PSIKOLOGI PENDIDIKAN
(Dosen Pengampu : Mirza Irawan, S.Pd, M.Pd)
MEDAN
MARET 2019
EXCECUTIVE SUMMARY
Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang
terbentuk dari hasil internalisasi bebagai kebijakan (virteus) yang diyakini dan
digunakan sebagai landasan untuk car pandang, bepikir, bersikap dan bertindak. Hal ini
mengandung pengertian bahwa karakter merupakan kebijakan yang ditanamkkan
pendidik melalui internalisasi atau memasukkan materi dan nilai yang mempunyai yang
mempunyai relevansi dalam membangun sistem berpikir dan berperilaku siswa. Proses
pengenalan nilai- nilai menjadi landasan dari karakter itu menghendaki suatu proses
yang berkelanjutan, dilakukan melalui berbagai mata pelajran yang ada di dalam
kurikulum.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan menyebut nama Allah SWT karena atas rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan tugas CBR (Critical Book Review) yang berjudul
“DESAIN PEMBELAJARAN“. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan
tugas maklah ini pada waktu yang telah ditentukan .
Kami selaku penulis sangatlah menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh
dari kata sempurna , kiranya kritik dan saran dari bapak yang bersifat membangun
sangatlah diharapkan untuk perbaikan makalah yang kami buat dimasa yang akan
datang .
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan dapat
bermanfaat bagi siapapun terkhusus bagi penulis . Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan atas perhatiannya kami
ucapkan terimakasih.
Wardah Marhamah
ii
Daftar Isi
iii
BAB IV................................................................................................................................................ 16
INTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER .................................................................................................. 16
a. Contoh Integrasi Pendidikan Karakter di Sekolah/Madrasah ......................................... 16
b. Peran Komite Sekolah/Madrasah dalam Integrasi Pendidikan Karakter....................... 16
c. Integrasi Pendidikan Karakter di Masyarakat .................................................................. 16
BAB V................................................................................................................................................. 17
MEMAHAMI DESAIN PEMBELAJARAN .............................................................................................. 17
A. Mengapa Desain Pembelajaran .......................................................................................... 17
B. Pengertian Desain Pembelajaran ....................................................................................... 18
C. Karakteristik Desain Pembelajaran ................................................................................... 19
BAB VI................................................................................................................................................ 20
LANDASAN PSIKOLOGI DESAIN PEMBELAJARAN .............................................................................. 20
a) Teori Belajar Behaviorisme ................................................................................................ 20
b) Teori Pemerosesan Informasi ............................................................................................ 20
c) Teori Skema dan Muatan Kognitif...................................................................................... 21
d) Teori Belajar Situated ......................................................................................................... 21
BAB VII............................................................................................................................................... 21
MENGEMBANGKAN BAHAN PEMBELAJARAN .................................................................................. 21
a. Konsep Bahan Pembelajaran .............................................................................................. 21
b. Pentingnya Pengembangan Bahan Pembelajaran ............................................................ 22
c. Peranan Pengembang Pembelajaran ................................................................................. 23
BAB VIII.............................................................................................................................................. 23
MENGEVALUASI PEMBELAJARAN ..................................................................................................... 23
A. Gambaran Umum ..................................................................................................................... 23
B. Evaluasi Formatif....................................................................................................................... 24
C. EVALUASI SUMATIF ................................................................................................................... 24
BAB III .................................................................................................................................................... 25
PEMBAHASAN ....................................................................................................................................... 25
A. Kelebihan dan Kekurangan buku ...................................................................................... 27
a. Kelebihan Buku ................................................................................................................. 27
b. Kekurangan Buku ............................................................................................................. 28
c. Kelebihan Buku Pembanding ......................................................................................... 28
d. Kekurangan Buku Pembanding ..................................................................................... 28
BAB IV .................................................................................................................................................. 30
iv
PENUTUP............................................................................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................. 31
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
RINGKASAN
Buku utama (buku kesatu)
6. ISBN : 978-602-18785-1-4
3. Penerbit : Kecana
6. ISBN : 978-602-1186-12-1
2
BAB I
Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk
dari hasil internalisasi bebagai kebijakan (virteus) yang diyakini dan digunakan sebagai
landasan untuk car pandang, bepikir, bersikap dan bertindak. Hal ini mengandung
pengertian bahwa karakter merupakan kebijakan yang ditanamkkan pendidik melalui
internalisasi atau memasukkan materi dan nilai yang mempunyai yang mempunyai
relevansi dalam membangun sistem berpikir dan berperilaku siswa. Proses pengenalan
nilai- nilai menjadi landasan dari karakter itu menghendaki suatu proses yang
berkelanjutan, dilakukan melalui berbagai mata pelajran yang ada di dalam kurikulum.
