Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

PEMBELAJARAN MENYIMAK BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER

“Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah PBI Kelas Tinggi”

Dosen Pengampu: Dadang Cunandar, M.Pd.

Disusun Oleh :

Jessica Dian Ekawati (226223111)

Siti Halimah (226223135)

Rika Wikarsa (226223127)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

MUHAMMADIYAH KUNINGAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pembelajaran

Menyimak Berbasis Karakter ” dengan tepat waktu.

Tidak lupa juga kami ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dadang

Cunandar, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah PBI Kelas Tinggi. Ucapan

terima kasih juga untuk semua pihak yangtelah membantu dalam menyelesaikan

makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi

penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat

mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca guna menjadi acuan agar kami

menjadi lebih baik lagi dalam menyusun makalah di masa yang akan datang.

Kuningan, Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH ..................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH .............................................................................................2
C. TUJUAN ..................................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................4
PEMBAHASAN ....................................................................................................................4
D. Konsep Dasar Pembelajaran Menyimak, Arah Dan Orientasi Pembelajaran
Menyimak. .....................................................................................................................4
E. Kondisi Pembelajaran Menyimak Pada Saat Ini ......................................................7
F. Prinsip – Prinsip dan Prosedur Pembelajaran Menyimak .......................................9
G. Keterpaduan Prosedur Pembelajaran Menyimak Dengan Pendidikan Karakter
Dan Metode – Metode Pembelajaran Menyimak ........................................................16
BAB III...............................................................................................................................31
PENUTUP..........................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................33

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Secara umum “menyimak” memiliki arti yaitu mendengarkan atau

memperhatikan baik yang diucapkan maupun dibaca oleh seseorang.

Namun terdapat perbedaan antara mendengarkan dan menyimak yaitu jika

mendengar seseorang hanya mendengarkan dan mengartikan sedangkan

menyimak merupakan sebuah kegiatan berupa, mendengar, memperhatikan

dan mampu memahami apa yang diucapkan oleh orang lain, menyimak

sendiri bersifat sengaja dan memiliki tujuan tertentu, sedangkan

mendengarkan bersifat bisa tidak sengaja dan hanya mendengarkan begitu

saja (Tarigan, 1987 : 27). Berdasarkan pengertian menyimak menurut para

ahli diatas, kegiatan menyimak biasa dipandang sebagai sebuah proses atau

aktivitas berkomunikasi yaitu denga menggunakan lambang – lambang

lisan yang diujarkan. Menyimak merupakan sebuah rangkaian kegiatan

memahami dan menyerap gagasan maupun pendapat yang disampaikan

pembicara secara lisan. Pembelajaran menyimak ini terdapat pada pelajaran

keterampilan berbahasa, keterampilan menyimak sangat dibutuhkan

terutama untuk anak sekolah dasar karena dengan adanya poses menyimak

ini maka dapat juga melatih siswa untuk focus dalam belajar (Kristyani,

2014 : 253).

Keterampilan menyimak perlu mendapat perhatian serius. Hal ini

karena dalam proses belajar mengajar di sekolah, aktivitas menyimak

memiliki identitas yang lebih banyak dilakukan siswa dibanding kegiatan

1
berbicara, membaca, dan menulis. Dari awal proses pembelajaran dimulai,

siswa melakukan aktivitas menyimak instruksi, perintah, penjelasan, atau

pertanyaan dari guru. Saat guru mengintruksikan siswa mengerjakan

latihan, siswa menyimak penjelasan tentang latihan yang akan mereka

kerjakan. Saat diskusi, siswa menyimak diskusi.

Melihat kondisi pembelajaran menyimak saat ini perlu adanya

peninjauan kembali karena menyimak merupakan salah satu keterampilan

yang menjadikan siswa lebih terampil. Dengan demikian perlu melihat

kembali fungsi dan keterpaduan pembelajaran menyimak dengan

pendidikan karakter . dari pemaparan diatas mengenai permasalahan dan

pengertian makalah ini mencoba menyampaikan pembelajaran menyimak

berbasis pendidikan karakter. Dengan tulisan ini diharapkan mampu

menjadi acuan maupun pengetahuan mengenai pembelajaran menyimak

berbasis karakter.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari konsep dasar pembelajaran menyimak, arah

orientasi pembelajaran menyimak?

2. Bagaimana kondiisi pembelajaran menyimak saat ini ?

3. Bagaimana prinsip dan prosedur pembelajaran menyimak ?

4 . Bagaimana keterpaduan prosedur pembelajarn menyimak dengan

pendiidkan karakter dan metode – metode pembelajaran menyimak ?

2
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari konsep dasar belajar menyimak,

arah orientasi pembelajaran menyimak

2. Memahami kondisi pembelajaran menyimak pada saat ini

3. Mengetahui prinsip dan prosedur pembelajaran menyimak

4. Mengetahui keterpaduan dari prosedur pembelajaran menyimak

dengan pendidikan karakter dan metode – metode pembelajaran

menyimak.

3
BAB II

PEMBAHASAN

D. Konsep Dasar Pembelajaran Menyimak, Arah Dan Orientasi


Pembelajaran Menyimak.
1. Konsep Dasar Pembelajaran Menyimak

Menyimak merupakan salah satu dari 4 keterampilan yang perlu

dimiliki oleh sesorang. Menyimak merupakan kegiatan aktif yang

bersifat reseptif dan apresiatif. Sifat reseptif menyimak memiliki makna

pemahaman yang perlu di dapatkan seseorang dari hasil bahan simakan.

