembelajaran Kooperatif.........................................14
2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif.............................................................17
3. Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif.......................................................18
4. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif............................................19
BAB III PENUTUP...............................................................................................22
Kesimpulan.........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24

v
THAHARAH

A. Nama Strategi

1. Strategi Pembelajaran Ekspositori


Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran
yang menekankan kepada penyampaian materi secara verbal dari
seorang guru kepada sekelompok siswa dapat menguasai materi
pembelajaran secara optimal (Sanjaya, 2006). Menurut Roy Allen
(1998) strategi ini dinamakn juga strategi pembelajaran langsung
(direct instruction), karena guru secara langsung menyampaikan
materi pelajaran kepada siswa.
Ciri utama dari strategi pembeljaran ekspositori adalah :
a. Penyampaian secara verbal dimana proses bertutur secara lisan
merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini
b. Materi pelajarannya sudah jadi seperti data atau fakta
c. Strategi pembelajaran ini berorientasi kepada guru (teacher
centered), melalui strategi ini guru menyampaikan materi pelajaran
dengan baik, dengan harapan siswa akan mampu menguasai
pelajaran tersebut.
2. Strategi Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang
terdiri dari beberapa orang peserta didik yang memiliki kemampuan
berbeda dan mereka berkumpul dalam satu kelompok. Di dalam
kelompok inilah mereka saling bekerja sama untuk menyelesaikan
tugas pembelajaran dengan memahami tugas masing-masing
sebagaimana yang telah ditetapkan. Setiap orang dalam kelompok
diwajibkan untuk menguasai semua yang ditugaskan kepadanya,
sehingga menjadi kewajiban agar semua anggota kelompok benar-
benar menguasai materi yang telah disajikan.
Proses pembelajaran yang dilakukan dalam pembelajaran
kooperatif memungkinkan peserta didik untuk dapat menyerap hasil

vi
pembelajaran berdasarkan kapasitas masing-masing. Karenanya,
bagaimanapun tidaklah sama daya serap antara satu orang peserta didik
dengan peserta didik lainnya. Hanya saja, melalui pembelajaran
kooperatif ini, setiap peserta didik memiliki keterlibatan yang cukup
besar karena memiliki perannya masing-masing.

B. Alat yag dibutuhkan


1. Air
2. Tisu
3. 3 batu kecil yang bersifat kasar

C. Cara aplikasi strategi


Cara mengaplikasikan strategi pembelajaran ekspositori dan
strategi pembelajaran kooperatif yaitu dengan menggunakan beberapa
metode pembelajaran yaitu:
1. Metode ceramah
2. Metode demonstrasi
3. Metode tanya jawab

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan proses mengubah tingkah laku anak didik


melalui proses belajar. Pendidikan adalah menyiapkan untuk terjun
kedalam kehidupan yang nyata. Oleh karena itu pendidikan merupakan
sebuah proses pembentukan fisik dan mental, merupakan proses budaya
untuk membentuk sebuah karakter guna meningkatkan harkat dan
martabat manusia melalui belajar. Belajar pun tentunya bukan merupakan
proses pada tujuan. Seluruh kegiatan belajar akan diarahkan untuk
mencapai tujuan pendidikan.
Pendidikan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
Nomor 20 Tahun 2003 adalah “usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlaq mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.1
Guru sebagai pendidik bertanggung jawab atas segala proses
pembelajaran, menginginkan agar seluruh materi yang disampaikannya
benar-benar tercapai. Guru berkeinginan agar apa yang akan
disampaikannya kepada peserta didik dapat diserap peserta didik.
Keinginan yang demikian ini tentu saja merupakan keinginan yang
dirasakan oleh semua guru dalam melaksanakan tugasnya.
Sebelum melaksanakan proses belajar mengajar guru harus
mempersiapkan perangkat pembelajaran yang diperlukan. Persiapan itu
dapat berupa materi ajar, metode dan media yang digunakan serta
perangkat pembelajaran seperti silabus maupun RPP. Selain itu guru juga
1
Syaiful Segala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2006), cet. Ke-
4, hlm. 3.

1
dituntut untuk mampu mengelola kelas dengan baik agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan efektif. Dalam proses pembelajaran,
menggunakan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, dan
bagaimana melakukan evaluasi untuk mengukur keberhasilan peserta didik
dalam menerima pelajaran yang telah disampaikan oleh guru sangat
dibutuhkan.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran merupakan upaya
pemberian pengalaman belajar yang bersifat abstrak menjadi lebih konkrit
tentu saja sesuai dengan perolehan pengalaman yang dialami oleh
manusia. Manusia memperoleh pengalaman melalui tiga tingkatan. Salah
satu perolehan pengalaman itu adalah apa yang disebut dengan melalui
pengalaman nyata. Pengalaman nyata inilah yang akan mendukung
seseorang dalam belajar menjadi lebih efektif.
Pengalaman nyata merupakan cara pengajaran yang efektif karena
dapat mengikutsertakan semua indera manusia. Peserta didik akan
memperoleh pengertian secara langsung dan ikut berpartisipasi di dalam
kegiatan yang sedang dibicarakan. Misalnya dalam membuat relief, murid
langsung diajak bekerja sama mengerjakannya”.2
Pembelajaran agama, memerlukan dukungan media agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan sebaik-baiknya penggunaan media
pembelajaran yang relevan dalam proses pembelajaran agama dapat
memberikan jaminan dalam meningkatkan pemahaman peserta didik
terhadap materi yang disampaikan oleh guru agama. Semua media
pembelajaran memiliki keunggulan dan kelemahan antara satu sama
dengan lainnya. Keunggulan suatu media dapat terwujud apabila media
yang digunakan sesuai dengan karakteristik peserta didik, materi ajar dan
tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, setiap guru agama harus
mencocokkan media apa yang akan digunakan sesuai dengan materi
pelajaran yang akan disampaikannya. Salah satu materi pembelajaran