Disinilah peran agama, norma masyrakat , buaday dan adat istiadat yang selaras
dengan nilai-nilai jati diri bangsa yang mesti kedepan. Sebagaimana diketahui,
pendidikan agama (Islam) adalah pendidikan yang memberikan pengertahuan dan
membentuk sikap, kepribadian dan keterampilan siswa dalam mengamalkan ajaran
3
agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah pada
semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan . Mulyana mengatakan keseluruhan nilai yang
bermuatan mendidik, mengajrkan kepada hal-hal yang dianggap menjadi pakem
disebuah komunitas masyarakat dapat dijadikan sumber nilai. Nilai tersebut bisa
berupa kewajiban melakukan sesuatu, anjuran atau larangan yang terkandung dalam
bidang keagamaan, sosial, etika maupun estetika.
Bangsa Indonesia harus kembali menata dan belajar memahami arti martabat dan
peradaban yang menjadi bagian dari kepribadiannya dari pengalaman semuah
bangsa.Menelaah fungsi dan tujuan pendidikan nasional sebagaimna tercantum dalam
UU No. 20 Tahun 2003 yang dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta perdaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa , bertujuan
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandidri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
4
menanggulanginya. Dengan demikian usaha menyelesaikan krisi masyarakat global
disamping dilakukan dengan pola pemikiran serta penanganan yang rasional dan
akurat juga diimbangi dengan penyembhan dengan hati.
Setiap zaman memiliki tantangan yang berbeda. Hal ini terjadi karena situasi dan
kondisi yang menghadapi memang berbeda. Hal ini terjadi karena situasi dan kondisi
yang dihadapi memang berbeda dari zaman. Dalam pandangan Sukmadinata, pada abad
sekarang ini manusia berusaha tahu banyak , berbuat banyak , mencapai keunggulan,
menjalin hubungan dan kerjasama dengan orang lain, serta berusaha memegang teguh
nilai-nilai moral. Hal tersebut merupakan respons terhadap mulai menyusutnya ikatan-
ikatan spiritualitas dan moralitas yang selama ini ada. Akibatnya, manusia seakan
kehilangan, kesjukan, ketenangan , dan kedamaian dalam hidupnya. Rupanya manusia
5
merindukan sebuah tatanan kehidupan mendambakan kesjahteraan lahir batin. Sejalan
dengan hal itu, arah pendidikan indonesia sebenarnya diarahkan kepada emepat aspek
kecerdasan, yaitu kecerdasan spiritual, kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional,
dan kecerdasan kinesteris.Empat kecerdasan tersebutlah yang akan menjadikan
manusia seutuhnya.
Setali tiga uang, demikian juga hubungan antara pendidikan karakter dengan
pendidikan kecakapan hidup. Kendati orientasi dari pendidikan karakter adalah
terbentuknya karakter dalam diri manusia Indonesia. Namun, dalam proses tersebut,
juga dilengkapi dengan berbagai kecakapan hidup sehingga ketika manusia Indonesia
tanpa harus bersekolah pun tetap berusaha untuk belajar dan menambah wawasan
ilmu pengetahuan. Hal ini yang akan menjadi bekal mereka menghadapi kerasnya
kehidupan.
6
potensi manusia berpotensi untuk dikembangkan menjadi lebih baik. Dari pikiran, hati
hingga bentuk fisik menjadi bagian dari kekuatan manusia yang dapat berfungsi
meningkatkan kualitas kehidupan umat secara pribadi, kolektif maupu pada tataran
kehidupan bernegara, bermasyrakat, beragama hingga pada persoalan lingkungan.
