Anda di halaman 1dari 16

Dari beberapa pengalaman yang sering didapatkan, hampir semua sampel air yang akan di bawa ke

Laboratorium Kualitas Air untuk dilakukan pemeriksaan kualitas airnya, ternyata dalam hal cara
pengambian sampel airnya boleh dikatakan belum mewakili (representative) dan tidak memenuhi
syarat untuk dilakukan uji analisis di laboratorium.
      Bagi seorang analis laboratorium, teknik/cara pengambilan sampel air tentu sangat menentukan
hasil akurasi  analisisnya, karena akan menyimpulkan apakah kualitas air ini memenuhi syarat atau
tidak untuk digunakan sebagai air bersih atau air minum. Boleh jadi yang seharusnya memenuhi
syarat, disimpulkan tidak memenuhi syarat atau sebaliknya.
      Teknik pengambilan sampel air (sampling) dapat dibagi menjadi:
1.Sampling air untuk uji fisik (bau, warna, endapan, kekeruhan, TDS)
2.Sampling air untuk uji kimia (semua unsur kimia)
3.Sampling air untuk uji mikrobiologi (terutama bakteri patogen)
      Keakurasian hasil analisis dari Sampling air ini dapat dipengaruhi oleh kebersihan/kesterilan botol
sampel, kepiawaian petugas sampling (terlatih), sarana dan prasarana laboratorium, serta keahlian
analis laboratorium dalam hal menguasai prosedural kerja.

Sukabumi, 08 April 2012


Ir.Iyus Yusup

http://thewaterofqualitycontrol.blogspot.com/2012/04/teknik-pengambilan-sampel-air-sampling.html

Badan air baik sungai maupun danau adalah merupakan badan penerima buangan air
limbah baik dari kegiatan industri maupun kegiatan rumah tangga dan aktifitas kehidupan
lainnya. Disisi lain sungai maupun danau adalah juga merupakan sumber air bagi berbagai
aktifitas kehidupan yang perlu dijaga kelestariannya. Pemantauan kualitas air sungai maupun
danau sangat diperlukan berbagai pihak untuk dapat digunakan sebagai alat pengambil
keputusan.

Tahapan sampling atau pengambilan contoh merupakan salah satu tahapan yang harus
dilakukan dalam rangka pemantauan kualitas air. Tahapan pengambilan contoh serta tahapan-
tahapan lain yang menyertainya memegang peranan yang sangat penting karena keakuratan
data uji yang diperoleh telah ditentukan sejak dari persiapan sampling, cara pengambilan
contoh, penanganan contoh sampai analisis contoh di laboratorium. Semua ini sangat
ditentukan oleh kemampuan SDM yang melakukannya.

Dalam rangka membantu laboratorium penguji kualitas lingkungan untuk


mengembangkan diri menjadi laboratorium yang kompeten, RCChem Learning Centre  akan
menyelenggarakan Pelatihan Laboratorium “Teknik Sampling Air dan Sedimen pada Sungai
dan Danau”.  Pelatihan ini dikemas dalam bentuk pelatihan berbasis kompetensi (CBT,
Competency Based Training).

http://www.rcchem.co.id/rcchem/course/59

Aspek pengelolaan lingkungan hidup akan berjalan efektif dan efisien apabila
didukung oleh laboratorium yang mampu menghasilkan data yang absah, tidak
terbantahkan serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah maupun secara hukum.
Untuk mendapatkan validitas data pengujian yang dapat dipercaya sesuai tujuan yang
diharapkan, maka bukan hanya dibutuhkan peralatan dan personel pengambilan sampel,
tetapi juga prosedur dan teknik pengambilan sampel.

Pengambilan sampel adalah suatu prosedur tertentu yang diikuti apabila suatu substansi,
bahan atau produk diambil untuk keperluan pengujian sampel yang representatif dari
keseluruhannya. Karena itu, pengambilan sampel harus mewakili kumpulannya dan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: perencanaan pengambilan sampel, petugas
pengambil sampel, prosedur pengambilan sampel, peralatan pengambil sampel yang
digunakan, frekuensi pengambilan sampel, keselamatan kerja dan dokumentasi terkait
pengambilan sampel. Proses pengambilan sampel jika tidak dilakukan secara benar, maka
secanggih apapun peralatan yang dipergunakan tidak akan menghasilkan data yang dapat
menggambarkan kondisi sesungguhnya.

