Anda di halaman 1dari 3

Pertemuan: 10 Hari / LEMBARAN KERJA 9 NILAI

Tanggal : MATA KULIAHFILSAFAT PENDIDIKAN


Senin/9 November 2020 Prodi Pendidikan Kimia
FMIPA – UNIMED
Dosen Pengampu Mata Kuliah : Nam Mhs : ADELIA NAIBAHO
a
Gita Noveri Eza,S.Pd.,M.Pd. NIM : 4202431014

Materi: Hakekat Pendidikan.


Indikator Capaian: Dapat mendeskripsikan, mereview dan memvalidasi Hakekat Pendidikan di
Indonesia.
Soal:
1. Kritisilah penyelenggaraan Pendidikan kita dewasa ini secara menyeluruh berdasarkan UUD
1945.
2. Mengapa pendidikan nasional berkaitan dengan kebudayaan?
3. Buatlah saran/ide saudara penyelenggaraan Pendidikan yang seperti apa yang dapat mengayomi
anak bangsa kita. (Misalnya : Pemerataan Pendidikan; Seleksi mahasiswa baru; Kesempatan
belajar bagi anak berkebutuhan khusus; dan sebagainya)

Jawaban :

1. Pasal-pasal yang bertalian dengan pendidikan dalam UUD 45 hanya dua pasal, yaitu pasal 31
dan pasal 32. Pasal 31 ayat 1 berbunyi: Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.
Ayat 2 pasal ini berbunyi: Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah
wajib membiayainya. Ayat 3 pasal ini berbunyi: Pemerintah mengusahakan dan menyelengarakan
satu system pendidikan nasional.
Pasal 32 UUD itu pada ayat 1 bermaksud memajukan budaya nasional serta memberi kebebasan
kepada masyarakat untuk mengembangkannya dan ayat 2 menyatakan negara menghormati dan
memelihara bahasa daerah sebagai bagian dari budaya nasional. Pasal ini berhubungan dengan
pendidikan sebab pendidikan adalah bagian dari kebudayaan.
Konsep pendidikan yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 belum dapat terealisasi
seutuhnya di masyarakat kita, walaupun konsep yang diberikan sangat bagus dengan meng-
atasnamakan kesejehteraan dalam pendidikan tetapi masih belum menjangkau masyarakat yang
berada di beberapa daerah.
Norma-norma yang mengatur pendidikan juga banyak dan bagus, tetapi tetap saja kita harus
mengusapkan dada karena perakteknya belum seutuhnya terealisasi. Jadi jika pemerintah dapat
menanggapi permasalahan pendidikan saat ini, tentu konsep pendidikan berdasarkan Undang
Undang Dasar 1945 dapat berjalan dengan baik, karena kita ketahui bahwa konsep pendidikan
menurut UUD 1945 sangat bagus.
2. Pendidikan dan kebudayaan merupakan suatu hal yang saling berintegrasi, pendidikan selalu
berubah sesuai perkembangan kebudayaan, karena pendidikan merupakan proses transfer
kebudayaan dan sebagai cermin nilai-nilai kebudayaan (pendidikan bersifat reflektif). Pendidikan
juga bersifat progresif, yaitu selalu mengalami perubahan perkembangan sesuai tuntutan
perkembangan kebudayaan. Kedua sifat tersebut berkaitan erat dan terintegrasi. Untuk itu perlu
pendidikan formal dan informal (sengaja diadakan atau tidak). Perbedaan kebudayaan menjadi
cermin bagi bangsa lain, membuat perbedaan sistem, isi dan pendidikan pengajaran sekaligus
menjadi cermin tingkat pendidikan dan kebudayaan.
Pendidikan dengan kebudayaan itu saling terkait, yaitu dengan pendidikan bisa membentuk
manusia atau insan yang berbudaya, dan dengan budaya pula bisa menuntun manusia untuk hidup
yang sesuai dengan aturan atau norma yang dijadikan sebagai pedoman dalam menjalani
kehidupan, agar segala sesuatunya itu tidak melanggar atau melenceng nilai-nilai baik dari segi
moral maupun agama.

3. Penilaian kinerja guru (teacher performance appraisal) merupakan salah satu langkah untuk
merumuskan program peningkatan kompetensi guru secara efektif dan efisien. Hal ini sesuai
dengan amanat yang tertuang pada Permenneg PAN dan RB No. 16 Tahun 2009. Penilaian
kinerja dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan guru yang sebenarnya dalam melaksanakan
pembelajaran. Berdasarkan penilaian kinerja ini juga akan diketahui tentang kekuatan dan
kelemahan guru-guru, sesuai dengan tugasnya masing-masing, baik guru kelas, guru bidang studi,
maupun guru bimbingan konseling. Penilaian kinerja guru dilakukan secara periodik dan
sistematis untuk mengetahui prestasi kerjanya, termasuk potensi pengembangannya
Disamping keharusan menjalani penilaian kinerja, guru-guru pun perlu diketahui tingkat
kompetensinya melalui uji kompetensi. Uji kompetensi dimaksudkan untuk memperoleh
informasi tentang kondisi nyata guru dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Berdasarkan
hasil uji kompetensi dirumuskan profil kompetensi guru menurut level tertentu, sekaligus
menentukan kelayakannya. Dengan demikian, tujuan uji kompetensi adalah menilai dan
menetapkan apakah guru sudah kompeten atau belum dilihat dari standar kompetensi yang
diujikan. Dengan demikian, kegiatan peningkatan kompetensi guru memiliki rasional dan
pertimbangan empiris yang kuat. Penilaian kinerja dan uji kompetensi guru esensinya berfokus
pada keempat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru.
Kebijakan pembinaan dan pengembangan profesi guru dengan segala cabang aktifitasnya perlu
disertai dengan upaya memberi penghargaan, perlindungan, kesejateraan, dan pemartabatan guru.
Karena itu, isu-isu yang relevan dengan masa depan manajemen guru, memerlukan formulasi
yang sistemik dan sistematik terutama sistem penyediaan, rekruitmen, pengangkatan dan
penempatan, sistem distribusi, sertifikasi, peningkatan kualifikasi, penilaian kinerja, uji
kompetensi, penghargaan dan perlindungan, kesejahteraan, pembinaan karir, pengembangan
keprofesian berkelanjutan, pengawasan etika profesi, serta pengelolaan guru di daerah khusus.
Daftar Pustaka

Tirtarahardja, Umar. dan La, Sulo S.L. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka cipta
Tim Penyusun. 2011. DIKTAT “Filsafat Pendidikan”. MEDAN: UNIMED
http://blog.unsri.ac.id/Bani/pengetahuan/dasar-teori-pendidikan/mrdetail/14616/
http://vandha.wordpress.com/2008/11/27/pendidikan-pengajaran-dan-kebudayaan pendidikan-
sebagai-gejala-kebudayaan/

Anda mungkin juga menyukai