2
Basyiruddin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Delia Citra Utama,
2002), hlm. 5..

2
agama yang dianggap penting untuk disampaikan, sekaligus mutlak harus
dikuasai oleh peserta didik adalah mengenai thaharah (bersuci). Hal ini
dianggap penting karena thaharah ini terkait dengan identitas seorang
muslim dan juga merupakan syarat ketika seorang penganut Islam mau
melakukan berbagai ibadah.
Dari segi bahasa, thaharah berarti membersihkan dan menyucikan
diri dari segala kotoran yang tampak maupun tidak tampak. Sedang dari
sudut pandang syari’at, thaharah berarti usaha menghilangkan hadats
dengan air atau debu yang bisa menyucikan sekaligus melenyapkan najis
dan kotoran. Dengan demikian, thaharah berarti menghilangkan sesuatu
yang ada di tubuh yang menjadi penghalang bagi pelaksanaan shalat dan
ibadah yang semisalnya.3
Merujuk kepada definisi di atas, dapat dikatakan bahwa salah satu
materi pembelajaran agama yang perlu dipahami peserta didik adalah
thaharah. Dalam pembelajaran thaharah ini, akan lebih efektif dilakukan
oleh guru dengan mempraktikkannya, baik secara langsung maupun
dengan menggunakan media audiovisual. Penggunaan media audiovisual
akan menarik minat peserta didik karena dapat dilihat secara langsung
tatacara pelaksanaan thaharah.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, terkait dengan
penggunaan media pembelajaran dalam mengajarkan pembelajaran agama,
penulis mengangkat judul makalah ini Strategi Pembelajaran Fiqih
Tentang Thaharah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian strategi pembelajaran ?


2. Apa pengertian strategi pembelajaran ekspositori ?
3. Bagaimana penerapan strategi pembelajaran ekspositori dalam
pembelajaran fiqih tentang thaharah ?
4. Apa pengertian strategi pembelejaran kooperatif ?

3
Sa’id bin Ali bin Wahaf al-Qahthani, Panduan Bersuci (Jakarta: Almahira, 2006), h. 5

3
5. Bagaimana penerapan strategi pembelajaran kooperatif dalam
pembelajaran fiqih tentang thaharah ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian strategi pembelajaran


2. Untuk mengetahui pengertian strategi pembelajaran ekspositori
3. Untuk mengetahui bagaiaman penerapan strategi pembelajaran
ekspositori dalam pembelajaran fiqih tentang thaharah
4. Untuk mengetahui strategi pembelajaran kooperatif
5. Untuk mengetahui bagaimana penerapan strategi pembelajaran
kooperatif dalam pembelajaran fiqih tentang thaharah

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Pembelajaran


Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategia, strategi
merupakan sebuah perencanaan yang panjang untuk berhasil dalam
mencapai suatu keuntungan. Strategi juga didefinisikan sebagai suatu garis
besar haluan bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Strategi berarti pola umum perbuatan guru dan peserta didik di dalam
perwujudkan kegiatan belajar mengajar. Sifat umum pola tersebut adalah
macam dan urutan perbuatan dipergunakan dan atau dipercayakan guru
dan peserta didik di dalam bermacam-macam peristiwa belajar.4
Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara
sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan.Sedangkan pembelajaran
adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari
pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.5
Jadi dapat kita ketahui bahwa strategi pembelajaran adalah sebuah
pola yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran atau proses
seorang peserta didik dalam mencari pengalaman atau ilmu baru yang di
dapatkannya dari lingkungan terutama lingkungan sekolah. Strategi
pembelajaran sangat efektif di gunakan seorang guru dalam kegiatan
pembelajaran, karena dengan strategi pembelajaran guru dapat membawa
kegiatan pembelajaran Menurut Wina Sanjay (2006) menyatakan bahwa
strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau
kekuatan dalam pembelajaran. Dan menurut Moedjiono (1993)
mengatakan bahwa strategi pembelajaran adalah kegiatan guru untuk
4
Sihabudin, Strategi Pembelajara, (Surabaya: CV.Cahaya Intan, 2014), hlm. 89.
5
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung :PT.Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 3-
4.

