PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia ialah melalui proses pembelajaran di sekolah. Dengan
demikian, maka tinggi rendahnya kualitas pendidikan itu sangat tergantung
bagaimana kualitas proses pembelajaran. Olehnya itu, diharapkan adanya upaya
yang maksimal dari segenap praktisi pendidikan khususnya guru untuk mengatur
dan merancang kondisi pembelajaran yang kondusif demi tercapainya tujuan
pendidikan nasional.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003, tentang
Sistem Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 ayat 20 bahwa “pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar”.
Seorang guru sebagai penentu gerak maju kehidupan bangsa dan sekaligus
bertanggung jawab dalam menentukan arah pendidikan anak, maka seyogyanya
bersikap sebagaimana mestinya melalui upaya peningkatan kualitas
pembelajaran Tugas guru dalam proses belajar mengajar meliputi tugas paedagogis
dan tugas administrasi. Rifai (1989) mengemukakan bahwa:
Didalam situasi pengajar, gurulah yang memimpin dan bertanggung jawab penuh
atas kepemimpinan yang dilakukan itu. Ia tidak melakukan instruksi-instruksi dan
tidak berdiri dibawah intruksi manusia lain kecuali dirinya sendiri, setelah masuk
dalam situasi kelas.
Oleh karena besarnya peluang munculnya masalah yang bersumber baik dari
guru, siswa maupun lingkungan, maka guru dalam hal ini dituntut untuk menguasai
pendekatan-pendekatan dalam manajemen kelas. Salah satu bentuk pendekatan
manajemen kelas yakni pendekatan buku masak.
Namun fenomena yang sering kita jumpai menunjukkan bahwa tidak semua
guru memiliki kemampuan dalam mengendalikan dan memelihara kondisi kelas.
Sebagian guru terkadang kewalahan dalam menghadapi masalah-masalah yang
muncul di kelas khususnya pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Dan lebih
ironis karena beberapa kasus menunjukkan adanya tindak kekerasan dan benturan
fisik yang dilakukan oleh guru terhadap siswanya yang melakukan pelanggaran.
Tindakan ini tentunya menunjukkan suatu sikap yang tidak profesional yang dapat
menurunkan wibawa guru sebagai seorang pendidik.
Masalah tindak kekerasan yang sering dilakukan oleh sebagian guru
merupakan masalah yang sering menjadi bahan pembicaraan dalam dunia
pendidikan saat ini. Sebagaimana dalam harian Fajar yang termuat dalam
edisi bulan februari tertanggal 3 februari 2008 mengutip tentang sebuah kasus
seorang guru SD 2 ujung tanah kota Makassar terpaksa berurusan dengan pihak
yang berwajib karena terkait kasus tindak kekerasan terhadap siswanya di kelas.
(Harian Fajar, 2008:15).
Fenomena di atas merupakan kasus yang sebenarnya tidak perlu terjadi.
Kasus yang digambarkan tersebut merupakan fenomena yang telah merusak citra
seorang guru sebagai tenaga pendidik profesional. Tindak kekerasan dan perilaku
kasar dari guru terhadap siswa ang bermasalah bukanlah merupakan jalan terbaik
untuk memelihara kondisi kelas yang kondusif.
Tentunya fenomena di atas membutuhkan jalan keluar, karena apabila hal
tersebut dibiarkan semakin berlarut, maka akan mendatangkan dampak negatif
terhadap peserta didik. Guru yang berwatak keras dan berprilaku kasar tentunya
akan membawa dampak psikologis yang buruk bagi peserta didik. Siswa akan
merasa ketakutan, tidak percaya diri ketika berhadapan dengan gurunya, dan malah
pada siswa tertentu yang memiliki watak keras dan pembangkang malah akan
melawan, berontak, dan memaki guru apabila mereka mendapat
tekanan.
Untuk mengantisipasi hal terebut di atas, maka seorang guru dituntut mampu
menguasaai berbagai pendekatan dalam proses pengelolaan kelas. Salah satu
pendekatan pengelolaan kelas yang tepat untuk menciptakan suasana kelas yang
kondusif adalah melalui penerapan pendekatan buku masak.
Pendekatan buku masak merupakan pendekatan dalam manajemen kelas
yang berbentuk rekomendasi yang berisi tentang hal-hal yang harus dilakukan atau
yang tidak boleh dilakukan oleh seorang guru apabila diperhadapkan pada masalah
dalam proses pembelajaran di kelas (Rachman, 1997: 54).
Selanjutnya Kartadinata (1997: 77) mengemukakan bahwa “manfaat dari
pendekatan buku masak yakni sebagai acuan atau resep yang dapat digunakan oleh
guru untuk meningkatkan tingkat kedisiplinan siswa melalui penegakan tata tertib
baik di kelas maupun di luar kelas”. Olehnya itu, melalui pendekatan buku
masak akan memudahkan guru dalam upaya penciptaan suasana kelas yang
kondusif yang dapat mendukung terjadinya proses belajar yang optimal.
