Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MINI RISET

HAK ASASI MANUSIA DALAM MEMPEROLEH PENDIDIKAN SEKOLAH


DASAR

DISUSUN OLEH:
1. Wafiq Khairiyah Azizah (4193550013)
2. Mhd. Husairi (4193550016)

Dosen Pengampu :
Dra. Katrina Samosir, M.Pd.

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur, kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan rahmat, nikmat dan hidayah-
Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Mini Riset dengan judul ”Hak Asasi Manusia
Dalam Memperoleh Pendidikan” untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Mini Riset ini dapat terselesaikan,
berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang terkait. Maka dari itu saya
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada Ibu Dra. Katrina
Samosir, M.Pd. Selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang
telah membimbing saya.
kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
mengharapkan masukan atau saran dan kritik yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan selanjutnya. kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak dan dapat menambah pengetahuan kita.

Medan, November 2020

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
C. Tujuan Survey...................................................................................................................1
D. Manfaat Survey.................................................................................................................2
BAB II. LANDASAN TEORI......................................................................................................3
A. Pendidikan Dasar Berdasarkan Undang - Undang Sistem Pendidikan Nasional..............3
B. Peraturan Perundang-Undangan Negara Indonesia Yang Menjamin Perlindungan
Hukum Atas Hak Untuk Memperoleh Pendidikan (Khususnya Pendidikan Dasar).........3
C. Negara Dan Kewajibannya Dalam Pemenuhan Hak Atas Pendidikan Dasar...................5
D. Kewajiban Negara Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Dasar........................................6
BAB III. METODE PENELITIAN..............................................................................................8
A. Metode Penelitian.............................................................................................................8
B. Instrumen Survey..............................................................................................................8
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................................9
BAB V. PENUTUP.......................................................................................................................11
A. Kesimpulan ......................................................................................................................11
B. Saran..................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Memperoleh pendidikan merupakan hak bagi anak-anak dan negara memiliki
kewajiban untuk memenuhi dan memberikan pendidikan secara merata dan seimbang
pada setiap warganya tanpa terkecuali dikarenakan negara merupakan penyelenggara
pendidikan, namun pada kenyataannya pemerintah masih belum bisa memenuhi
seluruh hak pendidikan untuk anak-anak. Mulai dari biaya pendidikan yang sangat
tinggi sehingga pendidikan yang berkualitas hanya dapat dinikmati oleh segelintir
anak-anak yang berada di Indonesia.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pendidikan adalah sebagai upaya sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Pendidikan merupakan suatu
wujud nyata dari tujuan negara Indonesia itu sendiri sebagaimana tercantum dan
tertera dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (selanjutnya disebut UUD),
yakni : melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia mewujudkan
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan HAM diIndonesia terutama dalam bidang pendidikan?
2. Bagaimana sebenarnya tujuan HAM diIndonesia, apakah sudah berjalan dan
sesuai dengan kenyataannya?
3. Bagaimana pendapat para siswa/i sekolah dasar mengenai pembelajaran daring?
4. Apakah para siswa/i mendapatkan hak mereka secara penuh dalam memperoleh
pendidikan?

C. Tujuan Survey
1. Menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah PKN yaitu Mini riset
2. Mengetahui pelaksanaan HAM diIndonesia terutama dalam bidang pendidikan

1
3. Mengetahui tujuan HAM diIndonesia, apakah sudah berjalan dan sesuai dengan
kenyataannya atau belum
4. Mengetahui pendapat para siswa/i sekolah dasar mengenai pembelajaran daring
5. Mengetahui apakah para siswa/i mendapatkan hak mereka secara penuh dalam
memperoleh pendidikan.

D. Manfaat Survey
Adapun manfaat dari melakukan survey ini adalah, mengetahui bagaimana
keadaan pendidikan diIndonesia sekarang ini dan memberi informasi kepada kita
mengenai bagaimana pemenuhan hak asasi manusia terutama dalam bidang
pendidikan.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pendidikan Dasar Berdasarkan Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional


Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pada pasal 17 ayat (1) dan (2) antara lain menyebutkan:
a. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan
menengah.
b. Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau
bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah
tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
Dari kedua ayat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan dasar adalah
pendidikan yang dilakukan sebelum memasuki pendidikan menengah dan dilakukan di
tingkat sekolah dasar (6 tahun) dan sekolah menengah pertama (3 tahun).

