PGMI / PGSD
Diajukan Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
PENGEMBANGAN KURIKULUM
Dosen Pengampu:
Sari Mahnawati, M.Pd
Disusun Oleh:
M. MUKHLIS
NIM: 19.01.0049
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat beserta salam senantiasa tercurah dan
terlimpahkan keharibaan baginda Rasulullah Muhammad SAW. Berkat rahmat
dan karunia-Nya jualah sehingga penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah
ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum dengan judul
‘’Konsep Pengembangan dan Struktur Kurikulum PGMI/PGSD”
Dalam kesempatan ini juga penyusun tidak lupa mengucapkan rasa terima
kasih kepada berbagai pihak yang memberikan bantuan dan support sehingga
tersusunnya makalah ini, wabil khusus kepada Ustadzah Sari Mahnawati, M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Kurikulum dan semua pihak
yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Terakhir, selaku penyusun kami sadar masih banyak terdapat kekurangan
di sana-sini dan kami sangat mengharapkan saran, ide dan kritikan yang bersifat
memotivasi sehingga tersusunnya makalah yang lebih baik lagi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................1
C. Tujuan Masalah......................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Konsep Kurikulum...............................................................................3
B. Struktur Kurikulum..............................................................................4
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam proses perubahan
sosial. Dan kurikulum adalah salah satu komponen yang urgen dalam sistem
pembelajaran. Pembelajaran akan dapat memenuhi harapan semua pihak
( stakeholders), apabila kurikulum yang digunakan relevan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan siswa, masyarakat dan dunia kerja.
Pendidikan yang terjadi dalam lingkungan sekolah sering disebut pendidikan
formal, sebab sudah memiliki rancangan pendidikan berupa kurikulum tertulis
yang tersusun secara sistematis, jelas, dan rinci. Dalam pelaksanaannya, dilakukan
pengawasan dan penilaian untuk mengetahui tingkat pencapaian kurikulum
tersebut. Peran kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah sangatlah strategis
dan menentukan bagi tercapainya tujuan pendidikan. Kurikulum juga memiliki
kedudukan dan posisi yang sangat syarat mutlak dan bagian yang tak terpisahkan
dari pendidikan itu sendiri. Sangat sulit dibayangkan bagaimana bentuk
pelaksanaan suatu pendidikan di suatu lembaga pendidikan yang tidak memiiki
kuriklum.
Pada makalah ini akan dianatarkan kepada suatu pemahaman mengenai apa
sebenarnya kurikulum itu, apa fungsinya bagi guru, siswa, atau pihak lainnya
yang terkait, kedudukan kurikulum dalam pendidikan, serta langkah-langkah
pengembangan kurikulum.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Kurikulum?
2. Apa Fungsi Kurikulum?
3. Apa saja struktur kurikulum ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan Konsep Kurikulum.
2. Menjelaskan Fungsi Kurikulum.
3. Menjelaskan Struktur Kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Kurikulum
Kata kurikulum muncul pertama pada kamus Webster pada tahun 1856,
yang digunakan dalam bidang olah raga, yang berarti jarak yang harus ditempuh
oleh pelari atau kereta mulai awal atau akhir atau mulai start sampai finish.
Kemudian pada tahun 1955 kata kurikulum muncul dalam kamus tersebut, khusus
digunakan dalam bidang pendidikan yang artinya sejumlah mata pelajaran di
sekolah atau mata kuliah di perguruan tinggi, yang harus ditempuh untuk
mencapai suatu tingkat tertentu atau ijazah.
Carter V. Good dalam Dictionary of Education, menyebutkan bahwa
kurikulum adalah sejumlah materi pelajaran yang harus ditempuh dalam suatu
mata pelajaran atau disiplin ilmu tertentu, seperti kurikulum Pendidikan Bahasa
Arab, Kurikulum Pendidikan bahasa ingrris atau kurikulum Ilmu Pengetahuan
Sosial. Kurikulum juga diartikan sebagai garis-garis besar materi yang harus
dipelajari oleh siswa di bawah bimbingan dan pengawasan sekolah atau kampus.
