Anda di halaman 1dari 7

Pertemuan: 7 LEMBARAN KERJA 6 NILAI

Hari / Tanggal : MATA KULIAH FILSAFAT PENDIDIKAN


Senin, 20 September Prodi PG-PAUD UNIMED
2021

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Mahfuzi Irwan, Nama Mhs :Eka Santi Sinamo
S.Pd, M.Pd / Prof.Dr, Yusnadi, MS
NIM :1213313046
Materi: Pandangan Filsafat Pancasila tentang manusia, masyarakat, Pendidikan dan
nilai.
Indikator Capaian: Dapat menggali dan menganalisis konsep Pandangan Filsafat
Pancasila tentang manusia, masyarakat, Pendidikan dan nilai.

Soal:
1. Diskripsikan Pandangan Filsafat Pancasila tentang :
- manusia,
- masyarakat
- Pendidikan dan
- Nilai
2. Simpulkan masing-masing mennurut pendapat Saudara deskripsikan di atas
(no.1)!
3. Deskripsikan Pancasila sebagai dasar filosofis bangsa Indonesia?

Jawaban:
PANDANGAN FILSAFAT PANCASILA TENTANG :
 Manusia
Kodrat manusia merupakan keseluruhan sifat-sifat asli, kemampuan-kemampuan
atau bakat-bakat alami, kekuasaan, bekal disposisi yang melekat pada
kebaradaan/eksistensi manusia sebagai makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial
ciptaan Tuhan YME. Harkat manusia adalah nilai manusia sebagai makhluk Tuhan
yang memiliki kemampuan-kemampuan yang disebut cipta, rasa dan karsa. Derajat
manusia adalah tingkat kedudukan atau martabat manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan yang memiliki bakat, kodrat, kebebasan hak, dan kewajiban asasi.

A. Sifat dan Hakekat Manusia


1. Pengertian dan Sifat Hakekat Manusia
Ciri-ciri karakteristik, yang secara prinsipil membedakan manusia dari hewan

2. Pendidikan Bersifat Filosofis


Filosofis berarti berdasarkan pengetahuan dan penyelidian dengan akal budi
mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal dan hukum, termasuk termasuk teori
yang mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan (berintikan logika, estetika,
metafisika, epistemology dan falsafah) Untuk mendapatkan landasan pendidikan
yang kukuh diperlukan adanya kajian yang bersifat mendasar, sistematis dan
Universal tentang ciri hakiki manusia
RPS MKDK : FILSAFAT PENDIDIKAN

3.Pendidikan Bersifat Normatif


Normatif berarti bersifat norma atau mempunyai tujuan/aturan Pendidikan
mempunyai tugas untuk menumbuhkembangkan sifat hakikat manusia sebagai
sesuatu yang bernilai luhur, dan hal itu menjadi keharusan.

B. Wujud Sifat Hakekat Manusia


1. Kemampuan Menyadari Diri Kemampuan Mengeksplorasi potensi yang ada, dan
mengembangkannya kearah kesempurnaan dan menyadarinya sebagai kekuatan
2. Kemampuan Bereksistensi Manusia bersifat aktif dan manusia dapat menjadi
manejer terhadap lingkungannya
3. Pemilikan Kata Hati Kemampuan membuat keputusan tentang baik/benar
dengan yang buruk/salah bagi manusia. Cara meningkatkan : melatih
akal/kecerdasan dan kepekaan emosi
4. Moral (etika) Perbuatan yang dilakukan/nilai-nilai kemanusiaan. Bermoral sesuai
dengan kata hati yang baik bagi manusia, dan sebaliknya. Etiket hanya sekedar
kemampuan bersikap/mengenai sopan santun
5. Kemampuan Bertanggung Jawab Suatu perbuatan harus sesuai dengan tuntutan
kodrat manusia
6. Rasa Kebebasan (Kemerdekaan), Kebebasan yang terikat(bertanggung jawab).
Tugas pendidikan membuat pesreta didik merasa merdeka dalam menjalankan
tuntutan kodrat manusia.
7. Kesediaan Melaksanakan Kewajiban dan Menyadari Hak Dapat ditempuh
dengan pendidikan disiplin: • Disiplin Rasional -> dilanggar -> rasa Salah •
Disiplin Afektif -> dilanggar -> rasa Gelisah • Disiplin Sosial -> dilanggar -> rasa
Malu • Disiplin Agama -> dilanggar -> rasa Berdosa
8. Kemampuan Menghayati Kebahagiaan, Kesanggupan menghayati kebahagiaan
berkaitan dengan 3 hal : Usaha, norma-norma, dan Takdir.

