Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah perkembangan hadis merupakan masa atau priode yang telah dilalui oleh
hadis dari masa lahirnya dan tumbuh dalam pengenalan,penghayatan,dan pengamalan umat
dari generasi ke generasi.Dengan memerhatikan masa yang telah dilalui hadis sejak masa
lahinya di zaman Nabi SAW meneliti dan membina hadis,sertasegala hal yang memengaruhi
hadis tersebut.
Pada masa Al-Qur’an masih diturunkan, Nabi Muhammad SAW melarang menulis
hadits karena dikhawatirkan akan bercampur dengan penulisan Al-Qu’ran. Pada masa itu, di
samping menyuruh menulis Al-Qur’an, Nabi Muhammuad SAW juga menyuruh
menghafalkan ayat-ayat Al-Qur’an.
Menurut pendapat para ulama hadits, yang pertama-tama menghimpun hadits serta
membukukannya adalah Ibnu Syihab az-Zuhri, kemudian diikuti oleh ulama-ulama
diberbagai kota-kota besar lainnya.
Penulisan dan pembukuan hadits Nabi SAW ini dilanjutkan dan serta disempurnakan
oleh para ulama-ulama hadits pada abad berikutnya, sehingga menghasilkan kitab-kitab yang
besar seperti kitab al-Muwaththa’, Kutubus Sittah dan lain sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses penulisan hadis?
2. Bagaimana proses penyampaian hadis?
3. Bagimana proses perkembangan hadis?

C. Tujuan
1. Mengetahui proses penulisan hadis
2. Mengetahui proses prnyampaian hadis
3. Mengtahui proses perkembangan hadis

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Penulisan Hadits


1.Sejarah Penulisan Hadits pada Zaman Rasulullah
Pada masa Rasulullah SAW., masih hidup al hadits belum mendapat pelayanan dan
perhatian sepenuhnya seperti al Qur’an.Para sahabat,terutama yang mempunyai tugas
istimewa,selalu mencurahkan tenaga dan waktunya untuk mengabadikan ayat-ayat al Qur’an
di atas alat-alat yang mungkin dapat dipergunakannya.Tetapi tidak dengan al hadis,kendati
pun para sahabat sangat memerlukan petunjuk-petunjuk dan bimbingan Nabi SAW., dalam
menafsirkan dan melaksanakan ketentuan di dalam al qur’an.1
Pada zaman Nabi hadits diterima dengan mengandalkan hafalan para sahabat Nabi
dan hanya sebahagian hadis yang ditulis oleh para sahabat Nabi.hal ini disebabkan oleh :

 Larangan Nabi SAW sebagaimana sabda beliau yang berarti:


“Jangan kamu tulis sesuatu yaitu selain al qur’an.Maka siapa-siapa yang menulis
sesuatu dari ku selain al qur’an hendaklah ia munghapusnya”.
 Para sahabat menitik beratkan perhatian kepada Al-Qur’an.
 Nabi masih ada,para sahabatpun belum merasakan sesuatu kebutuhan mendesak.
 Untuk mencegah jangan sampai hadis Nabi disangka ayat Al-Qur’an.2

Dalam sejarah,pada zaman Nabi telah terjadi penulisan hadis,sejumlah sahabat Nabi
telah menulis hadis Nabi misalnya,Abdullah bin ‘Amr bin al-‘as (w.65 H/685 M),Abdullah
bin ‘Abbas (w.68 H/687 M),Ali bin Abi Thalib (w.40 H/661 M),Sumrah (Samurah)bin
Jundab (w.60 H),Jabir bin Abdullah (w.78 H/697 M),dan Abdullah bin Abi Aufa’ (w.86
H).Walaupun demikian tidaklah berarti bahwa seluruh hadis telah terhimpun dalam catatan
tersebut.3Bnayak bukti bahwa telah banyk hadis ditulis pada mansa Nabi .Misalnya surat-
surat beliau,baik dikalangan sendri maupun kepada oaring-orang luar islam.4

2.Abad Pertama Hijriyah


Abad pertama hijriyah hadis hanya dipindahkan dari mulut ke mulut,dan sangat
tergantung kepada kekuatan hafalan para sahabat.Pada masa itu banayk para tabiin yang

1
Diktat Ilmu Hadis oleh H.MOHD IQBAL A MUIN,LC,MA.
2
Drs.H.Abujamin Rohan, Hadis Teladan Amal,Media Da’wah, Jakarta,hlm.18.
3
Diktat Ilmu Hadis oleh H.MOHD IQBAL MUIN,LC,MA.
4
Drs.H.Abujamin Rohan, Hadis Teladan Amal,Media Da’wah, Jakarta,hlm.20.

