Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BAKTERIOLOGI AIR & MAKANAN

“Pengambilan Sampel Air untuk Pemeriksaan Bakteriologi”

Dosen Pengampu
Maria Tuntun Siregar, S.Pd., M.Biomed

DISUSUN OLEH :

MEI WIDYA WATI (1913453041)

D III-TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Pengambilan Sampel Air untuk Pemeriksaan
Bakteriologi”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bakteriologi Air &
Makanan. Tujuan yang lebih khusus dari penulisan makalah ini ialah untuk menambah
pengetahuan tentang cara “Pengambilan Sampel Air untuk Pemeriksaan Bakteriologi” yang
saya sajikan berdasarkan berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Saya
menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen yang telah memberikan tugas untuk menulis
makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis
hadapi teratasi. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Politeknik Kesehatan
Tanjung Karang. Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat saya harapkan.

Bandar Lampung, 05 Februari 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Air bersih merupakan kebutuhan pokok manusia. Tidak ada manusia yang bisa hidup
tanpa keberadaan air. Dalam tubuh manusia sendiri hampir 95% terdiri dari air. Oleh
sebab itu air untuk kebutuhan manusia harus memenuhi persyaratan fisik, kimia,
bakteriologis maupun zat berbahaya lainnya. Air bersih yang tidak memenuhi
persyaratan dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang dapat disebabkan/ditularkan
melalui air (Waterborne deseases) misalnya, thyphus, colera, disentri, muntaber, gatal-
gatal di kulit, dan sebagainya.

Pengambilan contoh air minum/ bersih secara bakteriologis dilakukan dalam rangka
pemeriksaan air minum/bersih di laboratorium terhadap kandungan mikrobiologi dalam
air bersih/minum tersebut. Pemeriksaan bakteriologis merupakan suatu usaha untuk
memenuhi tersedianya salah satu kualitas air yang dipersyaratkan oleh Menteri
Kesehatan RI dalam Permenkes RI No. 416/MEN.KES./PER/IX/1990 tentang Syarat-
syarat dan pengawasan kualitas air. Persyaratan lainnya adalah tersedianya kualitas
secara fisik, kimia, dan radiologis serta persyaratan kuantitas air bersih/minum.

Menurut ketentuan WHO (World Health Organization)dan APHA (American Public


Health Association), kualitas mikrobiologi air ditentukan berdasarkan ada atau tidaknya
bakteri Escherichia coli di dalam air dan jumlah bakteri tersebut didalamnya
(Suriawiria,2008). Bakteri Coliform (fecal/Eschericia coli dan non-fecal) merupakan
bakteri yang lazim digunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang
tidak baik terhadap air, dimana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk menentukan suatu
sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau tidak, karena densitasnya berbanding
lurus dengan tingkat pencemaran air. Semakin sedikit kandungan bakteri Coliform
berarti semakin baik kualitas air tersebut. Selain itu, mendeteksi bakteri Coliform lebih
cepat, murah, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogen lain (Alang, 2015).
1.2. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan bakteriologi air?
2) Apa saja alat & bahan yang digunakan dalam pengambilan sampel air untuk
pemeriksaan bakteriologi?
3) Teknik apa saja yang digunakan dalam pengambilan sampel air untuk pemeriksaan
bakteriologi?
4) Apa sajakah hal – hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan sampel air secara
mikrobiologis/ bakteriologis?

1.3. Tujuan Penulisan


1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pemeriksaan bakteriologi air.
2) Untuk mengetahui alat & bahan yang digunakan dalam pengambilan sampel air untuk
pemeriksaan bakteriologi.
3) Untuk mengetahui teknik – teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel air
untuk pemeriksaan bakteriologi.
4) Untuk mengetahui hal – hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan sampel air
secara mikrobiologis/ bakteriologis.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pemeriksaan Bakteriologi Air