C. Dimensi-Dimensi Hakekat Manusia


1. Keindividualan (pribadi yang berbeda dari yang lain)
2. Kesosialan (ketergantungan kebutuhan pada orang lain)
3. Kesusilaan (menyangkut etika dan etiket)
4. Keberagaman (keyakinan ada kekutan yang mengendalikan seluruh aspek
kehidupan di luar kemampuan makhlup hidup di dunia)
5. Intelektual(mengembangkan wawasan dan iptek, terampil mengkomunikasikan
pengetahuan dan memecahkan masalah)
6. Produktivitas (Kesanggupan memilih pekerjaan sesuai dengan kemampuan,
keserasian hidup bekeluarga, pandai menempatkan diri sebagai konsumen dan
produsen, serta kreatif dan berkarya) Pancasila sebagai dasar dan nilai yang
dijunjung tinggi oleh masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia memandang bahwa
manusia adalah makhluk tertinggi ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha
Mulia yang dianugerahi kemampuan atau potensi untuk tumbuh dan berkembang,
baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat atau sosial. Kedudukan
manusia dihadapan Tuhan adalah sama dan sama-sama memiliki harkat dan
martabat sebagai manusia mulia.
Page 2 of 7
RPS MKDK : FILSAFAT PENDIDIKAN

.
Masyarakat
Rakyat Indonesia adalah keseluruhan jumlah semua orang, warga dalam
lingkungan negara Indonesia. Hakekat rakyat Indonesia adalah pilar negara dan
yang berdaulat. Segala sesuatu yang merupakan hak dalam hubungan hidup
kemanusiaan yang mencakup hubungan antara negara dengan warga negara,
hubungan negara dengan negara, dan hubungan antar sesama warga negara yang
dinamakan adil (Surajiyo, 2008). Untuk menghindarkan masalah etno-nasionalisme
yang dapat berakibat disintegrasi bangsa, Hamdi Huruk (dalam H.A.R. Tilaar.
2002: 76) mengemukakan program sebagai berikut :
1. Didalam menyikapi dorongan etno-nasionalisme yang negatif maka dihindarkan
cara-cara pemecahan koersif (militeristk), tetapi dengan menggunakan metode
persuasive dan dialogis, serta mengikut sertakan masyarakat setempat.
2. Perlu diakui identitas etnis dalam arti kultural bukan dalam arti politik
3. Menyadarkan kelompok-kelompok yang berkeinginan kepada separatisme,
bahwa berpisah dengan negara dan bangsa Indonesia akan merugikan.
4. Menghindari berbagai pelanggaran HAM dan menghormati HAM. Oleh karena
itu, budaya etnis masing-masing suku harus diberi kesempatan yang seluas- luasnya
untuk diperkembangkan sebagai modal dasar mengembangkan demokrasi atau
sikap demokratis, saling menghargai, dan menghormati bagi setiap warga negara.
Itulah yang menjadi nilai-nilai dasar Pancasila terhadap masyarakat Indonesia.

Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara (Pasal 1 UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional). Sebagai usaha sadar dan terencana, pendidikan tentunya
harus mempunyai dasar dan tujuan yang jelas, sehingga dengan demikian baik isi
pendidikan maupun cara-cara pembelajarannya dipilih, diturunkan dan
dilaksanakan dengan mengacu kepada dasar dan tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Selain itu, pendidikan bukanlah proses pembentukanpeserta didik untuk
menjadi orang tertentu sesuai kehendak sepihak dari pendidik. Karena manusia
(peserta didik) hakikatnya adalah pribadi yang memiliki potensi dan memiliki
keinginan untuk menjadi dirinya sendiri, maka upaya pendidikan harus dipandang
sebagai upaya bantuan dan memfasilitasi peserta didik dalam rangka
mengembangkan potensi dirinya. Upaya pendidikan adalah pemberdayaan peserta
didik. Hal ini hendaknya tidak dipandang sebagai upaya dan tujuan yang bersifat
individualistic semata, sebab sebagaimana telah dikemukakan bahwa kehidupan
manusia itu multi dimensi dan merupakan kesatuan yang integral. Selain hal di
atas, dimensi hitorisitas, dinamika, perkembangan kebudayaan dan tugas hidup
yang diemban manusia mengimplikasikan bahwa pendidikan harus diselenggarakan
sepanjang hayat. Pendidikan hendaknya diselenggarakan sejak dini, pada setiap
tahapan perkembangan hingga akhir hayat. Sebab itu, pendidikan hendaknya
diselenggarakan baik pada jalur pendidikan informal, formal, maupun nonformal
yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.

Page 3 of 7
RPS MKDK : FILSAFAT PENDIDIKAN

. Tujuan Pendidikan
berdasarkan Pandangan Pancasila tentang hakikat realitas, manusia,pengetahuan
dan hakikat nilai Mengimplikasikan bahwa pendidikan seyogyanya bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertangung
jawab. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 3 UU RI No. 20 Tahun 2003
Tentang sistem Pendidikan Nasional. Tujuan pendidikan tersebut hendaknya kita
sadari betul, sehingga pendidikan yang kita selenggarakan bukan hanya untuk
mengembangkan salah satu potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
berilmu saja, bukan hanya untuk terampil bekerja saja, dsb., melainkan demi
berkembangnya seluruh potensi peserta didik dalam konteks keseluruhan dimensi
kehidupannya secara integral. Kurikulum Pendidikan. Kurikulum disusun sesuai
dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
dengan memperhatikan:a) peningkatan iman dan takwa;b) peningkatan akhlak
mulia;c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;d) keragaman
potensi daerah dan lingkungan;e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional;f)
tuntutan dunia kerja;g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;h)
agama;i) dinamika perkembangan global; danj) persatuan nasional dan nilai-nilai
kebangsaan. Ketentuan mengenai pengembangan kurikulum sebagaimana
dimaksud di atas diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah (Pasal 36 UU RI
No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional).

