PEMBAHASAN
A. PRINSIP DASAR PENGAMBILAN SAMPEL AIR BERSIH SECARA
MIKROBIOLOGIS
Secara umum air merupakan sumber kehidupan manusia, demikian halnya
dengan air kolam renang. Sehingga air di dalam kolam renang yang digunakan untuk
olah raga renang dan kualitasnya memenuhi syarat kesehatan sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan (Depkes, 1990). Telah diketahui, air merupakan tempat bagi
kolonisasinya berbagai jenis mikroba seperti bakteri, fungsi maupun yeast (Hussain et
al., 2011).
Penyakit yang penularannya terjadi melalui air yang terkontaminasi bakteri atau
fungi patogen dan ditularkan kepada manusia melalui mulut atau sistem pencernaan
disebut Waterborne disease. Penyakit paling umum yang disebabkan oleh Waterborne
disease adalah diare yang disebabkan oleh adanya pencemaran bakteri jenis Coliform
pada air. Diare menyebababkan kematian nomor dua pada anak dibawah usia lima
tahun atau sekitar 15% tahun 2008 (Kusuma et al, 2015; Winata dan Hartantyo, 2013).
Pengujian air secara mikrobiologi sangat diperlukan untuk mengukur kualitas proses
sanitasi dan derajat kontaminasi cemaran mikroba dalam air terutama untuk air yang
digunakan sehari-hari. Deteksi dan kuantifikasi tidak dilakukan dengan mengukur
langsung jumlah cemaran mikroba patogen (penyebab penyakit) tetapi menggunakan
mikroba indikator yaitu bakteri golongan seperti E. coli. Selain bakteri ternyata
mikroba yang mencemari air adalah adanya kontaminasi fungi yang selama ini sangat
jarang diidentifikasi, padahal resiko yang ditimbulkan juga sangat besar, karena
keberadaan fungsi sulit untuk dikendalikan (Wahjuningsih, 2001; Yamaguchi et al,
2007).
Untuk menjaga kualitas Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, air untuk Kolam
Renang, air untuk SPA, dan air untuk Pemandian Umum memenuhi Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan sebagaimana dimaksud
dalam Permenkes no. 32 tahun 2017.
Pengendalian kualitas air dilakukan secara rutin untuk mengetahui kandungan
yang terdapat pada air masih dalam keadaan baik dan sesuai standar baku mutu.
Untuk itu diperlukan sampel yang tepat supaya memberikan sampel yang representatif
ke laboratorium yang bertanggung jawab atas pengujian. Fitur pengambilan sampel
tergantung pada tujuan pengambilan sampel, tetapi juga pada sifat
sampel. Mikroorganisme adalah organisme hidup. Jumlah atau frekuensi sampel, itu
akan bervariasi sesuai dengan tujuan pengambilan sampel.Jumlah sampel.
Pengambilan Contoh Air Dari Jaringan Pipa Dan Sumur Pompa Tangan.
a. Kran dibuka penuh dan dibiarkan mengalir selama 2-3 menit, atau
dalam waktu yang dianggap cukup untuk membersihkan pipa parsial,
kemudian ditutup.
b. Kran dipanaskan sampai cukup panas dengan nyala api dari alkohol
atau spiritus.
c. Kran dibuka 1-2 menit, kemudian penutup botol dilepas dengan tangan
kiri dan botol dipegang dengan tangan kanan.
d. Botol diisi sampai kurang lebih 2/3 volume botol (lebih besar dari 100
ml).
e. Botol yang telah berisi contoh air dibungkus kembali dengan kertas
pembungkus, diikat pada lehernya, kemudian ditempelkan dengan
keterangan sebagai berikut:
1) Jenis air, misal : air pipa, air sumur gali, air sungai dll
2) Lokasi dan waktu pengambilan (pemilik, tanggal,jam dll)
3) Parameter pemeriksaan.
4) Nama petugas pengambil contoh dan tanda tangan
Catatan :
Air harus jelas berasal dari pipa parsial yang dihubungkan langsung
dengan pipa induk.
Contoh sebaiknya diambil air kran yang sering dipakai.
Dihindarkan pengambilan contoh air dari alat alat tambahan yang
dipasang pada kran atau dari kran yang bocor.
Apabila kran kotor, harus dibersihkan lebih dahulu sebelum dilakukan
pengambilan contoh.
