Anda di halaman 1dari 15

SASARAN INOVASI PENDIDIKAN

Dosen Pengampu: Dr. Farida Jaya, M.Pd

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Terstruktur Yang Diwajibkan


Dalam Mengikuti Perkuliahan INOVASI PENDIDIKAN

Oleh:
Nama : Putri Rizqa Mawaddah
NIM : 0305183149
Kelas/Semester : PMM-1 / VI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan saya
kesempatan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa shalawat
beriring salam kita hadiahkan kepada Nabi besar Muhammad saw yang telah
membawa kita dari zaman kegelapan hingga ke zaman terang benderang sekarang
ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,
maka dari itu saya membutuhkan kritikan dan saran yang baik untuk dijadikan
pedoman dalam penulisan makalah ini ke arah yang lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin.
Medan, 15 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Masalah............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sasaran Inovasi Pendidikan.........................................................................2
1. Guru.........................................................................................................2
2. Siswa........................................................................................................4
3. Kurikulum................................................................................................4
4. Fasilitas....................................................................................................9
5. Lingkup Sosial Masyarakat...................................................................10
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak manusia menghendaki kemajuan dalam kehidupan, maka sejak itu
timbul gagasan untuk melakukan pengalihan, pelestarian, dan pengembangan
kebudayaan melalui pendidikan. Maka, dalam pertumbuhan masyarakat
pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka memajukan
kehidupan generasi  bangsa dengan tuntutan kemajuan masyarakat.Salah satu
dampak positif globalisasi pendidikan adalah mendorong dan mempercepat
arus reformasi pendidikan di Indonesia.
Untuk memajukan pendidikan tentu perlu dilakukannya sebuah inovasi.
Namun, dalam melaksanakan inovasi tersebut harus memiliki sasaran yang
jelas, untuk siapa inovasi tersebut dilakukan dan siapa yang harus melakukan
inovasi tersebut. Maka dari itu, kita perlu mengetahui dan memahami siapa
saja yang menjadi sasaran dalam inovasi pendidikan tersebut agar dapat
melaksanakan inovasi dengan baik dan benar.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan sasaran inovasi pendidikan?
2. Siapa saja yang menjadi sasaran inovasi pendidikan?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari sasaran inovasi
pendidikan.
2. Untuk memahami siapa saja yang menjadi sasaran dalam inovasi
pendidikan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sasaran Inovasi Pendidikan


Inovasi pendidikan sebagai usaha perubahan pendidikan tidak bisa berdiri
sendiri, tetapi harus melibatkan semua unsur yang terkait di dalamnya, seperti
inovator, penyelenggara inovasi seperti guru dan siswa. Di samping itu,
keberhasilan inovasi pendidikan tidak hanya ditentukan oleh satu atau dua
faktor, tetapi juga oleh masyarakat serta kelengkapan fasilitas. Faktor utama
yang perlu diperhatikan dalam inovasi pendidikan adalah guru, siswa,
kurikulum dan fasilitas, dan program/tujuan. Dibawah ini merupakan sasaran
dalam inovasi pendidikan.
1. Guru
Guru sebagai tenaga pendidik yang dipandang memiliki keahlian
tertentu dalam pendidikan dan pembelajaran, diserahi tugas dan
wewenang untuk mengelola kegiatan pembelajaran agar dapat
mencapai tujuan tertentu yaitu terjadinya perubahan tingkah laku siswa
dengan tujuan pendidikan nasional dan tujuan institusional yang telah
dirumuskan.. 1Namun demikian dalam pelaksanaan tugas pengelolaan
kegiatan pembelajaran terdapat berbagai faktor yang menyebabkan
orang memandang bahwa pengelolaan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan guru adalah kegiatan yang kurang professional, kurang
efektif, dan kurang perhatian terhadap kemajuan peserta didik.
Agar dunia pendidikan dapat lebih inovatif diperlukan guru yang
berkompeten dan memiliki kreativitas yang tinggi. Guru harus
mempunyai cara menyampaikan pembelajaran agar belajar itu menarik
dan mudah dimengerti. Peran guru pada inovasi di sekolah tidak
terlepas dari tatanan pembelajaran yang dilakukan di kelas. Guru harus
tetap memerhatikan sejumlah kepentingan siswa, di samping harus
memerhatikan suatu tindakan inovasinya.

