Anda di halaman 1dari 14

KONSEP PENGEMBANGAN DAN STRUKTUR KURIKULUM

PGMI / PGSD
Diajukan Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
PENGEMBANGAN KURIKULUM

Dosen Pengampu:
Sari Mahnawati, M.Pd

Disusun Oleh:
M. MUKHLIS
NIM: 19.01.0049

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH HIDAYATULLAH BATAM


TAHUN AKADEMIK 2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat beserta salam senantiasa tercurah dan
terlimpahkan keharibaan baginda Rasulullah Muhammad SAW. Berkat rahmat
dan karunia-Nya jualah sehingga penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah
ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum dengan judul
‘’Konsep Pengembangan dan Struktur Kurikulum PGMI/PGSD”
Dalam kesempatan ini juga penyusun tidak lupa mengucapkan rasa terima
kasih kepada berbagai pihak yang memberikan bantuan dan support sehingga
tersusunnya makalah ini, wabil khusus kepada Ustadzah Sari Mahnawati, M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Kurikulum dan semua pihak
yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Terakhir, selaku penyusun kami sadar masih banyak terdapat kekurangan
di sana-sini dan kami sangat mengharapkan saran, ide dan kritikan yang bersifat
memotivasi sehingga tersusunnya makalah yang lebih baik lagi.

Batam, 18 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................1
C. Tujuan Masalah......................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN
A. Konsep Kurikulum...............................................................................3
B. Struktur Kurikulum..............................................................................4

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan.........................................................................................14
B. Saran....................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
          Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam proses perubahan
sosial. Dan kurikulum adalah salah satu komponen yang urgen dalam sistem
pembelajaran. Pembelajaran akan dapat memenuhi harapan semua pihak 
( stakeholders), apabila kurikulum yang digunakan relevan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan siswa, masyarakat dan dunia kerja.
Pendidikan yang terjadi dalam lingkungan sekolah sering disebut pendidikan
formal, sebab sudah memiliki rancangan pendidikan berupa kurikulum tertulis
yang tersusun secara sistematis, jelas, dan rinci. Dalam pelaksanaannya, dilakukan
pengawasan dan penilaian untuk mengetahui tingkat pencapaian kurikulum
tersebut. Peran kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah sangatlah strategis
dan menentukan bagi tercapainya tujuan pendidikan. Kurikulum juga memiliki
kedudukan dan posisi yang sangat syarat mutlak dan bagian yang tak terpisahkan
dari pendidikan itu sendiri. Sangat sulit dibayangkan bagaimana bentuk
pelaksanaan suatu pendidikan di suatu lembaga pendidikan yang tidak memiiki
kuriklum.
          Pada makalah ini akan dianatarkan kepada suatu pemahaman mengenai apa
sebenarnya kurikulum itu, apa fungsinya bagi guru, siswa, atau pihak lainnya
yang terkait, kedudukan kurikulum dalam pendidikan, serta langkah-langkah
pengembangan kurikulum.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Konsep Kurikulum?
2.      Apa Fungsi Kurikulum?
3.      Apa saja struktur kurikulum ?