Pengambilan Contoh Air Sumur Gali, Reservoar, Kolam Renang dan Mata Air
Air Tanah Berdasarkan Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya
Mineral Republik Indonesia No. 15 tahun 2012, Air tanah adalah air yang
terdapat dalam lapisan tanah atau batuan dibawah permukaan tanah. Air tanah
merupakan bagian air di alam yang terdapat di bawah permukaan tanah.
Pembentukan air tanah mengikuti siklus peredaran air di bumi yang disebut
daur hidrologi, yaitu proses alamiah yang berlangsung pada air di alam yang
mengalami perpindahan tempat secara berurutan dan terus menerus
(Kodoatie, 2012).
Sampel diambil dengan botol yang diberi pemberat dibagian bawah dan
bertali kurang lebih 20 m, yang diikuti pada pertengahan botol. Sebelum
disucihamakan, botol dibungkus seluruhnya dengan kertas. Sebaliknya,
sebelum mengambil contoh air tangan dibasuh dengan alkohol 70%. Urutan
pengambilan contoh sebagai berikut :
a. Botol dipegang dibagian bawah, bungkus kertas dibuka. Tangan tidak
boleh bersentuhan dengan botol.
b. Tali dilepas dengan pinset dan dililitkan ditangan kanan kemudian
botol diturunkan pelan-pelan, sampai mulut botol masuk minimum 10
cm kedalam air (bila tinggi air memungkinkan).
c. Setelah terisi penuh, botol diangkat dan diisi dibuang sampai
volumenya menjadi 2/3 volume botol (lebih besar dari 100 ml).
d. Botol yang telah terisi contoh air dibungkus kembali dengan kertas
pembungkus, diikat pada lehernya, kemudian tempelkan dengan
keterangan.
e. Masukkan dalam wadah dan beri etiket, kemudian simpan pada
coolbox untuk menghindari kontaminasi selama
perjalanan/pengangkutan.
f. Kirim ke laboratorium untuk pemeriksaan, yang perlu diperhatikan
dalam pengiriman adalah :
1) Segera bawa ke laboratorium dalam waktu 1x24 jam.
2) Bila keadaan tidak memungkinkan, maka contoh harus dibungkus
alumunium foil dan ditempatkan pada suhu <4°C selama dalam
penyimpanan atau perjalanan.
3) Gunakan coolbox yang berisi dry ice dan dibungkus rapat.
b. Bahan
1) Media lactose broth
2) Media BGLB (Brilliant Green Laktose Bile Broth)
3) Aquadest
4) Sampel
5) Natrium thiosulfate (Na₂S₂O₃)
Catatan :
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Pelaksanaan Uji :
1) Untuk air yang masuk jaringan distribusi perpipaan atau air yang berada dala
m jaringan distribusi dianggap air yang tidak tercemar atau hanya memperoleh
sedikit pencemaran.Disini digunakan bebagai volume penanaman dalam berba
gai langkah pengenceran 10× dengan posisi 5 : 1 : 1
Dari 7 buah tabung tersebut masing-masing diisi cintoh air :
a. 5 (lima) tabung yang masing-masing berisi 5 ml medium tebal (TSL) dita
nami 10 ml contoh air.
b. 1 (satu) tabung yang masing-masing berisi 10 ml medium tipis (SSL) ditan
ami 1 ml contoh air.
c. 1 (satu) tabung yang masing-masing berisi 10 ml medium tipis (SSL) ditan
ami 0,1 contoh air.
2) Air yang diperkirakan terkontaminasi seperti air yang belum diolah yang beras
al dari air baku perlu dinilai dengan mempergunakan berbagai volume penana
man dalam berbagai langkah pengenceran 10× dengan porsi 5 : 5 : 5 yang mas
ing-masing diisi contoh air dengan ukuran :
a) 5 (lima) tabung yang masing-masing berisi 5 ml media tebal (TSL) ditanam
i 10 ml contoh air.
b) 5 (lima) tabung yang masing-masing berisi 10 ml media tipis (SSL) ditana
mi 1 ml contoh air.
c) 5 (lima) tabung yang masing-masing berisi 10 ml media tipis (SSL) ditana
mi 0,1 ml contoh air.