Sedangkan, sifat apresiatif bermakna memberikan sebuah respon

terhadap hasil bacaan yang telah disimak. Dapat disimpulkan bahwa

menyimak merupakan proses aktif yang melibatkan dua sifat yakni

pemahaman dan respon yang perlu dilakukan dengan bersungguh-

sungguh dalam proses mendengarkan bahan simakan.

Terdapat tiga istilah yang sering tertukar dalam proses menyimak,

hal ini dipertegas oleh Nation dan Newton (2009: 39) dalam buku

“Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter”. Ketiga istilah

tersebut yakni mendengar, mendengarkan dan menyimak. Ketiga istilah

ini terkesan memiliki makna yang sama, namun sebetulnya tidak.

Mendengar adalah kegiatan menangkap bunyi bahasa yang terjadi

dengan tanpa disengaja, berbeda dengan kegiatan mendengarkan yang

dilakukan dengan sengaja. Berbeda dengan kegiatan menyima, karena

di dalam proses menyimak terdapat korelasi gabungan antara indera

pendengaran dan kognisinya.

4
Banyak tenaga kependidikan yang terkecoh dengan pemaknaan

proses menyimak. Menurut Yunus Abidin (2012) Ia menjelaskan bahwa

Depdiknas telah mengeluarkan kebijakan kurikulum baru terkait

penyebutan istilah mendengarkan dengan menyimak di sekolah.

Depdiknas memberikan ajuan penggunaan istilah mendengarkan

dibandingkan dengan menyimak di kelas rendah. Hal tersebut terjadi

dikarenakan secara tidak langsung proses menyimak ini dianggap

sebagai kegiatan membaca. Telah dilakukan pengujian, maka hasilnya

cukup efektif apabila dalam proses pembelajaran bahasa di sekolah lebih

menggunakan diksi kata mendengarkan. Tujuan tersebut menjadi faktor

memakai istilah mendengarkan adalah banyak siswa yang paham bahwa

menyimak itu bukan mendengarkan.

2. Arah Dan Orientasi Pembelajaran Menyimak

Menurut Yunus Abidin (2012: hal 95) terdapat tiga tujuan dalam

proses pembelajaran menyimak. 1) melatih daya konsentrasi siswa,

artinya siswa mampu memusatkan perhatian dalam menyimak dengan

kegiatan aktif seperti menulis ide pokok bukan sekedar mendengarkan

guru. 2) melatih daya paham, artinya menyimak dilakukan dengan cara

bertukar ide, beragumen dan merespon. 3) melatih daya kreatif, artinya

menyimak di orientasikan kepada hal yang dapat membangun pula sikap

imajinasi dan kreatif mereka. Ketiga tujuan ini bersifat hirarkie sehingga

pembelajaran menyimak harus dilakukan dan tercapai. Selanjutnya,

orientasi kedua adalah bahwa pembelajaran menyimak pun diharapkan

mampu memberi pengaruh terhadap pengembangan karakter siswa.

5
Terdapat pengetahuan yang dibangun dalam proses menyimak,

yakni pengetahuan prosedural. Artinya pengetahuan ini diarahkan agar

siswa dapat membangun konsep dari hasil simakannya. Melahirkan

sikap mandiri, dengan tujuan dapat melakukan kegiatan komunikatif di

kehidupannya sehari-hari. Senada dengan penjelasan diatas, Umi

Hijriyah (2016) dalam bukunya yang berjudul “Menyimak (Strategi &

Implikasinya Dalam Kemahiran Menyimak)”. Ia menjelaskan bahwa

orientasi menyimak itu bertujuan sebagai proses belajar, penikmatan,

evaluasi, apresiasi, mengkomunikasikan ide dan memecahkan masalah.

Maknanya adalah sebagai berikut:

a. Menyimak untuk belajar dimana orang tersebut bertujan agar ia

dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara.

b. Menyimak untuk menikmati dimana orang yang menyimak dengan

penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang

diujarkan atau diperdengarkan.

c. Menyimak untuk mengevaluasi dimana orang menyimak dengan

maksud agar ia dapat menilai apaapa yang dia simak.

d. Menyimak untuk mengapresiasi dimana orang yang menyimak

dapat menikmati seta menghargai apa-apa yang disimaknya.

e. Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide dimana orang yang

menyimak bermaksud agar ia dapat menkomunikasikan ide-ide,

gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain

dengan lancar dan tepat.

6
f. Menyimak untuk memecahkan masalah dimana orang yang

menyimak bermaksud agar dia dapat memecahkan masalah secara

kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicaraan dia mungkin

memperoleh banyak masukan berharga

E. Kondisi Pembelajaran Menyimak Pada Saat Ini


1. Kondisi Pembelajaran Menyimak Saat ini

Kondisi pembelajaran menyimak saat ini masih cukup

memprihatinkan. Pembelajaran menyimak masih dianggap sebagai

pembelajaran yang kurang penting dibandingkan dengan pembelajaran

keterampilan berbahasa yang lain seperti membaca dan menulis.