1
Rusydi Ananda, dkk., Inovasi Pendidikan: Melejitkan Potensi Teknologi dan Inovasi Pendidikan
(Medan: CV. Widya Puspita, 2017), hal. 33

2
Langkahlangkah perubahan yang dilakukan oleh seorang guru pun
tidak terlepas dari beberapa aspek kompetensi yang harus dicapai,
seperti:2
a. Planning Instructions (Merencanaan Pembelajaran)
b. Implementing Instructions (Menerapkan Pembelajaran)
c. Performing Administrative Duties (Melaksanakan TugasTugas
Administratif)
d. Communicating (Berkomunikasi)
e. Development Personal Skills (Mengembangkan Kemampuan
Pribadi)
f. Developing Pupil Self (Mengembangkan Kemampuan Peserta
Didik).
Dalam melakukan tugasnya dalam proses pembelajaran, guru pasti
dihadapkan dengan peserta didik yang merupakan individu yang
memiliki karakter berbeda-beda, sehingga menimbulkan hambatan
dalam proses pembelajaran. Untuk itu diperlukan pencapaian
kompetensi yang harus melekat pada diri guru dengan mengambil
langkah-langkah perubahan pada aspek kompetensi yang harus dicapai
yaitu:3
a. Penguasaan materi yang diajarkan
b. Metode mengajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa
c. Hubungan antarindividu, baik dengan siswa maupun antar-
sesama guru dan unsur lain yang terlibat dalam proses
pendidikan, seperti adminstrator, misalnya kepala sekolah dan
tata usaha serta masyarakat sekitarnya
d. Pengalaman dan keterampilan guru.
Dengan demikian, dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan
guru mulai perencanaan inovasi pendidikan sampai dengan pelaksanaan
dan evaluasinya memainkan peran penting bagi keberhasilan inovasi
pendidikan.
2
A. Rusdiana, Konsep Inovasi Pendidikan (Bandung: CV. PUSTAKA SETIA, 2014), hal. 52
3
Rusydi Ananda, dkk., Inovasi Pendidikan: Melejitkan Potensi Teknologi dan Inovasi Pendidikan
(Medan: CV. Widya Puspita, 2017), hal. 35

3
2. Siswa
Prioritas utama di sekolah adalah berpusat pada minat dan
kebutuhan siswa. Dalam hal ini seluruh unit pekerjaan di sekolah
diabdikan dan didedikasikan pada kepentingan siswa sesuai dengan
tujuan dari pendidikan di sekolah. Siswa sebagai objek utama dalam
pendidikan maka siswa memegang peran yang dominan, dalam hal
mana siswa dapat menentukan keberhasilan belajar melalui penggunaan
intelegensi, daya motorik, pengalaman, kemauan dan komitmen yang
timbul dalam dirinya tanpa paksaan.
Hal ini terjadi apabila siswa juga dilibatkan dalam proses inovasi
pendidikan, walaupun hanya dengan mengenalkan kepada mereka
tujuan perubahan, mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan. Peran
siswa dalam inovasi pendidikan adalah sebagai penerima pelajaran,
pemberi materi pada sesama temannya, petunjuk bahkan menjadi guru
bagi yang lainnya.4

3. Kurikulum
Inovasi kurikulum terkait dengan gagasan atau praktek kurikulum
baru dengan mengadopsi bagian-bagian yang potensial dari kurikulum
tersebut dengan tujuan memecahkan masalah atau mencapai tujuan
tertentu. Dalam tataran institusi sekolah, maka kurikulum sekolah
meliputi program pengajaran dan perangkatnya merupakan pedoman
dalam pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran di sekolah.5
Kurikulum sekolah merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dalam proses pembelajaran di sekolah, sehingga dalam pelaksanaan
inovasi pendidikan, kurikulum memegang peranan yang sama dengan
unsur-unsur lain dalam pendidikan. Tanpa kurikulum inovasi
pendidikan tidak akan berjalan sesuai dengan tujuan inovasi. Oleh
karena itu dalam inovasi pendidikan, semua perubahan yang hendak
4
A. Rusdiana, Konsep Inovasi Pendidikan (Bandung: CV. PUSTAKA SETIA, 2014), hal. 53
5
Rusydi Ananda, dkk., Inovasi Pendidikan: Melejitkan Potensi Teknologi dan Inovasi Pendidikan
(Medan: CV. Widya Puspita, 2017), hal. 40

