Anda di halaman 1dari 6

BAB I

IDENTITAS BUKU

IDENTITAS BUKU

Judul buku : Pendidikan Orang Dewasa dalam Al-Qur’an


Pengarang : Dr. Mohammad Al Farabi, M.Ag
Penerbit : KENCANA
Kota : Jakarta
Tahun terbit : 2018
Tebal buku : 344 halaman
Harga buku : Rp. 80.000

BAB II

RINGKASAN MATERI

Dalam sejarah perkembangan ilmu pendidikan, kajian awal tentang konsep


pendidikan di dunia ini berasal dari pemaham tentang persoalan belajar pada anak
dalam pengalaman belajar terhadap anak anak. Konsep inilah yang kemudian dikenal
dengan konsep pedagogi, yang artinya sebagai, the art and science of teaching children
(ilmu dan seni mengajar anak-anak).

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, mobilitas penduduk,


perubahan dan perkembangan zaman, kajian tentang konsep pendidikan mengalami
perluasan ke wilayah pendidikan orang dewasa, muncullah konsep perbedaan antara
pendidikan anak-anak (pedagogi) dengan konsep pendidikan orang dewasa (andragogi).
Pedagogi diartikan sebagai ilmu dan seni mengajar anak-anak, maka pada andragogi,
lebih dimaknai sebagai “the art and science of helping adult learn” (ilmu dan seni
membantu orang dewasa belajar).

1
Knowles menjelaskan, terjadi perbedaan antara kegiantan belajar anak anak
dengan orang dewasa, disebabkan orang dewasa memiliki enam (6) hal, yakni sebagai
berikut ;
1. Konsep diri (the self concept)
2. Pengalaman hidup(the role of the learner`sexperience)
3. Kesiapan belajar (readiness to learn)
4. Orientasi belajar (orientation to learning)
5. Keebutuhan pengeatahuan (the need to know)
6. Motivasi (motivation)
Berbeda halnya dengan Knowles, ajaran Islam memandang lebih mendalam
tentang potensi yang dimiliki orang dewasa dalam proses pendidikan. Orientasi
pendidikan orang dewasa dalam Islam diarahkan untuk memaksimalkan potensi akal
(‘aql) dan kalbu (qalb) secara bersamaan untuk memahami ayat-ayat kauniyah dan
qauliyahnya Allah SWT. Potensi akal adalah untuk berfikir, sedangkan potensi kalbu
adalah untuk berdzikir.

Pendidikan orang dewasa adalah suatu proses belajar yang sistematis dan
berkelanjutan pada orang yang berstatus dewasa dengan tujuan untuk membentuk
pembelajar dewasa memiliki kemampuan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan
guna meningkatkat kesejateraan dalam kehidupannya .

Secara formal, pendidikan tingkat SLTA dan Perguruan Tinggi sudah termasuk
dalam kategori pendidikan orang dewasa. Pendidikan orang dewasa tidak hanya
berlangsucng di lembaga-lembaga pendidikan formal, tetapi juga dilaksanakan pada
lembaga-lembaga non-formal, seperti ditempat-tempat kursus, majelis taklim, pelatihan-
pelatihan organisasi dan sebagainya. Pendidikan oleh orang dewasa tetap dibutuhkan
sepanjang kehidupan itu masih dijalaninya.

Menurut Knowles, metode pembelajaran mencakup pembelajaran individual


(individual learning method), pembelajaran kelompok (group learning method), dan
pembelajaran komunitas (community learning method atau community development
method).

2
Proses andragogi mengandung tujuh unsur-unsur pertanyaan yang harus dijawab
oleh pendidik, antara lain (1) Prosedur apakah yang paling menghasilkan suasana yang
mendorong belajar, (2) Prosedur apakah yang dapat digunakan untuk membawa
partisipan terlibat dalam perencanaan, (3) Prosedur apakah yang dapat digunakan untuk
membantu peserta didik mengidentifikasi kebutuhan belajarnyaa secara realistis dan
bertanggung jawab, (4) Prosedur apakah yang dapat digunakan untuk membawa warga
belajar menerjemahkan kebutuhan yang telah didiagnosis kedalam tujuan belajar , (5)
Prosedur apakah yang dapat digunakan untuk membantu peserta didik mengidentifikasi
sumber-sumber belajar dan mengembangkan strategi pemanfaatannya guna mencapai
tujuan belajar, (6) Bagaimana membantu peserta didik membuat rencana tujuan belajar,
(7) Bagaimana melibatkan peserta didik didalam penilaian belajar mereka.

Melalui hasil telaah dan analisis terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang dipandang
representative dalam penelitian ini, dapat disimpulkan, bahwa ada 28 prinsip pendidikan
orang dewasa dalam Al-Qur’an, yaitu:

1. Berdimensi pada penegakan dan pengalaman tauhid


2. Beorientasi pada masalah
3. Orientasi kejadian terpusat pada kehidupan nyata
4. Peserta didik memilih dan memutuskan tenaga ahli sebagai fasiliator belajar
5. Membangun komunikasi timbal balik antara pendidik dengan peserta didik
6. Terbuka dalam berpendapat
7. Giat menelusuri dan memperdalam sumber pengetahuan pengalaman
8. Memperdalam pengetahuan dan keterampilan untuk mempersempurnakan
kekurangan pada diri pembelajar
9. Membangun kebersamaan dan kekopakan
10. Membangun kesadaran sosial dan peduli lingkungan
11. Materi pembelajaran berbasispada masalah dan berorientasi pada pemecahan
masalah (problem solving)
12. Pengembangan sikap keterbukaan dan kejujuran
13. Adaya kesiapan untuk belajar
14. Terujudnya kecakapan dalam merealisasikan praktik dari bimbingan dan pelatih
15. Membangkitkan kesadaran spiritual

