Anda di halaman 1dari 16

REKAYASA IDE

“Pelatihan Workshop Pengembangan Kompetensi Pedagogik Tutor”

DOSEN PENGAMPU

Ibu Sani Susanti S.Pd, M.Pd

DISUSUN OLEH :

Desni Insani Harefa 1192171010

Irna nursaidah telaumbanua 1192171003

Natasha Kurniawan 2302419046

Nurul Aulia Sukma 1192171006

Reni Angraini Hasibuan 1191171002

Rizki Khairunnisa 1191171001

Sasmita Mala`u 1193371006

PENMAS REG B 2019


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas
segala limpahan rahmat dan izin-Nya sehingga akhirnya kami dapat
menyelesaikan Rekayasa Ide yang kami lakukan untuk salah satu PKBM di Kota
Medan . Rekayasa Ide ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah “Profesi
Pendidik Dan Kependidikan Penmas”. Ucapan terima kasih penulis ucapkan
kepada Ibu Sani Susanti, S.Pd M.Pd selaku dosen pengampu sekaligus Pembina
Mata Kuliah Profesi Pendidik Dan Kependidikan Penmas yang telah memberikan
bimbingan kepada kami selaku penulis.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam


pembuatan Rekayasa Ide ini baik dari segi materi, maupun sistematis penulisan.
Oleh karna itu, saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan. Besar harapan penulis, RI ini akan bermanfaat bagi kami
selaku mahasiswa sekaligus penulis dan bagi pembaca umumnya.

Medan, November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I...............................................................................................................................4

PENDAHULUAN............................................................................................................4

A. Latar Belakang.....................................................................................................4

B. Tujuan..................................................................................................................6

C. Manfaat.................................................................................................................6

BAB II..............................................................................................................................7

KERANGKA BERPIKIR................................................................................................7

BAB III............................................................................................................................9

METODE PELAKSANAAN...........................................................................................9

BAB IV..........................................................................................................................12

PEMBAHASAN............................................................................................................12

4.1 Kompetensi Pedagogik Tutor.............................................................................12

4.2 Pelatihan Workshop............................................................................................12

BAB V............................................................................................................................14

PENUTUP......................................................................................................................14

A. Kesimpulan.........................................................................................................14

B. Saran ..................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Pasal 1 UU No.20 Tahun 2003). Usaha
tersebut dapat dicapai melalui jalur pendidikan yang terdiri atas pendidikan
formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.
Dalam pelaksanaan pendidikan formal maupun nonformal, terdapat struktur
tenaga pendidik dan kependidikan yang telah diatur oleh pemerintah dalam Pasal
39 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas. Tenaga pendidik dan kependidikan
merupakan komponen penting dalam proses pendidikan karena mendukung proses
pembelajaran.

Salah satu komponen penting dalam pendidikan nonformal adalah tutor.


Dedy Sugono (2008) menyatakan bahwa tutor adalah orang yang memberi
pelajaran (bimbingan) kepada seseorang atau sejumlah kecil peserta didik dalam
pembelajaran. Menurut Raharjo (2005) tutor adalah mitra dan pembimbing warga
belajar yang menempatkan dirinya sebagai sumber belajar, yang berarti pula
pengelolaan pembelajaran berpusat pada warga belajar. Tutor termasuk tenaga
pendidik yang mengajar di pendidikan nonformal seperti contohnya di PKBM
(Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat). Tutor memberikan pembelajaran pendidikan
kesetaraan Paket A yakni setara SD, Paket B setara SMP, dan Paket C yang setara
SMA. Tutor memegang kunci keberhasilan pada warga belajar melalui
kemampuan mereka dalam mengajar dan memotivasi warga belajar. Tugas tutor
dalam pendidikan luar sekolah mirip dengan guru dalam pendidikan formal di
sekolah, yang membedakan adalah tutor tidak hanya mengajar namun juga
memberikan motivasi, ikut dalam pembinaan, dan pengelolaan kelompok. Tutor
memiliki peran yang sangat penting karena mereka berhubungan langsung dengan

4
warga belajar dan menjadi penggerak dalam tercapai atau tidaknya tujuan
pendidikan.