4
diterapkan harus sesuai dengan perubahan kurikulum. Dengan kata lain
perubahan kurikulum diikuti dengan inovasii pendidikan dan tidak
mustahil perubahan keduanya akan berjalan searah.
Dalam melakukan inovasi kurikulum haruslah memperhatikan
faktor-faktor yang menjadi landasan sebagai aspek pertimbangan yang
melingkupinya. Landasan-landasan yang harus diperhatikan dalam
melakukan inovasi kurikulum dijelaskan oleh Sagala (2012:250)
sebagai berikut:6
a. Landasan Filosofis
Pendidikan ada dan berada dalam kehidupan masyarakat,
sehingga apa yang dikehendaki oleh masyarakat untuk
dilestarikan dan diselenggarakan melalui pendidikan dalam arti
seluas-luasnya. Segala kehendak yang dimiliki oleh masyarakat
merupakan sumber nilai yang memberikan arah pada
pendidikan. Dengan demikan pandangan dan wawasan yang ada
dalam masyarakat merupakan landasan filosofis
penyelenggaraan pendidikan. Filsafat boleh jadi didefinisikan
sebagai suatu studi tentang hakekat realitas, hakekat ilmu
pengetahuan, hakekat sistem nilai kebaikan, hakekat keindahan
dan hakekat pikiran.

b. Landasan Sosial Budaya


Realitas sosial budaya yang ada dalam masyarakat
merupakan bahan kajian inovasi kurikulum untuk digunakan
sebagai landasan. Masyarakat sebagai kelompok individu yang
diorganisasikan mereka sendiri ke dalam kelompok-kelompok
berbeda. Masyarakat sebagai kelompok individu mempunyai
pengaruh terhadap individu dan sebaliknya individu pada taraf
tertentu juga mempunyai pengaruh terhadap masyarakat.
Nilai sosial budaya masyarakat bersumber pada hasil karya
akal budi manusia, sehingga dalam menerima,

6
Ibid., hal. 41-42

5
menyebarluaskan, melestarikan atau melepaskannya manusia
menggunakan akalnya. Nilai keagamaan berhubungan erat
dengan kepercayaan masyarakat terhadap ajaran dan nilai-nilai
agama yang mereka anut. Oleh karena itu nilai sosial budaya
lebih bersifat sementara bila dibandingkan dengan nilai
keagamaan. Oleh karena itu jelas dalam inovasi kurikulum
haruslah berpijak pada nilai sosial budaya tersebut.

c. Landasan Pengetahuan, Teknologi dan Seni


Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik
menghadapi lingkungan hidup yang mengalami perubahan yang
semakin pesat. Perubahan masyarakat mencakup nilai yang
disepakati oleh masyarakat tersebut, sedangkan selurun nilai
yang telah disepakati masyarakat dapat pula disebut sebagai
kebudayaan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah nilai-nilai yang
bersumber pada pikiran atau logika, sedangkan seni bersumber
dari perasaan atau estetika. Mengingat pendidikan merupakan
upaya penyiapan siswa menghadapi perubahan yang semakin
pesat, termasuk di dalamnya perubahan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni, maka dalam melakukan inovasi kurikulum
harus berlandasakan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

d. Landasan Kebutuhan Masyarakat.


Inovasi kurikulum juga harus ditekankan pada
pengembangan individu yang mencakup keterkaitannya dengan
lingkungan sosial setempat, karena pada hakekatnya
perkembangan kurikulum adalah kebutuhan masyarakat yang
dilayani melalui kurikulum yang dikembangkan.

e. Landasan Perkembangan Masyarakat.

