Anda di halaman 1dari 5

Pertemuan: 11 Hari / LEMBARAN KERJA 10 NILAI

Tanggal : MATA KULIAHFILSAFAT PENDIDIKAN


Senin/16 November 2020 Prodi Pendidikan Kimia
FMIPA – UNIMED
Dosen Pengampu Mata Kuliah : Nam Mhs : ADELIA NAIBAHO
a
Gita Noveri Eza,S.Pd.,M.Pd. NIM : 4202431014

Materi: Hakekat Manusia.


Indikator Capaian: Dapat mendeskripsikan konsep, menyusun dan mensimulasikan skenario
hakekat manusia.
Soal:
2. Diskripsikan minimal 3 pendapat ahli tentang Hakekat Pendidikan ?
3. Mengapa pendidikan selalu memperhatikan perkembangan manusia?
4. Simpulkan Hakekat Pendidikan yang dideskripsikan di atas (no.1)!
5. Sebutkan landasan yang menjadi hakikat dari bentuk penyelanggaraan Pendidikan di Negara
kesatuan Republik Indonesia.
6. Kemukakan alasan filsafat pendidikan Pancasila merupakan tuntunan nasional adalah
Jawaban :

1. Pendapat para ahli tentang hakikat manusia :


 Menurut John Dewey
mengemukakan bahwa pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman,
hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa
dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk
menghasilkan kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan
perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.

 Menurut Edgar Dalle


bahwa Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan
pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di
sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar
dapat mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa
yang akan datang.

 Menurut Plato
Pendidikan adalah sesuatu yang dapat membantu perkembangan individu dari jasmani
dan akal dengan sesuatu yang dapat memungkinkan tercapainya sebuah kesempurnaan.
Menurut Plato pendidikan direncanakan dan di-program menjadi tiga tahap dengan
tingkat usia, tahap pertama adalah pendidikan yang diberikan kepada murid hingga
sampai dua puluh tahun; dan tahap kedua, dari usia dua puluh tahun sampai tiga puluh
tahun; sedangkan tahap ketiga, dari tiga puluh tahun sampai usia empat puluh tahun.

2. Karena Pendidikan merupakan sistem untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dalam
segala aspek kehidupan. Dalam sejarah umat manusia, hampir tidak ada kelompok manusia
yang tidak menggunakan pendidikan sebagai alat pembudayaan dan peningkatan
kualitasnya. Pendidikan dibutuhkan untuk menyiapkan anak manusia demi menunjang
perannya di masa datang. Upaya pendidikan yang dilakukan oleh suatu bangsa memiliki
hubungan yang signifikan dengan rekayasa bangsa tersebut di masa mendatang. Dengan
demikian, pendidikan merupakan sarana terbaik untuk menciptakan suatu generasi baru
pemuda-pemudi yang tidak akan kehilangan ikatan dengan tradisi mereka sendiri tapi juga
sekaligus tidak menjadi bodoh secara intelektual atau terbelakang dalam pendidikan mereka
atau tidak menyadari adanya perkembangan-perkembangan disetiap cabang pengetahuan
manusia.
Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia
yang berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan selalu berkembang, dan selalu dihadapkan
pada perubahan zaman. Untuk itu, mau tak mau pendidikan harus didisain mengikuti irama
perubahan tersebut, apabila pendidikan tidak didisain mengikuti irama perubahan, maka
pendidikan akan ketinggalan dengan lajunya perkembangan zaman itu sendiri.
3. Pendidikan adalah suatu proses pembaharuan menuju perkembangan individu dari jasmani
dan akal dengan sesuatu yang dapat memungkinkan tercapainya sebuah kesempurnaan yang
mana bias didapatkan dari orang-orang terpilih atau orang yang ada dekat dengan kita
ataupun lingkungan kita.

4. Landasan yang menjadi hakikat dari bentuk penyelanggaraan Pendidikan di Negara kesatuan
Republik Indonesia :
 Landasan Filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna dan hakekat
pendidikan, yang berusaha menelaah masalah pokok; apakah pendidikan itu, mengapa
pendidikan diperlukan, apa yang seharusnya menjadi tujuan pendidikan.
 Landasan sosiologis. Secara sosiologis pendidikan merupakan suatu proses interaksi
antara dua individu, bahkan dua generasi, yang memungkinkan generasi muda
mengembangkan diri. Lembaga pendidikan dengan kegiatannya yang sistematis sengaja
dibentuk oleh masyarakat
 Landasan Kultural. Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik,
sebab kebudayaan diwariskan dan dikembangkan dengan jalan pendidikan.Sebaliknya
bentuk, ciri-ciri dan pelaksanaan pendidikan ditentukan oleh kebudayaan masyarakat di
mana proses pendidikan itu berlangsung
 Landasan psikologis. Pemahaman peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek
kejiwaan, merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Pemahaman terhadap
perkembangan kepribadian akan sangat bermanfaat untuk pendidikan, utamanya dalam
membantu setiap peserta didik mengembangkan/mematangkan intelektualnya,
spiritualnya dan emosiaonalnya.
 Landasan Ilmiah dan Teknologis. Pendidikan serta IPTEK mempunyai kaitan yang sangat
erat, sebab pendidikan sangat berperan dalam pewarisan dan pengembangan IPTEK.
Perkembangan IPTEK dan masyarakat harus diakomodir dan direspon positif oleh
lembaga pendidikan
 Landasan Yuridis Landasan yuridis atau hukum pendidikan, yakni asumsi, teori, dalil, dan
hukum yang bersumber dari peraturan perundang-undangan yang berlaku yang menjadi
titik tolak dalam rangka praktik pendidikan.
 Landasan religius pendidikan, yang mencakup asumsi dan teori yang bersumber dari
religi atau agama yang menjadi titik tolak dalam rangka praktik pendidikan.

5. Alasan filsafat pendidikan pancasila merupakan tuntutan nasional karena filsafat pendidikan
pancasila merupakan sub sistem dari sistem negara yang merupakan perwujudan nilai dan jiwa
pancasila yang dapat melestarikan kebudayaan, martabat dan kepribadian bangsa dan negara. Dapat
dikatakan bahwa Filsafat Pendidikan Pancasila merupakan aspek Rohaniah atau spiritual Sisdiknas
(Jalaludin & Abdullah Idi,2011:170). Tercermin dalam tujuan pendidikan nasional yang termuat
dalam UU No. 20 Tahun 2003.
Daftar Pustaka

Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, CV. Pustaka Setia, Bandung, 1998.

Redja Mudyaharjo, Filsafat Ilmu Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung 2004.

Wiliam F. O’neil, Ideologi-ideologi Pendidikan, Pustaka Pelajar, Yokyakarta, 2002

https://phylo2.blogspot.com/2018/05/50-pengertian-pendidikan-menurut-para-ahli-dan-
referensinya.html

http://pendidikandanteknolog.blogspot.com/2018/06/11-pengertian-pendidikan-menurut-ahli-
daftar-pustaka.html

Anda mungkin juga menyukai