B. Peraturan Perundang-Undangan Negara Indonesia Yang Menjamin Perlindungan


Hukum Atas Hak Untuk Memperoleh Pendidikan (Khususnya Pendidikan Dasar)
Setelah kita membahas tentang batasan pendidikan dasar maka sekarang kita akan
melihat apakah perundang-undangan Negara Indonesia yang ada telah mampu
memberikan jaminan dan mengatur perlindungan hukum warga negaranya untuk
memperoleh hak atas pendidikan dasar di negaranya sendiri.Dilihat dari Peraturan
Perundang-undangan yang paling tinggi di Negara Indonesia yaitu Undang Undang
Dasar 1945 (sebelum atau setelah diamandemen) maka di dalam Pembukaannya
(Preambule) alinea ke empat tertulis: “Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu
Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, ”Dari penggalan alinea keempat
tersebut diatas maka sejak saat dideklarasikannya kemerdekaan oleh Ir. Soekarno dan
Bung Hatta maka Indonesia sudah bercita-cita untuk meningkatkan kecerdasan
bangsanya, dari Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 (sebelum amandemen) ini
kemudian diikuti oleh pasal 31 yaitu:
(1) Tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran.

3
(2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional,
yang diatur dengan Undang-undang.
Saat ini setelah Undang Undang Dasar 1945 telah diamandemen maka pada
amandemen keempat yang disahkan di Jakarta tanggal 10 Agustus 2002, maka Bab XIII
nya diubah berjudul Pendidikan dan Kebudayaan dan terdiri dari 2 (dua) pasal yaitu
Pasal 31 tentang pendidikan dan pasal 32 tentang kebudayaan, sebelum diamandemen
pengaturan pendidikan juga terdapat di Bab XIII dengan judul Pendidikan yang juga
memuat 2 (dua) pasal antara lain Pasal 31 tentang pendidikan, Pasal 32 tentang
kebudayaan.
Meskipun hanya berubah judul bab dan memuat 2 (dua) pasal yang sama baik
sebelum dan sesudah diamandemen tetapi amandemen keempat ini memberikan
pengaturan dasar tentang hak dan kewajiban mendapatkan pendidikan yang harus
dipenuhi oleh negara kepada warga negaranya. Untuk lebih jelasnya akan dituliskan isi
dari pasal 31 setelah diamandemen, antara lain :
(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
rnembiayainya.
(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional,
yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
(4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurangkurangnya dua puluh persen
dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan
belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
(5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi
nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia.
Berdasarkan ayat-ayat dalam pasal 31 tersebut diatas secara harfiah dapat dipastikan
sudah banyak sekali perubahan dari pasal 31 sebelum amandemen, pasal 31 setelah
amandemen ini dirasakan lebih memberikan kesempatan kepada warga negara Indonesia
untuk memperoleh pendidikan pendidikan dasar seperti telah dibahas diatas bahwa
pendidikan dasar meliputi pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang
diberikan secara Cuma-Cuma.
Pemberlakuan pendidikan dasar secara gratis ini diambilkan dari sektor perolehan
dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
4
sebesar 20%, jadi diharapkan adanya kerjasama antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah untuk menyelenggarakan pemenuhan pendidikan dasar bagi warga negara
Indonesia.

