Anda di halaman 1dari 8

CRITICAL JOURNAL REVIEW

DOSEN PENGAMPU: SARIANA MARBUN.M.Pd.

DI SUSUN OLEH:
NAMA :TIORUGUN SINAGA

NIM :6183111044
KELAS : PJKR C

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
T.A 2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara historis filsafat merupakan induk ilmu, dalam perkembangannya ilmu makin
terspesifikasi dan mandiri, namun mengingat banyaknya masalah kehidupan yang tidak bisa
dijawab oleh ilmu, maka filsafat menjadi tumpuan untuk menjawabnya. Filsafat memberi
penjelasan atau jawaban substansial dan radikal atas masalah tersebut. Sementara ilmu terus
mengembangakan dirinya dalam batas-batas wilayahnya, dengan tetap dikritisi secara radikal.
Proses atau interaksi tersebut pada dasarnya merupakan bidang kajian Filsafat Ilmu, oleh
karena itu filsafat ilmu dapat dipandang sebagai upaya menjembatani jurang pemisah antara
filsafat dengan ilmu, sehingga ilmu tidak menganggap rendah pada filsafat, dan filsafat tidak
memandang ilmu sebagai suatu pemahaman atas alam secara dangkal.
Pada dasarnya filsafat ilmu merupakan kajian filosofis terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan ilmu, dengan kata lain filsafat ilmu merupakan upaya pengkajian dan pendalaman
mengenai ilmu (Ilmu Pengetahuan/Sains), baik itu ciri substansinya, pemerolehannya,
ataupun manfaat ilmu bagi kehidupan manusia. Pengkajian tersebut tidak terlepas dari acuan
pokok filsafat yang tercakup dalam bidang ontologi, epistemologi, dan axiologi dengan
berbagai pengembangan dan pendalaman yang dilakukan oleh para akhli.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis dan mengetahui lebih dalam


pengetahuan tentang kardiorespiratori.

B. Teori yang Digunakan

Perenialisme adalah suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad kedua puluh.
Perenialisme berasal dari kata perennial yang berarti abadi atau kekal. Jalan yang ditempuh
oleh kaum perenialis adalah dengan jalan mundur ke belakang, dengan menggunakan
kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang
kukuh pada zaman kuno dan abad pertengahan.

Dalam pendidikan, kaum perenialis berpandangan bahwa dalam dunia yang tidak
menentu dan penuh kekacauan serta mambahayakan tidak ada satu pun yang lebih
bermanfaat daripada kepastian tujuan pendidikan, serta kestabilan dalam perilaku pendidik.
Mohammad Noor Syam (1984) mengemukakan pandangan perenialis, bahwa pendidikan
harus lebih banyak mengarahkan pusat perhatiannya pada kebudayaan ideal yang telah teruji
dan tangguh.
C. Metode Penelitian

Metode menurut  Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan cara yang teratur dan berpikir baik-
baik untuk mencapai maksud (dari ilmu pengetahuan); cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Kata metode berasal dari kata
Yunani methodos, sambungan kata depan meta (jalan, menuju, melalui, mengikuti, sesudah), dan kata
benda hodos (perjalanan, cara, arah). Kata methodos sendiri lalu berarti: penelitian, metode ilmiah,
hipotesa ilmiah, uraian ilmiah.  Sehingga metode ialah cara bertindak menurut sistem aturan tertentu.
Maksud metode ialah: supaya kegiatan praktis terlaksanakan secara rasional dan terarah, agar
mencapai hasil yang optimal

