Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN MINI RISET

MK. FILSAFAT PENDIDIKAN

PRODI S1 PENDIDIKAN FISIKA

SKOR NILAI: 88

PENERAPAN PENDIDIKAN PROGRESIVISME DI SMA NEGERI 19 MEDAN

ANGGOTA KELOMPOK VI :

FRANSISKA ADELINA SIMANJUNTAK (4193321013)


M. ALI HAMZAHAS (4191121016)
WURI CAHYANINGRUM (4193121007)

DOSEN PENGAMPU : IMELDA FREE UNITA MANURUNG, S.Pd, M.Pd


MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
NOVEMBER 2019
EXCECUTIVE SUMMARY

Mini Riset ini berjudul Penerapan Pendidikan Progresivisme di SMA Negeri 19


Medan. Dengan mini riset ini saya sebagai peneliti mencari tahu apakah di sekolah tersebut
sudah menerapkan pendidikan progresivisme dan bagaimana pula penerapannya. Informasi
tersebut diperoleh melalui sesi wawancara kepada salah satu guru bidang studi yang ada di
sekolah tersebut.

Mengapa topik yang dibahas dalam mini riset tentang kajian filsafat progresivisme?
Progresivisme merupakan aliran filsafat pendidikan modern yang menghendaki adanya
perubahan pelaksanaan pendidikan menjadi lebih maju. Aliran progresivisme ini
mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak dan menjadikan
pendidik hanya sebatas sebagai fasilitaor, pembimbing, dan pengarah bagi peserta didik.
Adapun tujuan dari aliran progresivisme dalam pendidikan ialah ingin merubah praktik
pendidikan yang selama ini terkesan otoriter menjadi demokratis dan lebih menghargai
potensi dan kemampuan anak, serta mendorong untuk dilaksanakannya pembelajaran yang
lebih banyak melibatkan peserta didik. Hal ini juga dikarenakan terdapat banyak masalah yag
terkait dengan kajian filsafat tersebut. Masih banyak guru yang mengajar dengan
mengandalkan metode hafalan berbasis buku teks, tidak hanya itu siswa SMA juga banyak
yang masih diberi batasan untuk mengembangkan bakat yang dimilikinya karena kurangnya
sarana dan prasarana sekolah dan kurikulum yang tidak mendukung siswa untuk dapat
berkembang sesuai kemampuannya. Dengan menerapkan aliran progresivisme dalam
pendidikan, harapannya dapat membawa perubahan dan kemajuan pendidikan di Indonesia
menjadi lebih berkualitas, sehingga mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional
Indonesia.
Adapun tujuan saya dalam melakukan Mini Riset ini adalah meneliti metode
pembelajaran salah satu sekolah di Medan yaitu SMA Negeri 19 Medan dilihat dari aspek
pendidikan progresivisme yang nantinya dapat dijadikan sumber referensi untuk kita dan
sekolah yang bersangkutan untuk memperbaiki sistem pendidikan kedepannya agar sistem
pendidikan dapat terlaksana dengan baik.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami
dapat menyelesaikan Mini Riset di SMA Negeri 19 Medan ini. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna
dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan Mini Riset yang menjadi tugas
wajib mata kuliah Filsafat Pendidikan di Universitas Negeri Medan. Disamping itu, kami
juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat terselesaikanlah laporan Mini
Riset ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kiranya
nanti penulis dapat membuat yang lebih bagus dan lebih baik lagi. Karena kami sadar,
makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangan yang mungkin kami tidak
sadari.