Pengambilan sampel harus memenuhi kesesuaian terhadap standar baku yang telah diakui
baik secara internasional maupun nasional, seperti standar EPA, WHO, maupun SNI, jika
tidak akan mengakibatkan langkah-langkah selanjutnya seperti pengawetan, transportasi ,
penyimpanan, preparasi, maupun pengujian di laboratorium, akan sia-sia serta membuang
waktu dan biaya.
I.Jenis Sampel

A. sampel tunggal

yang dikumpulkan di tempat tertentu di situs dalam waktu singkat . Dengan demikian, mereka
mewakili di kedua ruang dan waktu dari area sampling. Pengambilan sampel diskrit diambil pada
lokasi, kedalaman, dan waktu yang dipilih. Sampel ambilan terintegrasi kedalaman dikumpulkan di
atas bagian yang telah ditentukan sebelumnya atau seluruh kedalaman kolom air, di lokasi dan waktu
yang dipilih dalam badan air tertentu. Sampel hanya dapat mewakili komposisi sumbernya pada
waktu dan tempat pengumpulan. Namun, bila suatu sumber diketahui komposisinya relatif konstan
selama waktu yang diperpanjang atau pada jarak yang cukup jauh ke segala arah,maka sampel dapat
mewakili periode waktu yang lebih lama dan/atau volume yang lebih besar daripada waktu dan
tempat tertentu di mana ia berada. dikumpulkan.
Dalam keadaan seperti itu, sumber dapat diwakili secara memadai oleh sampel ambilan
tunggal. Contohnya adalah persediaan air tanah yang dilindungi, persediaan air yang menerima
pengolahan konvensional, beberapa air permukaan yang tercampur dengan baik, tetapi jarang air
limbah, sungai, danau besar, garis pantai, muara, dan gumpalan air tanah.
Ketika sumber diketahui bervariasi dengan waktu, ambil sampel yang dikumpulkan pada interval
yang sesuai dan dianalisis secara terpisah dapat mendokumentasikan tingkat, frekuensi, dan durasi
variasi ini.

 B. Sampel komposit

Sampel komposit harus memberikan sampel yang lebih representatif dari matriks heterogen di mana
konsentrasi analit yang diinginkan dapat bervariasi selama periode waktu dan/atau ruang yang
singkat. Sampel komposit dapat diperoleh dengan menggabungkan bagian dari beberapa sampel ambil
atau dengan menggunakan perangkat pengambilan sampel otomatis yang dirancang khusus. Sampel
komposit berurutan dikumpulkan dengan menggunakan pemompaan sampel yang terus menerus dan
konstan atau dengan mencampur volume air yang sama yang dikumpulkan pada interval waktu yang
teratur. Komposit aliran proporsional dikumpulkan dengan pemompaan terus menerus pada tingkat
yang sebanding dengan aliran,Keuntungan dari sampel komposit termasuk pengurangan biaya analisis
sejumlah besar sampel, sampel yang lebih representatif dari matriks heterogen, dan ukuran sampel
yang lebih besar ketika jumlah sampel uji terbatas. Kerugian sampel komposit termasuk hilangnya
hubungan analit dalam sampel individu, pengenceran analit yang potensial di bawah tingkat deteksi,
peningkatan potensi gangguan analit, dan peningkatan kemungkinan interaksi analit. Selain itu,
penggunaan sampel komposit dapat mengurangi jumlah sampel yang dianalisis di bawah kebutuhan
statistik yang diperlukan untuk tujuan kualitas data tertentu atau tujuan khusus proyek.Jangan
gunakan sampel komposit dengan komponen atau karakteristik yang dapat mengalami perubahan
signifikan dan tidak dapat dihindari selama penyimpanan. Analisis sampel individu sesegera mungkin
setelah pengumpulan dan sebaiknya di titik pengambilan sampel. Jika pengawet digunakan,
tambahkan bahan tersebut ke botol sampel terlebih dahulu sehingga semua bagian komposit
diawetkan segera setelah dikumpulkan.
Perangkat pengambilan sampel otomatis tersedia; namun, jangan menggunakannya kecuali sampel
diawetkan seperti yang dijelaskan di bawah ini.
Sampler komposit yang berjalan untuk waktu yang lama harus menjalani pembersihan rutin wadah
dan jalur sampel untuk meminimalkan pertumbuhan dan endapan sampel.