Pembelajaran menyimak yang selama ini dilakukan di sekolah masih

jauh dari kondisi yang diharapkan. Masih terdapat kekurangtepatan

pelaksanaan pembelajaran menyimak di antaranya (1) pembelajaran

menyimak hanya dilakukan untuk menjawab pertanyaan, (2)

pembelajaran menyimak dilakukan sebagaimana layaknya

pembelajaran membaca, (3) pengukuran kemampuan menyimak masih

bersifat bias sebab guru menggunakan bahan simakan yang telah

terlebih dahulu dibaca siswa, (4) pembelajaran menyimak tidak

diarahkan pada pengembangan karakter siswa.

Kondisi pertama adalah bahwa pembelajaran menyimak hanya

dilakukan untuk menjawab pertanyaan, hal ini dapat dilihat dari

kegiatan pembelajaran menyimak yang senantiasa dilakukan secara

monoton dengan menyuruh siswa menjawab pertanyaan sehingga dalam

pembelajaran demikian siswa bersifat pasif. Kondisi kedua adalah

7
bahwa pembelajaran menyimak dilakukan melalui kegiatan membaca.

Hal ini terjadi karena guru hanya menggunakan bahan ajar yang berasal

dari buku teks dan meminta siswa membacanya yang seharusnya

disimak oleh siswa. Kondisi ketiga adalah dalam hal penilaian,

kemampuan siswa menyimak hanya dilakukan dengan cara menjawab

pertanyaan yang ada dalam buku teks. Penilaian ini bersifat bias karena

siswa bisa saja membaca kembali teks yang ada untuk menjawab

pertanyaan. Kondisi yang keempat adalah bahwa pembelajaran

menyimak tidak diarahkan untuk mengaktifkan siswa karena sangat

bergantung pada buku teks sehingga tidak menuntut siswa untuk

berkarakter. Siswa cenderung kurang kreatif, malas, dan bersikap

negatif terhadap pembelajaran menyimak.

Salah satu penyebab hal-hal di atas terjadi adalah kurangnya guru

memahami perannya selama pembelajaran menyimak. Beberapa peran

guru dalam pembelajaran menyimak adalah sebagai berikut:

1. Menyeleksi dan mengorganisasikan bahan simakan secara mandiri

dan tidak bergantung pada buku teks.

2. Menentukan aktivitas menyimak yang harus dilakukan siswa selama

proses pembelajaran menyimak

3. Memilih dan memperkenalkan berbagai strategi yang mampu

melatih siswa berkonsentrasi dan memahami bahan simakan

4. Merancang pembelajaran menyimak berbasis kinerja aktif siswa

8
5. Mengukur kemampuan menyimak siswa secara tepat dan tidak bias.

Pengukuran kemampuan menyimak dilakukan secara intensif agar

diketahui perkembangan kemampuan siswa dalam menyimak.

F. Prinsip – Prinsip dan Prosedur Pembelajaran Menyimak


1. Prinsip Pembelajaran Menyimak

Brown (2001: 258-260) menyatakan 6 prinsip yang harus

diperhatikan dalam pembelajaran menyimak sebagai berikut.

a. Pembelajaran menyimak hendaknya dilakukan secara terpadu

dengan keterampilan berbahasa yang lain dengan tepat

memfokuskan diri pada pengembangan kemampuan menyimak

pemahaman

b. Pembelajaran menyimak hendaknya dilakukan dengan menerapkan

strategi pembelajaran yang mampu memotivasi siswa secara

intrinsik

c. Pembelajaran menyimak hendaknya dilakukan dengan

menggunakan bahasa dan konteks yang otentik bagi siswa

d. Pembelajaran menyimak hendaknya dilakukan dengan

menggunakan bentuk respons yang tepat

e. Strategi pembelajaran menyimak yang digunakan hendaknya secara

nyata mampu mendorong perkembangan kemampuan menyimak

siswa

f. Gunakan secara tepat model bottom-up dan top-down selama

pembelajaran menyimak

9
Sedikit berbeda dengan Brown, Nation dan Newton (2009: 19-22)

menyatakan bahwa prinsip pembelajaran menyimak adalah sebagai

berikut.

a. Focus on Meaningful and Relevant Content

b. Maintain Interest Through a Variety of Activities

c. Avoid Overloading Learners with Too Much New Language

d. Provide Plenty of Comprehensible Input

e. Create a Friendly, Safe, Cooperative Classroom Environment

2. Prosedur Pembelajaran Menyimak

Prosedur pembelajaran menyimak harus memerhatikan beberapa

cara yang secara teknis dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam

menyimak. Nation and Newton (2009:46) menegaskan bahwa guna

meningkatkan daya simak siswa, pembelajaran menyimak hendaknya

memerhatikan hal berikut.

a. By Providing prior experience with aspects of the text. (i.e with

language, ideas, skills or text-type).

b. By guilding the learners through the text.

c. By setting up cooperative learning arrangements (for example,

shared reading approach)

d. By providing the means by wich learners can achieve

comprehension by themselves

Berdasarkan hal di atas, proses pembelajaran menyimak dapat

dilakukan melalui tiga tahapan pembelajaran yakni sebagai berikut.