2
sengaja berkunjung ke suatu daerah menemui para sahabat besar yang hanya tinggal satu-
dua,sekedar menanyakan sesuatu tentang hadis,seperti halnya dengan Jabir pergi ke Negeri
Syam dan Abu Ayyub Al Anshari pergi ke Mesir menemui Uqbah untuk mengusut kebenaran
sebuah hadis Nabi SWA saja.
Diantara pengumpulan hadis yang terkenal ialah Al-Qasim,cucu Abu Bakar
Shiddiq,kemudia oleh Ibnu Syihab Az Zahra.Pada zaman Abbasiyah yang ke I,Abdul Abbas
As Saffah sanagt mengutamakan pembukuan hadis.5
3.Abad Kedua Hijriyah (Masa pembukuan dan penulisan hadis secara resmi)
Pada periode ini hadis-hadis Nabi SAW mulai ditulis dan dikumpulkan secara
resmi.’Umar ibn ‘Abd al-Aziz,salah seorang khalifah dari dinasti Umayyah yang mulai
memerintah di penghujung abad pertama Hijriyah,merasa perlu untuk mengambil langkah-
langkah bagi penghimpunan dan penulisan hadis secara resmi,yang selama ini berserakan di
dalam catatan dan hafalan para sahabat dan Tabi’in.
Ada beberapa factor yang mendorong pengumpulan dan pengkodifikasian hadis
diantaranya adalah:

 Tidak adanya lagi penghalang untuk menuliskan dan membukukan hadis,yaitu


kekhawatira bercanpurnya hadis dengan al-qur’an ketika itu telah dibukukan dan
disebarluaskan.
 Munculnya kekhawatiran akan hilang dan lenyapnya hadis karena banyaknya para
sahabat yang meninggal dunia akibat usia lanjut atau karena seringnya terjadi
peperangan.
 Semakin maraknya kegiatanpemalsuan hadis yang dilatarbelakang oleh perpecahan
politik dan perbedaan mazhab di kalangan umat islam.
 Karena semakin luasnya daerah kekuasaan Islam disertai dengan semakin banyak dan
kompleksnya permasalahan yang dihadapi oleh umat islam.6

Beberapa kesalahpahaman tentang pencatatan hadis:

 Salah tafsir atas kata-kata tadwin,tashnif,dan kitabah yang dipahami dalam arti
“mencatat”.

5
Drs.H.Abujamin Rohan,Hadis Teladan Amal,Media Da’wah,Jakarta,hlm.24.
6
DR.NAWIR YUSLEM,MA,Ulumul Hadis,PT.Mutiara Sumber Widya,2001,hal.125.

3
 Salah paham terhadap istilah-istilah haddatsana,akhbarana,’an,dan sebagainya yang
umumnya diyakini digunakan untuk menyampaikan lisan.
 Klaim bahwa ingatan orang arab itu istimewa dan mereka tidak perlu menulis apa
pun.
 Adanya hadis Nabi yang menentang pencatatan hadis.
 Slah tafsir atas pernyataan ulama awal mengenai pencatatan hadis.7

B. Penyampaian Hadits
Para ulama ahli hadits memberikan definisi periwayatan dengan “ Membawa dan
menyampaikan hadits dengan menyandarkanya kepada orang yanag menjadi sandaranya,
dengan menggunakan bentuk kaliamt periwayatan”. Dengan definisi ini, orang yang tidak
menyampaikan hadits yang dikuasainya tidak dapat disebut sebagai periwayat. Demikian
pula bila hadits yang diriwayatkanya tidak dia sandarkan kepada orang yang mengatakanya.
Oleh karena itu, ada tiga unsur yang harus dipenuhi dalam periwayatan hadits, yakni:
1. Kegiatan menerima hadits dari periwayat hadits
2. Kegiatan menyampaikan hadits kepada orang lain
3. Ketika hadits disampaiakan, rangakaian periwayatnya disebutkan
Pengambilan atau penerimaan hadits ini oleh para ulama ahli hadits diistilahkan dengan at-
tahammul, sedangkan penyampaianya kepada orang lain diistilahkan dengan al-‘ada.8