Untuk itulah, segenap potensi manusia memilki nilai intrinsik yang harus dihargai.
Model pendidikan selalu berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Hal ini
memang sejalan dengan kebutuhan masyarakat yang menginginkan model pendidik
yang mampu menjawab persoalan mereka.
Dalam hadist yang dikutip oleh Daradjat, Rasulullah SAW : “Barang siapa
menghendaki keberhasilan untuk dunia maka haruslah memiliki ilmunya, dan
barangsiapa menghendaki keberhasilan untuk akhirat maka ia harus memilikiilmu juga,
dan barangsiapa menghendaki keduanya maka haruslah ia menguasai ilmu itu pula” (HR
Imam Ahmad)
Keluhuran sebuah nilai, ajaran, norma dan peraturan tidak akan berdampak kepada
kebaikan manakala tidak diikuti dengan internalisasi dari hal itu. Melihat dari katanya,
internalisasi mempunyai makna penghayatan, pendalaman, penguasaan secara
mendalam yang berlangsung melalui binaan, bimbingan, dan sebagainya. Sedangkan
tokoh psikologi modren, Chaplin mengatakan internalisasi diartikan sebagai
penggabungan atau penyautuan sikap, standart tingkah laku, pendapat, dan setrusnya
dalam kepribadian .
Kehidupan menyimpan nilai-nilai pendidikan karakter yang begitu kaya. Begitu pula
dengan agama, kebudayaan, dan adat istiadat yang memberi pesan untuk menjadikan
manusia bermartabat merupakan sumber-sumber pembelajaran pendidikan karakter.
Pendidikan karakter menjadi wadah dalam menghimpun nilai-nilai keluhuran umat
manusia yang terhimpun dari agama, budaya, adat istiadat, kearifan lokal, dan
sebgainya. Hal ini senada dengan sebuah hadis Nabi Muhammad Saw. Sebagaimana
berikut ini :
“Dari Nawwas bin Sam’an ra , dari Rasulullah SAW beliau bersabda : ‘kebaikan
adalah akhlak yang baik dosa adalah apa yang terasa mengganggu jiwamu dan engkau
tidak suka jika siketahui manusia’(riwayat muslim)dan dari Wabishah bin Ma’bah ra
berkarta : saya mendatangi Rasulullah Saw. Lalu beliau bersabda:’Engkau dtang untuk
menanyakan kabaikan ?’ Saya menjawab, Ya. ‘Belaiau besabda,’Mintalah pendapat dari
hatimu, kebaikan adalah apa yang jiwa dan hati tenang karenanya dan dosa alah apa
yang terassa mengganggu jiwa dan menimbulkan keragua-keraguan dalam dada,
meskipun orang-orang memberi fatwa kepadamu dan mereka membenarkannya.’
Bab II
Menurut kemdikbud, beberapa langkah yang harus dilakukan guru dalam persiapan
pembelajaran adalah sebagai berikut :
10
metode yang digunakan. Namun, dalam mempersiapkan pembelajaran juga harus
ditimbang keadaan internal disekitar ruang yang akan digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar. Misalnya, tentang bagaimana kondisi sosial siswa dan orang tuanya ,
kesadaran untuk terus belajar. Hal ini dilakukan agar perencanaan pembelajaran yang
disusun, tidak hanya dapat dicerna siswa saat berada didalan kelas, tetapi siswa sudah
memiliki persiapan dan modal awal untuk mempraktikkannya ketika mereka sudah
kembali kerumahnya masing-masing. Penulis buku kependidikan, Kusrini, menegaskan
ada beberapa faktor yang berkaitan dengan persiapan pembelajran sebagai berikut :
1. Guru perlu menelaah analisis hari efektif dan analisis Program Pembelajaran. Hal
ini perlu dilakukan untukmengetahui jumlah hari efektif dan hari libur tiap
pekan atau tiap bulan sehingga memudahkan penyusunan program pembelajran
selama satu semester.
2. Guru perlu membuat program tahunan, program semester, dan program tagihan.
Hal ini dilakukan agar keutuhan dan kesinambungan program pembelajran atau
topik pembelajaran yanag akan dilaksanakan dalan dua semester tetap terjaga.