1. Tahap Prasimak

10
Tahap ini berfungsi sebagai sarana untuk membangkitkan

skemata dan motivasi anak. Tahap prasimak meripakan tahapan

yang dilakukan sebelum siswa menyimak. Dalam tahapan ini berisi

sejumlah aktivitas yang dapat dilakukan siswa sebelum ia menyimak

bahan bacaan. Aktivitas dalam tahap prasimak yaitu sebagai berikut:

a. Memprediksi cerita

Aktivitas ini dilakukan siswa sebelum siswa menyimak utuh

semua cerita yang diperdengarkan.

b. Menebak Cerita

Aktivitas ini diterapkan dengan jalan guru menyiapkan dua

buah gambar atau ilustrasi yang berhubungan dengan cerita.

c. Curah pendapat

Aktivitas ini dapat dilakukan jika bahan simakan yang akan

diperdengarkan bersifat problematik (mengandung unsur

pemecahan masalah).

d. Observasi Gambar dan Ilustrasi

Aktivitas ini dapat dilakukan jika bahan simakan

berhubungan erat dengan kehidupan anak.

e. Arisan keinginan

Aktivitas ini bertujuan agar siswa termotivasi untuk

mendengar berbagai hal yang terkandung dalam bahan simakan.

Aktivitas ini dilakukan melalui pertanyaan pancingan guru

tentang hal apa saja yang belum siswa ketahui tentang bahan

simakan sehingga mereka ingin mengetahuinya.

11
f. Pertanyaan Pemandu

Pertanyaan pemandu merupakan aktivitas yang harus

dilakukan siswa dengan jalan menyusun pertanyaan seputar isi

bahan simakan. Aktivitas ini dilakukan setelah siswa

mengetahui tema apa yang akan mereka pelajari dan selanjutnya

guru meminta siswa menuliskan berbagai pertanyaan seputar isi

bacaan.

g. Menyusun Peta Semantik

Aktivitas ini dilakukan siswa setelah mereka menerima perta

semantik yang berisi hal-hal pokok yang terkandung dalam

bahan simakan.

h. Memerankan Adegan/Tokoh

Aktivitas ini dapat dilakukan siswa dengan memerankan

adegan atau tokoh cerita. Beberapa siswa diminta guru

membacakan dialog di depan kelas dan siswa lain menyimak

dialog tersebut.

i. Membongkar Skemata

Aktivitas ini dilakukan dengan cara siswa diminta

menuliskan segala sesuatu yang mereka telah ketahui tentang

tema bahan simakan

2. Tahap Menyimak

Tahap menyimak merupakan tahapan yang dilakukan selama

siswa menyimak atau selama kegiatan inti pembelajaran menyimak.

Tujuan dari tahap menyimak yaitu:

12
a. Melatih konsentrasi siswa selama proses menyimak

b. Menjembatani kegiatan bertukar ide bagi para siswa

c. Meningkatkan kinerja siswa selama dan setelah menyimak

d. Membangun pemahaman para siswa secara komperhensif

e. Memunculkan ide kreatif berdasarkan bahan simakan

Aktivitas dalam tahap menyimak yaitu sebagai berikut.

a. Mengisi peta konsep

Aktivitas ini dilakukan selama siswa menyimak bahan simakan.

Tujuannya adalah agar siswa benar-benar berkonsentrasi

menyimak bahan simakan yang diperdengarkan.

b. Menangkap ide pokok

Aktivitas ini dilakukan siswa selama menyimak bahan

simakan yang diperdengarkan

c. Menjawab pertanyaan pemandu

Aktivitas menjawab pertanyaan pemandu dilakukan siswa

selama kegiatan menyimak berlangsung. Dengan demikian,

selama proses menyimak siswa senantiasa memantau pertanyaan

pemandu yang dibuatnya pada tahap prasimak.

d. Diskusi ide pokok

Aktivitas ini dilakukan oleh siswa secara kooperatif dalam

rangka memahami atau memecahkan masalah yang diperoleh

pada saat mereka menyimak.

e. Membedah fakta dan opini

13
Aktivitas ini dilakukan jika bahan simakannya berisi

seperangkat fakta dan opini. Siswa dituntun untuk mampu

membedakan fakta dan opini sekaligus menanggapi fakta dan

opini tersebut berdasarkan cara pandang mereka sendiri.

f. Membangun peta cerita

Aktivitas membangun peta cerita dilakukan setelah siswa

selesai menyimak. Siswa harus mampu menyusun seluruh

peristiwa dari bahan simakan yang diperdengarkan dan

kemudian mengurutkannya menjadi sebuah peta

g. Menyusun ide pokok menjadi kerangka karangan

Aktivitas ini merupakan kelanjutan dari aktivitas mencatat

ide pokok. Setelah ide pokok siswa peroleh selama kegiatan

menyimak, siswa harus mampu menyusun ide pokok tersebut

secara terstruktur

h. Menguji prediksi

Tahapan ini dilakukan siswa untuk menguji prediksi yang

dibuat pada tahap prasimak

i. Membandingkan bahan simak dengan wacana lain

Kegiatan ini dilakukan agar siswa memperoleh pengetahuan

lebih luas atas tema bahan simakan yang telah didengarnya.

3. Tahap Pascasimak

Tahap pascasimak merupakan tahapan yang dilakukan

dengan tujuan utama menguji kemampuan siswa menyimak. Tujuan

dari tahap pascasimak yaitu:

14
a. Menguji kemampuan menyimak

b. Menciptakan produk kreatif atas dasar bahan simakan

c. Meningkatkan pengetahuan umum yang bertemali dengan

informasi yang terdapat dalam Bahasa simakan.

Dalam tahapan ini berisi sejumlah aktivitas yang dapat

dilakukan siswa setelah menyimak dan membahas isi simakan.