Tutor sebagai salah satu komponen penting untuk mencapai tujuan


pendidikan memerlukan kualifikasi tertentu untuk bisa membawa warga belajar
mencapai keberhasilan. Sama seperti pekerjaan profesional lainnya, tutor juga
termasuk dalam profesi yang memerlukan suatu kompetensi kerja. Mustafa
Kamil, (2007:13) menyatakan bahwa “tutor dalam pendidikan nonformal adalah
orang yang profesional yang mempunyai kemampuan, kompetensi dan
keterampilan dalam mengelola proses pembelajaran”. Kompetensi tutor
didefinisikan oleh Lynn & Nixon (Rahmiyati, 2008), “competence may range
from recall and understanding of facts and concepts, to advanced motor skill, to
teaching behaviors and professional values”. Artinya kompetensi atau kemampuan
terdiri dari pengalaman atau pemahaman tentang fakta dan konsep, peningkatan
keahlian, juga mengajarkan perilaku dan sikap. UU no. 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen mendefinisikan kompetensi sebagai seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh Guru
atau Dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan (Depdiknas, 2005).
Kompetensi seorang tutor dapat didefinisikan dengan 4 indikator, yakni
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional.

Kompetensi pedagogik yang menjadi salah satu kompetensi yang wajib


dimiliki oleh tutor merupakan kemampuan tutor dalam mengelola pembelajaran
peserta didik. Dalam standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3)
butir (a) dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik
adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik meliputi pemahaman
terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi ragam potensi
yang dimilikinya. Melalui penjelasan tersebut disebutkan bahwa tutor juga harus
memiliki kemampuan pemahaman terhadap peserta didik serta merancang dan
melaksanakan pembelajaran. Tutor seharusnya bisa memahami karakter tiap
warga belajar dan merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan warga belajar.
Pelaksanaan pembelajaran di kelas juga harus dibuat kreatif dan efektif sehingga
5
warga belajar bisa aktif di kelas dan meningkatkan motivasi belajar mereka.
Namun menurut observasi kami di lapangan, kami menemui tutor Paket C di
PKBM Walidayna Marelan tidak memenuhi kompetensi pedagogik ini.
Kompetensi pedagogik tutor yang rendah tersebut memengaruhi motivasi belajar
peserta didik. Diperlukan solusi untuk mengatasi permasalahan ini agar
kompetensi tutor meningkat sehingga juga dapat meningkatkan motivasi belajar
peserta didik.

B. Tujuan
Untuk mengetahui upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan
kompetensi pedagogik tutor di PKBM

C. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan pengembangan


kompetensi pedagogik tutor untuk meningkatkan motivasi belajar
warga belajar.
 Manfaat Praktis

1. Bagi tutor diharapkan dapat meningkatkan kompetensi pedagogik


mereka dalam membuat rencana dan melaksanakan pembelajaran.
2. Bagi Kepala PKBM diharapkan mampu memberikan pelatihan
untuk meningkatan kompetensi tutor mereka.

6
BAB II
KERANGKA BERPIKIR

Pengembangan kompetensi pedagogik tenaga pendidik khususnya


tutor dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah melalui pelatihan workshop kepada tutor demi
menuntaskan permasalahan kurangnya kompetensi pedagogik tutor dalam
mengajar di PKBM. Kegiatan workshop termasuk dalam in-service
training yakni kegiatan yang diterima oleh tenaga pendidik dalam rangka
meningkatkan mutu pengetahuan, kecakapan, dan pengalaman tutor dalam
melakukan kewajiban sebagai pendidik. Pelatihan workshop dianggap
cukup efektif karena melalui pelatihan ini, tutor akan diberikan bekal dan
ilmu untuk mengembangkan kompetensi pedagogik dan juga berusaha
mandiri untuk menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi bersama
dengan rekan sesama tutor. Melalui workshop, tutor juga akan menerima
pelatihan yang berkelanjutan sehingga permasalahan yang mereka hadapi
dapat terpecahkan dan memperoleh hasil dari workshop yang dapat
diimplementasikan dalam proses mengajar di PKBM.