C.     Tujuan
1.      Menjelaskan Konsep Kurikulum.
2.      Menjelaskan Fungsi Kurikulum.
3. Menjelaskan Struktur Kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Konsep Kurikulum
               Kata kurikulum muncul pertama pada kamus Webster pada tahun 1856,
yang digunakan dalam bidang olah raga, yang berarti jarak yang harus ditempuh
oleh pelari atau kereta mulai awal atau akhir atau mulai start  sampai finish.
Kemudian pada tahun 1955 kata kurikulum muncul dalam kamus tersebut, khusus
digunakan dalam bidang pendidikan yang artinya sejumlah mata pelajaran di
sekolah atau mata kuliah di perguruan tinggi, yang harus ditempuh untuk
mencapai suatu tingkat tertentu atau ijazah.
               Carter V. Good dalam Dictionary of Education, menyebutkan bahwa
kurikulum adalah sejumlah materi pelajaran yang harus ditempuh dalam suatu
mata pelajaran atau disiplin ilmu tertentu, seperti kurikulum Pendidikan Bahasa
Arab, Kurikulum Pendidikan bahasa ingrris atau kurikulum Ilmu Pengetahuan
Sosial. Kurikulum juga diartikan sebagai garis-garis besar materi yang harus
dipelajari oleh siswa di bawah bimbingan dan pengawasan sekolah atau kampus.
               Menurut pandangan tersebut, kurikulum merupakan kumpulan mata
pelajaran yang harus disampaikan guru atau dipelajari oleh siswa. Sesungguhnya
anggapan ini telah ada sejak jaman yunani kuno, dalam lingkungan atau hubungan
tertentu. Pandangan ini masih di pakai sampai sekarang, seperti yang disinyalir
oleh Zais bahwa kurikulum sebagai, “a racecaurse of subject matters to be
mastered.” Banyak kalangan yang masih  berpendapat bahwa kurikulum adalah
bidang studi atau mata pelajaran bahkan khusus lagi kurikulum diartikan hanya
sebagai isi atau materi pelajaran. Konsep kurikulum yang sempit ini seperti
ditegaskan oleh Muhammmad Muzamil al-Basyiir dan Malik M. Sa’id dalam
bukunya madkhal ila al-Manahij wa Thuruq al-Tadris, masih berlaku sampai
sekarang terutama di negara-negara dunia ketiga.1
               Istilah kurikulum (curriculum) berasal dari kata curir (pelari)
dan curere (tempat berpacu), dan pada awalnya digunakan dalam dunia olahraga.
Pada saat itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang
pelari mulai dari start  dan finish untuk memperoleh medali/penghargaan.

1
Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum, (Blitar: Teras, 2009), hlm. 1-2
Kemudian, pengertian tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi
sejumlah mata pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari
awal sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh penghargaan dalam
bentuk ijazah.
               Berdasarkan pengertian di atas, dalam kurikulum terkandung dua hal
pokok, yaitu: (1) adanya mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa, (2)
tujuan utamanya yaitu untuk memperoleh ijazah. Dengan demikian, implikasinya
terhadap praktik pengajaran, yaitu setiap siswa harus mengusai seluruh mata
pelajaran yang diberikan dan menempatkan guru dalam posisi yang sangat penting
dan menentukan. Keberhasilan siswa ditentukan oleh seberapa jauh mata
pelajaran tersebut dikuasainya dan biasanya disimbolkan dengan skor yang
diperoleh setelah mengikuti suatu tes atau ujian.
               Pengertian kurikulum senantiasa berkembang terus sejalan dengan
perkembangan teori dan praktik pendidikan. Dengan beragamnya pendapat
menegenai kurikulum, maka secara teoristis kita agak sulit menentykan satu
pengertian yang dapat merangkum semua pendapat. Berdasarkan hasil kajian,
diperoleh beberapa dimensi pengertian kurikulum.
               R. Ibrahhim mengelompokkan kurikulum manjadi tiga dimensi, yaitu
kurikulum sebagai substansi, kurikulum sebagai sistem, dan kurikulum sebagai
bidng studi. Dimensi pertama memandang kurikulum sebagai rencana kegiatan
belajar bagi siswa di sekolah atau sebagai perangkat tujuan yang ingin dicapai.
Suatu kurikulum dapat juga menunjuk pada suatu dokumen yang berisi rumusan
tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, jadwall dan evaluasi. Suatu
kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai hasil
persetujuan bersama antara penyusun kurikulum dan pemegang kebijakan
pendidikan di masyarakat.
               Dimensi kedua memandang kurikulum sebagai bagaian dari sstem
persekolahan, sistem pendidikan dan bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem
kurikulum mancakup stuktur personalia dan prosedur kerja bagaimana cara
menyusun kurikulum , melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya.
Hasil dari suatu sistem adalah tersusunnya suatu kurikulum dan fungsi dari sistem
kurikulum adalah memelihara kurikulum agar tetap dinamis.
               Dimensi ketiga memandang kurikulum sebagai bidang studi, yaitu
bidang studi kurikulum. Hal ini merupakan kajian para ahli kurikulum dan ahli
pendidikan dan pengajaran.2
               Pengertian di atas memandang kurikulum sebagai:
1. Sebagai pengalaman yang dihayati anak atas pimpinan sekolah termasuk
kurikulum.
2. Kurikulum tidak terbatas pada pengalaman anak di antara keempat dinding kelas/
pelajaran-pelajaran yang diberikan selama jam sekolah.2
3.  Kurikulum meliputi segala sesuatu yang dapat dimasukkanke dalam lingkungan
tanggung jawab sekolah, termasuk di sini extra curriculair activities.
               Exra curriculair activities ialah kegiatan-kegiatan di luar sekolah
mempunyai fungsi pendidikan dan biasanya berupa club-club, misalnya olahraga,
kesenian, ekspresi, dan lain-lain.
                    Alice Miel bahkan lebih memperluas lagi mengenai pengertian
kurikulum, yakni meliputi keadaan gedung, suasana sekolah keinginan,
keyakinan, pengetahuan, kecakapan, dan sikap orang-orang yang meladeni dan
diladeni sekolah, ialah si anak didik, masyarakat dan para pendidik. Meurut
pendirian baru ini kurikulum lebih luas isinya dari pada sejumlah mata pelajaran.
               Menurut Nana S. Sukmadinata mengemukakan bahwa “kurikulum
mempunyai kedudukan yang sangat sentral dalam keseluruhan proses
pendidikan.” Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pasal 1, butir 19, Kurikulum
didefinisikan sebagai “rencana dan pegaturan mengenai tujuan, isi, dan baha
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.”
Kurikulum itu berkaitan dengan komponen- komponen yang ada mengarah pada
tujuan pendidikan.3