Aktivitas yang siswa lakukan dalam tahap pascasimak, yaitu sebagai

berikut.

a. Menjawab petanyaan sebagai bentuk tes kemampuan menyimak

b. Meringkas atau menceritakan kembali isi bahan simakan.

c. Membuat cerita versi sendiri berdasarkan bahan simakan yang

dapat saja berbeda dalam hal tertentu, misalnya tokoh, latar, alur,

dan sudut pandang dengan bahan simakan.

d. Membuat komik sederhana atas dasar bahan simakan

e. Bermain peran yakni siswa mementaskan cerita yang

didengarnya pada saat ia menyimak

f. Mengubah/Mentransformasi genre isi simakan, misalnya

mengubah cerita menjadi puisi, mengubah berita menjadi

bujukan, dll.

g. Membuat intisari bahan simakan.

h. Membuat daftar istilah penting berdasarkan hasil kegiatan

menyimak hingga terbentuk semua kamus istilah.

15
G. Keterpaduan Prosedur Pembelajaran Menyimak Dengan Pendidikan
Karakter Dan Metode – Metode Pembelajaran Menyimak
1. Keterpaduan Proses Menyimak Dengan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter bangsa dalam keterpaduan pembelajaran

dimana sasaran integrasinya adalah materi pelajaran, prosedur

penyampaian, serta pemaknaan pengalaman belajar para siswa.

Konsekuensi dari pembelajaran terpadu,maka modus belajar para siswa

harus bervariasi sesuai dengan karakter masing-masingsiswa Variasi

belajar itu dapat berupa membaca bahan rujukan, melakukan

pengamatan,melakukan percobaan, mewawancarai nara sumber, dan

sebagainya dengan cara kelompok maupun individual.

Hubungan prosedur pembelajaran menyimak dengan

pengembangan karakter siswa, dalam hubungan yang akan di

sampaikan terdapat analisis aktivitas setiap tahapannya. Berikut

beberapa aktivitas menyimak yang berhubungan dengan nilai karakter

siswa:

a. Pertama, tahap prasimak dimana siswa diminta untuk

mengungkapkan seluruh pengetahuan yang telah dimilikinya, pada

saat menyampaikan atau mengungkapkan pengetahuannya siswa

sedang membiasakan diri untuk bersikap jujur. Selain itu terdapat

nilai karakter yang dapat diambil seperti (perhatian, kepercayaan diri

dan keberanian ).

b. Tahap seanjutnya , saat anak melakukan kegiatan tersebut akan

terbangun nilai karakter seperti disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu

dan analitis.

16
c. Membuat prediksi dmana dapat mengembangkan nilai karakter

yaitu, perhatian, komitmen, kreativitas kepekaan dan control diri.

d. Kegiatan menyimak dengan menggunakan peta konsep

mengembangkan nilai karakter yaitu teliti, cermat, beretos kerja

tinggi dan disiplin.

e. Kegiatan mencatat, yang berimplikais pada karakter dinamis, cermat

dan produktif

f. Pasca simak

Dengan demikian hubungan yang dapat terlihat antara pembelajaran

menyimak dengan karakter. Jika pembelajaran menyimak dilaksanakan

secara bersungguh – sungguh maka dalam pembelajaran tersebut akan

mendapatkan 2 poin yaitu pemahaman siswa dan pembentukan karakter.

Kemudian pada tahap pasca simak akan terbentuk berbagai karakter

seperti jujur, kreatif mengubah isi materi menjadi wacana lain dan

berani mengemukakan hasil pemahamannya.

2. Metode Pembelajaran Menyimak

A. Metode Cox

Metode gagasan Cox (1999). Metode ini terdiri dari 4

tahapan yaitu experiencing, sharing, discussing, and repoting.

Tujuan metode ini yaitu agar siswa mampu mempunyai kemampuan

dalam menyimak yang tinggi. Secara terperinci tahapan metode Cox

yaitu :

a. Tahap prasimak

17
1. Apersepsi yaitu guru mengaitkan materi simak dengan

pengalaman siswa. Tujuannya membangkitkan motivasi

siswa agar sadar bahwa materi ini bermakna baginya.

2. Mengalami yaitu menstimulus perasaan, emosi, dan ide yang

dimilikinya. Siswa ditugaskan guru untu berbagi

pengalaman tentang tema simakan yang telah diungkapkan

guru. Maka dari itu guru meminta siswa membacakannya

didepan kelas.

b. Tahap menyimak

1. Siswa menyimak materi simak yang telah diperdangarkan,

selama siswa menyimak siswa mencatat point penting yang

terdapat dalam bahan simakannya.

2. Diskusi. Siswa berdiskusi tentang isi bahan simakan.

3. Menulis Laporan. Siswa diminta menyusun laporan dan

seluruh siswa terlibat. Maka dari itu guru susun menerapkan

prinsip kinerja kooperatif.

4. Presentasi. Perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi

didepan kelas, guru menunjuk kelompok secara acak setelah

itu guru meminta siswa lain menanggapi diskusi temannya.

c. Tahap pascasimak

Menceritakan kembali dengan menggunakan bahasanya

sendiri yang bertujuan untuk mengukur kreativitas dan

pemahaman siswa dalam menyimak.

18
B. Metode DLA (Directed Listening Activity)

DLA dimaksudkan agar siswa menyimak jelas dengan

menghubungkan pengetahuan yang telah dipunyai siswa

sebelumnya untuk membangun pemahaman. Adapun tujuannya

yaitu untuk :

1. Memberi guru format dasar dalam memperkenalkan

pembelajaran yang sistematis;

2. meningkatkan rekognisi dan pemahaman siswa, dan

3. Memandu siswa melaksanakan menyimak secara cermat, dan

Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami isi materi

simakan.