Workshop yang akan dilaksanakan adalah Workshop


Pengembangan Kompetensi Tutor Berbasis Micro Teaching. Pelatihan
workshop ini menggabungkan metode micro teaching karena pengajaran
mikro dianggap cocok untuk mengembangkan kompetensi pedagogik
tutor terutama dalam hal merancang dan melaksanakan pembelajaran yang
sesuai dengan kondisi warga belajar. Dalam Jamal Ma’mur Asmani
(2011), dijelaskan bahwa micro teaching adalah “effective methode of
learning to teach”, yang mana artinya adalah metode efektif dalam belajar
untuk mengajar. Sehingga dengan micro teaching, tutor kembali diajak
untuk kembali mempelajari cara yang tepat untuk mengajar.

Dengan bekal micro teaching terdapat beberapa manfaat yang


dapat diambil oleh tutor antara lain:
1. Mengembangkan dan membina keterampilan tertentu tutor dalam
mengajar
7
2. Dapat mempraktekkan metode dan strategi baru dalam lingkungan
yang mendukung.
3. Segera mendapat umpan balik (feedback) dari penampilannya
(performance) dengan memutar ulang rekaman video.
4. Dapat menyiapkan dan melaksanakan pembelajaran dengan
mengurangi kecemasan.
5. Memperoleh pengalaman yang berharga dengan resiko yang kecil.
6. Dapat mengatur tingkah laku sendiri sewajar mungkin dengan cara
yang sistematis.
7. Penguasaan keterampilan mengajar oleh guru/calon guru menjadi
lebih baik.

8
BAB III
METODE PELAKSANAAN

Pelaksanaan pelatihan workshop pengembangan kompetensi pedagogik


tutor ini memiliki 3 tahap pokok, yakni tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi. Berikut ini adalah penjabaran mengenai 3 tahap tersebut.

 Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan adalah tahapan yang harus dilakukan sebelum memulai
inti acara kegiatan untuk mempersiapkan hal-hal yang diperlukan acara pokok.
Dalam tahap ini terdapat beberapa kegiatan yang perlu dilaksanakan meliputi:

1. Observasi Awal
Obeservasi ini dilakukan kepada tutor di PKBM Walidayna untuk
mengetahui kemampuan pedagogik tutor dalam mengajar dan
mengetahui kekurangan yang perlu dibenahi dalam proses
pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan lebih efektif.
2. Menyusun Rencana Teknik Workshop
Setelah mengetahui permasalahan yang dimiliki oleh tutor dalam
mengajar, selanjutnya menyusun rencana mengenai teknik
workshop yang sesuai untuk mengembangkan kompetensi
pedagogik tutor yang berbasis micro teaching. Dalam pelaksanaan
workshop nantinya tutor tidak hanya menerima materi mengenai
kompetensi pedagogik yang harus mereka miliki. Melalui materi
yang sudah mereka dapat, tutor akan melakukan micro teaching
bersama tutor lain.
3. Menyusun Jadwal Workshop
Acara inti workshop ini akan dilakukan dalam 3 hari. Oleh karena
itu perlu disusun jadwal acara yang jelas agar acara dapat berjalan
lancar dan memberikan manfaat bagi para tutor. Dalam 3 hari itu
akan diisi acara pemberian materi mengenai kompetensi pedagogik
oleh narasumber dari kepala sekolah PKBM, diskusi permasalahan
yang dimiliki oleh tutor dan pencarian solusi, praktik micro
teaching yang dilakukan oleh tutor dan diawasi oleh pengawas