3. Guru perlu menyusun silabus. Hal ini dilakukan agar garis besar, ringkasan,
ikhtisar, atau pokok-poko isi atau materi pelajaran mampu mengantarkan siswa
mencapai standar pembelajran yang dituju
4. Guru perlu menyusun pelaksanaan pembelajran. Hal ini dilakukan agar proses
pelaksanaan pembelajaran terarah dan dapat berlangsung sesuai harapan.
5. Guru perlu melakukan penilaian pembelajaran. Hal ini dilakukan agar proses
pembelajaran yang berlangsung dapat ditentukan keberhasilan atau
kegagalannya dalam skala nilai.
Peran guru begitu beragam dalam pembelajaran. Disatu sisi, ia memerankan diri
sebagai manajer kelas, tetapi disisi lain, ia bagaikan seorang dokter yang mendiagnosis
11
beberapa keluhan siswa mengapa mereka begitu sulit mencerna pembelajaran yang
diterimanya. Maka dari itu, langkah pembelajaran yang harus disusun oleh guru,
dilakukan secara berurutan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran yang bermutu harus mengacu kepada standar yang telah
ditentukan. Standar dibuat agar proses perencanaan pembelajaran yang tersusun dapat
diketahui apakah sudah sesuai dengan indikator maupun kriteria minimum yang
diinginkan. Jika penyusunan perencanaan pembelajaran dinilai kurang memenuhi
standar yang diinginkan, dapat dikatakan perencanaan pembelajaran tersebut bermutu.
Perlu penataan dan rekayasa agar belajar yang dilaksanakan berjalan optimal dan
membuahkan hasil. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 19 tahun 2007
menyebutkan untuk menciptakan mutu pembelajaran dilakukan dengan cara :
12
c. Pemetaan Kecerdasan Siswa dalam Perencanaa Pembelajaran
Siswa merupakan pihak yang secara langsung merasakan dampak kegiatan belajar
mengajar. Oleh karena itu, pemetaan kecerdasan siswa dalam menyusun perencanaan
pembelajaran yang efektif adalah sebuah keharusan bagi seorang guru.
13
Tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan adalah pemahaman.
Tingat yang lebih tinggi dari pemahaman adalah aplikasi. Melangkah kepada tahap
pembelajaran yang lebih tinggi adalah analisi. Pada tahap tingkatan pembelajaran
berikutnya, siswa didorong oleh guru untuk melakukan penyatuan unsur-unsur materi
pembelajaran pendidikan karakter ke dalam bentuk menyeluruh disebut sintesis. Tahap
terakhir dalam proses pemberian wawasan dan pengetahuan materi pembelajaran
pendidikan karakter adalah eavaluasi. Keberhasilan pembelajaran mengandung makna
ketuntasan dalam belajar dan ketuntasan dalam proses pembelajaran.
BAB III
Salah satu segi terpenting agar pembelajaran berhasil berjalan sesuai yang
dikehendaki adalah dengan memantau proses pelaksanaannya. Sebab pada hakikatnya,
seseorang yang berpendidikan adalah seorang yang tiada henti untuk belajar. Ahmadi
menyatakan bahwa dalam perspektif tradisional, belajar dimaknai dengan menirukan
ucapan kalimat, mengumpulkan pembendahraan kata, fakta, menghafal, menghitung
dan seterusnya. Semakin berganti zaman, pemaknaan tentang hakikat belajar pun
mengalami metamorfosis . belajar kini memiliki makna yang lebih luas. Belajar tidak
hanya berkutat kepada kegiatan pembacaan belaka, tetapi melekat dalam kehidupan
sehari-hari.
14
b. Pemilihan Pendekatan dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Pembelajaran dan pendidikan karakter tidak bisa disuguhkan hanya dengan satu
model pembelajaran. Hal ini disebabkan yang menjadi subjek dan objek pembelajaran
adalah manusia yang sedemikian kompleks.
Salah satu cara yang dapat dikembangkan guru dalam menanamkan nilai-nilai
pendidikan karakter adalah dengan menggunakan pembelajaran temati. Pembelajaran
tematik, sebagaimana dilansir oleh kemenag adlah pembelajaran terpadu yang
digunakan tema untuk mengaitkan beberapa aspek yang menjadi pokok pembelajran
sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.