3) Pelaksanan Uji
Pengujian air untuk jumlah bakteri golongan coli dilakukan dalam beberapa ti
ngkatan yaitu : pengujian perkiraan (Presumptive coliform tes),pengujian pene
gasan (confirmed coliform test) dan pengujian lengkap.
a) Pengujian perkiraan merupakan uji pendahuluan untuk menduga apakah di
dalam air terdapat bakteri golongan coli.Pengujian perkiraan dinyatakan P
OSITIF jika terbentuk gas pada tabung peragian/durham. Tetapi yang positi
f dalam pengujian ini belum tentu dalam air tersebut mengandung bekteri g
olongan coli sebab banyak bakteri lain yang dapat meragikan lactose denga
n menghasilkan gas.Hal ini disebut pengujian perkiraan semu, karena itu pe
rlu dilakukan pengujian lanjutan.
b) Pengujian penegasan dilakukan dengan cara meneruskan pengujian perkira
an yang positif ke dalam media Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLB).
Jika dalam medium cair ini terbentuk gas brarti pengujian dinyatakan positi
f.
c) Pengujian lengkap bertujuan untuk meyakinkan hasil pengujian penegasan.
Untuk pengawasan kualitas air cukup dilakukan Analisa pengujian penegas
an,akan tetapi untuk studi khusus boleh dilanjutkan sampai pengujian lengk
ap.
c. Pengujian Lengkap
Pada pengujian lengkap digunakan media padat dan media cair.
Semua tabung yang menunjukan peragian positif pada pengujian penegasaan
dalam waktu 2 x 24 jam diambil denga nose dan digoreskan pada media Eosh
Melthy…… Blue (EMB) Agar atau Endo Agar.
Dieramkannpada temperature 355̊C ± 0,55̊C selama 24 jam.
Dicari koloni bakteri golongan coli dari setiap lempeng.Bila ada koloni ang
tersangka dipindahkan ke media …………….dan agar miring.
Dieramkan pada temperature 355̊C ± 0,55̊C selama 24 jam atau 48 jam.
Dari agar miring dibuat sediaan dan dicat menurut gram,untuk melihat adanya
spora.
Pengujian lengkap dinyatakan positif bila terbentuk gas pada medium
lactose,pada pengecetan gram bersifat gram negatif dan tidak membentuk
spora.
Bila pada medium lactose tidak tebentuk gas dalam waktu 48 jam,pengujian
dinyatakan negatif. Demikian pula jika tidak ada koloni ang tersangka pada
EMB atau Endo Agar,pengujian dinyatakan negatif.
Hasil Pemeriksaan
Cara Penghitungan JPT (MPN)
Secara umum porsi ang digunakan pada pengujia tersebut adalah 10 ml, 1 ml
dan 0,1 ml maka hasil hasil yang di dapatkan pada table JPT adalah hasil yang di
dalam laporan.
Apabila digunakan porsi selalin 10 ml, 1 ml dan 0,1 ml,misalnya kombinasi
dari porsi 1 ml: 0,1 ml dan 0,01 ml, hasil JPT dikalikan 10 dari harga JPT dalam
table. Dan bila digunakan kombinasi dari 0,1 : 0,01 : dan 0,001 ml, hasil JPT
dikalikan 100.Secara matematis meghitung JPT dapat dituliskan sebagai berikut:
10
JPT/100 ML= Table JPT x
Vol . Contoh yang terbesar diuji
TABEL III : Perkiraan Terdekat Jumlah Kuman Golongan Coli, untuk Kombinasi
porsi : 5 x 10ml; 5 x 1ml; 5 x 0,1ml, dengan 95% bahan confidence.
Jumlah tabung yang positif PJT tiap 100 95% batas confidence
5 tabung 5 tabung 5 tabung ml Lebih rendah Lebih tinggi
10 ml 1 ml 0,1 ml
0 0 0 <2 - -
0 0 1 2 0.5 7
0 1 0 2 0.5 7
0 2 0 4 0.5 11
1 0 0 2 0.5 7
1 0 1 4 0.5 11
1 1 1 6 0.5 15
1 2 0 6 0.5 15
2 0 0 5 0.5 13
2 0 1 7 1 17
2 1 0 7 1 17
2 1 1 9 2 21
2 2 0 9 2 21
2 3 0 12 3 28
3 0 0 8 1 19
3 0 1 11 2 25
3 1 0 11 2 25
3 1 1 14 4 34
3 2 0 14 4 34
3 2 1 17 5 46
3 3 0 17 5 46
4 0 0 13 3 31
4 0 1 17 5 46
4 1 0 17 5 46
4 1 1 21 7 63
4 1 2 26 9 78
4 2 0 22 7 67
4 2 1 26 9 78
4 3 0 27 9 80
4 3 1 33 11 93
4 4 0 34 12 93
5 0 0 23 7 70
5 0 1 31 11 89
5 0 2 43 15 110
5 1 0 33 11 93
5 1 1 46 16 120
5 1 2 63 21 150
5 2 0 49 17 130
5 2 1 70 23 170
5 2 2 94 28 220
5 3 0 79 25 190
5 3 1 110 31 250
Jumlah tabung yang positif PJT tiap 100 95% batas confidence
5 tabung 10 5 tabung 5 tabung ml Lebih rendah Lebih tinggi
ml 1 ml 0,1 ml
5 3 2 140 37 340
5 3 3 180 44 500
5 4 0 130 35 300
5 4 1 170 43 490
5 4 2 220 57 700
5 4 3 280 90 850
5 4 4 350 120 1000
5 5 0 240 68 750
5 5 1 350 120 1000
5 5 2 540 180 1400
5 5 3 920 300 3200
5 5 4 1800 640 5800
5 5 5 ≥2400
PENILAIAN HASIL
Hasil pembacaan pada tabung dikatakan positif jika tabung durham mengandung
gelembung gas sebesar minimal 10% dari volume tabung durham.