9
PKBM termasuk kepala sekolah, dan penilaian evaluasi dari micro
teaching yang telah dilakukan oleh para tutor.
4. Persiapan Perlengkapan dan Peralatan
Mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang akan menunjang
proses workshop dan micro teaching yang akan dilaksanakan oleh
tutor. Perlengkapan itu termasuk persiapan fasilitas tempat yang
akan digunakan dalam workshop.
5. Persiapan Materi Workshop
Sebelum memulai acara workshop perlu mempersiapkan materi
yang akan dibawakan saat workshop. Materi yang disiapkan adalah
mengenai kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh tutor dan
juga mengenai micro teaching sehingga nantinya tutor lebih siap
dalam melakukan micro teaching dan punya bekal ilmu kompetensi
pedagogik.
6. Persiapan Narasumber
Narasumber dari workshop juga harus dipersiapkan karena
narasumber akan membawakan materi yang berguna sebagai bekal
bagi para tutor. Dan dalam workshop ini narasumber yang dipilih
adalah dari kepala sekolah PKBM Walidayna Medan.

 Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan adalah tahapan inti dari acara workshop. Seperti yang
telah dijelaskan pada tahap perencanaan, pelaksanaan dari workshop ini adalah 3
hari. Hal ini dikarenakan workshop termasuk dalam pelatihan untuk meningkatkan
skill atau kemampuan dari pesertanya, sehingga dalam acara ini terdapat praktik
yang harus dilakukan oleh tutor berupa micro teaching. Evaluasi dan penilaian
dari micro teaching tersebut yang menajdi hasil dari acara workshop ini.

Pada hari pertama, workshop akan diisi materi oleh narasumber yang
diambil dari kepala sekolah PKBM. Narasumber akan menyampaikan materi
seputar kompetensi pedagogik tutor dan juga hal terkait dengan micro teaching.
Diharapkan melalui materi kompetensi pedagogik ini, tutor dapat memahami
kembali kompetensi yang harus mereka miliki saat mengajar di kelas. Di hari
pertama workshop ini, tutor juga akan melaksanakan diskusi dengan sesama tutor
10
membahas mengenai permasalahan yang mereka hadapi selama mengajar. Melalui
diskusi ini, tutor diarahkan untuk mandiri menyelesaikan permasalahan yang
mereka hadapi. Apabila masalah tersebut tidak dapat diselesaikan secara mandiri
bersama tutor lain, maka akan diarahkan untuk diskusi bersama narasumber
mencari solusi yang tepat dari permasalahan tersebut.

Pada hari kedua, tutor dianggap sudah memiliki bekal mengenai


kompetensi pedagogik dan siap melakukan praktik berupa micro teaching
bersama rekan tutor. Micro teaching ini akan diawasi oleh pengawas sekolah dan
kepala sekolah untuk melihat sejauh mana peningkatan kemampuan tutor.
Kegiatan micro teaching ini akan didokumentasikan dan juga direkam sebagai
bahan evaluasi. Kepala sekolah dan pengawas juga akan menilai kemampuan dari
para tutor untuk kemudian dievaluasi pada hari terakhir.

Pada hari ketiga, kepala sekolah akan kembali mengisi acara workshop
berupa evaluasi dari praktik pengajaran tutor melalui micro teaching. Pada hari
ketiga ini kepala sekolah akan menyampaikan kekurangan apa saja yang perlu
dibenahi oleh para tutor saat mengajar. Lalu akan ditampilkan video dari tutor
yang dianggap berhasil dalam mengajar dan sudah memiliki kompetensi
pedagogik sehingga bisa menjadi contoh bagi tutor yang lain.

 Tahap Evaluasi
Setelah semua acara dari workshop selesai dilaksanakan, perlu
dilaksanakan evaluasi. Hal yang perlu dievaluasi adalah dari tahap perencanaan
hingga tahap pelaksanaan. Kegiatan ini perlu dilakukan evaluasi untuk
mengetahui apa saja kendala yang dihadapi selama kegiatan dan menemukan
solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Evaluasi dilakukan baik
oleh kepala sekolah dan pengawas PKBM sebagai supervisi, petugas yang
membantu kelancaran acara, dan juga peserta acara yakni tutor di PKBM
Walidayna Medan. Evaluasi dari peserta dapat diambil berupa kritik dan saran
bagi acara workshop ini. Melalui evaluasi, diharapkan dapat sebagai pedoman
apakah acara ini bisa dijadikan acara rutin sebagai pengembangan kompetensi
tutor dan memperbaiki acara-acara selanjutnya agar lebih baik.