5
memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara aspek-aspek
dari komponen pembentuk sistem pembelajaran, dimana untuk itu guru
menggunakan siasat tertentu
Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk seleksi dan
mengatur kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan dalam satuan pelajaran.
Strategi pembelajaran sebagai metode-metode untuk memanipulasi untuk
unsurunsur pengetahuan. Strategi pembelajaran merupakan metode-
metode untuk memanipulasi untuk unsur-unsur bahan-bahan
pengetahuan.6 Strategi Pembelajaran adalah cara untuk menyampaikan
pembelajaran kepada siswa dan untuk menerima serta merespon masukan
yang berasal dari siswa.7
Strategi Pembelajaran juga merupakan prinsip-prinsip dan metode-
metode dalam pemilihan urutan pengulangan belajar dalam suatu proses
pembelajaran yang berkaitan erat dengan situasi belajar atau model
pembelajaran. Strategi pembelajaran agama sebagai proses merupakan
suatu sistem, yang tidak terlepas dari komponen-komponen lainnya, yang
mana satu dengan lainnya saling berkaitan, salah satu komponen dalam
proses tersebut adalah strategi pembelajaran.8
B. Strategi Pembelajaran Ekspositori
1. Pengertian Strategi Pembelajaran Ekspositori
Istilah ekspositori berasal dari konsep eksposisi yang berarti
memberi penjelasan. Dalam konteks pembelajaran, ekspositori merupakan
strategi yang dilakukan guru untuk mengatakan atau menjelaskan fakta-
fakta, gagasan-gagasan, dan informassi-informassi penting lainnya kepada
para pembelajara. Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang
digunakan dengan memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah
dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penguasaan. Siswa

6
Martinis Yamin, Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran, (Jakarta: Referensi
GP Press Group, 2013), hlm. 1-4.
7
Muhaimin, dkk. Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: CV. Citra Media, 1996), hlm.
101.
8
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Islam Berbasis kompetensi, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 155.

6
mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan
metode ekspositori merupakan metode pembelajaran mengarah kepada
tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa secara langsung.9
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pemebelajaran
yang menekankan kepada proses penyampain materi secara verbal dari
seorang guru kepada siswa dengan maksud agar siswa mengusai materi
pelajaran secara optimal. Roy killen menamakan strategi ini dengan istilah
pembelajaran langsung, karena dalam strategi ini materi pelajaran
langsung disampaiakan oleh guru, siswa tidak dituntut menemukan materi
itu.10
Strategi Pembelajaran Ekspositori salah satu dari beberapa strategi
pembelajaran yang dapat dilakukan guru. Strategi pembelajaran
ekspositori merupakan strategi pengajaran yang menekan pada proses
penyampaian materi pelajaran melalui metode ceramah dengan sedetail-
detailnya, agar siswa dapat menyerap dan menguasai materi pelajaran
yang disampaikan secara maksimal.11
Menurut Roy Killen, pengertian strategi pembelajaran ekspositori
adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok
siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara
optimal.12
Bahkan didalam Al-Qur’an juga telah dijelaskan tentang Strategi
pembelajaran Ekspositori, dimana strategi ekspositori sama halnya cerita
hikmah dalam konsep Al-Qur’an firman Allah swt:
َ‫ك ٰهَ َذا ْالقُرْ آنَ َوإِ ْن ُك ْنتَ ِم ْن قَ ْبلِ ِه لَ ِمن‬
َ ‫ص بِ َما أَوْ َح ْينَا إِلَ ْي‬ َ َ‫ك أَحْ َسنَ ْالق‬
ِ ‫ص‬ َ ‫نَحْ نُ نَقُصُّ َعلَ ْي‬
َ‫ْالغَافِلِين‬

9
M. Chalish, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2011), hlm. 124.
10
Dr. Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (jakarta: Kencana, 2009), hlm. 299.
11
John Afifi, Inovasi-inovasi Kreatif Manajemen Kelas & Pengajaran Efektif,
(Jogjakarta:DIVA press, 2014), hlm. 132.
12
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta:Kencana, 2006), hlm. 177.

7
Artinya :
“Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan
mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan Sesungguhnya kamu sebelum
(kami mewahyukan) nya adalah Termasuk orang-orang yang belum
mengetahui.” (Q.S Yusuf : 3).
Hakikat mengajar menurut pandangan Ekspositori adalah
menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Siswa dipandang sebagai
objek yang menerima apa yang diberikan guru. Guru yang kreatif biasanya
dalam memberikan informasi dan penjelasan kepada siswa menggunakan
alat bantu seperti gambar, bahan, grafik, dan lain-lain.13
Jika hanya menggunakan metode ceramah saja dalam penyampaian
materi maka pembelajaran akan monoton dan menjenuhkan. Bahkan
presentase pemahaman anak akan tidak optimal, karena dalam metode
ceramah hanya dapat memberikan pemahaman sebatas mengenal saja
tanpa bisa menerapkan ataupun mencontohkan dalam kehidupan sehari-
hari.
Didalam strategi pembelajaran ekspositori ini terdapat beberapa
karakteristik diantaranya : pertama, strategi ekspositori dilakukan dengan
cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara
lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh karena itu
sering orang mengidentikannya dengan ceramah. Kedua, biasanya materi
pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi,
seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga
tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang. Ketiga, tujuan utama
pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya,
setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat
memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali
materi yang telah diuraikan.14

13
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Dan Micro Teaching, (Ciputat : PT. Ciputat
Press, 2007), hlm. 11.
14
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana , 2006), hlm.177.