C. Negara Dan Kewajibannya Dalam Pemenuhan Hak Atas Pendidikan Dasar


Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan utama untuk
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena pendidikan merupakan wahana
untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Atas hal
tersebut maka pengaturan hak-hak warga atas pendidikan diatur dalam konstitusi sebagai
bentuk jaminan kepastian hukum dan wujud pengakuan negara terhadap hak-hak warga
negaranya. Dalam proses penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, kewajiban negara
dalam pemenuhan hak atas pendidikan dasar tersebut diatur dalam Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan beberapa peraturan perundang-undangan
lainnya yang berkaitan dengan pemenuhan hak atas pendidikan dasar.
Meski pemerintah telah melaksanakan berbagai macam upaya dengan memberikan
kesempatan dan menjamin kelangsungan pendidikan misalnya melalui pemberian
bantuan minimal siswa, namun kenyataannya anak angka putus sekolah tetap tinggi dan
mencemaskan. Tingginya angka putus sekolah untuk tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah
Menengah Pertama dimaksud dikarenakan faktor ekonomi, hal mana dikarenakan
banyaknya orang tua yang tidak mempunyai biaya untuk menyekolahkan anaknya, selain
itu banyaknya masyarakat yang pola pikirnya kurang maju mereka lebih mementingkan
bagaimana bisa mendapatkan penghidupan yang layak dibanding memberikan
pendidikan bagi putra-putrinya.
Tidak dapat dipungkiri masyarakat Indonesia dengan laju pembangunannya saat ini
masih menghadapi permasalahan pendidikan yang rumit, terutama yang berkaitan
dengan:
1. Kualitas Pendidikan
Sangat sulit untuk menentukan karakteristik atau ukuran yang digunakan untuk
mengukur kualitas pendidikan. Adapun beberapa indikator yang penting adalah mutu
guru yang masih rendah pada pada semua jenjang pendidikan, selain itu alatalat bantu
proses belajar-mengajar. Hal ini sangat bergantung pada alokasi dana bagi pendidikan
dari Anggaran Pendidikan Belanja Negara ( APBN ).
2. Relevansi Pendidikan

5
Suatu sistem pendidikan diukur antara lain dari keberhasilan sistem itu dalam
memasok tenaga-tenaga terampil dalam jumlah yang memadai bagi kebutuhan
kebutuhan sektor-sektor pembangunan. Hal ini berdasarkan fakta yang ada keadaan
lulusan pendidikan kita menunjukkan gejala yang semakin mengkhawatirkan dengan
semakin besamya pengangguran, sehingga masalah tidak relevannya pendidikan kita
juga didukung dengan isi kurikulum yang tidak sesuai dengan perkembangan
ekonomi dan kemajuan IPTEK.
3. Elitisme
Adapun maksud dari elitisme dalam pendidikan ini adalah kecenderungan
penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah yang menguntungkan kelompok
masyarakat yang mampu. Hal ini perlu disadari bahwa semakin besar biaya
pendidikan akan memperlebar kesenjangan dan diskriminasi dalam proses
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.
4. Manajemen Pendidikan.
Seiring dengan berjalannya waktu pendidikan telah menjadi suatu industri, untuk itu
harus dikelola secara profesional.

D. Kewajiban Negara Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Dasar


Negara dapat diartikan sebagai asosiasi manusia yang bekerjasama untuk mencapai
tujuan bersama. Sedangkan tujuan negara adalah menciptakan kebahagiaan bagi
rakyatnya. Negara menurut Roger H. Soltau adalah alat (agency) atau wewenang
(authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama
rakyat. Negara menjadi pihak yang paling bertanggung jawab, karena berdasarkan sifat
sifatnya yang khusus, antara lain : Memaksa, Memonopoli dan Mencakup semua, negara
menjadi satusatunya “organisasi” yang berdaulat, yang berhak mengatur dan memaksakan
kebijakan serta berbagai produk peraturan, atas nama masyarakat.
Adapun ketentuan yang mengatur tanggung jawab pemerintah dalam Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni :
a. Pasal 11 ayat 2 : Pemerintah dan pemerintah Daerah wajib menjamin tersedianya
dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap waga yang berusia tujuh
sampai lima belas tahun.
b. Pasal 34 ayat 2 : Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya
wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya.

