DI SUSUN OLEH:
NAMA :TIORUGUN SINAGA
NIM :6183111044
KELAS : PJKR C
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara historis filsafat merupakan induk ilmu, dalam perkembangannya ilmu makin
terspesifikasi dan mandiri, namun mengingat banyaknya masalah kehidupan yang tidak bisa
dijawab oleh ilmu, maka filsafat menjadi tumpuan untuk menjawabnya. Filsafat memberi
penjelasan atau jawaban substansial dan radikal atas masalah tersebut. Sementara ilmu terus
mengembangakan dirinya dalam batas-batas wilayahnya, dengan tetap dikritisi secara radikal.
Proses atau interaksi tersebut pada dasarnya merupakan bidang kajian Filsafat Ilmu, oleh
karena itu filsafat ilmu dapat dipandang sebagai upaya menjembatani jurang pemisah antara
filsafat dengan ilmu, sehingga ilmu tidak menganggap rendah pada filsafat, dan filsafat tidak
memandang ilmu sebagai suatu pemahaman atas alam secara dangkal.
Pada dasarnya filsafat ilmu merupakan kajian filosofis terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan ilmu, dengan kata lain filsafat ilmu merupakan upaya pengkajian dan pendalaman
mengenai ilmu (Ilmu Pengetahuan/Sains), baik itu ciri substansinya, pemerolehannya,
ataupun manfaat ilmu bagi kehidupan manusia. Pengkajian tersebut tidak terlepas dari acuan
pokok filsafat yang tercakup dalam bidang ontologi, epistemologi, dan axiologi dengan
berbagai pengembangan dan pendalaman yang dilakukan oleh para akhli.
B. Tujuan Penelitian
Perenialisme adalah suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad kedua puluh.
Perenialisme berasal dari kata perennial yang berarti abadi atau kekal. Jalan yang ditempuh
oleh kaum perenialis adalah dengan jalan mundur ke belakang, dengan menggunakan
kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang
kukuh pada zaman kuno dan abad pertengahan.
Dalam pendidikan, kaum perenialis berpandangan bahwa dalam dunia yang tidak
menentu dan penuh kekacauan serta mambahayakan tidak ada satu pun yang lebih
bermanfaat daripada kepastian tujuan pendidikan, serta kestabilan dalam perilaku pendidik.
Mohammad Noor Syam (1984) mengemukakan pandangan perenialis, bahwa pendidikan
harus lebih banyak mengarahkan pusat perhatiannya pada kebudayaan ideal yang telah teruji
dan tangguh.
C. Metode Penelitian
Metode menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan cara yang teratur dan berpikir baik-
baik untuk mencapai maksud (dari ilmu pengetahuan); cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Kata metode berasal dari kata
Yunani methodos, sambungan kata depan meta (jalan, menuju, melalui, mengikuti, sesudah), dan kata
benda hodos (perjalanan, cara, arah). Kata methodos sendiri lalu berarti: penelitian, metode ilmiah,
hipotesa ilmiah, uraian ilmiah. Sehingga metode ialah cara bertindak menurut sistem aturan tertentu.
Maksud metode ialah: supaya kegiatan praktis terlaksanakan secara rasional dan terarah, agar
mencapai hasil yang optimal
Filsafat ilmu merupakan cabang filsafat yang membahas tentang ilmu. Tujuan filsafat
ilmu adalah mengadakan analisis mengenai ilmu pengetahuan dan cara bagaimana ilmu
pengetahuan itu diperoleh. Jadi filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri
pengetahuan ilmiah dan cara memperolehnya. Pokok perhatian filsafat ilmu adalah proses
penyelidikan ilmiah itu sendiri.
Tujuan mempelajari filsafat ilmu pada dasarnya adalah untuk memahami persoalan
ilmiah dengan melihat ciri dan cara kerja setiap ilmu atau penelitian ilmiah dengan cermat
dan kritis.
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lain adalah bahwa Filsafat mempunyai
objek yang lebih luas, sifatnya universal, sedangkan ilmu-ilmu pengetahuan objeknya
terbatas, khusus lapangannya saja. Selain itu Filsafat hendak memberikan pengetahuan,
insight/pemahaman lebih dalam dengan menunjukan sebab-sebab yang terakhir, sedangkan
ilmu pengetahuan juga menunjukkan sebab-sebab tetapi yang tak begitu mendalam.