Page 4 of 7
RPS MKDK : FILSAFAT PENDIDIKAN

. Peranan Pendidik dan Peserta Didik


ada berbagai peranan pendidik dan pesertadidik yang haruis dilaksanakannya,
namun pada dasarnya berbagai peranan tersebut tersurat dantersirat dalam
semboyan: “ing ngarso sung tulodo” artinya pendidik harus memberikan
ataumenjadi teladan bagi peserta didiknya; “ing madya mangun karso”, artinya
pendidik harusmampu membangun karsa pada diri peserta didiknya; dan” tut wuri
handayani”artinya bahwasepanjang tidak berbahaya pendidik harus memberi
kebebasan atau kesempatan kepada pesertadidik untuk belajar mandiri. Orientasi
pendidikan. Pendidikan memiliki dua fungsi utama, yaitu fungsikonservasi dan
fungsi kreasi. Fungsi konservasi dilandasi asumsi bahwa terdapat
nilainilai,pengetahuan, norma, kebiasaan-kebiasaan, dsb. yang dijunjung tinggi dan
dipandang berhargauntuk tetap dipertahankan. Contoh: pengetahuan dan nilai-nilai
yang bersifat mutlak tentunyatetap harus dipertahankan, demikian juga
pengetahuan dan nilai nilai budaya yang masihdipandang benar dan baik juga perlu
dikonservasi. Adapun fungsi kreasi dilandasi asumsi bahwarealitas tidaklah bersifat
terberi (given) dan telah selesai sebagaimana diajarkan oleh sainsmodern. Tetapi
realitas “mewujud” sebagaimana kita manusia dan semua anggota alam
semestaberpartisipasi “mewujudkannya”. Semua anggota semesta ikut
berpartisipasi dalam mewujudkanrealitas. Sebab itu, peran manusia baik sebagai
individu maupun kelompok adalah merajutrealitas yang diinginkannya yang dapat
diterima oleh lingkungannya. Dalam hal ini hakikatpendidikan seyogyanya
diletakkan pada upaya-upaya untuk menggali dan mengembangkanpotensi para
pelajar agar mereka tidak saja mampu memahami perubahan tetapi mampu
berperansebagai agen perubahan atau perajut realitas (A. Mappadjantji Amien,
2005). Perubahan merupakan suatu keharusan atau kenyataan yang tidak dapat kita
tolak,sehingga pelajar-pelajar harus kita didik untuk menguasainya dan bukan
sebaliknya, merekamenjadi dikuasai oleh perubahan.

Nilai
Filsafat Pancasila memiliki fungsi kesatuan bangsa. Hal ini dikarenakan pandangan
bahwa Pancasila mengandung nilai kepribadian yang paling tepat dan sesuai dengan
bangsa Indonesia. Pancasila juga dianggap sebagai nilai yang paling bijaksana, paling adil,
dan paling tepat untuk menyatukan seluruh rakyat Indonesia.

Page 5 of 7
RPS MKDK : FILSAFAT PENDIDIKAN

Kesimpulan :
1. Manusia : Pancasila sebagai dasar dan nilai yang dijunjung tinggi oleh
masyarakat, bangsa dan negara Indonesia memandang bahwa manusia adalah
makhluk tertinggi ciptaan tuhan yang maha kuasa dan maha mulia yang
dianugerahi kemampuan atau potensi untuk bertumbuh dan berkembang, baik
sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat atau sosial. Manusia
Pancasila adalah manusia yang bebas dan bertanggung jawab terhadap
perkembangan dirinya sebagai individu dan perkembangan masyarakat Indonesia.
Manusia ciptaan tuhan yang mahakuasa dianugerahi kemampuan atau potensi
untuk bertumbuh dan berkembang sepanjang hayat.

2. Masyarakat : Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yaitu Ketuhanan


Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia akan terwujud
dalam laku dan perilaku setiap warga masyarakat-bangsa dan negara Indonesia
sesuai dengan perkembangan dan kemajuan yang telah dicapai. Karena itu nilai-
nilai luhur Pancasila tidak pernah ditinggal oleh perkembangan dan kemajuan,
justru nilai-nilai itulah sebagai ciri kepribadian masyarakat bangsa dan negara
Indonesia.

1. Pendidikan : Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor


20 tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya
dalam UU Sisdiknas tahun 2003 bab 2 pasal 3 di jelaskan tujuan Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.

2. Nilai : Pembangunan nasional adalah upaya bangsa untuk mencapai tujuan


nasional sebagaimana yang sudah dinyatakan dalam pembukaan UUD 1945.
Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa, dan sumber nilai bagi
bangsa Indonesia. Menurut kaelan, Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila
silanya harus merupakan sumber nilai, kerangka berpikir serta asas moralitas
sebagai pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, sila-sila
dalam Pancasila menunjukkan sistem etika dalam pembangunan iptek.

Page 6 of 7
RPS MKDK : FILSAFAT PENDIDIKAN

Daftar Pustaka:
https://www.slideshare.net/HerryPurwantoPanjaitan/pandangan-filsafat-pancasila-
tentang-manusia-masyarakat-pendidikan-dan-nilai

Page 7 of 7

Anda mungkin juga menyukai