Medan, 04 November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

EXCECUTIVE SUMMARY................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................................
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 1
C. Batasan Masalah .......................................................................................... 2
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
E. Tujuan Survey .............................................................................................. 2
F. Manfaat Survey ............................................................................................ 2
BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................................... 4

A. Defenisi Pendidikan Progresivisme ............................................................. 4


B. Kurikulum Pendidikan Progresivisme ......................................................... 5
C. Peran Guru dalam Pandangan Progresivisme .............................................. 5
BAB III. METODE SURVEY .............................................................................. 6

A. Tempat dan Waktu Survey........................................................................... 6


B. Subject Survey ............................................................................................. 6
C. Teknik Pengambilan Data ............................................................................ 6
D. Instrumen Survey ......................................................................................... 6
E. Teknik Analisis Data.................................................................................... 7
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 8

A. Gambaran Hasil Survey ............................................................................... 8


B. Pembahasan.................................................................................................. 8
C. Temuan Lapangan ........................................................................................ 10

BAB V. PENUTUP......................................................................................................... 11

A. Kesimpulan .................................................................................................. 11
B. Saran ............................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 12


LAMPIRAN............................................................................................................ 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan salah satu jalan untuk membentuk manusia menjadi
pribadi cerdas, bermoral, dan bertanggung jawab. Melalui pendidikan seseorang dapat
mengembangkan sikap, pengetahuan, maupun keterampilan secara optimal. Dalam
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Mengingat begitu pentingnya peran pendidikan, maka pendidikan harus
dirancang dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Artinya, pendidikan harus
dikembangkan menuju kearah yang lebih maju dengan memperhatikan berbagai
potensi peserta didik dan sumber daya manusia yang dimiliki. Oleh karena itu,
pendidikan hendaknya tidak hanya berpusat pada pendidik/guru, tetapi dipusatkan
pada peserta didik. Peran guru hanya sebatas sebagai pembimbing dan fasilitator
terhadap pengembangan potensi peserta didik. Berkaitan dengan persoalan tersebut,
terdapat salah satu aliran dalam filsafat pendidikan yang mendukung adanya
perubahan dalam pelaksananaan pendidikan. Aliran filsafat yang dimaksud adalah
progresivisme. Aliran ini merupakan sebuah gerakan yang menentang pelaksanaan
pendidikan secara tradisional seperti halnya aliran esensialisme dan perennialisme.
Aliran progresivisme mendukung adanya pelaksanaan pendidikan yang dipusatkan
pada peserta didik dan mengembangkan berbagai kemampuannya sebagai bekal
menghadapi kehidupkan sosial di lingkungannya. Berdasarkan hal tersebut, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Pendidikan
Progresivisme di SMA Negeri 19 Medan”

1
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah maka
permasalahan yang dihadapi. Dalam hal ini, yang menjadi identifikasi masalah
adalah:
1. Rendahnya kesempatan siswa untuk mengasah kemampuannya secara nyata
melalui suatu eksperimen.
2. Gaya mengajar yang terlampau mengandalkan metode hafalan berbasis buku
teks.
3. Minimnya sarana dan prasarana yang disediakan oleh sekolah.
4. Kurikulum yang diterapkan di sekolah tidak menekankan studi alam.

C. Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah dalam memahami ruang lingkup permasalahan dalam
penelitian ini maka penulis membatasi masalah berdasarkan identifikasi masalah
diatas maka permasalahan ini dibatasi hanya pada “Penerapan Pendidikan
Progresivisme di SMA Negeri 19 Medan”.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian, latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah maka rumusan masalah yang diteliti adalah : “Apakah di SMA Negeri 19
Medan sudah menerapkan pendidikan progresivisme dalam proses belajar
mengajar?’’.

E. Tujuan Survey
Adapun tujuan dari penelitian ini : “Untuk mengetahui apakah di SMA Negeri 19
Medan sudah menerapkan pendidikan progresivisme dalam proses belajar mengajar”.

F. Manfaat Survey
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi siswa, untuk meningkatkan semangat belajar khususnya ketika


bereksperimen.
2. Bagi guru, diharapkan untuk membantu mengembangkan minat dan rasa
ingin tahu siswa SMA Negeri 19 Medan dengan selalu membuka ruang

2
berpikir siswa untuk mencari penemuan – penemuan baru sehingga kegiatan
belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik dan mencapai tujuan
pembelajaran serta apa yang diharapkan.
3. Bagi sekolah, diharapkan untuk bisa meningkatkan metode pembelajaran yang
bisa mendukung minat siswa agar bisa lebih berprestasi melalui penyediaan
sarana dan prasana yang dapat mendukung kegiatannya dan menerapkan
kurikulum yang tepat sehingga dapat tercapai ketuntasan belajar minimal yang
telah ditetapkan oleh pihak sekolah, dengan meningkatkan keberhasilan siswa
berarti meningkatkan mutu sekolah.

4. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan dan pengalaman langsung untuk


mengembangkan ilmu pengetahuan.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Defenisi Pendidikan Progresivisme


Dalam pandangan progresivisme pendidikan merupakan suatu sarana atau alat
yang dipersiapkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik supaya tetap
bangkit terhadap semua tantangan kehidupannya yang secara praktis akan senantiasa
mengalami kemajuan. Selain itu, proses pendidikan dilaksanakan berdasarkan pada
asas pragmatisme. Artinya, pendidikan harus dapat memberikan kebermanfaatan bagi
peserta didik, terutama dalam menghadapi persoalan yang ada di lingkungan
masyarakat. Dalam buku Philosofical Alternatives in Education, Gutek (1974:140)
menyebutkan bahwa pendidikan progresivisme menekankan pada beberapa hal; 1)
pendidikan progresivisme hendaknya memberikan kebebasan yang mendorong anak
untuk berkembang dan tumbuh secara alami melalui kegiatan yang dapat
menanamkan inisiatif, kreatifitas, dan ekspresi diri anak; 2) segala jenis pengajaran
hendaknya mengacu pada minat anak, yang dirangsang melalui kontak dengan dunia
nyata; 3) pengajar progresif berperan sebagai pembimbing anak yang diarahkan
sebagai pengendali kegiatan penelitian bukan sekedar melatih ataupun memberikan
banyak tugas; 4) prestasi peserta didik diukur dari segi mental, fisik, moral dan juga
perkembangan sosialnya; 5) dalam memenuhi kebutuhan anak dalam fase
perkembangan dan pertumbuhannya mutlak diperlukan kerjasama antara guru,
sekolah, rumah, dan keluarga anak tersebut; 6) sekolah progresivisme yang
sesungguhnya berperan sebagai laboratorium ynag berisi gagasan pendidikan inovatif
dan latihan-latihan. Menurut progresivisme proses pendidikan memiliki dua segi,
yaitu psikologis dan sosiologis. Dari segi psikologis, pendidik harus dapat mengetahui
tenaga-tenaga atau daya-daya yang ada pada anak didik yang akan dikembangkan.
Dari segi sosiologis, pendidik harus mengetahui kemana tenaga-tenaga itu harus
dibimbingnya. Dalam konteks ini, pendidikan harus lebih dipusatkan pada peserta
didik, dibandingkan berpusat pada pendidik maupun bahan ajar. Karena peserta didik
merupakan subjek belajar yang dituntut untuk mampu menghadapi berbagai persoalan
kehidupan di masa mendatang.

4
B. Kurikulum Pendidikan Progresivisme
Dalam pandangan progresivisme kurikulum merupakan serangkaian program
pengajaran yang dapat mempengaruhi anak belajar secara edukatif, baik di
lingkungan sekolah maupun di luar. Kurikulum dalam padangan progresivisme ialah
sebagai pengalaman mendidik, bersifat eksperimental, dan adanya rencana serta
susunan yang teratur. Pengalaman belajar adalah pengalaman apa saja yang serasi
dengan tujuan menurut prinsip-prinsip yang telah digariskan dalam pendidikan,
dimana setiap proses belajar yang ada membantu pertumbuhan dan perkembangan
anak didik. Artinya, kurikulum harusnya dirancang untuk mengembangkan berbagai
potensi peserta didik, serta dapat memberikan pengalaman yang berharga bagi
kehidupan anak didik. Aliran progresivisme menghendaki kurikulum dipusatkan pada
pengalaman yang didasarkan atas kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan
lingkungan yang kompleks (Jalaluddin dan Abdullah Idi, 2012:91).