Menurut pandangan tersebut, kurikulum merupakan kumpulan mata
pelajaran yang harus disampaikan guru atau dipelajari oleh siswa. Sesungguhnya
anggapan ini telah ada sejak jaman yunani kuno, dalam lingkungan atau hubungan
tertentu. Pandangan ini masih di pakai sampai sekarang, seperti yang disinyalir
oleh Zais bahwa kurikulum sebagai, “a racecaurse of subject matters to be
mastered.” Banyak kalangan yang masih berpendapat bahwa kurikulum adalah
bidang studi atau mata pelajaran bahkan khusus lagi kurikulum diartikan hanya
sebagai isi atau materi pelajaran. Konsep kurikulum yang sempit ini seperti
ditegaskan oleh Muhammmad Muzamil al-Basyiir dan Malik M. Sa’id dalam
bukunya madkhal ila al-Manahij wa Thuruq al-Tadris, masih berlaku sampai
sekarang terutama di negara-negara dunia ketiga.1
Istilah kurikulum (curriculum) berasal dari kata curir (pelari)
dan curere (tempat berpacu), dan pada awalnya digunakan dalam dunia olahraga.
Pada saat itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang
pelari mulai dari start dan finish untuk memperoleh medali/penghargaan.
1
Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum, (Blitar: Teras, 2009), hlm. 1-2
Kemudian, pengertian tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi
sejumlah mata pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari
awal sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh penghargaan dalam
bentuk ijazah.
Berdasarkan pengertian di atas, dalam kurikulum terkandung dua hal
pokok, yaitu: (1) adanya mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa, (2)
tujuan utamanya yaitu untuk memperoleh ijazah. Dengan demikian, implikasinya
terhadap praktik pengajaran, yaitu setiap siswa harus mengusai seluruh mata
pelajaran yang diberikan dan menempatkan guru dalam posisi yang sangat penting
dan menentukan. Keberhasilan siswa ditentukan oleh seberapa jauh mata
pelajaran tersebut dikuasainya dan biasanya disimbolkan dengan skor yang
diperoleh setelah mengikuti suatu tes atau ujian.
Pengertian kurikulum senantiasa berkembang terus sejalan dengan
perkembangan teori dan praktik pendidikan. Dengan beragamnya pendapat
menegenai kurikulum, maka secara teoristis kita agak sulit menentykan satu
pengertian yang dapat merangkum semua pendapat. Berdasarkan hasil kajian,
diperoleh beberapa dimensi pengertian kurikulum.
R. Ibrahhim mengelompokkan kurikulum manjadi tiga dimensi, yaitu
kurikulum sebagai substansi, kurikulum sebagai sistem, dan kurikulum sebagai
bidng studi. Dimensi pertama memandang kurikulum sebagai rencana kegiatan
belajar bagi siswa di sekolah atau sebagai perangkat tujuan yang ingin dicapai.
Suatu kurikulum dapat juga menunjuk pada suatu dokumen yang berisi rumusan
tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, jadwall dan evaluasi. Suatu
kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai hasil
persetujuan bersama antara penyusun kurikulum dan pemegang kebijakan
pendidikan di masyarakat.
Dimensi kedua memandang kurikulum sebagai bagaian dari sstem
persekolahan, sistem pendidikan dan bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem
kurikulum mancakup stuktur personalia dan prosedur kerja bagaimana cara
menyusun kurikulum , melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya.
Hasil dari suatu sistem adalah tersusunnya suatu kurikulum dan fungsi dari sistem
kurikulum adalah memelihara kurikulum agar tetap dinamis.
Dimensi ketiga memandang kurikulum sebagai bidang studi, yaitu
bidang studi kurikulum. Hal ini merupakan kajian para ahli kurikulum dan ahli
pendidikan dan pengajaran.2
Pengertian di atas memandang kurikulum sebagai:
1. Sebagai pengalaman yang dihayati anak atas pimpinan sekolah termasuk
kurikulum.