C. Sampel terintegras

Untuk tujuan tertentu, informasi yang dibutuhkan paling baik diberikan dengan menganalisis
campuran sampel ambil yang dikumpulkan dari berbagai titik secara bersamaan, atau sedekat
mungkin, menggunakan metode pembobotan buangan . Contoh kebutuhan pengambilan sampel
terpadu terjadi di sungai atau aliran sungai yang komposisinya bervariasi di seluruh lebar dan
kedalamannya. Untuk mengevaluasi komposisi rata-rata atau pembebanan total, gunakan campuran
sampel yang mewakili berbagai titik di penampang, sebanding dengan aliran relatifnya. Kebutuhan
sampel terpadu juga mungkin ada jika pengolahan gabungan diusulkan untuk beberapa aliran air
limbah yang terpisah, interaksi yang mungkin memiliki efek signifikan pada pengolahan atau bahkan
pada komposisi. Prediksi matematis dari interaksi antara komponen kimia mungkin tidak akurat atau
tidak mungkin,
II. PERENCANAAN PENGAMBILAN SAMPEL

Pengambilan sampel yang telah direncanakan dengan baik akan mendukung


pelaksanaan yang optimal. Dengan demikian pengambilan sampel merupakan tahap awal
yang dilakukan dalam penentuan kualitas air, yang akan menentukan hasil pekerjaan pada
berikutnya. Secara garis besar prosedur pengambilan sampel terdiri dari perencanaan,
persiapan, pelaksanaan pengambilan sampel serta Quality Asurance (QA) dan Quality
Control (QC) pengambilan sampel. Hal penting bagi pengambil sampel sebelum ke
lapangan adalah menyusun perencanaan dalam suatu dokumen yang membantu dalam
setiap tahapan pengambilan sampel secara jelas dan sistematik.

Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam perencanaan pengambilan sampel adalah :

1. Menentukan tujuan pengambilan sampel;

2. Menentukan alat pengambil sampel yang sesuai;

3. Menentukan apakah pengambilan sampel harus sesuai dengan standar atau peraturan
tertentu;

4. Menentukan metode analisis;

5. Pemilihan teknik sampling dan menetukan apakah sampling dilakukan secara random
atau acak;

6. Menentukan jumlah, volume dan jenis wadah sampel;

7. Menentukan waktu, lokasi sampling dan jenis sampel;

8. Menentukan frekuensi sampling;

9. Menyiapkan pengendalian mutu;

10. Menyiapkan dokumentasi (daftar periksa persiapan pengambilan sampel, formulir


rekaman dat pengambilan sampel, laporan pengambilan sampel).
11. Pengamanan sampel terdiri dari :

1. Identifikasi/pengkodean sampel

2. Pengemasan sampel

3. Penyegelan wadah sampel, bila diperlukan

4. Tindakan pencegahan selama transportasi ke laboratorium, jika ada ketidak sesuaian

5. Penyimpanan sampel di laboratorium

III. PERSIAPAN PENGAMBILAN SAMPEL

Persiapan yang harus dilakukan sebelum pengambilan sampel di lapangan adalah:

1. Personel pengambil sampel

2. Persiapan peralatan pengambil sampel

3. Persiapan peralatan pengukuran di lapangan

4. Persiapan peralatan pendukung

5. Persiapan prosedur pengambilan sampel

6. Persiapan wadah sampel

7. Persiapan bahan pengawet, bila diperlukan

8. Mengkalibrasi alat pengukur parameter lapangan

9. Persiapan dokumentasi

10. Persiapan pengendalian mutu lapangan

11. Persiapan rekaman lapangan.


1. Personil

Sampel harus diambil oleh personil yang memiliki latar belakang pendidikan yang
sesuai, mendapatkan pelatihan pengambilan sampel, cukup pengalaman, dan mampu
mendemonstrasikan keahlian serta ketrampilannya. Apabila pengambilan sampel
dilakukan oleh personel pihak lain, misalnya pelanggan, pengawas atau penyidik
dari instansi yang berwenang, pihak laboratorium harus menyediakan prosedur atau
instruksi yang terdokumentasi, dan hal-hal lain yang diperlukan, seperti peralatan,
wadah sampel dll.

2. Peralatan

Peralatan yang harus disiapkan sebelum melakukan pengambilan sampel terdiri


dari : alat pengambil sampel, alat ukur parameter lapangan dan wadah sampel.

a. Alat Pengambil Sampel

Alat pengambil sampel harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

 terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat sampel sehingga bahan tersebut
tidak menyerap zat-zat kimia dari sampel, tidak melarutkan zat-zat kimia ke dalam
sampel, dan tidak bereaksi dengan sampel, (misal : alat pengambil sampel pengujian
parameter minyak dan lemak menggunakan wadah/gelas kaca);

 mudah dicuci dari bekas sampel sebelumnya;

 sampel mudah dipindahkan ke dalam botol penampung tanpa ada sisa bahan
tersuspensi di dalamnya;

 mudah dan aman dibawa;

 kapasitas alat tergantung dari tujuan pengujian.

Wadah Sampel

Persyaratan wadah penyimpan sampel, sebagai berikut :


 terbuat dari bahan gelas atau plastik polyethylene (PE) atau polypropylene (PP) atau
teflon (Poli Tetra Fluoro Etilen, PTFE);

 dapat ditutup dengan kuat dan rapat;

 bersih dan bebas kontaminan;

 tidak mudah pecah atau bocor;

 tidak berinteraksi dengan sampel.

Pengawetan Sampel

Pengawetan sampel meliputi perlakuan pendinginan, pengaturan pH, penambahan bahan


kimia untuk mengikat polutan yang akan dianalisis.

1. Perlakuan pendinginan

Perlakuan pendinginan sampel dengan menggunakan dry ice dalam ice box pada
suhu 4 °C ± 2 °C, kemudian wadah sampel ditutup rapat sehingga tidak ada
pengaruh udara dari luar.

2. Perlakuan pengaturan pH

Perlakuan pengaturan pH bertujuan untuk cross check penambahan bahan kimia


sebagai bahan pengawet pada sampel yang ditentukan berdasarkan parameter uji
(sesuai persyaratan).

3. Perlakuan penambahan bahan kimia

Perlakuan penambahan bahan kimia dilakukan setelah sampel diambil, untuk tetap
memelihara keutuhan dan memastikan tidak terkontaminasi, atau mencegah
terjadinya perubahan. Bahan kimia yang digunakan untuk pengawetan harus
memenuhi persyaratan parameter uji untuk analisis dan tidak mengganggu atau
mengubah kadar zat yang akan di uji, dengan tujuan menghambat aktivitas
mikroorganisme dan mengurangi penguapan gas serta bahan-bahan organik, yang
dilakukan mulai dari lokasi pengambilan sampel sampai analisis di laboratorium.
Batas penyimpanan maksimum sampel tergantung pada karakteristik sampel, sifat
parameter uji dan teknik pengawetan.

IV. LOKASI DAN TITIK PENGAMBILAN SAMPEL

Langkah awal dalam pelaksanaan pengambilan sampel adalah menentukan lokasi


pengambilan sampel pada sungai dengan mengetahui keadaan geografi sungai dan
aktivitas di sekitar daerah aliran sungai.