3
16. Membuka kesadaran hati untuk mengambil sikap dan tindakan
17. Pembelajar bersifat pesuasif, tidak memaksa, dan tidak menyakiti peserta didik
18. Menyentuh aspek emosiona. Intelektual, dan spiritual peserta didiksecara
bersama
19. Menghargai perbedaan pendapatantara pendidik dan peserta didik
20. Kesiapan menerima penolakan usul atau gagasan
21. Berani mengambil resiko dan siap menghadapi tantangan
22. Belajar dari efek negatif dari realita kehidupan
23. Memelihara kebaikan dilingkungan masyarakat
24. Menciptakan kepribadian istikamah dalam memelihara kehormatan diri
25. Melibatkan kecerdasan emosional, spiritual, dan intelektual
26. Membangun kemandirian dan kesadaran individu
27. Mengembangkan sikap menghargai dan menghormati
28. Mengendalikan emosional .

Setelah dilakukan pengkajian dan analisis yang seksama terhadap QS. Al-‘Alaq
(96): 1-5, QS. Huud (11) : 112-113, QS. Al-Kahfi (18): 60-82, dan QS. Al-Baqarah (2):
207, ditemukan bahwa Al-Qur’an menawarkan konsep pembentukan sikap belajar agar
peserta didik dewasa memiliki kemandirian dan pendidik juga membuka kesempatan
agar pembelajar dewasa dapat berkreasi dan berkontribusi dalam proses pembelajaran.
Selain itu, Al-Qur’an juga menegaskan kemandirian belajar orang dewasa sangat
ditentukan oleh niat belajar karena Allah, ditandai dengan kesungguhan untuk menjual
harta benda sebagai modal jihad dan menuntut ilmu.

Konsep belajar lewat pengalaman yang terdapat dalam Al Qur`an tidak hanya
berupa pengalaman dari peserta didik maupun pendidik saja, tetapi Pberupa mengambil
pengalaman belajar melalui kisah kisah nabi atau rasul-rasul terdahulu.
Penerapan metode brain storming dalam pembelajaran memiliki banyak manfaat,
antara lain melibatkan siswa secara aktif dalam berpikir tingkat tinggi, menumbuhkan
keterampilan bepikir secara kritis, dan membantu peserta didik belajar dari teman
sejawat . hanya saja, penerapan metode ini dianggap kurang efektif untuk peserta didik
yang jumlah banyak .

4
Melalui telaah tafsir dan kajian analisis terhadap kandungan QS. Yunus (10):
101, QS. An-Nahl (16): 125, QS. Al-Anfaal (8): 67, QS. Al-Fath (48): 18, ditemukan
bahwa Al-Qur’an memberikan solusi agar pembelajar dewasa dilibatkan secara fisik dan
emosi dalam pembelajaran, baik dalam perencanaan, proses, maupun evaluasi
pembelajaran serta memecahkan berbagai masalah di lingkungan pendidikan mereka.

Konsep pendidikan orang dewasa dalam Al-Qur’an memiliki relevansi dengan


dunia pendidikan islam kontemporer, baik dari segi jenis maupun proses
pembelajarannya. Bila dirujuk kepada ayat-ayat Al-Qur’an yang memuat kandungan
pendidikan orang dewasa, maka muatan konsep pendidikan orang dewasa relevan
dengan berbagai konsep dan gagasan pendidikan kontemporer sekarang ini, baik
pendidikan karakter, pendidikan multikurasi, maupun pendidikan berbasis lingkungan.

Pendidikan orang dewasa dalam Al-Qur’an diyakini dapat melahirkan generasi


ulul albab, yakni orang-orang dewasa yang mampu memahami secara mendalam
tentang ayat-ayat Allah (kauniyah dan qauliyah) dengan penggunaan maksimal daya
piker dan zikir yang terdapat pada potensi akal dan kalbunya.

5
BAB III

PERBANDINGAN

1) Kelebihan buku
o Covernya menarik
o Bahasa yang digunakan mudah dipahami
o Hampir disetiap halaman memiliki footnote, membuat pembaca memiliki
banyak inspirasi
o Penjelasan materinya sangat panjang dan jelas dan disertai dalil-dalil yang
berkaitan, sehingga membuat pembaca mengkaji kembali isi Al-Qur’an
o Menjadikan kisah dari para Nabi sebagai contoh tauladan yang baik
o Kesalahan dalam penulisan kata sangat minim
o Kertas yang digunakan bagus
2) Kekurangan buku
o Halamannya terlalu banyak
o Harga buku termasuk mahal
o Banyak mengulang kalimat yang memiliki arti yang sama
o Terdapat beberapa kata yang tidak diketahui maknanya oleh pembaca
o Penjelasan disetiap pembahasan terlalu panjang namun isinya semua penting,
sehingga membuat mahasiswa bingung untuk merangkumnya.

Anda mungkin juga menyukai