D. Hasil dan Pembahasan

Filsafat ilmu merupakan cabang filsafat yang membahas tentang ilmu. Tujuan filsafat
ilmu adalah mengadakan analisis mengenai ilmu pengetahuan dan cara bagaimana ilmu
pengetahuan itu diperoleh.  Jadi filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri
pengetahuan ilmiah dan cara memperolehnya.  Pokok perhatian filsafat ilmu adalah proses
penyelidikan ilmiah itu sendiri.
Tujuan mempelajari filsafat ilmu pada dasarnya adalah untuk memahami persoalan
ilmiah dengan melihat ciri dan cara kerja setiap ilmu atau penelitian ilmiah dengan cermat
dan kritis.
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lain adalah bahwa Filsafat mempunyai
objek yang lebih luas, sifatnya universal, sedangkan ilmu-ilmu pengetahuan objeknya
terbatas, khusus lapangannya saja. Selain itu Filsafat hendak memberikan pengetahuan,
insight/pemahaman lebih dalam dengan menunjukan sebab-sebab yang terakhir, sedangkan
ilmu pengetahuan juga menunjukkan sebab-sebab tetapi yang tak begitu mendalam.
Keberadaan manusia di dunia sesuunguhnya sebagai mahluk yang diciptakan Allah
SWT yang diberi kemampuan untuk berpikir (akal), sedangkan tujuan akhir hidup manusia
menurut Islam adalah mendapatkan kebahagiaan hakiki. Sebagai mahluk yang berpikir
(memiliki akal) itulah yang menyebabkan manusia berfilsafat.
 Filsafat dapat dimaknai sebagai ilmu pengetahuan yang berupaya mengkaji tentang
masalah-masalah yang muncul dan berkenaan dengan segala sesuatu, baik yang sifatnya
materi maupun immateri secara sungguh-sungguh guna menemukan hakikat sesuatu yang
sebenarnya, mencari prinsip-prinsip kebenaran, serta berpikir secara rasional-logis,
mendalam dan bebas, sehingga dapat dimanfaatkan untuk membantu menyelesaikan masalah-
masalah dalam kehidupan manusia. Sedangkan ilmu dapat dimaknai sebagai suatu metode
berpikir secara obyektif dalam menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia fuktual
dan berprinsip untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan common sense.
Sedangkan Filsafat pendidikan dapat  dimaknai sebagi upaya menerapkan kaidah-
kaidah berpikir filsafat dalam ragam pencarian solusi berbagai ragam problem kependidikan
yang akan melahirkan pemikiran utuh tentang pendidikan yang tentunya merupakan langkah
penting dalam menemukan teori-teori tentang pendidikan.
Antara filsafat ilmu, dengan pendidkan dan dengan filsafat pendidikan memimiliki
hubungan yang saling melengkapi. Filsafat ilmu dapat membantu perkembangan pendidikan
dan filsafat pendidikan. Di lain pihak, perkembangan pendidikan dan filsafat pendidikan dan
membantu perkembangan Filsafat Ilmu.
1.    Manusia dalam pandangan Antropologi terbentuk dari satu sel sederhana yang mengalami
perubahan secara bertahap dengan waktu yang sangat lama (evolusi).
2.    Konsep manusia dalam Sosiologi adalah mahluk sosial, yakni mahluk yang tidak dapat hidup
tanpa bantu orang lain.
3.    Konsep Manusia menurut ilmu pendidikan adalah individu yang memiliki kemampuan dalam 
dirinya  (bakat/potensi),  tetapi potensi itu  hanya dapat  berkembang  jika  ada pengarahan 
pembinaan serta bimbingan  dari  luar (lingkungan). 
4.    Manusia menurut pandangan filsafat ilmu, dapat dilihat dari teori descendensi dan Metafisika
a)    Menurut teori descendensi: 1) manusia sejajar dengan hewan berdasarkan sebab mekanis; 2)
Keistimewaan ruhaniyah manusia dibandingkan dengan hewan terlihat dalam kenyataan
bahwa manusia adalah makhluk yang berpikir, berpolitik, mempunyai
kebebasan/kemerdekaan, memiliki sadar diri, mempunyai norma, tukang bertanya atau
tegasnya manusia adalah makhluk berbudaya.
b)    Menurut Metafisika. Asal manusia dari suatu yang ada dan tak bergantung dari yang lain.
Hakikat manusia ialah dari ruh yang ditiupkan oleh Tuhan. Artinya manusia tersusun dari zat
yang ada dengan diberikannya ruh oleh Tuhan sehingga menyebabkan manusia dapat hidup.
Manusia mempunyai fisik yaitu jasadnya. Selain jasad manusia juga mempunyai ruh atau
yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera yakni berhubungan dengan jiwa mencakup
ingatan, gagasan, imajinasi, kemauan, perasaan dan penghayatan.
5.    Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam
dengan menggunakan akal sampai pada hakikatnya. (Surajiyo,2010:4)
6.    Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang
7.    Ilmu pada dasarnya merupakan kumpulan pengetahuan atau sistem yang bersifat menjelaskan
berbagai gejala alam yang memungkinkan manusia melakukan serangkaian tindakan untuk
menguasai gejala tersebut berdasarkkan penjelasan yang ada dengan metode tertentu.
8.    Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai
segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari
kehidupan manusia (The Liang Gie,1999)
9.    Filsafat pendidikan adalah upaya menerapkan kaidah-kaidah berpikir filsafat dalam ragam
pencarian solusi berbagai ragam problem kependidikan yang akan melahirkan pemikiran utuh
tentang pendidikan yang tentunya merupakan langkah penting dalam menemukan teori-teori
tentang pendidikan (Muhmidayeli., 2011)

