Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN DALAM BIDANG PESERTA


DIDIK

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah: Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Dosen Pengampu: Abdullah Efendi, M.Pd.

Disusun Oleh:

1. Tia Tasalia (201330000679)


2. Meilani hafizah (201330000713)
3. Leoninko yesi agustin (201330000682)
4. Rifana intan fauziyah (201330000688)
5. Fani shoffana aisya (201330000695)
6. Sherly lia najiba (201330000706)

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JEPARA

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami hanturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan kepada kami semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan sebaik mungkin.

Dibuatnya makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan


Jasmani dan Kesehatan yang di ampu oleh Bapak Abdullah Efendi, M.Pd. Kami
selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini,terutama kepada dosen pengampu mata
kuliah, Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat dan
ilmu baru bagi pembaca.

Makalah ini tentulah jauh dari kata sempurna,maka dari itu kami selaku
penulis meminta kritik dan saran yang membangun yang dapat kami gunakan
sebagai referensi pembuatan makalah yang lebih baik kedepannya.

Jepara, November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan pembahasan......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pembelajaran.................................................................2


B. Metode Pembelajaran Penjaskes..................................................................5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................................9
B. Saran...........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Metode merupakan langkah strategis yang dipersiapkan pendidik


untuk melakukan suatu proses pembelajaran, dengan adanya beberapa
metode maka proses pembelajaran akan dapat berjalan dengan baik. Proses
belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan yang utama. Untuk
mewujudkan metode pembelajaran yang baik guru harus kreatif dalam
menciptakan berbagai macam metode untuk mendukung meningkatnya
intensitas pembelajaraan siswa dan mempunyai pengaruh positif terhadap
pencapaian tujuan pengajaran. Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah
sangat penting

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian problematika metode pembelajaran penjas?

2. Apa saja metode pembelajaran penjaskes?

3. Bagaimana promblematika dalam menjalankan metode pembelajaran


penjaskes?

4. Bagaimana sikap guru penjaskes menghadapi problematika dalam


metode pembelajaran ?

C. Tujuan

1. Dapat mengetahui apa itu metode pembelajaran penjaskes

2. Dapat mengetahui metode pembelajaran penjaskes


3. Mengetahui promblematika dalam menjalanjan metode pembelajaran
penjaskes

4. Dapat mengetahui sikap guru penjaskes menghadapi problematika


dalam metode pembelajaran.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pembelajaran

1. Pengertian Problematika

Problematika berasal dari bahasa Inggris “problematic” yang


berarti masalah atau persoalan. Problematika berasal dari kata problem
yang dapat diartikan permasalahan atau masalah. Adapun masalah itu
sendiri adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan
dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan
dengan suatu yang diharapkan dengan baik, agar tercapai hasil yang
maksimal. Terdapat juga di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata
Problematika berarti masih menimbulkan masalah; hal-hal yang masih
menimbulkan suatu masalah yang masih belum dapat dipecahkan.Jadi,
yang dimaksud dengan problematika adalah kendala atau
permasalahan yang masih belum dapat dipecahkan sehingga untuk
mencapai suatu tujuan menjadi terhambat dan tidak maksimal. John M.
Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Ind

2. Pengertian metode pembelajaran

Istilah problema/problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu


"problematic" yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam
kamus bahasa Indonesia, problema berarti hal yang belum dapat
dipecahkan; yang menimbulkan permasalahan.
1 Adapun masalah itu sendiri “adalah suatu kendala atau persoalan
yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan
kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan
baik, agar tercapai hasil yang maksimal”.

2 Syukir mengemukakan problematika adalah suatu kesenjangan


yang mana antara harapan dan kenyataan yang diharapkan dapat
menyelesaikan atau dapat diperlukan.

3 Menurut penulis problematika adalah berbagai


persoalanpersoalan sulit yang dihadapi dalam proses pemberdayaan,
baik yang datang dari faktor intern atau ekstern. Secara sederhana
istilah pembelajaran sebagai upaya untuk membelajarkan seseorang
atau kelompok orang melalui berbagai upaya (efforts) dan berbagai
strategi, metode dan pendekatan kearah pencapaian tujuan yang telah
direncanakan. Pembelajaran dapat juga dikatan sebagai kegiatan guru
secara terprogram dalam desain intruksional untuk membuat peserta
didik belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber
belajar. Dengan kata lain bahwa pembelajaran merupakan upaya
membelajarkan peserta didik untuk belajar. Kegiatan ini
mengakibatkan peserta didik mempelajari sesuatu dengan cara yang
lebih efektif dan efesien.