Lokasi pengambilan sampel meliputi:

 Daerah hulu atau sumber air alamiah, yaitu pada lokasi yang belum atau sedikit terjadi
pencemaran, atau terkontaminasi sumber pencemar (titik 1, Gambar 6);

 Sumber air tercemar, yaitu pada lokasi yang mengalami perubahan/penurunan kualitas
air yang diakibatkan oleh aktivitas industri, pertanian, domestik, dan sebagainya
(sumber pencemar) (titik 4, Gambar 6);

 Sumber air yang dimanfaatkan, yaitu lokasi tempat penyadapan/pemanfaatan badan


air untuk aktivitas industri, pertanian, perikanan, dan lain-lain (titik 2 dan 3, Gambar
6);

 Lokasi masuknya air ke waduk atau danau, dengan tujuan untuk mengetahui kualitas
air pada badan air secara keseluruhan (titik 5, Gambar 6).
Keterangan gambar :

1. Sumber air alamiah

2. Sumber air untuk perkotaan

3. Sumber air untuk industri

4. Sumber air yang sudah tercemar

5. Lokasi masuknya air ke danau atau waduk

Gb. 6 Contoh lokasi pengambilan air

Titik pengambilan sampel air sungai (Gambar 7), ditentukan berdasarkan debit air
sungai, yang diatur dengan ketentuan sebagai berikut :
 sungai dengan debit kurang dari 5 m3/detik, sampel diambil pada satu titik di tengah
sungai pada kedalaman 0,5 kali kedalaman dari permukaan, sehingga diperoleh
sampel air dari permukaan sampai ke dasar secara merata;

 sungai dengan debit antara (5 – 150) m3/detik, sampel diambil pada dua titik masing-
masing pada jarak 1/3 dan 2/3 lebar sungai, pada kedalaman 0,5 kali kedalaman dari
permukaan, sehingga diperoleh sampel air dari permukaan sampai ke dasar secara
merata, kemudian dicampurkan;

 sungai dengan debit lebih dari 150 m3/detik, sampel diambil minimum pada enam
titik, masing-masing pada jarak 1/4, 1/2, dan 3/4 lebar sungai, pada kedalaman 0,2
dan 0,8 kali kedalaman dari permukaan, sehingga diperoleh sampel air dari
permukaan sampai ke dasar secara merata, kemudian dicampurkan.

Gb.7. Titik pengambilan sampel air sungai

Prosedur Pengambilan Sampel

Prosedur yang dilakukan dalam pengambilan sampel di lapangan sampai siap dibawa dan
dianalisis di laboratorium adalah :
1. Menyiapkan wadah sampel

2. Membilas wadah sampel dengan air suling;

3. Menyiapkan alat pengambil sampel yang sesuai dengan keadaan sumber air;

4. Membilas alat pengambil sampel dengan air suling;

5. Membilas alat pengambil sampel sebanyak 3 kali dengan sampel yang akan diambil;

6. Mengambil sampel sesuai titik sampling dan memasukkannya ke dalam wadah yang
sesuai peruntukan analisis;

7. Mengukur mencatat kondisi lapangan dan membuat peta lokasi.

8. lakukan segera pengujian parameter lapangan seperti parameter lapangan : suhu, pH,
oksigen terlarut (DO), kekeruhan (Turbidity), daya hantar listrik (DHL) dan TDS
yang dapat berubah dengan cepat dan tidak dapat diawetkan;

9. hasil pengujian parameter lapangan dicatat dalam buku catatan;

10. Memberi label pada wadah sampel;

11. dilakukan pengawetan sesuai peruntukan pengujian di laboratorium (Lampiran A


dan B).

12. Mengamankan sampel serta wadah (disegel dengan benar);

Pengambilan Sampel disesuaikan dengan tujuan pengambilan sampel yaitu :

1. Pengambilan Sampel Sesaat (Grab Sample) adalah sampel yang menunjukkan sifat
sampel pada saat diambil.

2. Pengambilan Sampel Gabungan Waktu (Composite Time Sample) adalah campuran


beberapa sampel yang diambil pada titik yang sama pada waktu yang berbeda.
3. Pengambilan Sampel Gabungan Tempat (Composite Place Sample) adalah campuran
beberapa sampel yang diambil dari beberapa titik tertentu dengan volume dan waktu
yang sama.