Contoh :
Tahapan Tes Pengamatan pada Ragam Tabung : 5 : 1 : 1
Presumptive test 5 1 1
Confirmed test 3 1 0
MPN Coliform 12/100ml
Untuk mengambil kesimpulan dengan cara nilai MPN coliform dalam sampel
dibandingkan dengan permenkes tentang kualitas air bersih yang masih
berlaku(PERMENKES NO. 32 TAHUN 2017)
b. Bahan
1) EC Medium (Eschercia coli) @5 ml
2) EMB Agar (Eosin Metyline Blue Agar) @± 15-20 ml
3) TSIA (Triple Sugar Iron Agar) agar miring (@5 ml)
4) KIA (Kligger Iron Agar) agar miring (@5 ml)
5) Media Gula-Gula 1% (dengan pelarut peptone):
@Glukose =5 ml
@Lakatose=5 ml
@Maltose= 5 ml
@Mannit=5 ml
@Sacharose= 5ml
a) Air peptone 0,1 % dimasukan pada Erlenmeyer sebanyak 90 ml dipakai
untuk pengenceran.
Pembuatan Media
a. EC MEDIUM
- Ukur 1 liter aquadest menggunakan gelas ukur, tuang ke dalam gelas beaker
glass
- Timbang EC Medium sebnak 37 gram, masukan ke dalam beaker
glass,larutkan dengan 1 liter aquadest.
- Isi dalam tabung reaksi pendek 5ml
- Tutup kapas kemudian
- Sterilisasikan dengan memasukan ke dalam autoclave 121⁰C
e. Media Gula-gula
- Siapkan :
Air peptone 100 ml, Ph = 8,6, dibagi kedalaman 5 beaker glass, masing-
masing 20 ml air pepton, beri lebel berdasarkan jam gula-gula.
1 gram gula-gula (glucose,saccharosa, maltose,manosa, lactose) BTB 0,4℅, 1
ML.
Masukkan gula-gula kedalam 20 ml air pepton sesuai dengan label pada
beaker glass.
- Aduk rata dan tambahkan BTB 0,4℅ sebnayak 1 ml ke dalam amsing-masing
alrutan gula tersebut. Aduk rata kembal i.
- Siapkan tabung pendek berisi tabung durham yang di letakkan secara terbalik.
- Pipetkan larutan gula sebanyak 5 ml, masukkan ke dalam tabung reaksi
tersebut.
- Tutup tabung reaksi dan beri kode ( untuk menandakan jenis gula tiap-tiap
tabung)
- Sterilkan dengan menggunakan autoclave suhu 121⁰C selama 15 menit.
Prosedur Pemeriksaan
a) Hari pertama
- 10 ml sampel minuman masukkan ke dalam air pepton 1℅, 90 ml sedikit.
(pengenceran 10X).
- Aduk hingga homogeny
- Pipet bahan yang akan diperiksa secara streril sebanyak 1-2 mata ose untuk
sampel air bersih dan dimasukkan ke dalam EC Medium dan siapkan EC medium
(media pemupuk) dengan menggunakan ose diambil sampel sebnayak 1-2 mata
ose (dari sampel minmn yang sudah di encerkan dengan pepton water).