Kata pembelajaran dalam Kamus Bahasa Indonesia berasal dari


kata ajar artinya petunjuk yang diberikan kepada orang supaya
diketahui (diturut), dan mendapat imbuhan pe-an sehingga artinya
menjadi cara atau proses menjadikan orang belajar. Adapun dalam
bahasa Arab disebut dengan ta‟lim yang berarti mengajar, dan dalam
bahasa Inggris disebut dengan to teach atau to instruct artinya to direct
to do something, to teach to do something, yakni memberi pengarahan
agar melakukan sesuatu, dan mengajar akan melakukan sesuatu.
Menurut istilah, pembelajaran diartikan oleh beberapa pakar sebagai
berikut; Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi mengartikan pembelajaran
sebagai suatu aktivitas (proses belajar mengajar) yang sistematis dan
sistemik yang terdiri dari berbagai komponen, antara satu komponen
pengajaran dengan lainnya saling tergantung dan sifatnya tidak parsial,
komplementer dan berkesinambungan. Menurut Dimyati dan
Mudjiono pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam
desain instruksiona, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang
menekanka pada penyediaan sumber belajar.

Menurut Corey pembelajaran adalah suatu proses dimana


lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan
ia turut serta dalam tingkah laku tertentu. Pembelajaran merupakan
subjek khusus dari pendidikan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan
bahwa Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 12 Oemar
Hamalik mengartikan pembelajaran yaitu suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam
mencapai tujuan belajar.13 Dari beberapa pendapat pakar di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru
untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku
pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu didapatkannya
karena kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama
dan karena adanya usaha.

Metode pembelajaran merupakan alat instruksional pengajaran


untuk mencapai tujuan pembelajaran, penggunaan metode yang efektif
dan efisien akan sangat membantu dalam menciptakan pengalaman
belajar siswa. Setiap metode mempunyai karakteristik tertentu dengan
segala kelebihan dan kekurangan masing-masing. Suatu metode
mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun
situasi dan kondisi tertentu, tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi
yang lain. Metode pengajaran dalam ilmu pendidikan jasmani dapat
dikatakan bahwa, metode adalah cara-cara mengajar khusus yang
digunakan dalam mengolah pengetahuan, prinsip-prinsip, norma-
norma, peraturan-peraturan yang berlaku dalam pendidikan olahraga
atau semua yang penting dalam proses belajar motoric untuk
tercapainya keefektifan dalam belajar.

B. Metode-Metode Pembelajaran Penjaskes

Adapun macam-macam metode dalam pembelajaran penjas adalah


sebagai berikut:

1. Metode umum (metode umum pembelajaran)

Metode yang digunakan dalam semua bidang studi atau mata


pelajaran. Misalnya metode ceramah, diskusi, dan Tanya jawab

2. Metode khusus (metode khusus pembelajaran)

Metode pembelajaran tiap-tiap bidang studi. Misalnya metode


pengajaran bahasa.

Untuk memilih metode pembelajaran ada beebrapa hal yang harus diperhatikan
(suryobroto 1986, dikutip oleh solihatin 2007) adalah sebagai berikut:

 Tujuan yang akan dicapai

 Bahan yang akan diberikan

 Waktu dan perlengkapan yang tersedia

 Kemampuan dan banyaknya murid

 Kemampuan guru mengajar metode mengajar pendidikan jasmani.

Dalam pendidikan jasmani ada beberapa macam metode yang digunakan dalam
pembelajarannya antara lain:

1. Gaya Komando
Dalam gaya komando ini guru penjas harus aktif karena penjelasan
dan penyampaian materi diberikan oleh guru penjas itu sendiri. Dalam
gaya komando dari pra-pertemuan, dalam pertemuan dan pasca pertemuan
keputusan semua diambil oleh guru penjas.

Unsur-Unsur khas gaya komando

 Semua keputusan dibuat oleh guru

 Menuruti petunjuk dan melaksanakan tugas

 · merupakan kegiatan utama siswa

 · Menghasilkan tingkat kegiatan yang tinggi

 · Dapat membuat siswa merasa terlibat dan termotivasi

 · Mengembangkan perilaku disiplin

2. Gaya latihan

Dalam gaya latihan siswa diberikan waktu untuk


melaksanakan tugas secara perorangan dan guru memberi umpan
balik kepada semua siswa secara perorangan.

Peranan Guru Penjas :

 · Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja


sendiri

 · Memberi balikan secara individual

 · Meningkatkan interaksi kepada individu

 · Memberi kesempatan kepada siswa dalam penyesuaian diri

3. Gaya Resiprokal
Gaya resiprokal memberikan kesempatan kepada teman
sebaya, untuk memberikan umpan balik.

 Peranan ini memungkinkan:

 · Peningkatan interaksi sosial antar siswa

 Umpan balik langsung

 Jadi dalam gaya ini antar siswa bisa saling mengoreksi.

4. Gaya Cakupan atau Inklusi

Dalam gaya ini guru memberi tingkatan / level kemampuan kepada


siswa, sehingga siswa dapat memilih gerakan sesuai
kemampuannya.