15
Sisi paling dominan yang ditekankan dalam pendidikan karakter adalah persoalan
afektif (sikap) seorang siswa. Dalam taksonomi Bloom, koridor afektif merupakan salah
satu domain yang ikut berperan penting dalam tumbuh kembang siswa disamping
faktor kognitif (pemikiran) dan psikomotori (gerak fisik).
BAB IV
Kerjasama menjadi kunci menjadi kata kunci dalam mengembangkan suatu skema
penanaman nilai-nilai pendidikan diluar sekolah/madrasah. Hal ini dirasa penting
untuk memberi peran yang lebih luas dana strategis atas keterlibatan komite
sekolah/madrasah dalam membangun sekaligus mengembangkan karakter menjadi
pribadi yang matang dalam berpikir dan bertindak.
16
karena itu, pendidikan karakter yang didekatkan dengan kehidupan masyarakat sehari-
hari berpotensi melahirkan efek the inside out. Maksud dari efek ini adalah jika
pendidikan karakter sudah tertanam dalam pribadi setiap manusia, kehadiran dan
penghayatan mengenai nilai- nilainya akan muncul dari dalam diri manusia (perubahan
diri, hati, dan jiwa) menuju keluar.
BAB V
17
Oleh karena itu, efisiensi dipahami sebagai rasio antara sumber-sumber
yang dibutuhkan untuk mencapai hasil (input) dan nilai dari hasil yang diperoleh
(output). Adapun, efektivitas adalah kesesuaian antara hasil yang diperoleh
dengan kebutuhan atau tujuan yang diinginkan.
18
Carr-Chellman (1883:7) mengatakan bahwa desain pembelajaran berhubungan
dengan memahami, memperbaiki dan menerapkan metode pembelajaran.
Sebagai suatu kegiatan professional yang dilakukan oleh guru, dosen atau
pengembang pembelajaran, desain pembelajaran merupakan proses untuk
memutuskan metode pembelajaran yang sesuai untuk membawa perubahan
pengetahuan dan keterampilan dalam suatu materi pembelajaran.
19
BAB VI
20
stimulus merupakan input yang menjadi prilaku outuput, maka proses yang
terjadi antara keduanya merupakan proses informasi.
Pemerosesan informasi kognitif difokuskan pada berbagai aspek
pembelajaran dan bagaimana aspek-aspek tersebut dapat memfasilitasi atau
merintangi belajar dan memori.teori ini juga menekankan pada bagaimana
menggunakan strategi yang fokusnya pada perhatian peserta didik, mendorong
proses pengkodean dan retrieval (pemerolehan kembali informasi) dan
menyediakan praktik-praktik pembelajaran yang efektif dan berguna.
Adapun landasan penting teori pemerosesan informasi yang dimaksud
antara lain:
Prior knowledge (pengetahuan awal)
Rancangan tujuan yang berorientasi kognitif
Umpan balik (feddback)
c) Teori Skema dan Muatan Kognitif
Anderson dalam Asiaenuversity (2012) merumuskan karakteristik skema
sebagai berikut:
Skemata selalu terorganisasi secara bermakna
Setiap skema diletakkan dengan skemata yang lain
Skemata berubah dengan seiring bertambahnya informasi
Skemata dapat dikenal ketika sesuatu memenuhi kebutuhan
Representasi mental digunakan selama berlangsungnya proses persepsi
dan pemahaman, yang berkembang sebagai suatu hasil.
d) Teori Belajar Situated
Situated learning theory atau disebut dengan situated cognition muncul dari
derasnya pemahaman belajar yang hanya melihat dari aspek perubahan prilaku
dan memori
BAB VII
21
instructional materials, yang mencangkup seluruh bentuk pembelajaran seperti
petunjuk bagi instruktur, modul peserta didik dan lain sebagainya.