Keberadaan manusia di dunia sesuunguhnya sebagai mahluk yang diciptakan Allah
SWT yang diberi kemampuan untuk berpikir (akal), sedangkan tujuan akhir hidup manusia
menurut Islam adalah mendapatkan kebahagiaan hakiki. Sebagai mahluk yang berpikir
(memiliki akal) itulah yang menyebabkan manusia berfilsafat.
Filsafat dapat dimaknai sebagai ilmu pengetahuan yang berupaya mengkaji tentang
masalah-masalah yang muncul dan berkenaan dengan segala sesuatu, baik yang sifatnya
materi maupun immateri secara sungguh-sungguh guna menemukan hakikat sesuatu yang
sebenarnya, mencari prinsip-prinsip kebenaran, serta berpikir secara rasional-logis,
mendalam dan bebas, sehingga dapat dimanfaatkan untuk membantu menyelesaikan masalah-
masalah dalam kehidupan manusia. Sedangkan ilmu dapat dimaknai sebagai suatu metode
berpikir secara obyektif dalam menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia fuktual
dan berprinsip untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan common sense.
Sedangkan Filsafat pendidikan dapat dimaknai sebagi upaya menerapkan kaidah-
kaidah berpikir filsafat dalam ragam pencarian solusi berbagai ragam problem kependidikan
yang akan melahirkan pemikiran utuh tentang pendidikan yang tentunya merupakan langkah
penting dalam menemukan teori-teori tentang pendidikan.
Antara filsafat ilmu, dengan pendidkan dan dengan filsafat pendidikan memimiliki
hubungan yang saling melengkapi. Filsafat ilmu dapat membantu perkembangan pendidikan
dan filsafat pendidikan. Di lain pihak, perkembangan pendidikan dan filsafat pendidikan dan
membantu perkembangan Filsafat Ilmu.
1. Manusia dalam pandangan Antropologi terbentuk dari satu sel sederhana yang mengalami
perubahan secara bertahap dengan waktu yang sangat lama (evolusi).
2. Konsep manusia dalam Sosiologi adalah mahluk sosial, yakni mahluk yang tidak dapat hidup
tanpa bantu orang lain.
3. Konsep Manusia menurut ilmu pendidikan adalah individu yang memiliki kemampuan dalam
dirinya (bakat/potensi), tetapi potensi itu hanya dapat berkembang jika ada pengarahan
pembinaan serta bimbingan dari luar (lingkungan).
4. Manusia menurut pandangan filsafat ilmu, dapat dilihat dari teori descendensi dan Metafisika
a) Menurut teori descendensi: 1) manusia sejajar dengan hewan berdasarkan sebab mekanis; 2)
Keistimewaan ruhaniyah manusia dibandingkan dengan hewan terlihat dalam kenyataan
bahwa manusia adalah makhluk yang berpikir, berpolitik, mempunyai
kebebasan/kemerdekaan, memiliki sadar diri, mempunyai norma, tukang bertanya atau
tegasnya manusia adalah makhluk berbudaya.
b) Menurut Metafisika. Asal manusia dari suatu yang ada dan tak bergantung dari yang lain.
Hakikat manusia ialah dari ruh yang ditiupkan oleh Tuhan. Artinya manusia tersusun dari zat
yang ada dengan diberikannya ruh oleh Tuhan sehingga menyebabkan manusia dapat hidup.
Manusia mempunyai fisik yaitu jasadnya. Selain jasad manusia juga mempunyai ruh atau
yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera yakni berhubungan dengan jiwa mencakup
ingatan, gagasan, imajinasi, kemauan, perasaan dan penghayatan.
5. Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam
dengan menggunakan akal sampai pada hakikatnya. (Surajiyo,2010:4)
6. Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang
7. Ilmu pada dasarnya merupakan kumpulan pengetahuan atau sistem yang bersifat menjelaskan
berbagai gejala alam yang memungkinkan manusia melakukan serangkaian tindakan untuk
menguasai gejala tersebut berdasarkkan penjelasan yang ada dengan metode tertentu.
8. Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai
segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari
kehidupan manusia (The Liang Gie,1999)
9. Filsafat pendidikan adalah upaya menerapkan kaidah-kaidah berpikir filsafat dalam ragam
pencarian solusi berbagai ragam problem kependidikan yang akan melahirkan pemikiran utuh
tentang pendidikan yang tentunya merupakan langkah penting dalam menemukan teori-teori
tentang pendidikan (Muhmidayeli., 2011)
F.