C. Peran Guru dalam Pandangan Progresivisme


Dalam pandangan progresivisme terdapat perbedaan antara peran guru dan
siswa dalam kegiatan pembelajaran. Karena prinsip pembelajaran progresivisme
menghendaki pembelajaran yang dipusatkan pada siswa. Adapun peran guru menurut
aliran progresivisme ialah berperan sebagai fasilitator, pembimbing, dan pengarah
bagi siswa. Menurut Gutek (1974:146) pendidikan progresivisme mencari guru yang
memang berbeda dari guru di pendidikan tradisional dalam hal watak, pelatihan, dan
teknik pengajarannya. Karena kelas/pendidikan progresif berorientasi pada kegiatan
yang bertujuan, pendidik progresif sangat perlu mengetahui bagaimana cara
mendorong untuk dapat berpendapat, berencana, dan menyelesaikan proyek mereka.
Selain itu, guru juga perlu mengetahui bagaimana tahapan kerja kelompok karena
pola dasar pengajaran progresif berpusat pada partisipasi kelompok. Aliran
progresivisme ingin mengatakan bahwa tugas guru sebagai pembimbing aktivitas
anak didik/siswa dan berusaha memberikan kemungkinan lingkungan terbaik untuk
belajar. Sebagai Pembimbing ia tidak boleh menonjolkan diri, ia harus bersikap
demokratis dan memperhatikan hak-hak alamiah anak didik/siswa secara keseluruhan.

5
BAB III

METODE SURVEY

A. Lokasi dan Waktu Survey


1. Lokasi Survey
Survey dilaksanakan di SMA Negeri 19 Medan yang berlokasi di Jalan Seruwai
No.1, Sei Mati, Kota Medan Tahun Ajaran 2019/2020.
2. Waktu Penelitian
Suvey ini dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober pukul 13.00 WIB di SMA Negeri
19 Medan.

B. Subject Survey
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Ibu Eva Mitra S.Pd, M.Si selaku
guru bidang studi Biologi kelas XII di SMA Negeri 19 Medan Tahun Ajaran
2019/2020.

C. Teknik Pengambilan Data


Wawancara dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan pedoman wawancara
terhadap salah satu guru bidang studi Biologi kelas XII bagaimana metode proses belajar
mengajar di SMA Negeri 19 Medan secara umum. Pelaksanaan penelitian tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Dilakukan dengan meminta persetujuan kepada pihak sekolah untuk melakukan
wawancara kepada salah satu guru.
2. Meminta ijin kepada guru yang bersangkutan untuk melaksanakan wawancara.
3. Memperkenalkan diri dan memulai sesi wawancara.
4. Setelah selesai sampai langkah ke-tiga, selanjutnya meminta ijin untuk pamit kepada
guru yang bersangkutan, administrasi, dan kepala sekolah.
5. Merangkum dan mengolah data yang sudah didapat untuk kemudian diberikan kepada
dosen yang bersangkutan.

D. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data peneliti menggunakan teknik wawancara dengan alat bantu
recorder untuk merekam berbagai informasi yang disampaikan oleh narasumber dan

6
kamera untuk menvideokan serta mendokumentasikan saat kegiatan wawancara
berlangsung.

E. Teknik Analisis Data


Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dimana peneliti bermaksud memahami
fenomena yang dialami oleh subjek penelitian dengan cara mengumpulkan dokumen dan
menganalisis data. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode wawancara. Dalam
wawancara terstruktur, peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang hendak
digali dari narasumber. Pada kondisi ini, peneliti sudah membuat daftar pertanyaan secara
sistematis.

