Anda di halaman 1dari 6

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL AIR BERSIH

SECARA MIKROBIOLOGIS

1.1 Kompetensi yang ingin dicapai:


Mahasiswa trampil melakukan pengambilan contoh/sampel air bersih untuk air
PDAM melalui kran, air sumur/kolam, atau badan air lainnya secara bakteriologis.

1.2 TUJUAN :
 Mahasiswa mengetahui pertimbangan dan prinsip pengambilan sampel air
bersih secara mikrobiologis
 Mahasiswa dapat melakukan praktik teknik pengambilan sampel air bersih
secara bakteriologis/mikrobiologis di kran (air PDAM) atau di sumur pompa
tangan
 Mahasiswa dapat melakukan praktik teknik pengambilan sampel air bersih
secara bakteriologis/mikrobiologis di reservoir/tandon atau di kolam
 Mahasiswa dapat melakukan teknik pengambilan sampel air bersih di sungai/
air yang bergerak

1.3 Dasar Teori


Air bersih merupakan kebutuhan pokok manusia. Tidak ada manusia yang bisa
hidup tanpa keberadaan air. Dalam tubuh manusia sendiri hampir 95% terdiri dari
air. Oleh sebab itu air untuk kebutuhan manusia harus memenuhi persyaratan fisik,
kimia, bakteriologis maupun zat berbahaya lainnya. Air bersih yang tidak
memenuhi persyaratan dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang dapat
disebabkan/ditularkan melalui air (Waterborne deseases) misalnya, thyphus, colera,
disentri, muntaber, gatal-gatal di kulit, dan sebagainya.

Pengambilan contoh air minum/ bersih secara bakteriologis dilakukan dalam rangka
pemeriksaan air minum/bersih di laboratorium terhadap kandungan mikrobiologi
dalam air bersih/minum tersebut. Pemeriksaan bakteriologis merupakan suatu usaha
untuk memenuhi tersedianya salah satu kualitas air yang dipersyaratkan oleh
Menteri Kesehatan RI dalam Permenkes RI No. 416/MEN.KES./PER/IX/1990
tentang Syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Persyaratan lainnya adalah

1
tersedianya kualitas secara fisik, kimia, dan radiologis serta persyaratan kuantitas air
bersih/minum.
Dalam Permenkes 416/MEN>KES/PER/IX/1990 terdapat definisi air
adalah sebagai berikut:
- Air adalah air minum, air bersih, air kolam renang, dan air pemandian umum.
- Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum.
- Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak.
Untuk memenuhi kebutuhan air yang bebas dari kandungan
mikrobiologi/bakteri maka harus dilakukan pengujian-pengujian/pemeriksaan
air bersih/minum terhadap kandungan bakteriologis. Pemeriksaan
mikrobiologi/bakteriologis akan menghasilkan data yang akurat apabila sampel
yang diperiksa berasal dari kegiatan pengambilan sampel air yang steril/aseptis.

1.4 PELAKSANAAN PRAKTIKUM


1.4.1 Alat :
a. Botol Sampel steril
b. Botol tenggelam/ botol sampel dengan pemberat steril
c. Lampu Bunsen/lampu spiritus
d. Korek api
e. Stop watch
f. Thermometer
g. Pengukur pH (pH meter atau kertas lakmus)
h. Cool box (box pendingin)
i. Tool box (box peralatan)
j. Pinset
k. Beker glass

1.4.2. Bahan
a. Alkohol 70%
b. Kertas pembungkus
c. Tali / benang

2
d. Spiritus
e. Icepack

1.4.3 LOKASI PRAKTIKUM


Pelaksanaan praktikum ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dalam
mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan sedangkan lokasi pengambilan
sampel dilakukan di lapangan, sesuai jadual yang telah diatur.

1.4.4 PROSEDUR KERJA


a. Pengambilan sampel di kran atau di sumur pompa tangan
1). Kran dibuka penuh dan dibiarkan mengalir selama 2-3 menit, atau
dalam waktu yang dianggap cukup untuk membersihkan pipa parsial,
kemudian ditutup
2). Kran dipanaskan sampai cukup panas dengan nyala lampu spiritus/
Bunsen(diflambir)
3). Kran dibuka selama 1 – 2 menit, kemudian tutup botol dilepas dengan
tangan kiri dan botol dipegang dengan tangan kanan.
4). Botol Sampel dibuka pembungkusnya dari bagian atas, kertas
pembungkus ditaruh dalam cool box, kemudian mulut botol sampel
diflambir dengan lampu Bunsen.
5). Botol diisi sampai penuh kemudian tuangkan ke dalam beker glass
kurang lebih sepertiga bagian untuk pemeriksaan suhu atau pH
kemudian mulut botol difalmbir lagi.
6). Botol yang telah berisi contoh air 2/3 bagian ( lebih besar dari 100 ml)
kemudian dibungkus kembali dengan kertas pembungkus, diikat pada
lehernya, kemudian ditempelkan kertas etiket dengan keterangan
sebagai berikut:
- jenis air sampel, misalnya: air PDAM, air Sumur Gali, dll.
- lokasi pengambilan, misalnya: halaman belakang kampus D.III
Kesling
- waktu pengambilan : tanggal dan jam pengambilan
- Jenis pemeriksaan, misalnya: pemeriksaan mikrobiologi
- Nama dan tanda tangan petugas pengambil sampel.