4. Pengambilan Sampel Terpadu (Integerated Sample) adalah campuran beberapa


sampel gabungan waktu dan tempat.

PENGAWETAN SAMPEL

Pengawetan sampel meliputi perlakuan pendinginan, pengaturan pH, penambahan bahan


kimia untuk mengikat polutan yang akan dianalisis.

4. Perlakuan pendinginan

Perlakuan pendinginan sampel dengan menggunakan dry ice dalam ice box pada
suhu 4 °C ± 2 °C, kemudian wadah sampel ditutup rapat sehingga tidak ada
pengaruh udara dari luar.

5. Perlakuan pengaturan pH

Perlakuan pengaturan pH bertujuan untuk cross check penambahan bahan kimia


sebagai bahan pengawet pada sampel yang ditentukan berdasarkan parameter uji
(sesuai persyaratan).

6. Perlakuan penambahan bahan kimia

Perlakuan penambahan bahan kimia dilakukan setelah sampel diambil, untuk tetap
memelihara keutuhan dan memastikan tidak terkontaminasi, atau mencegah
terjadinya perubahan. Bahan kimia yang digunakan untuk pengawetan harus
memenuhi persyaratan parameter uji untuk analisis dan tidak mengganggu atau
mengubah kadar zat yang akan di uji, dengan tujuan menghambat aktivitas
mikroorganisme dan mengurangi penguapan gas serta bahan-bahan organik, yang
dilakukan mulai dari lokasi pengambilan sampel sampai analisis di laboratorium.
Batas penyimpanan maksimum sampel tergantung pada karakteristik sampel, sifat
parameter uji dan teknik pengawetan.
Jenis-jenis alat pengambil sampel adalah :

o Keterangan Gambar :

A : pengambil sampel terbuat dari polietilen

B : handle (tipe teleskopi yang terbuat dari aluminium atau stanlesteel

Alat pengambil sampel sederhana

Gb. 1 Gayung bertangkai panjang

Gb. 2 Alat pengambil sampel dengan botol secara Langsung

Gb. 3 Alat pengambil sampel dengan botol pemberat

Dalam praktek, alat sederhana yang paling sering digunakan untuk mengambil
sampel pada badan air yang relatif dangkal, adalah : gayung.

o Alat pengambil sampel pada kedalaman tertentu

Alat pengambil sampel pada badan air untuk kedalaman tertentu, yaitu : water
sampler tipe vertikal atau horisontal.
Gb. 4 Water sampler Tipe vertikal Gb. 5 Water sampler Tipe Horizontal

Alat pengambil sampel untuk parameter uji BOD menggunakan botol BOD,
parameter uji DO menggunakan botol DO sampler, parameter uji mikrobiologi
menggunakan botol coklat yang tidak tembus cahaya matahari dan disterilisasi
terlebih dahulu, untuk mencegah kontaminasi dari luar.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anwar Hadi, “ Prinsip Pengelolaan Pengambilan Sampel Lingkungan ”, Tahun 2005.

2. Anwar Hadi, “ Pemahaman dan Penerapan ISO/IEC 17025 : 2005 Persyaratan Umum
Kompetensi Laboratorium Pengujian dan laboratorium Kalibrasi”, Tahun 2007.
3. Badan Standardisasi Nasional, “ Metode Pengambilan Contoh Air Permukaan’”, SNI
6989.57:2008, Tahun 2008.

4. Niniek L. Triana, “ teknik Pengambilan Contoh & Analisis Parameter Kualitas Air”,
Modul Bimbingan teknis Pemantauan Kualitas Air, Sarpedal Kementerian
Lingkungan Hidup, Tahun 2003.

5. Universitas Islam Indonesia, “ Teknik sampling & Analisis Kualitas Air “, modul
Pelatihan jurusan Teknik Lingkungan, fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, tahun
2005.

Anda mungkin juga menyukai