- Eramkan di dalamincubator suhu 37⁰C selama 24 jam.
b) Hari kedua
- Bila ada pertumbuhan pada media pemupuk (EC medium) yanag ditandai dengan
ketentuan maka dilanjutkan ke penanaman media EMB agar
- Penanaman bisa dengan cara gores atau tuang, antar lain :
*CARA GORES :
Ambil 1 mata ose kuma secara steril dalam EC medium, kemudian goreskan pada
EMB agar yang telah beku dalam petridish steril secara zigzag.
*CARA KEDUA :
Ambil 1 ml kuman dengan pipet steril dan masukkan ke dalam petridish steril
setelah itu dituangi media EMB agar di-waterbath yang suhu 55⁰C kemudian
biarkan beku.
- Eramkan di incubator pada suhu 37⁰C selama 24 jam.
c) Hari ketiga
Bila ada pertumbuhan pada EMB Agar ditandai dengan Warna Merah Metalic
maka ada tersangka kuman E.coli, kemudia dilakukan penanaman pada media TSIA
(gores tanpa tusuk). Eramkan dalam incubator suhu 37⁰ C selama 1X24 jam.
Kemudian dilanjutkan ke media gula-gula dan KIA secara seri dengan
menggunakan 1 mata ose steril ( KIA : tusuk lalu gores), eramkan di incubator pada
suhu 37⁰ selama 24 jam.
Penilaian Hasil
Pada pembacaan biakan dibandingkan dengan tabel gula-gula berikut ini :
Keterangan :
Mlts = Maltosa
Mnt = Mannit
Seach = Saccharosa
Lact = Laktosa
Gluc = Glucose
Mot = Motility
AG = Asam dan Gas ( Asam dari warna biru menjadi
kuning ) dan gas tampak pada tabung durham
Motility = Air pepton 1℅ ( untuk melihat gerak )
Indol = Terbentuk cincin
Kesimpulan
Pengambilan sampel yang tepat sangat penting untuk memberikan sampel yang
representatif ke laboratorium yang bertanggung jawab atas pengujian. Fitur
pengambilan sampel tergantung pada tujuan pengambilan sampel, tetapi juga pada
sifat sampel. Mikroorganismeadalah organisme hidup. Jumlah atau frekuensi sampel,
itu akan bervariasi sesuai dengan tujuan pengambilan sampel.Jumlah sampel.
lo
Daftar Pustaka
1. Afif Fathoni. 2015. identifikasi Bakteri Escheria Coli pada Air Minum Isi
Ulang.
5. Jurnal tentang prosedur dan instruksi kerja pengambilan contoh uji dalam
rangka pemantauan kualitas air
6. Khairunnisa, C. 2012. Pengaruh jarak dan konstruksi sumur serta tindakan
pengguna air terhadap jumlah Coliform air sumur gali penduduk di sekitar
pasar hewan Desa Cempeudak Kecamatan Tanah Jambo Aye Kabupaten Aceh
Utara Tahun 2012. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera
Utara
7. KLH. 2001. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pendendalian Pencemaran Air.
Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Jakarta.
8. Kodoatie, Robert J. 2012. Tata Ruang Air Tanah. Penerbit Andi, Yogyakarta
9. Kusuma, E. A., Rasyid, R., dan Endrinaldi. 2015. Identifikasi Bakteri
Coliform pada Air Kobokan di Rumah Makan Kelurahan Andalas Kecamatan
Padang Timur. Jurnal Kesehatan Andalas. 4(3) : 845-849
10. Madigan, M.T., J.M. Martinko, D.A. Stahl, and D.P. Clarck. 2009. Brock
biology of microorganism. 12 th Ed. Pearson Education Inc. San Francisco.
11. Melliawati, R. 2009. Escherichia coli dalam kehidupan manusia. Bio Trends.
4(1): 10-14
12. Soemarno. 2002. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis
Kesehatan Yogyakarta. Departemen Kesehatan RI.
13. Suprihatin, Suparno O. Teknologi proses pengolahan air. Bogor: IPB Press;
2013.
14. Wahjuningsih, E. 2001. Substrat Khromogenik-Fluorogenik pada Uji Cemaran
Coli Dalam Air. Unitas. Vol. 9, No. 2: 44-56
15. Walangitan, M.R., M. Sapulete, dan J. Pangemanan. 2016. Gambaran kualitas
air minum dari depot air minum isi ulang di Kelurahan Ranotana-Weru dan
Kelurahan Karombasan Selatan menurut parameter mikrobiologi. Jurnal
Kedokteran Komunitas dan Tropik. 4(1): 49-58.
16. Jurnal tentang prosedur dan instruksi kerja pengambilan contoh uji dalam
rangka pemantauan kualitas air