11
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Kompetensi Pedagogik Tutor

Tutor dalam melaksanakan tugas sebagai tenaga pendidik di pendidikan


non formal harus memiliki kompetensi sebagai pendidik seperti yang tercantum
dalam UU Depdiknas tahun 2005. Kompetensi yang harus dimiliki pendidik
termasuk tutor adalah kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
Kompetensi pedagogik meliputi kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik atau warga belajar. Mengelola pembelajaran artinya tutor harus bisa
menciptakan suasana belajar yang menarik dan inovatif sehingga warga belajar
nyaman dan memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar. Oleh karena itu
kompetensi pedagogik ini menjadi kompetensi penting yang wajib dikuasai oleh
tutor sebagai pengajar di pendidikan luar sekolah.

Selama melakukan pembelajaran di kelas, tutor tidak selalu lancar dalam


memberikan pelajaran. Pasti ada kendala yang mereka hadapi sehingga mereka
tidak bisa berpegang teguh pada ilmu pengajaran yang mereka miliki. Ada juga
tutor yang kurang bisa mengimplementasikan kompetensi mereka di dalam kelas.
Seperti contohnya tutor tidak memahami karakteristik masing-masing siswa, tidak
bisa merancang dan melaksanakan pembelajaran yang tepat bagi warga belajar,
atau tidak bisa mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa. Hal ini tentu
saja juga menghambat jalannya proses pembelajaran. Akibatnya pembelajaran
menjadi kurang efektif, warga belajar merasa tidak mendapat manfaat dari belajar,
dan kehilangan motivasi belajar. Masalah dari kurangnya kompetensi pedagogik
tutor ini perlu ditanggapi dengan serius karena berhubungan dengan
keberlangsungan pendidikan non formal.

4.2 Pelatihan Workshop

Kita menghadapi masalah serius mengenai tutor yang kurang kompetensi


pedagogik. Permasalahan ini dapat diselesaikan dengan mencari cara untuk
menumbuhkan dan mengembangkan kompetensi pedagogik pada tutor. Cara yang
bisa dilakukan untuk mengembangkan kompetensi pedagogik tutor yakni dengan
12
melalui pembinaan atau pelatihan. Tutor perlu dibina agar bisa meningkatkan skill
mereka dalam mengajar. Salah satu pembinaan yang dirasa paling tepat dan
efektif untuk mengatasi permasalahan kompetensi ini adalah dengan melalui
pelatihan workshop. Workshop termasuk dalam in-service training yang bertujuan
untuk menambah kecakapan tutor dalam mengajar sehingga juga dapat
meningkatkan kompetensi pedagogik tutor.

Pelatihan dalam workshop berbeda dengan pelatihan lainnya karena seperti


yang diungkapkan oleh Sagala (2010), workshop membahas permasalahan yang
bersifat “life centered” dan muncul dari peserta sendiri atau para tutor. Sehingga
melalui workshop ini permasalahan yang dibatasi lebih terfokus pada
permasalahan kompetensi pedagogik tutor dan para tutor akan berdiskusi untuk
menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi secara mandiri. Pelatihan pada
workshop juga menggunakan aktivitas mental dan fisik dalam menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi. Sehingga tutor tidak hanya sekadar mendapat ilmu
secara teori namun juga melakukan praktik langsung mengaplikasikan ilmu yang
telah mereka peroleh. Aktivitas fisik yang direncanakan dalam workshop ini
adalah berupa micro teaching yang dilakukan oleh para tutor. Setelah memperoleh
materi dari narasumber dan berdiskusi mengenai permasalahan yang mereka
hadapi dalam proses pembelajaran, tutor akan diarahkan untuk melakukan micro
teaching dihadapan tutor lainnya. Melalui micro teaching ini kepala sekolah
PKBM dapat melakukan observasi dan evaluasi apa saja yang kurang dari
pengajaran tutor ini. Kemudian dipilih tutor yang dianggap sudah berhasil dalam
mengajar dan dijadikan contoh untuk tutor lainnya.