 Cara Rasulullah SAW., Menyampaikan Hadits


Sebagaimana yang telah kita ketahui, bahwa hadist Rasul, ada yang berbentuk sabda,
perbuatan, hal ihwal dan taqrir, dan hadist hadist beliau disampaikan dalam beragam
peristiwa diantaranya:

1. Pada Majlis-majlis Rasulullah


Yakni, Rasulullah secara khusus dan teratur mengadakan majlis-majlis yang
berhubungan dengan kegiatan pengajaran islam.Sedangkan buku hanya khusus untuk kaum
pria saja tetapi ada juga untuk kaum wanita. Pada majlis inilah para saabat menerima hadist
yang disampaikan Rasulullah, kemudian setelah pengajian para sahabat kembali mengulang
atau menghafalnya kembali. Anas bin Malik mengatakan: “kami berada disisi Rasulullah

7
DR.NAWIR YUSLEM,MA,Ulumul Hadis,PT.Mutiara Sumber Widya,2001,hal.126.
8
Dikutip dari, Aziz Misbah, “Ulumul Hadits: Penerimaan dan Penyampaian Hadits”, diakses dari
http://azizgantengbanget.blogspot.com/2013/10/ulumul-hadits-penerimaan-dan.html, pada tanggal 27
September 2018 pukul 03.15

4
kami mendengarkan hadist dari beliau, apabila telah selesai, maka kami mempelajarinya
ketika kembali dan menghapalnya”.9
2. Pada peristiwa yang Rasulullah mengalaminya kemudian beliau menerangkan hukum
nya.
Adakalanya Rasulullah menyaksikan suatu peristiawa kemudian beliau menjelaskan
hal-hal yang berhubungan dengan peristiwa itu. Abu Hurairah meriwayatkan, bahwa suatu
ketika Rasulullah lewat dimuka seorang saudagar bahan makanan. Rasullah bertanya
bagaimana barang itu dijual, kemudian penjual itu menjelaskannya. Rasulullah lalu menyuruh
penjual untuk memasukkan tangannya, maka penjual pun memasukkannya sehinngah tampak
bahwa bagian bawah barang itu dicampur air. Menyaksikan hal demikian Rasulullah
bersabda:
“bukanlah dari golongan kami, siapa yang menipu” (H.R Ahmad)
3. Pada peristiwa yang dialami oleh kaum muslimin kemudian mereka menanyakan
hukumnya kepada Rasulullah.
Adakalanya para sahabat mengalami suatu peristiwa yang berhubungan dengan
dirinya, dan adakala berhubungan dengan orang lain. Dan untuk menenangkan bathinnya,
maka mereka menanyakan hal yang mereka alami kepada Rasulullah. Sehingga beliau
mengeluarkan atau memberikan fatwa mengenai hukumnya.
4. Pada peristiwa yang dialami langsung oleh para sahabat terhadap apa yang terjadi atau
dilakukan Rasulullah.
Banyak sekali yang menyangkut hal ini. Karena Rasulullah dan para sahabat hidup
dalam kebersamaan di keseharian mereka. Contohnya yang berhubungan dengan ibadah
puasa, sholat, sedekah, haji dan lain sebagainya.10

 Cara Sahabat-Sahabat Nabi Menyampaikan Hadits


Adapun tentang penyampaian hadis oleh para sahabat, dilakukan dengan dua cara:
1. Secara lafdziyah
Yakni, menurut lafazd yang mereka terima dari Nabi. Para sahabat yang dapat
melaksanakan dengan cara ini karena selain mereka mempunyai ingatan yang kuat,

9
Dikutip dari, Aziz Misbah, “Ulumul Hadits: Penerimaan dan Penyampaian Hadits”, diakses dari
http://azizgantengbanget.blogspot.com/2013/10/ulumul-hadits-penerimaan-dan.html, pada tanggal 27
September 2018 pukul 03.30
10
Dikutip dari, Aziz Misbah, “Ulumul Hadits: Penerimaan dan Penyampaian Hadits”, diakses dari
http://azizgantengbanget.blogspot.com/2013/10/ulumul-hadits-penerimaan-dan.html, pada tanggal 27
September 2018 pukul 03.30

5
mereka selalu mengulangi hafalan-hafalannya dengan ketelitian. Periwayatan hadist
dengan cara ini hanya untuk hadis qauliyah saja, sedang hadis fi’liyah dan taqririyah
tidak dapat disampaikan secara lafdziyah.
2. Secara maknawy
Hadits yang disampaikan sahabat dengan maknanya saja, tidak menurut lafadz yang
disampaikan Nabi. Jadi, bahasa dan lafadznya disususn oleh sahabat, sedang isinya
berasal dari Nabi.11