6
c. Pasal 34 ayat 3 : Wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang
diselenggarakan oleh lembaga pendidikan pemerintah, pemerintah daerah dan
masyarakat.
d. Pasal 46 ayat 1 : Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antar
pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.
Pendidikan dasar merupakan tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan masyarakat. Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama
antara Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat. Dalam hal ini sumber
pendanaan pendidikan dari pemerintah meliputi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dan sumber
pendanaan pendidikan dari masyarakat mencakup antara lain sumbangan pendidikan,
hibah, wakaf, zakat, pembayaran nazar, pinjaman, sumbangan perusahaan,
keringanan, dan penghapusan pajak untuk pendidikan, dan lain-lain penerimaan yang
sah.

7
BAB III
METODE SURVEY

A. Metode Penelitian
Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu suatu penelitian
kontekstual yang menjadikan manusia sebagai instrumen, dan disesuaikan dengan
situasi yang wajar dalam kaitannya dengan pengumpulan data yang pada
umumnya bersifat kualitatif. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian sosial
yang menggunakan format deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan
untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, sebagai situasi atau berbagai
fenomena realita sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian dan
berupaya menarik realitas itu kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat,
model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun fenomena tertentu.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif dengan penelitian
kualitatif yang memaparkan situasi, peristiwa atau suatu kejadian tentang hak
asasi manusia dalam Pendidikan sekolah dasar.
B. Instrumen Survey
Instrumen ini terdiri dari lima pertanyaan wawancara, diantaranya:
1. Menurut adik-adik bagaimana kegiatan pembelajaran yang terlaksana
sekarang ini, apakah sudah cukup baik atau belum?
2. Menurut adik-adik bagaimana pembelajaran daring itu?
3. Apakah selama pembelajaran daring ini adik-adik mendapatkan fasilitas dari
sekolah? Misalnya, seperti kuota internet atau buku-buku pelajaran.
4. Apakah para guru menyampaikan materi pembelajaran dengan baik dan jelas
selama pembelajaran daring?
5. Bagaimana dengan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, apakah sangat
banyak dan memberatkan?
6. Ketika belajar daring pernah tidak guru memberikan arahan atau motivasi
kepada adik-adik untuk terus bersemangat ketika belajar dirumah misalnya
melalui video call atau guru menyuruh adik-adik untuk berkunjung
kerumahnya?
7. Jika disuruh memilih, adik-adik lebih memilih belajar secara daring atau
secara tatap muka?

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertanyaan wawancara dan Jawaban dari responden


1. Menurut adik-adik bagaimana kegiatan pembelajaran yang terlaksana sekarang ini,
apakah sudah cukup baik atau belum?
Jawab : Belum
Semua siswa menjawab belum, karena dapat kita ketahui bahwa pendidikan diIndonesia
belum sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, apalagi sekarang dimasa pandemi ini
pembelajaran dilakukan secara daring, maka akan semakin terbatas para siswa dalam
mendapatkan pelajaran.
2. Menurut adik-adik bagaimana pembelajaran daring itu?
Jawaban : Tidak meneyenangkan, membuat kami menjadi tambah bingung dan tidak
begitu paham dengan materi pembelajaran.
3. Apakah selama pembelajaran daring ini adik-adik mendapatkan fasilitas dari sekolah?
Misalnya, seperti kuota internet atau buku-buku pelajaran.
Jawaban : Untuk kuota internet kami dapat dari sekolah dan buku-buku pelajaran juga
dapat tetapi untuk buku kami harus membayar.
4. Apakah para guru menyampaikan materi pembelajaran dengan baik dan jelas selama
pembelajaran daring?
Jawaban : Menurut kami selama pembelajaran daring ini para guru disekolah kami
kurang jelas dalam memaparkan materi pembelajaran. Terkadang guru hanya
memberikan materi yang diketik melalui grup WA saja tanpa menjelaskan dan kami
hanya disuruh untuk membacanya, setelah itu kami diberikan latihan soal yang dikirim
dari grup WA juga.
5. Bagaimana dengan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, apakah sangat banyak dan
memberatkan?
Jawab : Tugas yang diberikan oleh guru sangat banyak dan menyusahkan.
Menurut jawaban para siswa dapat kita ketahui bahwa mereka merasa terbebani dengan
tugas-tugas yang diberikan oleh guru selama belejar daring ini.
6. Ketika belajar daring pernah tidak guru memberikan arahan atau motivasi kepada adik-
adik untuk terus bersemangat ketika belajar dirumah misalnya melalui video call atau
guru menyuruh adik-adik untuk berkunjung kerumahnya?