7
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Hasil Survey


Wawancara dilakukan peneliti dengan salah satu guru bidang studi Biologi di
SMA Negeri 19 Medan.
Nama : Eva Mitra S.Pd, M.Si
Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui penerapan pendidikan progresivisme di
SMA Negeri 19 Medan. Data hasil wawancara diperoleh sebagai berikut:
Sistem pembelajaran yang dilakukan berpusat pada kepentingan siswa.
Sekolah menggunakan Kurikulum 2013 tetapi tidak sepenuhnya dilaksanakan oleh
guru.
Sekolah menyediakan sarana dan prasarana yang dapat mendukung proses
pembelajaran siswa.
Guru tidak menerapkan metode pendiktean dan hafalan dalam proses belajar
mengajar.
Guru memberikan pembelajaran yang menarik bagi siswa.
Sekolah sangat mendukung untuk mengembangkan bakat dan minat siswa

B. Pembahasan
Berdasarkan gambaran hasil survey tesebut, data yang yang di peroleh dari
sesi wawancara sebagai berikut :
Sistem pembelajaran yang dilakukan berpusat pada kepentingan siswa.
Di SMA Negeri 19 Medan ini secara umum sudah menggunakan metode
pembelajaran yang berpusat pada kepentingan siswa artinya siswa mencari tahu dan
mempelajari sendiri materi yang akan dipelajari di dalam kelas sehingga lebih mudah
diingatnya dibandingkan apabila siswa hanya menerima dari guru sepenuhnya atau
mendengarkan guru tersebut ceramah di depan kelas.
Sekolah menggunakan Kurikulum 2013 tetapi tidak dilaksanakan oleh semua guru.
Sekolah yang kami survey telah menggunakan Kurikulum 2013 dimana dalam
kurikulum ini siswa diberikan kebebasan dalam mengembangkan segala potensi
yang ada pada dirinya artinya pembelajaran berpusat pada siswa, akan tetapi tidak

8
semua guru disekolah tersebut yang menerapkan Kurikukulum 2013 dalam proses
belajar mengajar sehingga masih ada pembelajaran yang berpusat guru. Disamping
itu semua di SMA Negeri 19 Medan sebagian besar guru sudah melaksanakan
pembelajaran dengan kurikulum tersebut sehingga pembelajaran lebih berpusat
kepada siswa, dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator saja.
Sekolah menyediakan sarana dan prasarana yang dapat mendukung proses
pembelajaran siswa.
Sarana dan prasarana di SMA Negeri 19 Medan sudah cukup memadai untuk
menunjang proses pembelajaran siswa seperti penyediaan laboratorium.
Pembelajaran di laboratorium lebih berperan dalam pelaksanaan pendidikan
progresivisme ini, siswa dapat mencari dan menemukan sendiri suatu
permasalahan dalam pembelajaran dengan alat-alat laboratorium yang disediakan
sekolah sehingga pembelajaran lebih mudah diingat dalam memorinya daripada
menerima pembelajaran secara teori di dalam kelas.
Guru tidak menerapkan metode pendiktean dan hafalan dalam proses belajar
mengajar.
Guru di SMA Negeri 19 Medan ini sebagian besar tidak lagi menerapkan
metode pendiktean dan hafalan. Apabila siswa merasa materi yang disampaikan
guru terdapat poin-poin penting maka siswa tersebut akan mencatatnya tanpa ada
waktu khusus yang diberikan oleh guru untuk mencatat. Metode hafalan tidak lagi
menjadi andalan untuk membuat siswa menjadi berkembang karena dengan
memberikan hafalan kepada siswa dapat memberikan tekanan secara tidak
langsung, ketika di suruh menghafal siswa hanya mengingat materi yang
disampaikan hanya bebarapa saat saja karena tidak diimplementasikan secara nyata
melalui suatu eksperimen.
Guru memberikan pembelajaran yang menarik bagi siswa.
Guru berusaha mencari pembelajaran yang menarik bagi siswa dengan
mencari kasus-kasus yang terbaru yang bisa dijadikan contoh dan di teliti nantinya.
Contohnya ketika memepelajari materi tentang virus jika dipelajari dengan cara
biasa di dalam kelas akan terasa membosankan namun apabila dikaitkan dengan
suatu penyakit yang sedang booming dan dilakukan suatu penelitian malalui
eksperimen di laboratoium maka pembelajaran akan lebih menarik.