8
Strategi pembelajaran ekspositori dapat berbentuk ceramah,
demonstrasi, pelatihan atau praktek kerja kelompok. Dalam menggunakan
strategi pembelajaran ekspositori seorang guru juga dapat mengkaitkan
dengan diskusi kelas belajar kooperatif, Sebagaimana dikemukakan oleh
Arends yang dikutip oleh Kardi (1999) bahwa :
"Seorang guru dapat menggunakan strategi pembelajaran ekspositori
untuk mengajarkan materi atau keterampilan guru, kemudian diskusi
kelas untuk melatih siswa berpikir tentang topik tersebut, lalu
membagi siswa menjadi kelompok belajar kooperatif untuk
menerapkan keterampilan yang baru diperolehnya dan membangun
pemahamannya sendiri tentang materi pembelajaran."15
Sehingga dapat kita simpulkan bahwa strategi pembelajaran
ekspositori dapat di kombinasikan dengan beberapa metode yang cocok
digunakan dalam proses pembelajaran. Seperti yang sudah dijelaskan
diatas , strategi ekspositori dapat di kombinasi dengan metode demonstrasi
dan metode diskusi. Dimana dengan metode diskusi anak bisa
mengembangkan keterampilan yang ia miliki seperti, terampil dalam
menyampaikan pendapat, terampil dalam berbicara di muka umum saat
mempresentasikan hasil diskusi dan lain-lain.

2. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori


Baik tidaknya suatu strategi pembelajaran bisa dilihat dari efektif
tidaknya strategi tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan. Dengan demikian, pertimbangan pertama penggunaan strategi
pembelajaran adalah tujuan apa yang harus dicapai. Ada beberapa hal yang
harus diperhatikan oleh setiap guru dalam penggunaan strategi
pembelajaran ekspositori ini, sebagai berikut:

a. Berorientasi pada Tujuan

15
Kardi S. dan Nur M., Pengajaran Langsung, (Surabaya : Unipres IKIP Surabaya,
1999), hlm. 3.

9
Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam
strategi pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah, namun
tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran,
justru tujuan inilah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam
penggunaan strategi ini.
b. Prinsip Komunikasi
Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang
menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber
pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan).
Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah materi pelajaran
yang diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan tertentu yang ingin
dicapai.
c. Prinsip Kesiapan
Dalam teori belajar koneksionisme, "kesiapan" merupakan salah satu
hukum belajar. Inti dari hukum belajar ini adalah bahwa setiap
individu akan merespon dengan cepat dari setiap stimulus yang
muncul manakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan, sebaliknya,
tidak mungkin setiap individu akan merespon setiap stimulus yang
muncul manakala dalam dirinya belum memiliki kesiapan. Yang dapat
kita tarik hukum belajar ini adalah agar siswa dapat menerima
informasi setiap stimulus yang kita berikan, terlebih dahulu kita harus
memosisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik maupun
psikis untuk menerima pelajaran. Jangan mulai kita sajikan materi
pelajaran, manakala siswa belum siap untuk menerimanya.
d. Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk
mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan
hanya berlangsung pada saat ini, akan tetapi juga untuk waktu
selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah manakala melalui proses
penyampaian dapat membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan

10
(disequilibrium), sehingga mendorong mereka untuk mencari dan
menemukan atau menambah wawasan melalui belajar mandiri.16

3. Prosedur Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Ekspositori


a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai
Merumuskan tujuan merupakan langkah pertama yang harus
dipersiapkan guru. Tujuan yang ingin dicapai sebaiknya dirumuskan
dalam bentuk perubahan tingkah laku yang spesifik yang berorientasi
kepada hasil belajar. Dengan demikian, melalui tujuan yang jelas
selain dapat membimbing siswa dalam menyimak materi pelajaran
juga akan diketahui efektifitas dan efisiensi penggunaan strategi ini.
b. Menguasai materi pelajaran dengan baik
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan guru agar dapat menguasai
materi pelajaran. Pertama, pelajari sumber-sumber belajar yang
mutakhir. Kedua, persiapan masalah-masalah yang mungkin muncul
dengan cara menganalisis materi pelajaran sampai detailnya. Ketiga,
buatlah garis besar materi pelajaran yang akan disampaikan untuk
memadu dalam penyajian agar tidak melebar.
c. Mengenali lingkungan dan berbagai hal yang mempengaruhi proses
pencapaian
Mengenali lingkungan merupakan hal penting dalam langkah
persiapan. Pengenalan lingkungan yang baik memungkinkan guru
dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat mengganggu
proses penyajian materi pelajaran. Beberapa hal yang berhubungan
dengan lingkungan yang harus dikenali diantaranya : pertama, latar
belakang siswa yang akan menerima materi, misalnya kemampuan
dasar atau pengalaman belajar siswa sesuai dengan materi yang akan
disampaikan, minat, dan gaya belajar siswa, dan lain sebagainya.
Kedua, kondisi ruangan, baik menyangkut luas dan besarnya ruangan,

16
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm.
217.

11
pencahayaan, posisi tempat duduk, maupun kelengkapan ruangan itu
sendiri.17

4. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Ekspositori


Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori, yaitu:
a. Persiapan (preparation)
Langkah ini berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima
pelajaran. Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan persiapan
adalah:
1) Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif
2) Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar
3) Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa
4) Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.18
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk
menerima pelajaran. Dalam strategi ekspositori, laangkah persiapan
merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori sangat
tergantung pada langkah persiapan. Beberapa hal yang harus dilakukan
dalam langkah persiapan, diantarnya adalah:
1) Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif
2) Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai
3) Bukalah file dalam otak siswa.19
b. Presentasi dan Demonstrasi
Langka selanjutnya adalah melakukan presentasi atau demostrasi.
Kegiatan presentasi bertujuan untuk memberikan pengetahuan
tambahan kepada siswa ,sedangka demontrasi dapat menumbuhkan
keterampilan siswa. Kunci keberhasilan presentasi terletak pada
penjelasan yang jelas, sedangkan kunci keberhasilan demostrasi adalah
17
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana , 2006), hlm.181-182.
18
Ibid. hlm. 159.
19
Direktorat Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, (Jakarta:
Depdiknas, 2008), hlm. 34.