4. DLA dilaksanakan dalam lima tahap yaitu persiapan, menyimak,

mengecek pemahaman dan diskusi, membacakan hasil, dan

tindak lanjut. kelima tahapan tersebut diuraikan sebagai berikut:

a. Tahap prasimak

1. Persiapan. Agar siswa memiliki persiapan sebelum

menyimak. Kegiatan tersebut yaitu :

2. Membangkitkan skemata anak dengan cara

menghubungkan isi teks dengan perngalaman siswa.

3. Membangkitkan minat, guru membangun minat dan

antuasiasme siswa untuk menyimak dengan cara

menggunakan berbagai media pembelajaran yang

menarik.

19
4. Memperkenalkan beberapa kosakata baru yang ada

dalam bahan simakan.

5. Menetapkan tujuan menyimak yang dinyatakan dalam

pertantaan pemandu sehingga siswa memiliki arah yang

jelas selama menyimak.

b. Tahap menyimak

1. Menyimak. Agar siswa menemukan jawaban atas

pertantaan tujuan yang disampaikan guru pada tahap

prasimak.

2. Mengecel Pemahaman dan Diskusi. Siswa berdiskusi

dengan temannya untuk

3. mengerjakan tugas yang diberikan guru.

4. Membacakan hasil diskusi. Siswa membacakan jawaban

dan menyelesaikan permasalahan dengan dibantu guru,

jika ditemukan masalah demikian, siswa diperdangarkan

kembali baguan materi yang belum siswa ketahui.

c. Tahap pascasimak

Tahap Tindak Lanjut. Bertujuan agar siswa

memahami materi yang telah disimaknya. Pada tahap ini

guru menyampaikan berbagai temuan yang diperolehnya

selama pembelajaran berlangsung termasuk membahas

perilaku menyimak siswa yang kurang baik.

20
C. Metode DLTA

Metode DLA kurang memerhatikan keterlibatan siswa

berpikir tentang bacaan, sedangkan metode DLTA memfokuskan

keterlibatan siswa dengan teks, karena siswa harus membuat

prediksi dan membuktikannya ketika mereka menyimak.

Secara umum DLTA bertujuan agar siswa memiliki kemampuan

menyimak kritis dan reflektif. Secara khusus DLTA bertujuan

mengembangkan kemampuan siswa dalam,

(1) Menjelaskan tujuan menyimak;

(2) Mengutip, mamahami dan asimilasikan informasi

(3) Membahas bahan simakan berdasarkan tujuan menyimak;

(4) Menggantungkan keputusan, dan

(5) membuat keputusan berdasarkan informasi yang diperoleh dari

kegiatan menyimak.

Metode DLTA dilaksanakan dalam beberapa tahapan pembelajaran

sebagai berikut:

a. Tahap Prasimak

1. Guru memperkenalkan materi simakan, dengan jalan

menyampaikan beberapa informasi tentang isi simakan.

2. Siswa membuat prediksi atas materi yang akan disimaknya.

Jika siswa belum mampu guru harus memancing siswa untuk

membuat prediksi. Diusahakan haslinya banyak prediksi

sehingga akan timbul kelompok yang setuju dan kelompok

yang tidak setuju.

21
b. Tahap Menyimak

1. Guru harus mampu membimbing siswa agar melakukan

kegiatan menyimak yang baik, memerhatikan siswa agar

melakukan simak dengan baik, memerhatikan perilaku

siswa, membantu siswa yang menemukan keulitan

memahami makna kata dengan cara memberikan ilustrasi

kata bukan langsung menyebutkan makna kata tersebut.

2. Menguji prediksi, siswa pada tahap ini diharuskan mengecek

presiksi yang telah dibuatnya. jika prediksi yang dibuat

siswa salah, siswa harus mampu menunjukkan letak

kesalahan tersebut dan mampu membuat gambaran baru

tentang isi wacana yang sebenarnya.

c. Tahap pascasimak

Pelatihan keterampilan kreatif. Tahapan ini dilakukan siswa

untuk mengaktifkan kemampuan beerpikirnya.

D. Metode KWL

KWL dicipatakan atas dasar bahwa menyimak akan berhasil

jika diawali dengan kepemilikam skemata atas isi materi, metode ini

dikembangkan oleh Ogle (Tierney et. al., 1996) untuk membantu

guru menghidupkan latar belakang pengetahuan dan minat siswa

pada suatu topik. Tahapan KWL diuraikan sebagai berikut:

a. Tahap Prasimak

1. Tahap Know (Apa Diketahui)

22
Tahap ini terdiri atas dua tahap yakni curah pendapat

dan menghasilkan kategori ide.

2. Tahap What I want to learn (W) (Apa yang ingin saya

ketahui)

Tahap ini guru menuntun siswa menyusun tujuan

khusus menyimak.

b. Tahap menyimak

3. Tahap What I Have Learned (L)

Tahap ini diawali dengan kegiatan siswa menyimak

secara sungguh-sungguh wacana ekspositoris yang diberikan

guru

c. Tahap Pascasimak

4. Tahap Tindak Lanjut

Pada tahap ini berbagai pertanyaan yang tidak dapat

siswa kawan dibahas guru bersama siswa dalam diskusi

kelas.