Disamping itu bahan pembelajaran juga disebut learning matrials (bahan
ajar) yang mencakup alat bantu visual seperti handout, overheads dan lain
sebaginya. Yang mana bahan pembelajaran berfungsi sebagai materi sumber
belajar pertama bagi peserta didik jarak jauh. Dimana mereka belajar dari materi
cetak dan mempunyai pilihan untuk memilih dari berbagai media yang sesuai
dengan kebutuhan dan keadaan belajar mereka.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka yang dimaksud dengan bahan
pembelajaran disini adalah seperangkat bahan yang disusun secara
sistematisuntuk kebutuhan bahan pembelajaran yang bersumber dari bahan
cetak, alat bantu visual, audio dan sebagainya.
22
Memudahkan belajar karena dirancang atsa dasar pengetahuan
tentang bagaimana manusia.
c. Peranan Pengembang Pembelajaran
Pengembang pembelajaran yang bukan sebagai pengembang dan
pembelajaran dan guru, dosen, atau instruktur sebaiknya bekerja sama dengan
tim yang bertanggung jawab pada desain, pengembangan dan implementasi
pendidikan dan pelatihan. Jika memungkinkan, perlu perlibatan dari tim yang
berasal dari konsultan pengembang pembelajaran, personel pelatih atau
instruktur, guru dan staf pengajar yang terdapat di universitas khususnya dalam
fakutas dan jurusan pendidikan.
Pengembang pembelajaran yang bukan guru, mereka inilah yang harus
bekerja atau instruktur lainnya. bersama dengan para pengembang kurikulum,
ahli konten, dan guru, dosen atau instruktur yang lainnya. Mereka itu sering
disebut dengan konsultan pendidikan, penyedia pelatihan atau bahkan ada yang
sebut dengan praktisi pendidikan.
BAB VIII
MENGEVALUASI PEMBELAJARAN
A. Gambaran Umum
Setiap pengembang pembelajaran tentu ingin mendapatkan informasi perinci
tentang pembelajaran yang telah dilakukan, apakah telah memenuhi standart
berdasarkan tujuan yang diinginkan atau masih terdapat bebagai kelemahan baik
bersifat teknik maupun yang berkaitan dengan efektivitasnya. Indicator pencapaian
tujuan pembelajaran yang dikembangkan dapat diperoleh melalui pengumpulan data
secara sistematis, dengan melakukan analisis dan interpretasi secara menyeluruh.
23
Apa dampak tambahan yang mungkin tidak diantisipasi yang timbul selama
implementasi?
B. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif dipandang sebagai proses pengumpulan data tentang suatu
produk selama pelaksanaan pengembangan, yang bertujuan untuk memperbaiki
keadaan prosuk sebelum menghasilkan produk akhir. Konsep evaluasi formatif seperti
ini dapat diterapkan pada pengembangan satuan kecil dari produk pembelajaran atau
keseluruhan proses pengembangan system pelatihan multimedia. Bahkan,
pegembangan yang bertujuan untuk menghasilkan prosuk-produk teknologi juga dapat
menggunakan konsep evaluasi formatif.
Tinjauan terbatas
Validasi ahli
Evaluasi satu-satu dengan peserta didik
Evaluasi kelompok kecil
Ujicoba lapangan
C. EVALUASI SUMATIF
Evaluasi sumatif merujuk pada suatu kegiatan yang sudah selesai dilakukan atau
berada pada tahap akhir dari seluruh rangkaian kegiatan. Ketika diarahkan pada
kegiatan pengembangan,evaluasi sumatif artinya suatu evaluasi yag berada pada ahap
konklusi dari suatu produk pembelajaran.
24
BAB III
PEMBAHASAN
Bab I INTERNALISASI PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER
Tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan adalah pemahaman. Tingat
yang lebih tinggi dari pemahaman adalah aplikasi. Melangkah kepada tahap
pembelajaran yang lebih tinggi adalah analisi. Pada tahap tingkatan pembelajaran
berikutnya, siswa didorong oleh guru untuk melakukan penyatuan unsur-unsur materi
pembelajaran pendidikan karakter ke dalam bentuk menyeluruh disebut sintesis. Tahap
terakhir dalam proses pemberian wawasan dan pengetahuan materi pembelajaran
pendidikan karakter adalah eavaluasi. Keberhasilan pembelajaran mengandung makna
ketuntasan dalam belajar dan ketuntasan dalam proses pembelajaran.