 Metode-Metode Penyampaian Hadits


Ada beberapa metode dan cara dalam penyampaian hadis dari satu perawi ke perawi
lain. Ada 8 cara penyampaian hadis:

1.As-Sima' (pendengaran):
Sang murid mendengar hadis dari gurunya yang hafal hadis atau membacakannya dari
tulisannya. Kata yang kerap digunakan adalah: ‫ سمعت عن‬، ‫ حدثنا‬، ‫حدثني‬

2.Pembacaan:
Murid membaca satu atau beberapa hadis di hadapan gurunya, sementara sang guru
menyimaknya untuk menyesuaikan dengan hafalannya atau tulisannya pribadi. Kata yang
kerap digunakan adalah: ‫عليه‬ ‫قراءة‬ ‫حدثنا‬ ، ‫على‬ ‫قرأت‬

3.Ijazah
Sang guru/perawi memberikan ijazah/izin kepada orang lain (muridnya, perawi lain)
untuk meriwayatkan sebuah hadis, beberapa hadis, atau sebuah buku hadis.
Kata yang kerap digunakan adalah: ‫إجازة‬ ‫أخبرنا‬ ، ‫أجازني‬

4.Munawalah
Sang guru memberikan sebuah kitab hadis yang dimilikinya (diriwayatkannya) kepada
muridnya dan memberikan hak kepadanya secara penuh-utuh, atau memberikan kitab itu
untuk disalin (bahasa sekarang mungkin difotokopi, tapi zaman dulu mana ada fotokopi)
lalu buku yang asli dikembalikan lagi kepada gurunya.

11
Dikutip dari, Aziz Misbah, “Ulumul Hadits: Penerimaan dan Penyampaian Hadits”, diakses dari
http://azizgantengbanget.blogspot.com/2013/10/ulumul-hadits-penerimaan-dan.html, pada tanggal 27
September 2018 pukul 03.40

6
Kata yang kerap digunakan adalah: ‫ناولني‬ ، ‫مناولة‬ ‫أنبأنا‬

5.Tulisan
Sang guru menulis ulang hadis yang diriwayatkannya atau menyuruh orang lain untuk
menulisnya, lalu diberikan kepada orang lain/muridnya.
Kata yang kerap digunakan adalah: 12‫ من كتاب‬، ‫ حدثني كتابة‬، ‫كتب إلي‬

6.I'lam (pemberitahuan)
Sang guru memberitahu muridnya bahwa sebuah kitab atau hadis merupakan riwayatnya.

7.Wasiat
Guru berwasiat, sebelum ia mati, bahwa hak periwayatan atau kitab yang dimilikinya
diberikan kepada muridnya/seseorang.
Kata yang digunakan: ‫وصية‬ ‫فالن‬ ‫حدثني‬ ، ‫فالن‬ ‫وصاني‬

8.Wijadah (Penemuan)
Seseorang menemukan beberapa hadis atau sebuah kitab yang ditulis oleh seorang
perawi; hadis itu lengkap dengan sanadnya.
Kata yang digunakan: 13‫ قال فالن‬، ‫وجدث بخط فالن‬

C.Perkembangan Hadis
Sejarah perkembangan hadis merupakan masa atau periode yang telah dilalui oleh hadis
dari mas alahirnya dan tumbuh dalam pengenalan, penghayatan dan pengamalan umat dari
generasi ke generasi. Dengan memerhatikan masa yang telah dilalui hadis sejak masa
lahirnya di zaman nabi meneliti dan membina hadis, serta segala hal yang memengaruhi
hadis tersebut. Para ulama muhaddisin membagi sejarah hadis dalam beberapa periode.
1. Periode Pertama (perkembangan hadist pada masa RasullulahSAW)
Periodeinidisebut‘AshrAl-wahyiwaAt-Taqwin’masaturunnyawahyudan
pembentukkanmasyarakatislam.padaperiodeinilahhadis-hadislahirberupa

12
Dikutip dari, MS Kholid, “Takhrij Hadis dan Ulumul Hadis”, diakses dari
http://takhrij.blogspot.com/2012/04/metode-dan-cara-dalam-penyampaian-hadis.html, pada tanggal 27
September 2018 pukul 03.43
13
Dikutip dari, MS Kholid, “Takhrij Hadis dan Ulumul Hadis”, diakses dari
http://takhrij.blogspot.com/2012/04/metode-dan-cara-dalam-penyampaian-hadis.html, pada tanggal 27
September 2018 pukul 03.53