6
Ciri utama masyarakat adalah selalu berkembang.
Perkembangan ini bisa lambat bisa juga cepat bahkan sangat
cepat. Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mendukung
perkembangan masyarakat dan kebutuhan masyarakat akan
membantu menetapkan perkembangan yang dilaksanakan.
Perkembangan masyarakat akan menuntut tersedianya proses
pendidikan yang sesuai dengan perkembangan masyarakat,
maka diperlukan perancangan berupa kurikulum yang
landasannya berupa perkembangan masyarakat itu sendiri.
Selain itu, dalam melakukan inovasi kurikulum ada beberapa
prinsip yang harus diperhatikan, antara lain:7
a. Prinsip relevansi, yaitu sesuai antara komponen tujuan,
isi/pengalaman belajar, organisasi dan evaluasi kurikulum,
dan juga sesuai dengan kebutuhan masyarakat baik dalam
pemenuhan tenaga kerja maupun warga masyarakat yang
diidealkan termasuk di dalamnya proses penyampaian dan
evaluasi.
b. Prinsip kontinuitas atau berkesinambungan, yaitu
menghendaki inovasi kurikulum yang berkesinambungan
secara vertical dan berkesinambungan secara horizontal.
Secara vertical antara jenjang pendidikan yang satu dengan
jenjang pendidikan yang lebih tinggi dikembangkan
kurikulumnya secara berkesinambungan tanpa ada jarak di
antara keduanya, dari tujuan pembelajaran sampai ke tujuan
pendidikan nasional juga berkesinambungan, demikian pula
yang lain. Sedangkan berkesinambungan horizontal dapat
diartikan bahwa inovasi kurikulum jenjang pendidikan dan
tingkat/kelas yang sama tidak terputus-putus.
c. Prinsip fleksibilitas, yaitu inovator kurikulum harus
menyadari bahwa kurikulum harus mampu disesuaikan
dengan situasi dan kondisi setempat dan waktu yang selalu

7
Ibid., hal. 42-44

7
berkembang tanpa merombak tujuan pendidikan yang harus
dicapai.
d. Prinsip berorientasi pada tujuan, yaitu tujuan kurikulum
mengandung aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, sikap
dan nilai, yang selanjutnya menumbuhkan perubahan
tingkah laku peserta didik yang mencakup ketiga aspek
tersebut dan bertalian dengan aspek-aspek yang terkandung
dalam tujuan pendidikan.
e. Prinsip efisiensi dan efektivitas, yaitu inovasi kurikulum
harus mempertimbangkan segi efisien dalam
pendayagunaan dana, waktu, tenaga dan sumber-sumber
yang tersedia agar dapat mencapai hasil optimal. Dana yang
terbatas harus digunakan sedemikian rupa dalam rangka
mendukung pelaksanaan pembelajaran. Waktu yang
tersedia bagi siswa belajar di sekolah juga terbatas harus
dimanfaatkan secara tepat sesuai dengan mata ajaran dan
bahan pembelajaran yang diperlukan.
f. Prinsip keseimbangan, yaitu Dengan keseimbangan tersebut
diharapkan terjalin perpaduan yang lengkap dan
menyeluruh, yang satu sama lainnya saling memberikan
sumbangannya terhadap pengembangan pribadi.
g. Prinsip keterpaduan, yaitu dengan keterpaduan ini
diharapkan terbentuknya pribadi yang bulat dan utuh. Di
samping itu jugadilaksanakan keterpaduan dalam proses
pembelajaran, baik dalam interaksi antara siswa dan guru
maupun antara teori dan praktek.
h. Prinsip mutu, yaitu pendidikan yang bermutu ditentukan
oleh derajat mutu guru, kegiatan pembelajaran,
peralatan/media yang bermutu.