Belajar dapat dikatakan sebagai proses tingkah laku siswa yang ditimbulkan atau
diubah melalui latihan dan pengalaman. Oleh karen itu ketika guru melakukan kegiatan
belajar mengajar ternyata tidak ditemui adanya perubahan yang signifikan dalam diri
siswa, entah itu dari segi kognisi, sikap ataukah psikomotoriknya, berarti guru perlu
mereview ulang desain pembelajaran yang disusunnya.
25
pembelajan yang digunakan rupanya tidak cukup hanya jika hanya mengandalkan satu
keilmuan. Untuk itu perlu ada integrasi diantara mata pelajaran yang ada dengan nilai-
nilai pendidikan karakter.
Semua jenjang pendidikan memiliki ruang dan kegiatan untuk menrapkan pendidikan
karakter. Lembaga pendidik sebagai salah satu unit pendidikan dalam
pengarusutamaan internalisasi pendidikan karakter.
Sebagai tenaga pendidik, sudah sepantasnya kita sadar akan mendesain suatu
pembelajaran secara sistematis. Karena seperti yang kita ketahui bersama, tanpa
adanya desain yang terencana dengan baik, kita dapat menciptakan proses belajar-
mengajar yang kacau dan berantakan.
Tetapi kenyataan nya justru berbanding terbalik dengan apa yang kita harapkan.
Banyak sekali tenaga pendidik yang tak peduli dengan desain pembelajaran. Sehingga
kegiatan yang mereka lakukan berdampak langsung dengan kericuhan ruangan,
ketidak-nyamanan murid atau salah komunikasi antara murid dan guru.
Ada baiknya, mulai sekarang kita biasakan untuk mendesain pembelajaran sebelum
kegiatan tersebut dimulai. Karena pada dasarnya, keberhasilan seorang guru adalah
ketika telah meciptakan suasa belajar-mengajar yang baik, nyaman dan terkondisi.
Selain penting, desain pembelajaran juga memiliki dasar psikologi yang baik untuk
membawa proses belajar-mengajar menjadi lebih baik.
26
yang dapat diamati, yakni prilaku peserta didik beserta antiseden dan konsekuensi
lingkungannya.
Jadi bisa simpulkan bahwa ketika kita siap menjalani proses pembelajaran, maka
artinya kitapun telah siap mematangkan semua prosesnya. Agar murid menjadi lebih
nyaman dan mampu dengan cepat menangkap apa yang kita lakukan.
Selain matang dalam persiapan berupa desain, kita juga harus memperhatikan konsep
dari bahan yang kita ajarkan. Tanpa sadar, banyak sekali tenaga pendidik yang
mengajar namun lupa bahwa bahan ajar adalah sarana dan prasana yang paling peting.
Ada baiknya, kita sebagai tenaga pendidik mengetahui lebih dalam apa itu konsep, jenis
ataupun langkah-langkah yang kita gunakan dalam proses belajar mengajar. Karena tak
sedikit murid yang mempunyai potensi tinggi ketika melakukannya secara langsung.
Jika dalam kematangan konsep bahan kita tak memiliki, bagaimana murid nyaman
dengan pelajaran yang kita paparkan?
Selain untuk memperkuat daya ingat para murid. Mengevaluasi juga membuat
pemahaman materi para murid menjadi lebih baik. Dengan sering mengevaluasi, murid
semakin matang mengingat pelajaran yang telah dijalankan kemarain, ataupun sesudah
dia mempelajari pelajaran tersebut.
27
5. Dari segi tata bahasa, buku ini sudah cukup baik. Karena menggunakan bahasa
yang simpel dan mudah untuk dipahami.
b. Kekurangan Buku
1. Dari segi cover, buku ini memiliki plastik cover yang mudah tekelupas jika di
tekuk.
2. Dalam segi judul, buku ini memaparkan judul yang agak sulit untuk dipahami
3. Dalam segi font dan ukuran sudah baik, namun ketebalan warna menjadi
permasalan dari buku ini.
4. Dari segi isi, buku ini juga memiliki sedikit masalah dengan cara penulisan
28
29
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Saran
Kita harus mendesain pembelajaran kita mulai dari sekarang , jangan sampai
kecewa di akhir karena kita mendesain pembelajaran sejak dulu.
30
DAFTAR PUSTAKA
31