12
mengikuti langka – langka demonstrasi yang efektif. Kegiatan ini
termasuk dalam kegiatan penyampaian dan penajian inti dari proses
pembelajaran.
c. Mencapai penguasaan dan pemahaman
Seorang guru harus memperhatikan setiap tahap demonstrasi yang
dilakukan. Jika guru ingin agar semua siswa dapat melakukan sesuatu
dengan benar, maka guru harus berupaya agar segala sesuatu yang di
demonstrasikan juga benar. Supaya dapat mendemonstrasikan sesuatu
dengan benar, maka diperlukan latihan yang intensif, dan juga harus
memperhatikan bagianbagian penting dari sebuah keterampilan atau
konsep yang didemonstrasikan.
d. Memberikan latihan terbimbing
Salah satu bagian penting dalam strategi pembelajaran ialah bagaiman
guru mempersiapkan dan melaksanakan “pelatihan terbimbing”.
Keterlibatan siswa secara aktif dalam pelatihan dapat meningkatkan
retensi, membuat pembelajaran berlangsung dengan lancar, dan
memungkinkan siswa dapat menerapkan dalam keterampilan yang
didapat dalam kehidupan sehari – hari.20
e. Mengecek Pemahaman dan Memberikan Umpan Balik
Pada tahap ini biasanya disebut juga sebagai tahap resitasi, dimana
pada tahap ini guru memberikan respon terhadap jawaban siswa.
Kegiatan ini merupakan aspek penting dalam strategi pembelajaran
ekspositori, karena dalam kegiatan ini guru dapat melihat hasil dari
proses pembelajaran. Guru bisa menerapkan berbagai cara untuk
memberikan umpan balik, seperti memberikan umpan balik secara
lisan, tes, dan komentar tertulis. Tanpa kegiatan umpan balik yang
spesifik, siswa tak mungkin dapat memperbaiki kekurangannya, dan
tidak dapat mencapai tingkat penguasaan keterampilan dengan baik.
f. Memberikan Kesempatan Latihan Mandiri

Soeparman Kardi dan Mohamd Nur, Pengajaran Langsung, (Surabaya:


20

UNESAUniversity Press), hlm. 27-40.

13
Pada tahap ini guru memberikan tugas kepada siswa untuk
menerapkan keterampilan yang baru saja diperoleh secara mandiri.
Menurut Kardi dan Nur ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru
dalam memberikan tugas mandiri yaitu :
1) Tugas rumah yang diberikan bukan merupakan kelanjutan dari
proses pembelajaran, tetapi sebuah keterampilan yang
mengarahkan pada pembelajaran selanjutnya
2) Guru sebaiknya melakukan kerja sama dengan orang tua dalam
keterlibatan membimbing siswa di rumah
3) Guru perlu memberikan umpan balik tentang hasil tugas yang
diberikan kepada siswa di rumah.21

C. Strategi Pembelajaran Kooperatif


1. Pengertian Strategi Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan istilah umum untuk
sekumpulan strategi pengajaran yang dirancang untuk mendidik kerjasama
kelompok dan interaksi antarpeserta didik. Persamaan antarsemua strategi
ini terletak dalam hal bahwa para peserta didik bekerja sama dalam
kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuantujuan bersama. Strategi-
strategi ini dirancang untuk menyingkirkan persaingan yang terdapat di
dalam kelas, yang cenderung menimbulkan pihak “yang menang dan yang
kalah”.22
Pembelajaran kooperatif disebut juga dengan pembelajaran kerja
kelompok. Dalam hal ini Halimah mengemukakan bahwa metode kerja
kelompok diartikan sebagai suatu kegiatan belajar mengajar dimana dalam
satu kelas peserta didik dipandang sebagai suatu kelompok yang terbagi
dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan tertentu. Metode
mengajar kelompok dilakukan dengan cara mengkondisikan peserta didik

Soeparman Kardi dan Mohamd Nur, Pengajaran Langsung, hlm. 42-43.


21

22
David A. Jacobsen, et. al., Methods for Teaching, Metode-metode Pengajaran
Meningkatkan Belajar Peserta didik TK – SMA, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 230.

14
dalam satu group atau sebagai satu kesatuan yang diberi tugas-tugas
belajar untuk dibahas secara bersama-sama.23
Pembelajaran kooperatif atau kelompok inilah yang akan
memudahkan peserta didik untuk membangun kerjasama, sehingga seluruh
potensi yang dimiliki setiap peserta didik akan tumbuh dan berkembang.
Pada saat yang bersamaan akan diketahui secara tepat seberapa jauh
peserta didik secara individual menguasai dan memahami setiap materi
pembelajaran yang disampaikan kepadanya. Pembelajaran kelompok atau
kooperatif ini, dapat menarik minat peserta didik dalam menguasai materi
yang disampaikan kepadanya.
Menurut Kemp, pembelajaran kooperatif adalah suatu jenis khusus
dari aktivitas kelompok yang berusaha untuk memajukan pembelajaran
dan keterampilan social dengan kerjasama tugas konsep ke dalam
pengajaran, yaitu:
1) penghargaan kelompok,
2) pertanggungjawaban pribadi, dan
3) peluang yang sama untuk berhasil.24
Proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan pembelajaran
kooperatif, memberi peluang yang cukup besar bagi setiap peserta didik
untuk dapat mengembangkan kemampuan bekerjasama dengan rekan
sebayanya di dalam kelas. Hal ini akan meningkatkan kesadaran ada untuk
dapat memahami karakter rekan sebaya sehingga memungkinkan peserta
didik memiliki kesadaran untuk menyesuaikan diri.
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
mengutamakan kerja sama di antara peserta didik untuk mencapai tujuan
pembelajaran.25 Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah
pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi

23
Siti Halimah, Strategi Pembelajaran; Pola dan Strategi Pengembangan dalam KTSP,
(Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2008), hlm. 72-73.
24
J.E.Kemp, et. al., Designing Effective Instruction, (New York: Mcmillan, 1993), hlm.
151.
25
Martinis Yamin, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Peserta Didik,
(Jakarta: Persada Press, 2008), hlm. 74.

15
yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar sesama peserta didik sebagai
latihan hidup di dalam masyarakat nyata.26 Cooperative learning adalah
suatu struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan di antara sesama
anggota kelompok.27 Merujuk kepada beberapa pendapat di atas, dapat
dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang
memberi peluang dan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja
sama dalam memahami sebuah topik bahasan pada scenario tertentu,
sehingga mereka mampu memahami secara bersama-sama berdasarkan
tugas dan kapasitas masing-masing.
Pembelajaran kooperatif membuat peserta didik menjadi lebih
aktif, tahu apa yang harus dikerjakannya dan guru memberi arahan
bagaimana cara mengerjakannya. Peserta didik tinggal melanjutkannya
sehingga muncul tanggungjawab yang besar dikalangan peserta didik
untuk memahami seluruh materi yang sedang disajikan guru. Hal inilah
yang memungkinkan peserta didik dapat memahami proses penyampaian
materi pembelajaran secara utuh dan menyeluruh.
Guru sebagai pihak yang mendesain atau merancang proses
pembelajaran, selayaknya dalam kaitan ini memberikan kesempatan
kepada peserta didik dalam kelompok itu untuk berkumpul berdasarkan
perbedaan yang ada sehingga tidak terjadi pengelompokan satu karakter
saja. Umpamanya, jangan sampai anak yang rajin berkumpul dengan
sesama anak yang rajin atau anak yang selama ini malas dikumpulkan
dengan anak yang malas.

2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif


Pembelajaran kooperatif memberikan rangsangan yang kuat agar
setiap peserta didik dapat memberikan sumbangan pemikirannya terhadap
apa yang menjadi tugas kelompoknya. Setiap peserta didik dalam

26
Senduk Nurhadi, Pembelajaran Kontekstual; Contextual Teaching and Learning/CTL
dan Penerapannya dalam KBU, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2003), hlm. 60.
27
Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm.
4.

16
kelompok, berupaya melakukan peran berdasarkan apa yang telah
ditetapkan menjadi tugasnya. Tugas pembelajaran yang diberikan oleh
guru dalam setiap kelompok bisa saja sama ataupun berbeda, hal itu sangat
tergantung dari skenario pembelajaran yang telah ditetapkan oleh guru.
Pendekatan pembelajaran kooperatif dalam kaitan sebagai proses
dalam pencapaian pembelajaran memiliki tujuan, tujuan itu antara lain
adalah:
a. Hasil belajar akademik, pembelajaran kooperatif bertujuan untuk
meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas-tugas akademik.
Banyak ahli yang berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif
unggul dalam membentuk peserta didik memahami konsep-konsep
yang sulit.
b. Penerimaan terhadap keragaman, model kooperatif bertujuan agar
peserta didik dapat menerima teman-temannya yang mempunyai
berbagai macam perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara
lain perbedaan suku, agama, kemampuan, akademik, dan tingkat
social.
c. Pengembangan keterampilan social, model kooperatif bertujuan untuk
mengembangkan keterampilan peserta didik. Keterampilan social yang
dimaksud dalam pembelajaran kooperatif antara lain: berbagai tugas,
aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman
untuk bertanya, menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam
kelompok, dan sebagainya.28
Merujuk kepada pandangan tentang tujuan pembelajaran kooperatif
di atas, dapat dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan kemampuan akademik peserta didik, berupa kemampuan
untuk memahami berbagai hal yang sulit tentang konsep sesuatu. Hal
inilah pada dasarnya yang memungkinkan pembelajaran kooperatif dapat
merangsang potensi kecerdasan yang ada pada setiap peserta didik.
Rangsangan itu terjadi karena adanya kesamaan dalam pencapaian tujuan

28
G. Sihombing, Pebelajaran Kooperatif , (Yogyakarta: Andi, 2001), hlm. 43.

17
dan tujuan itu tidak akan tercapai jika tidak terjadi koordinasi yang bersifat
sistemik dikalangan mereka.
Ada lima elemen dasar yang menjadi landasan dari semua strategi
pembelajaran kooperatif yang efektif, yaitu:
a. Interaksi sosial diterapkan untuk memfasilitasi pembelajaran.
b. Peserta didik bekerjasama dalam kelompok-kelompok untuk
menyelesaikan tugas-tugas.
c. Sasaran-sasaran pembelajaran melahirkan tujuan-tujuan kelompok
yang kemudian mengarahkan aktivitas-aktivitas pembelajaran dalam
kelompok.
d. Guru bertanggung jawab atas pembelajaran peserta didik secara
individual.
e. Peserta didik mengembangkan keterampilan-keterampilan kerja sama
dan juga sasaran-sasaran konten pembelajaran.29

3. Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif


Terdapat beberapa jenis pembelajaran kooperatif, sebagai berikut:
a. Kerja Kelompok
Kerja kelompok merupakan salah satu strategi pengajaran yang
mengharuskan peserta didik untuk bekerja bersama.
b. Memeriksa Pasangan
Strategi ini melibatkan pasangan-pasangan peserta didik yang bekerja
di atas meja tulis mereka sambil focus pada masalah-masalah dengan
jawaban-jawaban konvergen. Selain itu, strategi ini juga memberi
peserta didik kesempatan untuk mempraktikkan topik dengan saling
bertukar peran sebagai “Penyelesai” dan “Pemeriksa”.
c. Student Teams Achievement Division (STAD)
Peserta didik yang berkemampuan tinggi dan peserta didik yang
berkemampuan rendah dipasangkan pada satu tim yang rata-rata terdiri
dari lima atau enam orang, dan skor-skor tim didasarkan pada sejauh

29
Jacobsen, et al., Methods for Teaching, hlm. 231.

18
mana peserta didik mampu meningkatkan skor mereka dalam tes-tes
keterampilan. STAD merupakan strategi kooperatif yang populer
karena penerapannya yang luas menjangkau kebanyakan materi
pelajaran dan tingkatan kelas.
d. Investigasi Kelompok
Investigasi kelompok menempatkan peserta didik bersama dalam tiga
sampai enam kelompok untuk menyelidiki atau menyelesaikan
beberapa masalah umum. Peserta didik bertanggung jawab dalam
mengembangkan tujuan-tujuan kelompok yang spesifik, menilai
tanggung jawab perorangan, dan berusaha menyelesaikan proyek yang
telah ditugaskan. Kerja sama dipelihara melalui tujuan-tujuan
kelompok umum, dan skor atau nilai diperuntukkan untuk seluruh
proyek.30

4. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif


Langkah-langkah pembelajaran merupakan rencana yang bersifat
bertahap untuk memastikan bahwa seluruh rangkaian kegiatan
pembelajaran terjamin pelaksanaannya. Seluruh kegiatan pembelajaran
yang terangkum dalam kegiatan belajar yang direncanakan oleh setiap
guru, memerlukan langkah-langkah itu. Langkahlangkah itu merupakan
wujud dari kemampuan guru untuk memastikan apa yang akan
dilakukannya dalam setiap sesi atau skenario pembelajaran.
Langkah-langkah yang lazim digunakan dalam pembelajaran
kooperatif adalah sebagai berikut:
a. Merancang program pembelajaran
b. Mempersiapkan lembar observasi
c. Melakukan observasi terhadap kegiatan peserta didik
d. Memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok
mempresentasekan hasil kerjanya.31

30
Jacobsen, et al., Methods for Teaching, hlm. 234-236.
31
Solihatin dan Raharjo, cooperative Learning, hlm. 10.

19
Pembelajaran kooperatif dalam kaitan ini dapat dikatakan sebagai
bagian dari implementasi pembelajaran konstruktivis, dimana peserta didik
terlibat aktif dalam belajar dan memberikan respon berdasarkan
keyakinannya secara utuh sebelum guru memberikan penjelasan yang
bertujuan untuk mempertegas materi pembelajaran. Pembelajaran
konstruktivis ini dimaknai sebagai upaya peserta didik untuk memahami
materi pembelajaran berdasarkan pengetahuan awalnya yang berbasis dari
pengalaman nyatanya sebagaimana yang dialaminya selama ini.
Seluruh rangkaian kegiatan dalammenentukan langkah-langkah
pembelajaran kooperatif ini merupakan suatu wujud dari pemahaman guru
terhadap persiapan proses pembelajaran yang akan dilaksanakannya. Guru
yang baik dan professional adalah guru yang memiliki kemampuan untuk
menentukan langkah-langkah pembelajaran, apalagi jika proses
pembelajaran itu menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif.
Dengan adanya langkah-langkah pembelajaran itu, akan terjamin
proses pencapaian tujuan pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru
itu karena:
a. guru telah menguasai materi apa yang akan disampaikannya,
b. guru memiliki desain atau rancangan pembelajaran yang akan
diterapkannya,
c. guru memiliki kontrol dalam mengendalikan kelas,
d. guru dapat mengetahui peserta didik yang terlibat aktif atau tidak aktif
dalam proses pembelajaran kelompok,
e. guru memiliki dasar yang kuat untuk memberikan penilaian yang tepat
sesuai dengan daya serap dan partisipasi setiap peserta didik,
f. guru dapatmenindaklanjuti hal-hal yang dianggapnya perlu,
g. guru dapat menentukan langkah-langkah pembelajaran berikutnya.
Sedangkan dalam kaitannya dengan peserta didik, jika guru
memiliki langkahlangkah pembelajaran kooperatif yang efektif akan
berdampak kepada:

