Dosen Pengampu
Maria Tuntun Siregar, S.Pd., M.Biomed
DISUSUN OLEH :
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Pengambilan Sampel Air untuk Pemeriksaan
Bakteriologi”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bakteriologi Air &
Makanan. Tujuan yang lebih khusus dari penulisan makalah ini ialah untuk menambah
pengetahuan tentang cara “Pengambilan Sampel Air untuk Pemeriksaan Bakteriologi” yang
saya sajikan berdasarkan berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Saya
menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen yang telah memberikan tugas untuk menulis
makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis
hadapi teratasi. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Politeknik Kesehatan
Tanjung Karang. Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat saya harapkan.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Pengambilan contoh air minum/ bersih secara bakteriologis dilakukan dalam rangka
pemeriksaan air minum/bersih di laboratorium terhadap kandungan mikrobiologi dalam
air bersih/minum tersebut. Pemeriksaan bakteriologis merupakan suatu usaha untuk
memenuhi tersedianya salah satu kualitas air yang dipersyaratkan oleh Menteri
Kesehatan RI dalam Permenkes RI No. 416/MEN.KES./PER/IX/1990 tentang Syarat-
syarat dan pengawasan kualitas air. Persyaratan lainnya adalah tersedianya kualitas
secara fisik, kimia, dan radiologis serta persyaratan kuantitas air bersih/minum.
Alat :
1) Botol Sampel steril
2) Botol tenggelam/ botol sampel dengan pemberat steril
3) Lampu Bunsen/lampu spiritus
4) Korek api
5) Stop watch
6) Thermometer
7) Pengukur pH (pH meter atau kertas lakmus)
8) Cool box (box pendingin)
9) Tool box (box peralatan)
10) Pinset
11) Beker glass
Bahan :
1) Alkohol 70%
2) Kertas pembungkus
3) Tali / benang
4) Spiritus
5) Icepack
2.3 Teknik – teknik yang digunakan dalam Pengambilan Sampel Air Untuk
Pemeriksaan Bakteriologi
a) Pengambilan sampel di kran atau di sumur pompa tangan
1) Kran dibuka penuh dan dibiarkan mengalir selama 2-3 menit, atau dalam waktu
yang dianggap cukup untuk membersihkan pipa parsial, kemudian ditutup.
2) Kran dipanaskan sampai cukup panas dengan nyala lampu spiritus/
Bunsen(diflambir)
3) Kran dibuka selama 1 – 2 menit, kemudian tutup botol dilepas dengan tangan kiri
dan botol dipegang dengan tangan kanan.
4) Botol Sampel dibuka pembungkusnya dari bagian atas, kertas pembungkus
ditaruh dalam cool box, kemudian mulut botol sampel diflambir dengan lampu
Bunsen.
5) Botol diisi sampai penuh kemudian tuangkan ke dalam beker glass kurang lebih
sepertiga bagian untuk pemeriksaan suhu atau pH kemudian mulut botol
difalmbir lagi.
6) Botol yang telah berisi contoh air 2/3 bagian ( lebih besar dari 100 ml) kemudian
dibungkus kembali dengan kertas pembungkus, diikat pada lehernya, kemudian
ditempelkan kertas etiket dengan keterangan sebagai berikut :
- jenis air sampel, misalnya : air PDAM, air Sumur Gali, dll.
- lokasi pengambilan, misalnya : halaman belakang kampus D.III Kesling
- waktu pengambilan : tanggal dan jam pengambilan
- Jenis pemeriksaan, misalnya : pemeriksaan mikrobiologi
- Nama dan tanda tangan petugas pengambil sampel.
Catatan :
- Air harus jelas berasal dari pipa parsial yang dihubungkan langsung dengan
pipa induk.
- Contoh sebaiknya diambil dari kran yang biasa/sering dipakai.
- Dihindarkan pengambilan sampel/contoh air dari alat-alat tambahan yang
dipasang pada kran atau dari kran yang bocor.
- Apabila kran bocor, harus dibersihkan lebih dahulu sebelum dilakukan
pengambilan contoh.
Catatan :
Contoh air dari sungai sebaiknya diambil dari bagian yang mengalir dan dekat
dengan permukaan.
Bagian sungai yang diam sebaiknya dihindari - Untuk sungai yang lebar dan lurus
contoh air diambil dari tepi, tetapi pada jarak paling sedikit 1 meter dari tepi
sungai.
Pengambilan contoh air sungai yang tidak terjangkau tangan, contoh air dapat
diambil dengan potol pemberat. Masukkan botol sampel yang telah diberi
etiket(keterangan) ke dalam wadah (cool box/termos es) untuk menghindari
terjadinya kontaminasi selama perjalanan. Segera kirim ke laboratorium dalam
jangka waktu 1 x 24 jam, apabila keadaan tidak memungkinkan, maka contoh
harus dibungkus dengan alumunium foil dan ditempatkan pada wadah pada suhu
– 4 oC selama dalam perjalanan/penyimpanan. Dapat ditempatkan pada termos es
yang diberi es kering dan tertutup rapat dan gelap.
2.4 Hal – hal yang Harus diperhatikan dalam Pengambilan Sampel Air Secara
Mikrobiologis/ Bakteriologis
Berberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan sampel air secara
mikrobiologis adalah sebagai berikut :
Sumur gali, reservoie dan sejenisnya perlu menggunakan botol sampel yang
bertali dan pemberat.
Sumur pompa, kran/perpipaan : langsung menggunakan wadah/botol sampel
tanpa tali dan pemberat.
Sungai, danau/waduk langsug menggunakan wadah/botol sampel tanpa tali
dan pemberat atau bila perlu dapat juga menggunakan botol sampel bertali
dan pemberat.
2. Pengawetan Sampel
Sampel air yang telah diambil harus segera dibawa dalam keadaan
dingin (diletakan dalam termos es dan diisi dengan pecahan es batu) ke
laboratorium untuk segera dianalisis. Apabila sampel air tidak segera dianalisis,
maka sampel boleh disimpan dalam tempat dingin seperti kulkas/refrigerator
tetapi sebaiknya tidak lebih dari 24 jam.
3. Teknik Pengambilan sampel
4. Label sampel
Untuk menghindari kesalahan dalam analisis, sampel perlu diberi label, seperti :
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
Hadi Suryono, ST, MPPM, Narwati, M.Kes., dan Demes Nurmayanti, M.Kes. 2019. Modul
Praktikum Teknik Pengambilan Sampel. Surabaya : Poltekkes Kemenkes Surabaya
Alang H (2015). Deteksi Coliform air PDAM di beberapa kecamatan Kota Makassar.
Proseding Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan. Makassar: Dirjen
Dikti. ISBN 9786027224506.