Pemeriksaan bakteriologi air merupakan suatu usaha untuk memenuhi tersedianya
salah satu kualitas air yang dipersyaratkan oleh Menteri Kesehatan RI dalam Permenkes
RI No. 416/MEN.KES./PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan pengawasan kualitas air.
Persyaratan lainnya adalah tersedianya kualitas secara fisik, kimia, dan radiologis serta
persyaratan kuantitas air bersih/minum. Untuk memenuhi kebutuhan air yang bebas dari
kandungan mikrobiologi/bakteri maka harus dilakukan pengujian-pengujian/pemeriksaan
air bersih/minum terhadap kandungan bakteriologis. Pemeriksaan
mikrobiologi/bakteriologis akan menghasilkan data yang akurat apabila sampel yang
diperiksa berasal dari kegiatan pengambilan sampel air yang steril/aseptis.
Penggunaan air khususnya air minum dan air bersih dalam kehidupan sehari-hari
harus memenuhi syarat-syarat kesehatan, termasuk syarat mikrobiologis. Hal itu
dikarenakan bahwa air minum dapat menjadi media pembawa penyakit terutama
penyakit perut (gastroenteritris). Untuk mengetahui bahwa sumber air telah tercemar oleh
tinja dapat dilakukan dengan cara menguji adanya bakteri Coliform dalam sumber air
tersebut. Hal ini karena Coliform merupakan bakteri yang hidup dalam usus manusia dan
hewan berdarah panas lainnya yang keluar bersama tinja. Air yang terkontaminasi oleh
Coliform menunjukkan bahwa air tersebut telah tercemar oleh tinja dan identik dengan
terkontaminasi oleh pathogen yang berada dalam usus menusia dan hewan berdarah
panas lainnya.
Untuk menguji kualitas air secara mikrobiologis, tidak perlu menguji semua jasad
renik yang ada dalam air tersebut. Pengujian yang dilakukan cukup hanya dengan
menguji adanya Coliform saja. Air yang terkontaminasi oleh Coliform menunjukkan
bahwa kualitas mikrobiologis air tersebut buruk. Mekanisme pemeriksaan kualitas air
bersih atau air minum secara mikrobiologis ada 3 langkah penting yaitu pengambilan
sampel yang representative, transport serta pengawetan sampel dan analisis di
laboratorium. Maksud dari pengambilan sampel adalah mengumpulkan volume dari
suatu sumber air yang akan diteliti dengan jumlah sekecil mungkin, tetapi mewakili
(representative) yaitu masih mempunyai sifat-sifat yang sama dengan sumber air bersih
tersebut.
2.2 Alat dan Bahan yang digunakan dalam Pengambilan Sampel Air

 Alat :
1) Botol Sampel steril
2) Botol tenggelam/ botol sampel dengan pemberat steril
3) Lampu Bunsen/lampu spiritus
4) Korek api
5) Stop watch
6) Thermometer
7) Pengukur pH (pH meter atau kertas lakmus)
8) Cool box (box pendingin)
9) Tool box (box peralatan)
10) Pinset
11) Beker glass

 Bahan :
1) Alkohol 70%
2) Kertas pembungkus
3) Tali / benang
4) Spiritus
5) Icepack

2.3 Teknik – teknik yang digunakan dalam Pengambilan Sampel Air Untuk
Pemeriksaan Bakteriologi
a) Pengambilan sampel di kran atau di sumur pompa tangan
1) Kran dibuka penuh dan dibiarkan mengalir selama 2-3 menit, atau dalam waktu
yang dianggap cukup untuk membersihkan pipa parsial, kemudian ditutup.
2) Kran dipanaskan sampai cukup panas dengan nyala lampu spiritus/
Bunsen(diflambir)
3) Kran dibuka selama 1 – 2 menit, kemudian tutup botol dilepas dengan tangan kiri
dan botol dipegang dengan tangan kanan.
4) Botol Sampel dibuka pembungkusnya dari bagian atas, kertas pembungkus
ditaruh dalam cool box, kemudian mulut botol sampel diflambir dengan lampu
Bunsen.
5) Botol diisi sampai penuh kemudian tuangkan ke dalam beker glass kurang lebih
sepertiga bagian untuk pemeriksaan suhu atau pH kemudian mulut botol
difalmbir lagi.
6) Botol yang telah berisi contoh air 2/3 bagian ( lebih besar dari 100 ml) kemudian
dibungkus kembali dengan kertas pembungkus, diikat pada lehernya, kemudian
ditempelkan kertas etiket dengan keterangan sebagai berikut :
- jenis air sampel, misalnya : air PDAM, air Sumur Gali, dll.
- lokasi pengambilan, misalnya : halaman belakang kampus D.III Kesling
- waktu pengambilan : tanggal dan jam pengambilan
- Jenis pemeriksaan, misalnya : pemeriksaan mikrobiologi
- Nama dan tanda tangan petugas pengambil sampel.