5. Gaya Konvergen dan Divergen

Dalam gaya konvergen guru cukup memberikan perintah /


intruksi dalam melakukan teknik gerakan dan siswa melakukan
sesuai sepengetahuannya. Contoh : Bagaimana cara melakukan
passing menggunakan kaki bagian luar dalam sepak bola/lakukan.
Dalam gaya divergen siswa dituntut kreativ karena guru hanya
memberi intruksi / perintah dan siswa melakukan.Contoh : Buatlah
bentuk latihan menggunakan tali untuk meningkatkan kebugaran
jasmani.

C. Problematika yang sering dihadapi peserta didik dan guru


pada metode pembelajaran penjaskes

1. Pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru belum mampu

mengembangkan proses pembelajaran yang aktif


2. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum mampu
mengembangkan karakter siswa.

3. Belum terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa


bahwa

4. Siswa belum diberi kesempatan secara luas untuk mengidentifikasi

informasi terkait dengan materi yang diajarkan.

5. Siswa belum diberi kesempatan untuk mengembangkan materi


secara luas dalam pembelajaran kelompok.

6. Siswa belum diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan.

7. Proses menggali informasi dalam pembelajaran belum sepenuhnya


di

serahkan pada siswa.

8. Guru masih cenderung melakukan pembelajaran yang dominan


masih

dikuasai oleh guru.

9. Pembelajaran pendidikan jasmani yang dilakukan oleh guru belum

sepenuhnya menerapkan pendekatan saintifik.

D.Problematika yang sering dihadapi oleh guru dalam proses


metode pembelajaran

Seorang guru harus jeli dan mampu membaca serta menganalisis


keperluan dalam proses pembelajaran sehingga mempermudah
pencapaian tujuan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pembelajaran
penjas di sekolah dasar pada umumnya banyak mengalami kendala,
sehingga memerlukan perhatian khusus dari semua pihak yang terkait.
Adapun kendala-kendala yang dihadapi tersebut diantaranya :
1. jumlah materi yang terlalu banyak sehingga materi yang satu
belum dikuasai sudah harus diganti dengan yang lain

2. waktu tatap muka terlalu sedikit dengan jumlah materi yang


banyak,

3. sarana dan prasarana pembelajaran yang kurang lengkap.

Dalam menghadapi kendala-kendala dan masalah, yang


kaitanya dengan keterbatasan sarana dan prasarana, guru
Penjasorkes dapat melakukan modifikasi serta membuat peralatan
– peralatan yang sederhana sebagai media bermain. Sebagai usaha
untuk meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam mengikuti
pembelajaran, seorang guru Penjasorkes diharapkan dapat
menciptakan suasana yang kondusif, terutama pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Untuk dapat menciptakan suasana yang
kondusif dalam proses pembelajaran dapat diterapkan dengan
berbagai macam permainan, selain anak merasa senang dengan
berbagai macam permainan anak juga akan lebih banyak bergerak
dan beraktivitas.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Istilah problema/problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu


"problematic" yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam kamus
bahasa Indonesia, problema berarti hal yang belum dapat dipecahkan; yang
menimbulkan permasalahan.

Dalam menghadapi kendala-kendala dan masalah, yang kaitanya


dengan keterbatasan sarana dan prasarana, guru Penjasorkes dapat melakukan
modifikasi serta membuat peralatan – peralatan yang sederhana sebagai media
bermain. Sebagai usaha untuk meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam
mengikuti pembelajaran, seorang guru Penjasorkes diharapkan dapat
menciptakan suasana yang kondusif, terutama pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Untuk dapat menciptakan suasana yang kondusif dalam proses
pembelajaran dapat diterapkan dengan berbagai macam permainan, selain
anak merasa senang dengan berbagai macam permainan anak juga akan lebih
banyak bergerak dan beraktivitas.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan

baik dalam pengetikan maupun isi. Karena itu, penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun untuk menjadikan pengetahuan lebih bagi dalam
penulisan makalah kedepannya.
Daftar Pustaka

FKIP UNIVERSITAS JAMBI. 2020. Repostory fkip universitas jambi.

Debdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Bulan Bintang,


2002)

Muh Rosihuddin, “Pengertian Problematika Pembelajaran”, dalam http:


//banjirembun. blogspot.com /2012/11/pengertian-problematika-
pembelajaran. html (28 April 2015)

Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islami, (Surabaya : Al-Ikhlas, 1983)

Muhaimin, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya:Citra Media. 1996)

Has Wahr, A Dictionary of Modern Writtern Arabic, ( Wiesboden: Otto


Harrassowitz, 1971 )

As Hornby, Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English,


(Oxford: Oxford University Press, 1989)

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,


(Bandung: Rosdakarya, 1997)

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,


2010)

Abdul Majid, Strategi Pembelajaran. (Bandung: Rosdakarya, 2014)

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bina Aksara,


1995)

ohn M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta:


Gramedia, 2000)

Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai


Pustaka, 2005

Anda mungkin juga menyukai