3
Catatan:
- Air harus jelas berasal dari pipa parsial yang dihubungkan langsung
dengan pipa induk
- Contoh sebaiknya diambil dari kran yang biasa/sering dipakai.
- Dihindarkan pengambilan sampel/contoh air dari alat-alat tambahan yang
dipasang pada kran atau dari kran yang bocor.
- Apabila kran bocor, harus dibersihkan lebih dahulu sebelum dilakukan
pengambilan contoh.

a. Pengambilan sampel air di Sumur Gali, Reservoir/tendon air, Kolam


1). Bersihkan tangan dengan alcohol 70%.
2). Botol dipegang di bagian bawah, bungkus kertas dibuka, tangan tidak
boleh bersentuhan dengan botol
3). Tali dilepas dengan pinset dan dililitkan di tangan kanan kemudian botol
diturunkan pelan-pelan sampai mulut botol masuk minimum 10 cm
dibawah permukaan air (bila tinggi air memungkinkan).
4). Botol yang telah terisi contoh air dibungkus kembali dengankertas
pembungkus, diikat pada lehernya, kemudian ditempelkan keterangan
seperti contoh pengambilan air 6.a.5).
Catatan:
- Botol dihindarkan bersentuhan dengan dinding dan benda lainnya.
- Botol pemeriksaan sisa chlor dan pH, contoh diambil dari botol yang
lain, yang tidak diberi Natrium thio sulfat.

b. Pengambilan Contoh Air Sungai, Danau, dan Waduk


Botol sampel yang digunakan dipilih yang tidak mengandung Natrium thio
sulfat (Na2S2O3), sekalipun bila Natrium thio sulfat tidak memberikan
pengaruh hasil analisa. Untuk mengambil air sungai, danau atau waduk, botol
contoh dipegang
di dekat dasarnya dan lehernya kebawah di bawah permukaan. Botol
selanjutnya diputar sampai ujung leher sedikit ke atas dan mulut botol
mengarah pada arah aliran. Bila tidak ada arah aliran seperti di waduk perlu

4
dibuat dengan cara mendorong maju horizontal dengan arah menjauh dari
tangan.
Bila kita berada di perahu pengambilan contoh air dilakukan pada tempat-
tempat dekat perahu. Apabila tidak memungkinkan mengambil contoh air
sebagaimana tersebut di atas, maka dapat dilakukan pengambilan seperti
pengambilan contoh air sumur gali.
Catatan:
- Contoh air dari sungai sebaiknya diambil dari bagian yang mengalir
dan dekat dengan permukaan.
- Bagian sungai yang diam sebaiknya dihindari
- Untuk sungai yang lebar dan lurus contoh air diambil dari tepi, tetapi pada
jarak paling sedikit 1 meter dari tepi sungai.
- Pengambilan contoh air sungai yang tidak terjangkau tangan, contoh
air dapat diambil dengan potol pemberat.
Masukkan botol sampel yang telah diberi etiket(keterangan) ke dalam
wadah (cool box/termos es) untuk menghindari terjadinya kontaminasi
selama perjalanan.
Segera kirim ke laboratorium dalam jangka waktu 1 x 24 jam, apabila
keadaan tidak memungkinkan, maka contoh harus dibungkus dengan
alumunium foil dan ditempatkan pada wadah pada suhu – 4oC selama
dalam perjalanan/penyimpanan. Dapat ditempatkan pada termos es yang
diberi es kering dan tertutup rapat dan gelap.

1.4.5 HASIL PRAKTIKUM

Sampel air diambil memenuhi persyaratan pengambilan air secara

mikrobiologis yakni tidak terjadi kontaminasi akibat kelalaian petugas

sampling.

1.4.6 PENILAIAN HASIL PRAKTIKUM

Kategori Penilaian
Baik : Jika pengambilan sampel air tidak terjadi kontaminasi akibat kelalaian
petugas.

5
Kurang : Jika pengambilan sampel air tidak terjadi kontaminasi akibat kelalaian
petugas.
1.4.7 TUGAS
Buat laporan sesuai dengan ketentuan yang diberikan dosen
pembimbing praktikum.

1.4.8 KESIMPULAN
Setelah dilakukan proses pengambilan air secara kimia dan
mikrobiologis dengan memperhatikan faktor2 yang mempengaruhi
keakuratan hasil analisa terhadap sampel air.
1.4.9 EVALUASI
1. Sebutkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam tahap pengambilan
sampel air secara kimia dan mikrobiologis.
2. Mengapa tahapan pengambilan sampel air secara mikrobiologis harus
dilakukan secara aseptic?
3. Mengapa tahapan pengambilan sampel air secara mikrobiologis harus
dilakukan dengan menghindari terjadinya aerasi?

Anda mungkin juga menyukai