Catatan :
- Air harus jelas berasal dari pipa parsial yang dihubungkan langsung dengan
pipa induk.
- Contoh sebaiknya diambil dari kran yang biasa/sering dipakai.
- Dihindarkan pengambilan sampel/contoh air dari alat-alat tambahan yang
dipasang pada kran atau dari kran yang bocor.
- Apabila kran bocor, harus dibersihkan lebih dahulu sebelum dilakukan
pengambilan contoh.

b) Pengambilan sampel air di Sumur Gali, Reservoir/tendon air, Kolam


1) Bersihkan tangan dengan alcohol 70%.
2) Botol dipegang di bagian bawah, bungkus kertas dibuka, tangan tidak boleh
bersentuhan dengan botol.
3) Tali dilepas dengan pinset dan dililitkan di tangan kanan kemudian botol
diturunkan pelan-pelan sampai mulut botol masuk minimum 10 cm dibawah
permukaan air (bila tinggi air memungkinkan).
4) Botol yang telah terisi contoh air dibungkus kembali dengankertas
pembungkus, diikat pada lehernya, kemudian ditempelkan keterangan seperti
contoh pengambilan air 6.a.5).
Catatan :
 Botol dihindarkan bersentuhan dengan dinding dan benda lainnya.
 Botol pemeriksaan sisa chlor dan pH, contoh diambil dari botol yang
lain, yang tidak diberi Natrium thio sulfat.

c) Pengambilan Contoh Air Sungai, Danau, dan Waduk


Botol sampel yang digunakan dipilih yang tidak mengandung Natrium thio sulfat
(Na2S2O3), sekalipun bila Natrium thio sulfat tidak memberikan pengaruh hasil
analisa. Untuk mengambil air sungai, danau atau waduk, botol contoh dipegang di
dekat dasarnya dan lehernya kebawah di bawah permukaan. Botol selanjutnya
diputar sampai ujung leher sedikit ke atas dan mulut botol mengarah pada arah
aliran. Bila tidak ada arah aliran seperti di waduk perlu dibuat dengan cara
mendorong maju horizontal dengan arah menjauh dari tangan. Bila kita berada di
perahu pengambilan contoh air dilakukan pada tempattempat dekat perahu. Apabila
tidak memungkinkan mengambil contoh air sebagaimana tersebut di atas, maka
dapat dilakukan pengambilan seperti pengambilan contoh air sumur gali.

Catatan :
 Contoh air dari sungai sebaiknya diambil dari bagian yang mengalir dan dekat
dengan permukaan.
 Bagian sungai yang diam sebaiknya dihindari - Untuk sungai yang lebar dan lurus
contoh air diambil dari tepi, tetapi pada jarak paling sedikit 1 meter dari tepi
sungai.
 Pengambilan contoh air sungai yang tidak terjangkau tangan, contoh air dapat
diambil dengan potol pemberat. Masukkan botol sampel yang telah diberi
etiket(keterangan) ke dalam wadah (cool box/termos es) untuk menghindari
terjadinya kontaminasi selama perjalanan. Segera kirim ke laboratorium dalam
jangka waktu 1 x 24 jam, apabila keadaan tidak memungkinkan, maka contoh
harus dibungkus dengan alumunium foil dan ditempatkan pada wadah pada suhu
– 4 oC selama dalam perjalanan/penyimpanan. Dapat ditempatkan pada termos es
yang diberi es kering dan tertutup rapat dan gelap.
2.4 Hal – hal yang Harus diperhatikan dalam Pengambilan Sampel Air Secara
Mikrobiologis/ Bakteriologis

Berberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan sampel air secara
mikrobiologis adalah sebagai berikut :

1. Wadah/ Botol Sampel

Pengambilan sampel secara mikrobiologis diperlukan volume sampel air minimal


100 ml. oleh karena itu botol sampel harus berukuran besar dan bermulut lebar,
minimal bervolume 200 ml. hal ini dimaksudkan apabila botol diisi dengan 100
ml sampel air, maka masih terdapat rogga atau ruang udara untuk mengocok air
sampel air sampel air sebelum dianalisis sehingga penyebara jasad renik dapat
merata. Botol sampel harus dalam keadaan steril. Sebelum disteril botol sampel
harus ditutup kapas dahulu dan dibungkus dengan dengan kertas paying. Botol
kemudian disterul dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121°C, tekanan 1
Atm selama 15 menit. Botol sampel harus disesuaikan dengan sumber air bersih
yang akan diambil.

 Sumur gali, reservoie dan sejenisnya perlu menggunakan botol sampel yang
bertali dan pemberat.
 Sumur pompa, kran/perpipaan : langsung menggunakan wadah/botol sampel
tanpa tali dan pemberat.
 Sungai, danau/waduk langsug menggunakan wadah/botol sampel tanpa tali
dan pemberat atau bila perlu dapat juga menggunakan botol sampel bertali
dan pemberat.

2. Pengawetan Sampel

Sampel air yang telah diambil harus segera dibawa dalam keadaan
dingin (diletakan dalam termos es dan diisi dengan pecahan es batu) ke
laboratorium untuk segera dianalisis. Apabila sampel air tidak segera dianalisis,
maka sampel boleh disimpan dalam tempat dingin seperti kulkas/refrigerator
tetapi sebaiknya tidak lebih dari 24 jam.
3. Teknik Pengambilan sampel

 Sumur gali, reservoir dan sejenisnya


 Kran/perpipaan
 Sungai

Teknik – teknik tersebut sudah dijelaskan dibagian sebelumnya.

4. Label sampel

Untuk menghindari kesalahan dalam analisis, sampel perlu diberi label, seperti :

1) Nama dan alamat pengirim sampel

2) Waktu dan tanggal pengambilan sampel

3) Jenis sumber air dan tempat pengambilan sampel

4) Jenis pengolahan air yang dilakukan (kalau ada)

5) Tanda tangan pengambil sampel


BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :

 Pemeriksaan bakteriologi air merupakan suatu usaha untuk memenuhi tersedianya


salah satu kualitas air yang dipersyaratkan oleh Menteri Kesehatan RI dalam
Permenkes RI No. 416/MEN.KES./PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan
pengawasan kualitas air.
 Ada beberapa teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel air untuk
pemeriksaan bakteriologi, antara lain :
1) Teknik pengambilan sampel air di kran atau di sumur pompa tangan.
2) Teknik pengambilan sampel air di sumur gali, reservoir/tendon air, kolam.
3) Teknik pengambilan air sungai, danau, dan waduk.
 Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan sampel air secara
bakteriologis, yaitu wadah/ botol sampel, pengawetan sampel, teknik
pengambilan sampel, dan label sampel.
DAFTAR PUSTAKA

Hadi Suryono, ST, MPPM, Narwati, M.Kes., dan Demes Nurmayanti, M.Kes. 2019. Modul
Praktikum Teknik Pengambilan Sampel. Surabaya : Poltekkes Kemenkes Surabaya

sugengzend.blogspot.com. (2019, 15 September). Pengambilan Sampel Air Bakteriologis.


Diakses pada 5 Februari 2021, dari http://sugengzend.blogspot.com/2019/09/pengambilan-
sampel-air-bakteriologis.html?m=1

Alang H (2015). Deteksi Coliform air PDAM di beberapa kecamatan Kota Makassar.
Proseding Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan. Makassar: Dirjen
Dikti. ISBN 9786027224506.

Anda mungkin juga menyukai