2
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum & Pembelajaran, (Bandung:
Rajawali Pers, 2013), hlm. 2-6
3
Dakir, Perencanaan & Pengembangan Kurikulum, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), hlm. 12-
14
B. Struktur Kurikulum

Struktur merupakan susunan atau pola yang terarah dan terencana.


Sedangkan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, kompetensi dasar, materi standar, dan hasil belajar, serta yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai kompetensi dasar dan tujuan pendidikan. Dalam kurikulum juga
terdapat komponen-komponen yang saling berhubungan sehingga membentuk
suatu struktur. Struktur kurikulum meiliki komponen-komponen yaitu tujuan,
materi, proses, dan evaluasi.
Menurut Giwank dalam Muhaimin(2008 :22)Struktur kurikulum
merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran kedalam muatan kurikulum setiap mata
pelajaran pada setiap tahun pendidikan, dituangkan dalam kompetensi yang
harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam
kurikulum.
Jadi dapat disimpulkan struktur kurikulum adalah suatu susunan pada
setiap mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik berdasarkan
kompetensi kurikulum yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang ingin
dicapai.

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang


harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman
muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan
dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan
beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang
dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan
kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
tertuang dalam Standar Isi, yang dikembangkan dari kelompok mata pelajaran
sebagai berikut:
o       Kelompok pelajaran agama dan akhlak mulia
o       Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
o       Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
o       Kelompok mata pelajaran estetika
o       Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau
kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PPNo. 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 7.

Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yg keluasan dan


kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan
pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri
termasuk ke dalam isi kurikulum.

STRUKTUR KURIKULUM SEKOLAH DASAR


Dengan diberlakukannya KMA Nomor 184 Tahun 2019, maka struktur kurikulum
pada Madrasah Ibtidaiyah mengalami perubahan. Perubahan struktur kurikulum
MI ini juga diatur melalui SK Dirjen Pendis Nomor 6980 Tahun 2019
tentang Juknis Penyusunan Kurikulum tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI).

Meskipun dibanding struktur kurikulum MI sebelumnya tidak terlalu berbeda.


Namun terdapat beberapa hal dan ketentuan yang bisa membuatnya menjadi lebih
berbeda.