F.

Judul FILSAFAT PENDIDIKAN KI HADJAR


DEWANTARA DAN SUMBANGANNYA BAGI
PENDIDIKAN INDONESIA
Jurnal Fakultas Psikologi, Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa
Download https://jurnal.ugm.ac.id/wisdom/article/view/12614/9075
Volume dan Halaman Vol. 25, No. 1
Tahun 2015
Penulis Henricus Suparlan

Reviewer Tiorugun sinaga


Tanggal 22 oktober 2018

Tujuan Penelitian Untuk menambah pengetahuan dan memacu


seseorang untuk berfikir secara mendalam
Subjek Penelitian Siswa, pendidikan di indonesia
Assesment Data Mengetahui pengetahuan yang belum kita ketahui
Metode penelitian Penelitian ini menggunakan metode porspektif yaitu
data penelitian yang diambil dari sejumlahindividu
yang sama, yang diwawancarai secara berulang kali.
Langkah Penelitian 1. Tahap persiapan untuk menetukan apa yang akan
diteliti
2. Mengadakan pengumpulan data dengan cara
wawancara, dokumentasi dan kuisioner.
3. Kemudian data tersebut diolah dan dijadikan dasar
untuk pelaksanaan.
4. Membuat kegiatan dan pada saat itulah melakukan
penelitian
5. Selama penelitian selalu diadakan diskusi dengan
peneliti senior guna menjaga
kualitas hasil penelitian
Hasil Penelitian
.    Manusia dalam pandangan Antropologi terbentuk dari
satu sel sederhana yang mengalami perubahan secara
bertahap dengan waktu yang sangat lama (evolusi).
2.    Konsep manusia dalam Sosiologi adalah mahluk
sosial, yakni mahluk yang tidak dapat hidup tanpa
bantu orang lain.
3.    Konsep Manusia menurut ilmu pendidikan adalah
individu yang memiliki kemampuan dalam  dirinya 
(bakat/potensi),  tetapi potensi itu  hanya dapat 
berkembang  jika  ada pengarahan  pembinaan serta
bimbingan  dari  luar (lingkungan). 
4.    Manusia menurut pandangan filsafat ilmu, dapat
dilihat dari teori descendensi dan Metafisika
a)    Menurut teori descendensi: 1) manusia sejajar dengan
hewan berdasarkan sebab mekanis; 2) Keistimewaan
ruhaniyah manusia dibandingkan dengan hewan
terlihat dalam kenyataan bahwa manusia adalah
makhluk yang berpikir, berpolitik, mempunyai
kebebasan/kemerdekaan, memiliki sadar diri,
mempunyai norma, tukang bertanya atau tegasnya
manusia adalah makhluk berbudaya.
b)    Menurut Metafisika. Asal manusia dari suatu yang ada
dan tak bergantung dari yang lain. Hakikat manusia
ialah dari ruh yang ditiupkan oleh Tuhan. Artinya
manusia tersusun dari zat yang ada dengan
diberikannya ruh oleh Tuhan sehingga menyebabkan
manusia dapat hidup. Manusia mempunyai fisik yaitu
jasadnya. Selain jasad manusia juga mempunyai ruh
atau yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera
yakni berhubungan dengan jiwa mencakup ingatan,
gagasan, imajinasi, kemauan, perasaan dan
penghayatan.
5.    Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki
segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan
menggunakan akal sampai pada hakikatnya.
(Surajiyo,2010:4)
6.    Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang
diketahui atau disadari oleh seseorang
7.    Ilmu pada dasarnya merupakan kumpulan
pengetahuan atau sistem yang bersifat menjelaskan
berbagai gejala alam yang memungkinkan manusia
melakukan serangkaian tindakan untuk menguasai
gejala tersebut berdasarkkan penjelasan yang ada
dengan metode tertentu.
8.    Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif
terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal
yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan
ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia (The
Liang Gie,1999)
9.    Filsafat pendidikan adalah upaya menerapkan kaidah-
kaidah berpikir filsafat dalam ragam pencarian solusi
berbagai ragam problem kependidikan yang akan
melahirkan pemikiran utuh tentang pendidikan yang
tentunya merupakan langkah penting dalam
menemukan teori-teori tentang pendidikan
(Muhmidayeli., 2011)
Kekuatan Penelitian Kelebihan pada jurnal ini yaitu:
1. Struktural penyusunan jurnal lengkap,terdapat
judul, nama penulis, volume , pendahuluan, metode
penelitian, pembahasan, kesimpulan dan daftar
pustaka.
2. Penjelasan jurnal disertai tabel yang membuat
pembaca lebih mudah memahami nya dan
mereviewnya.
3. Memakai cetak miring untuk penggunaan bahasa
inggris.
4. Pembahasan dijelaskan secara lengkap dan
teperinci.
5. Penulisan jurnal sudah cukup rapi sehingga
menarik minat pembaca untuk membaca nya.

Kelemahan Penelitian 1. Peneliti bertanggung jawab besar terhadap


informasi yang disampaikan oleh informan.
2. Bersifat sirkuler
3. Perbedaan antara fakta dan kebijakan kurang jelas
4. Ukuran penelitian kecil.
5.Tidak efektif jika ingin meneliti secara keseluruhan
atau besar-besaran
Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan
hal-hal sebagai berikut

1)Hakikat pendidikan menurut Ki Hadjar


Dewantara adalah mema-sukkan kebudayaan ke
dalam diri anak dan memasukkan anak ke
dalam kebudayaan supaya anak menjadi
makhluk yang insani.
2)Filsafat pendidikan Ki Hadjar Dewantara
disebut filsafat pendidik-an amongyang di
dalamnya merupakan onvergensi dari filsafat
progresivisme tentang kemampuan kodrati anak
didik untuk mengatasi persoalan-persoalan yang
dihadapi dengan memberikan kebebasan
berpikir seluas-luasnya. Di samping itu
digunakan kebu-dayaan yang sudah teruji
olehwaktu, menurut esensialisme, seba-gai
dasar pendidikan anak untuk pencapaian
tujuannya. Khusus mengenai kebebasan
berpikir, menurut Ki Hadjar Dewantara, bila
membahayakan anak didik berbuat salah
maka akan diambil alih pamongnya (Tutwuri
Handayani).

Anda mungkin juga menyukai