4. Fasilitas

8
Fasilitas, termasuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak bisa
diabaikan dalam proses pendidikan khususnya dalam proses belajar
mengajar. Dalam inovasi pendidikan, fasilitas ikut memengaruhi
kelangsungan inovasi yang akan diterapkan. Tanpa fasilitas,
pelaksanaan inovasi pendidikan tidak akan berjalan dengan baik.8
Fasiltasi pendidikan terkait dengan semua benda bergerak maupun tidak
bergerak yang diperlukan untuk menunjang penyelenggaran proses
pembelajaran, baik secara langsung maupun tidak langsung. Fasilitas
sekolah dipersiapkan untuk tiga komponen kegiatan yaitu: (1)
keperluan manajemen dan administrasi ketatausahaan, (2) keperluan
guru dalam mengajar, dan (3) keperluan siswa untuk belajar.
Dalam kaitannya dengan inovasi pendidikan maka fasilitas
pendidikan menurut Indriyanto sebagaimana dikutip Sagala (2005:194)
terdapat dua fenomena yang diamati yaitu:9
a. Fenomena keterbatasan fasilitas merupakan salah satu faktor
yang merupakan salah satu faktor yang menonjol dalam
pelaksanaan kebijakan dan program pendidikan yang berada di
perkotaan, apalagi yang di pedesaan. Keterbatasan ketersediaan
fasilitas tidak saja terjadi pada tingkat sekolah, tetapi juga pada
dinas pendidikan di tingkat kabupaten/kota maupun kecamatan.
b. Fenomena pemanfaatan unit-unit kerja dan sekolah yang telah
memiliki fasilitas yang memadai ternyata kurang
memanfaatkannya. Ini terjadi karena ketersediaan fasilitas tidak
dilihat dari fungsinya, tetapi sebagai simbol status yang tidak
dilakukan dengan pertimbangan persyaratan yang diperlukan
melainkan dengan tingkat ketersediaan dana.
Keadaan tersebut menunjukkan ketersediaan fasilitas yang tidak
dapat menjamin kualitas pelayanan belajar yang menunjang efektivitas
dan efisiensi pelaksanaan kebijakan dan program sekolah. Hal ini

8
A. Rusdiana, Konsep Inovasi Pendidikan (Bandung: CV. PUSTAKA SETIA, 2014), hal. 55
9
Rusydi Ananda, dkk., Inovasi Pendidikan: Melejitkan Potensi Teknologi dan Inovasi Pendidikan
(Medan: CV. Widya Puspita, 2017), hal. 44-45

9
menunjukkan persyaratan pengadaan fasilitas perlu diperhatikan dengan
membuat daftar prioritas keperluan pada setiap sekolah.

5. Lingkup Sosial Masyarakat


Dalam menerapakan inovasi pendidikan, lingkup sosial masyarakat
tidak secara langsung terlibat dalam perubahan tersebut, tetapi bisa
membawa dampak, baik positif maupun negatif, dalam pelaksanaan
pembaharuan pendidikan. Secara langsung atau tidak, masyarakat
terlibat dalam pendidikan. Sebab, apa yang ingin dilakukan dalam
pendidikan sebenarnya mengubah masyarakat menjadi lebih baik,
terutama masyarakat tempat peserta didik itu berasal. Keterlibatan
masyarakat dalam inovasi pendidikan akan membantu inovator dan
pelaksana inovasi dalam melaksanakan inovasi pendidikan.10
Penerapan inovasi pendidikan tidak terlepas dari lingkup sosial
masyarakat baik terlibat secara langsung maupun tidak langsung terlibat
dalam perubahan tersebut yang dapat memberikan dampak baik positif
maupun negatif dalam pelaksanaan inovasi pendidikan. Secara langsung
ataupun tidak masyarakat terlibat dalam pendidikan, sebab apa ingin
dilakukan dalam pendidikan sebenarnya mengubah masyarakat menjadi
lebih baik terutama masyarakat tempat peserta didik itu berasal.
Keterlibatan masyarakat dalam inovasi pendidikan membantu inovator
dan pelaksana inovasi dalam melaksanakan inovasi pendidikan.

BAB III
10
A. Rusdiana, Konsep Inovasi Pendidikan (Bandung: CV. PUSTAKA SETIA, 2014), hal. 55

10
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sasaran inovasi pendidikan adalah indikator yang harus melaksanakan
inovasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Ada lima sasaran
inovasi pendidikan, yaitu guru, siswa, kurikulum, fasilitas, dan lingkup sosial
masyarakat. Dimana masing-masing sasaran tersebut memiliki peran dan
prinsip dalam melakukan sebuah inovasi. Selain itu, keempat sasaran tersebut
juga merupakan faktor utama terlaksananya inovasi dalam pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

11
Buku
1. Rusdiana, A.2014. Konsep Inovasi Pendidikan. Bandung: CV.
PUSTAKA SETIA.
2. Ananda, Rusydi dkk. 2017. Inovasi Pendidikan: Melejitkan Potensi
Teknologi dan Inovasi Pendidikan. Medan: CV. Widya Puspita.

12

Anda mungkin juga menyukai