20
a. peserta didik terikat dengan rancangan pembelajaran yang telah
dirancang guru,
b. peserta didik berupaya memerankan dirinya sebagaimana yang telah
ditugaskan kepadanya dalam kelompok pembelajaran,
c. peserta didik akan menunjukkan kontribusinya berdasarkan apa yang
harus dikerjakannya,
d. peserta didik dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya
berdasarkan potensi individual masing-masing,
e. akan muncul kesadaran yang bersifat individual dari setiap peserta
didik untuk mendukung kinerja kelompoknya,
f. akan meningkatkan kesadaran kelompok untuk menunjukkan hasil
belajar yang paling tinggi karena adanya kompetisi yang bersifat
sportif,
g. setiap peserta didik akan menyadari potensi masing-masing sehingga
akan memunculkan kesadaran untuk memperbaiki diri secara objektif,
h. peserta didik akan menerima penilaian yang bersifat objektif dari guru
atas kinerjanya masing-masing.

21
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh dalam suatu
sistem pembelajaran yang berupa pedoman umum dan kerangka
kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran
strategi pembelajaran adalah suatu rencana yang sudah terprogram
yang digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik
dalam mecapai tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan oleh
guru.
2. strategi ekspositori adalah sebuah strategi pembelajaran yang berpusat
pada guru dan strategi ini peran guru lebih dominan. Dalam proses
penyampaian materi dalam strategi ini lebih dominan penyampaian
secara verbal dan lebih sering menggunakan metode ceramah dan
bercerita. Namun tidak hanya menggunakan metode ceramah saja yang
dapat diterapkan didalam strategi ini, namun metode demonstrasi juga
bisa digunakan guru dalam mewujudkan pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan oleh guru.
3. Strategi ekspositori itu dapat dilakukan dengan beberapa langkah
yaitu, tahap persiapan, tahap penyajian (pretentation), tahap
penguasaan dan pemahaman, tahap menyimpulkan, serta tahap
pengaplikasian.
4. Strategi pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi atau model
pembelajaran yang menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil
yang terdiri dari empat sampai enam siswa dalam satu kelompoknya.
Dalam strategi ini guru tidak lagi mendominasi seperti biasanya,
melainkan siswa yang dituntut untuk berbagi informas dengan siswa
yang lain dan saling belajar mengajar.

22
5. Dalam melaksanakan strategi pembelajaran kooperatif ini juga terdapat
langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu; merancang program
pembelajaran, Mempersiapkan lembar observasi, melakukan observasi
terhadap kegiatan peserta didik, serta memberikan kesempatan kepada
masing-masing kelompok mempresentasekan hasil kerjanya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Segala, Syaiful, 2006, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung:


Alfabeta.
Usman, Basyiruddin dan Asnawir, 2002, Media Pembelajaran, Jakarta:
Delia Citra Utama.
Sa’id bin Ali bin Wahaf al-Qahthani, 2006, Panduan Bersuci, Jakarta:
Almahira.
Sihabudin, 2014, Strategi Pembelajara, Surabaya: CV.Cahaya Intan.
Majid, Abdul, 2013, Strategi Pembelajaran, Bandung :PT.Remaja
Rosdakarya.
Yamin, Martinis, 2013, Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran,
Jakarta: Referensi GP Press Group.
Muhaimin, dkk. 1996, Strategi Belajar Mengajar, Surabaya: CV. Citra
Media.
Abdul Majid dan Dian Andayani, 2005, Pendidikan Islam Berbasis
kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Chalish, M., 2011, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Sanjaya, Wina, 2009, Kurikulum dan Pembelajaran, jakarta: Kencana.
Afifi, John, 2014, Inovasi-inovasi Kreatif Manajemen Kelas &
Pengajaran Efektif, Jogjakarta:DIVA press.
Sanjaya, Wina, 2006, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Jakarta: Kencana.
Sabri, Ahmad, 2007, Strategi Belajar Mengajar Dan Micro Teaching,
Ciputat : PT. Ciputat Press..
Kardi S. dan Nur M., 1999, Pengajaran Langsung, Surabaya : Unipres
IKIP Surabaya.
Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008, Strategi Pembelajaran dan
Pemilihannya, Jakarta: Depdiknas.

24
Soeparman Kardi dan Mohamd Nur, Pengajaran Langsung, Surabaya:
UNESAUniversity Press.
David A. Jacobsen, et. al., 2009, Methods for Teaching, Metode-metode
Pengajaran Meningkatkan Belajar Peserta didik TK – SMA,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Halimah, Siti, 2008, Strategi Pembelajaran; Pola dan Strategi
Pengembangan dalam KTSP, Bandung: Citapustaka Media
Perintis.
J.E.Kemp, et. al., 1993, Designing Effective Instruction, New York:
Mcmillan.
Yamin, Martinis, 2008, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual
Peserta Didik, Jakarta: Persada Press.
Nurhadi, Senduk, 2003, Pembelajaran Kontekstual; Contextual Teaching
and Learning/CTL dan Penerapannya dalam KBU, Malang:
Universitas Negeri Malang.
Etin Solihatin dan Raharjo, 2007, Cooperative Learning, Jakarta: Bumi
Aksara.
Sihombing,G, 2001, Pebelajaran Kooperatif , Yogyakarta: Andi.
Jacobsen, et al., Methods for Teaching.

25

Anda mungkin juga menyukai