Dengan demikian, apabila pendekatan buku masak diterapkan dalam
kegiatan pembelajaran, maka akan memberikan dampak positif berupa terciptanya
suasana kelas yang mendukung siswa untuk belajar, di sisi lain juga merupakan
salah satu metode dalam rangka mempertahankan suasana disiplin di kelas.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka penulis mengangkat judul Karya
Tulis Ilmiah (KTI) “Peranan Pendekatan Buku Masak dalam Menciptakan Suasana
Kelas yang Kondusif”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan permasalahan
sebagai berikut : ” Bagaimana Peranan Pendekatan Buku masak dalam
Menciptakan Suasana Kelas yang Kondusif”?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu : ”Untuk
mengetahui Peranan Pendekatan Buku masak dalam Menciptakan Suasana Kelas
yang Kondusif”.
BAB II
PEMBAHASAN
(1) Pergantian pelajaran
Untuk beberapa pelajaran mungkin ada baiknya siswa tetap berada dalam satu
ruangan dan guru datang ke ruangan tersebut. Tetapi untuk pelajaran-pelajaran
tertentu seperti bekerja di laboratorium, olah raga, kesenian, siswa harus pindah
ruangan. Hal rutin seperti ini hendaknya diatur secar tertib.
(2) Guru berhalangan hadir
Jika suatu saat seorang guru berhalangan hadir oleh satu sebab dan lain hal,
maka siswa harus sudah tahu cara mengantisipasinya. Misal siswa disuruh untuk
tetap berada di ruangan kelas dengan tenang dan menunggu guru pengganti selama
waktu tertentu. Bila setelah waktu ditentukan dan guru pengganti belum juga datang,
ketua siswa diwajibkan melapor ke guru piket, kemudian guru piket mengambil
inisiatif untuk mengatasi kekosongan guru tersebut.
(3) Masalah antar siswa
Jika terjadi masalah antar siswa yang tidak dapt diselesaikan oeh mereka, ketua
siswa dapat melapor kepada wali kelas untuk bersama-sama memecahkan
permasalahan tersebut.
(4) Pelaksanaan Upacara Bendera
Jadwal dan pengaturanupacara bendera harus sudah ditentukan. Pengaturan ini
meliputi giliran yang bertugas baik dari pihak guru dan
pihak siswa. Sehingga semua civitas sekolah tahu persis jadwal, pakaian, dan teknis
pelaksanaannya.
C. Peranan Pendekatan Buku Masak dalam Menciptakan Suasana Kelas yang
Kondusif
Dalam upaya menciptakan suasana kelas yang kondusif yang mendukung
tercapainya tujuan pembelajaran, maka seorang guru dituntut untuk memiliki
kemampuan manajerial dalam pengelolaan kelas. Salah satu pendekatan
manajemen kelas yang dapat menciptakan kedisiplinan dan suasanan kelas yang
kondusif adaah pendekatan buku masak.
Pendekatan buku masak dalam ha ini memiliki kelebihan yang dapat
merangsang terciptanya kedisiplinan, namun demikian, pendekatan buku masak
juga memiliki kekurangan. Oleh karena itu maka dalam penerapanya, seorang guru
diharapkan mampu memahami kelebihan-keabihan tersebut serta sedapat mungkin
meminimalisir kekurangan yang ada, dan yang paling utama adalah
menguasai langkah-langkah pembuatan resep buku masak.
Menurut Kartadinata (1999: 79), bahwa “pendekatan buku masak merupakan
resep guru yang memiiki peranan dalam upaya penciptaan disiplin kelas”. Dengan
terciptanya suasana kedisiplinan di kelas maka tentunya akan berindikasi pada
terwujudnya suasana kelas yang mendukung proses belajar sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Secara umum pendekatan buku masak memiliki peranan antara lain:
1) Sebagai resep bagi guru dalam menentukan langkah pencegahan dan pemecahan
masalah yang dihadapi oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
2) Merangsang terciptanya kedisiplinan guru dan siswa
3) Sebagai alat untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif karena guru dan
siswa mengetahui apa yang harus dan apa yang dilarang untuk melaksanakannya.
4) Dapat mengarahkan tindakan guru secara sistematis karena buku masak dibuat
secara teratur dan bertahap.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah pada bab I, maka adapun kesimpulan dari
karya tulis ini adalah:
Pendekatan buku masak sebagai salah satu pendekatan dalam manajemen
kelas, memiliki peranan yang sangat penting dalam menciptakan suasana kelas
yang kondusif. Hal tersebut karena pendekatan buku masak dalam manajemen
kelas memiliki peranan antara lain:
pendekatan buku masak memiliki peranan antara lain:
1) Sebagai resep bagi guru dalam menentukan langkah pencegahan dan pemecahan
masalah yang dihadapi oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
2) Merangsang terciptanya kedisiplinan guru dan siswa
3) Sebagai alat untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif karena guru dan
siswa mengetahui apa yang harus dan apa yang dilarang untuk melaksanakannya.
4) Dapat mengarahkan tindakan guru secara sistematis karena buku masak dibuat
secara teratur dan bertahap.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis menyarankan kepada:
1. Guru sekolah dasar agar menerapkan pendekatan buku masak sebagai resep
dalam mengendalikan kedisiplinan di kelas sehingga tercipta suasana pembelajaran
yang kondusif.
2. Sikap siswa agar kiranya dapat mematuhi aturan tata tertib yang ada di kelas
sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
3. Kepada pembaca yang budiman agar kiranya memberi masukan untuk
kesempurnaan karya tulis ini.
DAFTAR PUSTAKA