E. Metode PORPE

Metode ini bertujuan untuk membuktikan bahwa menulis

dapat digunakan sebagai sarana terbaik dalam membentuk

kemandirian menyimak dan mengatasi kelemahan siswa

menghadapi soal esai. PORPE merupakan metode menyimak yang

digunakan untuk meningkatkan keterampilan metakognitif pembaca

melalui kegiatan untuk menentukan tujuan menyimak, menganalisis

aspek penting dalam wacana, memfokuskan diri pada ide-ide kunci,

23
membiasakan diri membuat pertanyaan simakan, serta memonitor

dan mengevaluasi aktivitas belajar yang dilakukan.

Metode PORPE dilaksanakan dalam beberapa tahapan yakni

(1) memprediksi,

(2) mengorganisasikan,

(3)konstrenasi,

(4) mempraktikkan, dan

(5) mengevaluasi

Tahapan pelaksanaan Metode PORPE adalah :

a. Tahap prasimak

1. Mempersiapkan bahan simakan.

2. Menjelaskan prosedur pembelajaran.

3. Menyusun prediksi

4. Mengorganisasikan pertanyaan

b. Tahap menyimak

5. Konsentrasi

6. Praktikum

c. Tahap pascasimak

7. Evaluasi

Kelima metode diatas merupakan metode yang telah disusun

oleh para ahli. Berikut ini guna memberikan gambaran rancangan

metode menyimak secara inovatif-kreatif :

24
F. Metode Rangsang Visual Kontekstual

Metode menyimak yang disusun atas dasar visual yang

diberikan kepada siswa sebagai jalan mendayagunakan skemata

anak. Tujuan utama yaitu untuk memaksimalkan skemata bagi

pemahaman menyimak peserta didik.

Langkah-langkah metode ini adalah sebagai berikut:

a. Tahap Prasimak

1. Persepsi guru memperkenalkan materi simakan kepada

siswa dengan cara menghubungkan materi dengan

kehidupan sehari-hari siswa.

2. Observasi gambar dan Ilustrasi. Siswa diminta untuk

mengobservasi gambar yang ada dalam kehidupan sehari-

hari.

b. Tahap Menyimak

1. Mengisi peta konsep. Siswa menyimak bahan simakan

sambil mengisi peta konsep yang telah dibuat guru.

Tujuannya agar siswa benar-benar berkonstrasi selama

menyimak.

2. Menyusun Ide Pokok Menjadi Kerangka Karangan. Siswa

harus mengembangkan kerangka tersebu menjadi sebuah

ringkasan cerita menggunakan bahasa sendiri.

c. Tahap pascasimak

1. Menceritakan kembali. Siswa membacakan hasil

karangannya di depan kelas.

25
G. Metode Rangsang Imajinatif

Metode pembelajaran menyimak yang memaksimalkan daya

bayang siswa atas bahan simakkan. Metode ini menggunakan bahan

ajar cerita yang menarik bagi siswa. Tujuannya adalah untuk

mengembangkan kemampuan menyimak ekstensif pada diri siswa.

Langkah- langkah penerapan metode ini adalah sebagai berikut:

a. Tahap Prasimak

1. Apersepsi. Guru memperkenalkan dua atau tiga cerita yang

akan dibahas.

2. Menebak cerita. Siswa diminta mengamati kedua ilustrasi

kemudian menebak ilustrasi mana yang akan berhubungan

dengan cerita yang akan diperdengarkan

b. Tahap menyimak

1. Menangkap satuan peristiwa. Tugaskan siswa untuk

mencatat setiap satuan peristiwa.

2. Merespon Karya. siswa diminta menanggapi cerita yang

telah disimaknya.

3. Membandingkan cerita. Siswa diminta mengomentari isi

cerita tersebut.

4. Menguji cerita. Siswa ditugaskan untuk menuliskan

kesamaan, perbedaan, ataupun penilaian isi atas dua cerita

tersebut.

c. Tahap pascasimak

26
1. Membuat cerita versi sendiri. Siswa diberi tugas untuk

beraktivitas melalui kegiatan menulis berdasarkan hasil

cerita simakan.

H. Metode Rangsang Gagasan

Metode pembelajaran menyimak yang dikembangkan

berdasarkan kegiatan curah gagasan yang dilakukan siswa sebelum

proses menyimak.Bahan ajar yang digunakan dalam metode ini

yaitu bahan ajar problematik. Langkah-Langkah metode ini adalah:

a. Tahap prasimak

1. Apersepsi. Guru memperkenalkan tema wacana yang akan

siswa pelajari selama pembelajaran menyimak.Bahan

simakkan yang dipakai bersifat argumentative atau berbasis

masalah.

2. Curah pendapat.Siswa ditugaskan untuj mencurahkan

gagasannya dalam hal memecahkan masalah seputar tema

materi simakkan.

b. Tahap Menyimak

1. Menangkap ide. Siswa ditugaskan untuk mencatat semua ide

penting yang berhubungan dengan usaha pemecahan

masalah terkait dengan tema yang dibacakan guru.

2. Membedakan fakta dan opini. Siswa dituntut untuk

memahami fakta dan opini sekaligus menanggapinya.

27
3. Diskusi ide pokok. Siswa berusaha memecahkan masalah

yang hasilnya menghasilkan kegiatan sebuah tulisan

argumentative yang kemudian disajikan dalam diskusi kelas

c. Tahap Pascasimak

1. Membuat intisari. Bertujuan untuk menguji kemampuan

menyimak siswa dan juga daya nalar mereka.