Rangkaian pelatihan workshop yang dilaksanakan sekitar tiga hari


diharapkan dapat memberikan ilmu dan pengalaman kepada tutor sehingga dapat
meningkatkan kompetensi pedagogik mereka. Tutor dapat kembali diingatkan
mengenai kompetensi yang harus mereka miliki di kelas dan mengaplikasikannya
langsung saat mengajar. Dengan begitu proses pembelajaran dapat berjalan lebih
efektif. Jika pembelajaran berjalan efektif, motivasi belajar siswa akan meningkat
dan hasilnya adalah tujuan pembelajaran dapat tercapai.

13
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tutor diharuskan menguasai 4 kompetensi yang berguna dalam
proses pembelajaran di pendidikan non formal. Empat kompetensi itu
adalah kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
Kompetensi pedagogik tutor juga merupakan kompetensi penting yang
harus dimiliki oleh tutor karena meliputi kemampuan tutor mengatur kelas
saat pembelajaran, merencanakan dan menjalankan pembelajaran, dan lain
sebagainya. Tanpa kompetensi pedagogik tersebut, pembelajaran tidak
dapat berjalan efektif dan warga belajar kehilangan motivasinya untuk
belajar.
Dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dari tutor, perlu
diadakan sebuah pembinaan atau pelatihan yang sesuai. Salah satu
pelatihan yang sesuai untuk meningkatkan keterampilan mengajar yaitu
pelatihan workshop. Melalui pelatihan ini, tutor akan dibekali ilmu
mengenai kompetensi pedagogik yang harus mereka aplikasikan di dalam
kelas dan juga praktik untuk membenahi cara mengajar yang kurang
sesuai untuk warga belajar. Dalam praktik ini, tutor akan melakukan
micro teaching bersama tutor lain untuk melihat seberapa jauh
kemampuan pedagogik tutor meningkat. Micro teaching ini juga akan
diawasi oleh kepala sekolah dan pengawas yang ada di PKBM.

B. Saran
Melalui penulisan rekayasa ide ini, penulis ingin membagikan ide
yang dapat menjadi solusi bagi permasalahan kompetensi pedagogik yang
dimiliki oleh tutor. Penulis berharap pihak PKBM yang mengalami
permasalahan kompetensi pedagogik pada tutor dapat mencoba
mengaplikasikan ide ini dan melakukan pelatihan untuk para tutor.
Semoga pembaca mendapat informasi yang bermanfaat melalui penulisan
rekayasa ide ini. Penulis juga menyadari bahwa penyusunan rekaya ide ini

14
tidak luput dari kesalahan, sehingga penulis juga mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi menyempurnakan rekayasa ide ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Harahap, D. P. (2014). Supervisi Akademik Teknik Workshop Meningkatkan


Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran Aktif. Jurnal Manajemen
Pendidikan Indonesia, VI(2), 69.
Hardiyanto, W., & Robandi, B. (2021, Juni). KOMPETENSI PEDAGOGIK TUTOR
DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR WARGA BELAJAR
PKBM CITATAH ENDAH BANDUNG BARAT. Jurnal Cendekiawan Ilmiah
PLS, VI(1), 12-14.
Helmiati. (2013). Micro Teaching Melatih Keterampilan Dasar mengajar. Yogyakarta:
Aswaja Pressindo.
Sumarlin, & Baehakki, I. (2020, Juni). Analisis Kompetensi Pedagogik Dan Profesional
Tutor Terhadap Hasil Belajar Warga Belajar Pendidikan Kesetaraan Paket C.
Jurnal Ilmu Manajemen, IX(1), 100-101.
Syafira, Z., & Roesminingsih, M. V. (2020). KOMPETENSI TUTOR DAN KUALITAS
PEMBELAJARAN DI LEMBAGA KURSUS ENGLISH IS FRIEND
SURABAYA. Jurnal Pendidikan Untuk Semua, IV, 84-85.

16

Anda mungkin juga menyukai