2. Kurikulum tidak terbatas pada pengalaman anak di antara keempat dinding kelas/
pelajaran-pelajaran yang diberikan selama jam sekolah.2
3. Kurikulum meliputi segala sesuatu yang dapat dimasukkanke dalam lingkungan
tanggung jawab sekolah, termasuk di sini extra curriculair activities.
Exra curriculair activities ialah kegiatan-kegiatan di luar sekolah
mempunyai fungsi pendidikan dan biasanya berupa club-club, misalnya olahraga,
kesenian, ekspresi, dan lain-lain.
Alice Miel bahkan lebih memperluas lagi mengenai pengertian
kurikulum, yakni meliputi keadaan gedung, suasana sekolah keinginan,
keyakinan, pengetahuan, kecakapan, dan sikap orang-orang yang meladeni dan
diladeni sekolah, ialah si anak didik, masyarakat dan para pendidik. Meurut
pendirian baru ini kurikulum lebih luas isinya dari pada sejumlah mata pelajaran.
Menurut Nana S. Sukmadinata mengemukakan bahwa “kurikulum
mempunyai kedudukan yang sangat sentral dalam keseluruhan proses
pendidikan.” Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pasal 1, butir 19, Kurikulum
didefinisikan sebagai “rencana dan pegaturan mengenai tujuan, isi, dan baha
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.”
Kurikulum itu berkaitan dengan komponen- komponen yang ada mengarah pada
tujuan pendidikan.3
2
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum & Pembelajaran, (Bandung:
Rajawali Pers, 2013), hlm. 2-6
3
Dakir, Perencanaan & Pengembangan Kurikulum, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), hlm. 12-
14
B. Struktur Kurikulum
Sedang muatan lokal merupakan mata pelajaran yang berisi muatan dan proses
pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal. Muatan lokal menjadi kekhasan
atau keunggulan madrasah. MI dapat menyelenggarakan hingga tiga jenis mata
pelajaran muatan lokal.muatan lokal di Madrasah Ibtidaiyah dapat berupa:
A. Kesimpulan
Pengertian kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan yang
terjadi dalam dunia pendidikan. Dalam pengertian sederhana, kurikulum dianggap
sebagai jumlah mata pelajaran (subjects) yang harus ditempuh oleh seorang sisa
dari awal sampai akhir program pelajaran untuk mendapatkan ijazah, sedangkan
dalam pengertian lebih luas kurikulum mencakup semua pengalaman belajar
(learning experiences) yang dialami siswa dan mempengaruhi perkembangan
pribadinya.
Struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar secara umum tertuang
dalam Standar Isi, yg dikembangkan dari kelompok mata pelajaran sebagai
berikut:
- Agama dan ahlak mulia
- Kewarganegaraan dan kepribadian
- Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
- Estetika
- Jasmani, olahraga dan kesehatan
Sedangkan sturktur kurikulum Madrasah Ibtidaiyah sebagai berikut:
Pendidikan Agama Islam
Al Qur'an Hadis
Akidah Akhlak
Fikih
Sejarah Kebudayaan Islam (diajarkan di kelas 3, 4, 5, dan 6)
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Bahasa Indonesia
Bahasa Arab
Matematika
Ilmu Pengetahuan Alam (diajarkan di kelas 4, 5, dan 6)
Ilmu Pengetahuan Sosial (diajarkan di kelas 4, 5, dan 6)
Serta muatan local.
B. Saran
1. Pendidik
Diharapkan kepada pendidik agar lebih keatif dan inovatif dalam melaksanakan
pembelajaran sesuai pengembangan kurikulum yang telah disepakati.
2. Calon Pendidik
Diharapkan kepada calon pendidik agar bisa menciptakan pembelajaran yang
kretif dan inovatif sesuai pengembangan kurikulum yang telah disepakati.
DAFTAR PUSTAKA