9
Jawaban: Kami tidak pernah melakukan video call, namun guru memberikan arahan
kepada kami secara langsung yaitu dengan berkunjung kerumahnya, setiap minggunya
kami diberikan arahan sebanyak tiga kali atau pertemuan tatap muka 3 hari dalam
seminggu.
7. Jika disuruh memilih, adik-adik lebih memilih belajar secara daring atau secara tatap
muka?
Jawaban: Kami memilih belajar secara tatap muka, karena jika tatap muka kami bisa
bertemu dengan teman-teman dan materi pelajarannya juga mudah dipahami ketika guru
menjelaskan secara langsung tanpa ada hambatan jaringan seperti ketika belajar daring.

Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada lima orang siswa/i Sekolah Dasar, dapat
kita ketahui bahwa pada pertanyaan wawancara yang pertama, rata-rata dari mereka
menganggap belajar secara daring itu menyulitkan dan tidak menyenangkan.
Dari pertanyaan wawancara kedua dapat kita ketahui bahwa selama pembelajaran
daring ini ternyata mereka mendapatkan hak dari sekolah berupa fasilitas kuota internet dan
juga buku-buku pelajaran yang menunjang pembelajaran mereka.
Dari pertanyaan wawancara ketiga dapat diketahui bahwa para siswa/i sekolah dasar
merasa tidak dapat memahami pelajaran yang diberikan oleh guru jika hanya memberikan
materi dalam bentuk pesan dari WA saja dan tidak menjelaskannya kepada para siswa
melainkan para siswa hanya diperintahkan untuk membaca dan kemudian diberikan latihan
soal. Disini dapat kita ketahui bahwa para siswa/i tersebut belum seutuhnya mendapakan hak
mereka dalam belajar yaitu mendapatkan menjelasan materi pembelajaran dari guru, yang
seharusnya guru dapat melakukan penjelasan materi melalui video WA namun hal itu tidak
dilakukan.
Dari pertanyaan wawancara keempat dapat kita ketahui bahwa ternyata ada juga
sebagian dari guru mereka yang melakukan pertemuan secara langsung untuk memberikan
arahan dan motivasi belajar kepada para siswa/i sekolah dasar. Dalam hal ini para siswa/i
sudah mendapatkan hak mereka dalam pendidikan terutama dalam mendapatkan motivasi
tentang betapa pentingnya pendidikan itu.
Dari pertanyaan wawancara kelima dapat kita ketahui ternyata para siswa/i lebih
memilih melakukan pembelajaran secara tatap muka dibandingkan dengan belajar secara
daring.

10
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan yang ada di Indonesia belum berjalan
dengan baik dan belum sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam undang-
undang yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada kenyataannya para siswa/i
diIndonesia belum sepenuhnya mendapatkan hak mereka dalam memperoleh
pendidikan. Ditambah lagi dengan keadaan yang sekarang ini, dengan adanya wabah
COVID-19 yang membuat masyarakat harus beraktivitas dari rumah, begitu juga
dengan para siswa/i sekolah dasar. Mereka menganggap bahwa belajar daring itu
menyulitkan karena mereka tidak begitu memahami materi yang dijelaskan oleh guru
jika pembelajara hanya dilakukan melalui grup WA saja.

B. Saran
Sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan lagi kondisi pendidikan diIndonesia
terutama dalam pemenuhan hak para peserta didik dalam memperoleh fasilitas
pendidikan dan membuat peraturan yang sesuai dengan kondisi pendidikan yang ada
diIndonesia.

11
DAFTAR PUSTAKA

Sujadmoko. Emmanuel. (2010). Hak Warga Negara Dalam Memperoleh Pendidikan. Jurnal
Konstitusi. Vol.7, No.1.

12

Anda mungkin juga menyukai