7
sabdah(aqwal),af’aldantaqrirNabiyangberfungsiuntukmenrangkanAl-quranuntuk
mengakkansyariatislamdanmembentukmasyarakatislam.
Parasahabatmenerimahadissecaralangsungdantidaklangsung.penerimaansecara
langsungmisalnyasaatmenghadiriceramah,pengajian,khotbah,ataupenjelasan
terhadappertanyaanparasahabat.adapunpenerimaansecaratidaklangsungadalah
mendengardarisahabatyangalianatauutusan-utusan,baikdariutusanyangdikirim
darinabikedaerah-daerahatauutusandareahyangdatingkepadanabi.
Periodekedua PerkembanganHadispadamasaKhulafa’Ar-Rasyidin(11H-40H)
Peridoeinidisebut‘AshrAt-TasabbutWaAl-iqlalminAlRiwayah’(masamembatasi
danmenyedikitkanriwayat).nabiSaw.Wafatpadatahun11H.kepadaumatnya,beliau
meninggalkanduapegangansebagaidasarpedomanhidup,yaituAl-qur’anDanHadis.
PadamasakahlifahAbubakardanumarperiwayatanhadistersebarsecara
terbatas.penulisanhadispunmasihterbatasdanbelumdilakukansecararesmi.
PeriodeKetiga(Perkembanganpadamasasahabatkecildantabiin)
Periodeinidisebut‘AshrIntisyarAlriwayahilaAl-Amslaar’(masaberkembangdan
meluasnyaperiwayatanhadist.Padamasainidaerahislamsudahmeluasyaknike
negeriSyam,irak,mesirSamarkand,bahkanpadatahun93Hmeluassampaikespanyol.
Halinibersamaandenganberangkatnyaparasahabatkedaerah-daerah
1 EndangSoetari, Ilm u H a dis:K ajia n Riw a y a h d a n Dir a y a h,Hlm .2 9.
tersebut,terutamadalamrangkamemangkutugasjabatandanpenyebaranilmuhadis.2
PeriodeKeempat(PerkembanganhadispadaAbadIIdanIIIhijriah)
Periodeinidiebut‘ashrAl-kitabahwaAl-Tadwin masapenulisandanPembukuan)
MasapembukanresmidimulaipadaawalabadIIH,yaknipadamasapemerintahan
UmarIbnAbdulaziztahun101H.
Periodekelima(MasaMentasbihkanhadisdanpenyusunandankaidah-kaidahnya)
AbadKetigaHMerupakanpuncakusahapembukuanhadis.sesudahkitab-kitabIbnu
juraij,kitabMuwaththa’Al-Maliktersebardalammasyarakatdandisambutdengan
gembira,kemauanmenghafalhadis,mengumpuldanmembukukanhadissemakin
meningkatdanmulailahahli-ahliilmuberpindahdarisuatutempatketempatlainuntuk
mencarihadis.3
AdapunusahausahadalamMengembangkanhadisyaitu;
1.UsahaparaSahabatdalamMenghafalhadistdanmengembangkannya.
Bangsaarabsebelumislamadalahbangsayangtinggaldalamkejahilandan
kesesatan.Merekamembuatberhaladaribatudanmenyembahnya.minumarakdan
8
mainjudiadalahkebiasaanmereka.kerapkaliperperanganantarasatukabilahdengan
kabilahyanglainberjalansampaibertahun-tahun.takadahakimyangdapat
mengendalikanmereka,takadapulaagamayangmenunjukimereka.merekapada
waktuitusungguhmengharap-harapdatangnyaseorangpemimpinyangdapat
menyelamatkanmerekadarikehancuran.
Makadariantararahmatallahkepadamereka,dankepada seluruhumat
manusia,ialahallahmembangkitkandiantaramerekaseorangrasuluntukmembawa
merekadarialamyanggelapkealamyangterang.AllahmengutusMuhammadIbn
AbdullahIbnAbdulMuththalibuntukmenjadirasulbagisegenapmanusia.
Mula-mularasulullahmenyerukepadamerekakepadajalanallah(Islam)secara
rahasiadanbeliaudiikutiolehbeberapaorangsajayangtidakmelebihibilangananak
2 BarmawieUmarie. S t a t u s H a dis s e b a g ai D a s a r T a sjri 3 BarmawieUmarie. S
t a t u s H a dis s e b a g ai D a s a r T a sjri.
jari.kemudiannabibehijrahkemadinahdandisanalahparasahabat-sahabatmendengar
nasehatdarinabisecaraluasdanmenghadirimajlis-majliyangdiadakannya.
Ayat-ayatAl-qur’andanHadist-hadistNabiSaw.benar-benarmempengaruhijiwa
parasahabat.parasahabatnabiadalahorang-orangarabyangmasihUmmi,takdapat
membacadanmenulis,peganganmerekahanyalahkekuatanhafalanbelaka.dalamhal
mrekamempunyaikekuatanhafalanyangmenakjubkan,telahdikenaldandiakuioleh dunia.4
Kadang-kadangbeliaumemberikanpelajarandiwaktumempintentara,kadang-kadang
beradadiwaktudalamperjalanan(safar),kadang-kadangdiwaktuberadadirumah,dan kadang-
kadangdiawktuberadadimasjid.nabibertindaksebagaiseorangguru,seorang
iman,danseorangkhatib.
2.Bagaimanaparasahabat MenerimaHadistdariNabiSAW.
Sedikitsajasahabtyangpandaimenulis.Karenanya,peganganmerekadalam
menerimahadistdarinabiialahkekuatanhafalan.merekmenerimahadisadakadengan
Musyafahah,adakaladenganMusyahadah,adakaladenganjalanmendengardari
sesamesahabatkarenatidakdapatserentakmenghadiriMajlis.
OlehkarenayanghadirdihadapannabiSAW.Dikalabeliaumemberikan
Fatwanyaterkadangbanyak,terkadangsedikit,berbeda–bedamartabatriwayatyang
diterimadariNabiSAW.
AdayangsampaiderajatMutawattir,yaituyangdinukilkanolehsegolongan
orangyangmenurutadattidakmungkinbersepakatuntukmembuatsuatukedustaan.
3.Usaha-UsahaWanitasahabiyahdalamMengembangkanHadist
9
Majlisnabitidakhanyadihadiriolehkaumlelakisaja,bahkanjugadihadirioleh
kaumwanita.banyakkaumwanitayangdatangkemajlisNabiuntukmendengarkan sabda-
sabdabeliaudanmenghadiripertemuan-pertemuanumum,sepertipertemuan ‘ied.
Walaupunmajlisnabidihadiriolehkaumwanita,namunpernahsuatuperutusan
wanitakepadaRasulSAW.Buatmemintakepadabeliauagarbeliaumenentukanwaktu
tertentuuntukmemberipelajaran-pelajarankepadamerekadanNabiSAW.
4 Prof.Dr.T.M.HasbiAshShiddieqy. S eja r a h P e r k e m b a n g a n H a dis,
PT.BulanBintang,Jakarta,1973,hlm.3-9.
Memperkenakanpermintaanitu.5