Mata Pelajaran tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok A


dan kelompok B. Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang muatan dan
acuannya dikembangkan oleh pusat. Pada jenjang MI, mapel kelompok A
meliputi:

 Pendidikan Agama Islam


 Al Qur'an Hadis
 Akidah Akhlak
 Fikih
 Sejarah Kebudayaan Islam (diajarkan di kelas 3, 4, 5, dan 6)
 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
 Bahasa Indonesia
 Bahasa Arab
 Matematika
 Ilmu Pengetahuan Alam (diajarkan di kelas 4, 5, dan 6)
 Ilmu Pengetahuan Sosial (diajarkan di kelas 4, 5, dan 6)

Mata Pelajaran Kelompok B  merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan


dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan
muatan/konten lokal. Pada jenjang MI, mapel kelompok B meliputi:

 Seni Budaya dan Prakarya


 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
 Muatan Lokal

Sedang muatan lokal merupakan mata pelajaran  yang berisi muatan dan proses
pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal. Muatan lokal menjadi kekhasan
atau keunggulan madrasah. MI dapat menyelenggarakan hingga tiga jenis mata
pelajaran muatan lokal.muatan lokal di Madrasah Ibtidaiyah dapat berupa:

 Tahfidz: kegiatan menghafal Alquran;


 Tilawah: seni baca Alquran;
 Seni Islami: qasidah, hadrah, dsb.;
 Riset: penelitian ilmiah sederhana;
 Bahasa/literasi: Bahasa Daerah, Bahasa Inggris, pengembangan Bahasa
Arab, kegiatan literasi, dsb.;
BAB III
PENUTUPAN

A.    Kesimpulan
          Pengertian kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan yang
terjadi dalam dunia pendidikan. Dalam pengertian sederhana, kurikulum dianggap
sebagai jumlah mata pelajaran (subjects) yang harus ditempuh oleh seorang sisa
dari awal sampai akhir program pelajaran untuk mendapatkan ijazah, sedangkan
dalam pengertian lebih luas kurikulum mencakup semua pengalaman belajar
(learning experiences) yang dialami siswa dan mempengaruhi perkembangan
pribadinya.
         
Struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar secara umum tertuang
dalam Standar Isi, yg dikembangkan dari kelompok mata pelajaran sebagai
berikut:
- Agama dan ahlak mulia
- Kewarganegaraan dan kepribadian
- Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
- Estetika
- Jasmani, olahraga dan kesehatan
Sedangkan sturktur kurikulum Madrasah Ibtidaiyah sebagai berikut:
 Pendidikan Agama Islam
 Al Qur'an Hadis
 Akidah Akhlak
 Fikih
 Sejarah Kebudayaan Islam (diajarkan di kelas 3, 4, 5, dan 6)
 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
 Bahasa Indonesia
 Bahasa Arab
 Matematika
 Ilmu Pengetahuan Alam (diajarkan di kelas 4, 5, dan 6)
 Ilmu Pengetahuan Sosial (diajarkan di kelas 4, 5, dan 6)
Serta muatan local.    
B.  Saran
1.   Pendidik
Diharapkan kepada pendidik agar  lebih keatif dan inovatif dalam melaksanakan
pembelajaran sesuai pengembangan kurikulum yang telah disepakati.
2.   Calon Pendidik
Diharapkan kepada calon pendidik agar bisa menciptakan pembelajaran yang
kretif dan inovatif sesuai pengembangan kurikulum yang telah disepakati.
DAFTAR PUSTAKA

Ahid, Nur. 2006.  Konsep Dan Teori Kurikulum Dalam Dunia Pendidikan,     


Vol. 1,  No. 1

Ahmadi, Abu. 1978.  Pengantar Kurikulum. Semarang:PT. BIna Ilmu


Arifin, Zainal. 2014.  Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Bahri, Syamsul. 2011.  Pengembangan Kurikulum Dasar dan Tujuannya,            


Jurnal Ilmiah. Vol. XI, No. 1.

Winarso, Widodo. 2015.  Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, Cirebon.

Arifin, Z. (2011). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum.Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (2003). Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Anda mungkin juga menyukai