2. Menjawab pertanyaan yang bertujuan untu menguji

kemampuan sswa dalam menyimak dan daya nalarnya

I. Metode Rangsan Peran

Bahan yang digunakan adalah naskah drama pendek. Tujuan

utamanya yaitu membangkitkan kemampuan siswa menyimak dan

mengembangkan daya kreatif siswa pasca menyimak. Langkah-

langkah metode ini adalah sebagai berikut:

a. Tahap Prasimak

1. Pemilihan bahan dan pemain. Guru memilih bahan simakkan

berupa dialog atau naskah drama pendek. minimal

dimainkan oleh 3 orang.

2. Memerankan adegan/tokoh. Siswa memerankan adegan atau

tokoh. guru membacakan dialog didepan kelas dan siswa

menyimak. Siswa diminta guru memerankan dan

melanjutkan cerita tersebut berdasarkan versinya masing-

masing

b. Tahap Menyimak

28
1. Peran Lanjutan. Siswa ditugaskan untuk membaca naskah

secara lengkap

2. Diskusi struktur cerita

c. Tahap Pascasimak

1. Membuat komik sederhana. Pada kegiatan akhir siswa

ditugaskan untuk membuat komik sederhana sebagai bentuk

pemahaman atas materi simakkan yang dipelajarinnya

J. Metode Rasngsan Tujuan

Metode yang diawali dengan perlibatan siswa untuk mengemukakan

berbagai keingintahuannya tentang bahan simakkan. Bahan ajar

yang digunakan bersifat persuasif. Tujuannya adalah meningkatkan

kemampuannya dalam mengemukakan gagasan persuasif. Langkah-

langkah metode ini adalah sebagai berikut:

a. Tahap Prasimak

1. Arisan keinginan. Guru memberikan pertanyaan pancingan

tentang hal yang siswa belum ketahui tentang bahan

simakkan.

2. Pertanyaan pemandu. Siswa mengubah keingin tahuannya

menjadi pertanyaan yang harus dijawab

b. Tahap Menyimak

1. Menjawab pertanyaan pemandu. Siswa berupaya menjawab

pertanyaan yang dibuatnya.

29
2. Diskusi Pesuasif. Siswa berdiskusi untuk merumuskan

berbagai upaya yang dapat mereka lakukan dalam rangka

membujuk orang lain agar tertarik dengan ide mereka.

c. Tahap pascasimak

1. Mengubah Genre.Siswa menulis sebuah naskah pidato

pendek atas dasar bahan simakkan yang mereka pahami.

Demikian metode menyimak kreasi sendiri berdasarkan

tahapan menyimak.

30
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat diambil kesimpulan

bahwa Pembelajaran menyimak berbasis karakter ini tentu memiliki arah

dan orientasi pembelajaran yaitu dalam proses menyimak dibangunya

pengetahuan yang procedural, dimana mengarahkan siswa agar mampu

konsep dari hasil simakannya. Dengan melihat pembelajaran menyimak

saat ini yang dinilai memprihatinkan yang disebabkan karena pembelajaran

menyimak hanya dilakukan dengan Tanya jawab, pengukuran kemampuan

siswa bersifat bias, dan pembelajaran yang tidak diarahkan pada pendidikan

karakter. Oleh karena itu terdapat pula prinsip – prinsip pembelajaran

menyimak serta bagaimana prosedur pembelajaran menyimak dilakukan.

Dibuatnya pembelajaran menyimak berbasis karakter ini karena adanya

keterpaduan diataranya dimana setiapkegiatan menyimak terdapat poin

karakter yang diambil oleh siswa seperti tahap prasimak yang membiasakan

siswa untuk berkata jujur, percaya diri dan keberanian.

Untuk menunjang pembelajaran menyimak berbasis pendidikan

karakter ini diperlukan metode pembelajaran menyimak antara lain : metode

cox, metode DLA, metode DLTA, metode KWL dan terdapat juga metode

rangsangan imajinatif, metode rangsangan gagasan metode rangsang peran,

serta metode rangsang tujuan.

31
B. Saran

Makalah yang berjudul “pembelajaran menyimak berbasis

pendidikan karakter” yang saya buat ini tentunya masih terdapat banyak

kesalahan dan kekurangan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran

yang konstruktif dari pihak manapun demi kesempurnaan makalah ini dan

semoga materi yang di paparkan dapat menambah wawasan pengetahuan

kita mengenai pembelajaran menyimak berbasis pendidikan karakter.

32
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. (2012). Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan

Karakter. Bandung: Refika Aditama.

Hijriyah, Umi (2016). Menyimak (Strategi & Implikasinya Dalam

Kemahiran Menyimak).

Bandar Lampung: Pusat Penelitian & Pengabdian Masyarakat IAIN.

Ryan. E (2021). Penerapan Keterampilan Menyimak Berbasis Karakter

Melalui Film Animasi Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas 3a Sd

Al Husna Kota Madiun Masa Pandemi Covid-19. Vol 6. No 2.

Gusti T. (2017). Meningkatkan Keterampilan Menyimak Melalui

Pendekatan Saintifik Pada Anak Kelas Iv Jakarta Barat. Vol 10. No 2. Hal

114- 120.

Ariz S. (2020).Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Karakter. Vol 1.

No 1.

33

Anda mungkin juga menyukai