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Perkembangan hadis pada masa Rasulullah bercorak antar lisan dan mengalami
pelanggaran penulisan dengan alasan di antaranya,khawatir tercampur dengan al-Qur’an.
2. Pada masa khulafa’ al-Rasyidin,hadis mengalami pasang surut dengan adanya
pembatasan periwayatan pada masa khalifah Abu Bakar – Umar r.a dan
perluasanperiwayatanpadamasakhalifahUtsman–Alir.a.
3. Pada masa tabi’in, hadis lebih banyak diriwayat kan oleh perawi.Namun, pada masa
itu, banyak bermunculan hadis-hadis palsu yang bernuansa kepentingan politik golongan.

11
5 Prof.Dr.T.M.HasbiAshShiddieqy. S eja r a h P e r k e m b a n g a n H a dis,
PT.BulanBintang,Jakarta,1973,hlm.3-9
DAFTARPUSTAKA
A.Buku
1.Yusalem,Nawir,Dr.MA.
Ulu m ul H a dis. 2001.Jakarta.PT.MutiaraSumberWidya.
2.Shieddieqy,HasbiAsh
3.Roham,Abujamin,Drs.
H a dis T ela d a n A m al. Jakarta.MediaDa’wah.
4.Azami,MuhammadMustafa,MA.
Ilm u H a dis. 1977.Jakarta.PT.LenteraBasritama.
5.Muin,MohdIqbalA.
Ilm u H a dis. 2010.Medan.
B.Internet
Khaidirsyafruddin.blogspot.com/2013/02/sejarah-perkembangan-hadis.html.

12

Anda mungkin juga menyukai