9
Sekolah sangat mendukung untuk mengembangkan bakat dan minat siswa
Sekolah yang kami survey mendukung kemampuan dan potensi yang dimiliki
siswanya dengan cara membuat suatu program khusus untuk mengembangkan bakat
dan minat siswa tersebut serta mengarahkannya dengan memberikan informasi dan
peminjaman literatur-literatur yang ada disekolah. Misalnya ada siswa yang memiliki
hobi menari maka di buat kelas seni dengan berbagai properti tari yang bisa
digunakan dan apabila ada siswa yang mahir dalam hal berbicara maka di buat kelas
presenter. Sehingga dapat dikatakan bahwa di SMA Negeri 19 Medan ini bakat dan
minat siswa sudah tersalurkan dengan baik.

C. Temuan Lapangan
Hasil penelitian di lapangan, peneliti mengumpulkan data-data hasil penelitian
yang diperoleh berdasarkan wawancara dan dokumentasi. Beberapa temuan peneliti
dalam penerapan pendidikan progresivisme untuk meningkatkan aktivitas belajar
siswa di SMA Negeri 19 Medan antara lain:

1. Pembelajaran menggunakan kurikukulum 2013 mampu untuk meningkatkan


kemampuan siswa dalam mengembangkan bakat dan minatnya.
2. Pembelajaran nyata (eksperimen) seperti memanfaatkan laboratorium mampu
meningkatkan aktivitas belajar siswa.
3. Pembelajaran yang menghasilkan sesuatu yang mencerminkan pemahaman
mengenai permasalahan yang dikaji menurut kreasinya masing-masing dan hasil
kreasi tersebut merupakan produk kreatif yang dapat dipresentasikan, dipajang,
atau ditindaklanjuti mampu menghidupkan pembelajaran dikelas sehingga mampu
meningkatkan aktivitas belajar siswa.

10
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Implementasi progresivisme dalam pendidikan ialah menekankan pendidikan
demokratis dan menghargai berbagai potensi yang dimiliki oleh anak, serta
pembelajarannya lebih berpusat pada peserta didik, sedangkan guru hanya sebagai
fasilitator, pembimbing, dan pengarah bagi perkembangan peserta didik. Dari hasil
survey yang telah dilakukan diketahui bahwa di SMA Negeri 19 sudah menerapkan
pendidikan progresivisme bahkan menjujung tinggi aliran tesebut, karena guru disekolah
ini sangat memprioritaskan siswanya dengan memberikan kebebasan dalam
mengembangkan minat dan bakatnya. Pihak sekolah dalam hal ini sangat berpengaruh
dalam pendidikan progresivisme yaitu dalam menyediakan berbagai sarana dan
prasarana untuk mendukung kegiatan siswa terutama ketika melakukan eksperimen.
Kegiatan Eksperimen merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk
membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan
minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan
atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Melalui
kegiatan eksperimen ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan, potensi dan
prestasi peserta didik.

B. Saran
Dalam rangka meningkatkan kualitas siswa, guru di SMA Negeri 19 Medan
sebaiknya semua guru dapat menerapkan Kurikukulum 2013 dalam sekolah tersebut
sehingga pendidikan tidak lagi berpusat kepada guru melainkan sudah berpusat kepada
siswa sehingga dapat membantu siswa dalam mengembangkan potensi yang dimiliki.

11
DAFTAR PUSTAKA

Barnadib, Imam. (2002). Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Depdiknas. (2009). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Djumransjah. (2002). Filsafat Pendidikan. Jawa Timur: Bayumedia Publishing.

Fadlillah, M. (2014). Implementasi Kurikulum 2013. Yogyakarta: ArRuzz Media.

Jalaluddin dan Abdullah Idi. (2012). Filsafat Pendidikan; Manusia, Filsafat dan
Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.

Muhmidayeli. (2011). Filsafat Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.

Sadullah, Uyoh. (2003). Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

12
LAMPIRAN

13

Anda mungkin juga menyukai