Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

IDENTIFIKASI BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR SUMUR DAN AIR


PDAM

Disusun Oleh :

Abdul Aziz ( P27833122001 ) Nadia Triana A. ( P27833122021 )


Aras Afifah F. ( P27833122005 ) Nirmala Rahmaniar K. ( P27833122023 )
Berliana Putri F. ( P27833122007 ) Nur Madani Akbar ( P27833122025 )
Dian Fitria ( P27833122009 ) Rahma Qurrotu A. ( P27833122027 )
Devina Al-Hanifah ( P27833122011 ) Resha Mutiara R. ( P27833122029 )
Erina Elicia Putri ( P27833122013 ) Sabrina Putri A. ( P27833122031 )
Indra Nugroho A. ( P27833122015 ) Shinta Nurrahmawati ( P27833122033 )
Khairun Nisa’ R ( P27833122017 ) Nida Al-fikriyyah A. ( P27833122037 )
Moch. Wahyu D.S. ( P27833122019 ) Zahra Aurelia H. ( P27833122036 )

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
BAB I
KETERANGAN PRAKTIKUM

A. TOPIK
Identifikasi ada atau tidaknya bakteri Escherechia Coli pada air PDAM laboratorium
terpadu Politeknik Kesehatan Surabaya.

B. WAKTU PRATIKUM
Penelitian ini dilakukan pada 6 Februari 2023 hingga 8 Februari 2023.

C. LOKASI PEMERIKSAAN
Pengambilan sampel dan pemeriksaan dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi
Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Surabaya Jl. Pucang Jajar Tengah 56,
Kertajaya, Gubeng, Surabaya.

D. TUJUAN
Untuk mengidentifikasi bakteri Escherechia Coli pada air PDAM di
Laboratorium Mikrobiolgi
BAB II

DASAR TEORI

1. Bakteri Escherechia Coli


E. coli merupakan kelompok bakteri gram negatif berbentuk batang pendek
merupakan flora normal yang terdapat dalam usus manusia dan hewan (Brooks et al.
2005a). E. coli merupakan bakteri gram negatif. Bakteri ini berada di dalam saluran
pencernaan hewan berdarah panas dan manusia, karena secara alamiah E. coli
merupakan bakteri penghuni tubuh (Melliawati 2009). Mikroba yang biasa digunakan
sebagai indikator proses sanitasi pangan adalah bakteri Escherichia coli. Keberadaan E.
coli di dalam makanan dan minuman memungkinkan adanya bakteri patogen lain seperti
Salmonella, Staphylococcus dan Shigella (Sudian 2008).
Penyebaran E. coli dapat terjadi melalui kegiatan tangan ke mulut atau
penyebaran secara pasif yaitu melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh
bakteri tersebut (Melliawati 2009). Kontaminasi E. coli sering ditemukan pada
Panganan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) dari 866 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
yang tersebar di 30 kota di Indonesia, sebanyak 4.808 PJAS didapatkan 149 (3,10%)
sampel terkontaminasi E. coli (BPOM 2011). Makanan dan minuman yang
terkontaminasi E. coli dapat menyebabkan penyakit pada saluran pencernaan dan
keracunan makanan dengan gejala mual/muntah, pusing dan diare (Djaja 2008).
Kontaminasi E. coli pada makanan dan minuman dapat dicegah dengan cara
memasak makanan secara sempurna karena E. coli merupakan bakteri yang sensitif
terhadap suhu panas. Selain itu, selalu menerapkan praktik sanitasi dan higiene
perseorangan seperti menjaga kebersihan tubuh, selalu mencuci tangan saat sebelum dan
sesudah mengolah makanan, menjaga kebersihan peralatan makanan, menjaga 7
kebersihan area tempat pengolahan makanan, menyimpan makanan dalam tempat bersih
dan tertutup serta bahan makanan yang akan diolah maupun yang langsung dikonsumsi
harus berkualitas baik (Yunaenah 2009).
2. Air
Air merupakan kebutuhan terpenting bagi makhluk hidup, khususnya manusia.
Air yang dapat dikonsumsi harus memenuhi persyaratan kelayakan air minum baik dari
segi fisik, kimiawi, mikrobiologi dan radioaktif (PERKEMKES RI 2010 No. 492).
Tabel 2 berisi daftar parameter wajib untuk parameter biologi yang harus diperiksa
untuk keperluan higiene sanitasi yang meliputi total coliform dan escherichia coli
dengan satuan/unit colony forming unit dalam 100 ml sampel air. (PERMENKES 2017
No. 32)
Tabel 1 Parameter Biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk Media
Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi

Standar Baku Mutu


No. Parameter Unit
(Kadar Maksimum)
Wajib
1. Total CFU/100ml 50
coliform
2. E. coli CFU/100ml 0

Ketersediaan air bersih menjadi permasalahan serius di negara Indonesia.


Kuantitas air bersih menurun drastis yang disebabkan buruknya kondisi lingkungan. Air
bersih yang memenuhi standar keamanan semakin sulit ditemukan. Lebih dari 100 juta
orang membutuhkan sumber air yang baik, akan tetapi lebih dari 70% warga negara
menggunakan air dari sumber- sumber yang terkontaminasi. Sehingga air yang mereka
pakai untuk kehidupan sehari-hari tidak aman, yang pada akhirnya menimbulkan
beberapa penyakit. Setiap tahunnya, sekitar 20% terjadi kematian anak yang disebabkan
karena penyakit yang berhubungan dengan air minum (Anwar, 2004).
3. Medium (Media Penumpuk)
Penumpukan dalam EC Medium. Koloni EMB Agar yang berasal dari
pengembangbiakan di EC Medium yang positif, gas diambil dan disubkultur kembali ke
EC Medium. Hal ini dilakukan untuk memperkaya E.coli seperti yang dijelaskan oleh
RajandListon(12). Setelah diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 44,5° C, inokula dari
kultur EC Medium yang positif digoreskan pada agar EMB, dan identifikasi dilakukan
dengan metode yang dijelaskan. Pada media ini, diperkirakan positive apabila media
keruh pada tabung reaksi setelah diinkubasi.
4. EMB (Eosin Methylen Blue) Agar
EMB (Eosin Methylen Blue) Agar mencegah pertumbuhan bakteri Gram positif.
Coliform yang memproduksi asam, dalam suasana asam pewarna EMB diabsorbsi oleh
koloni mikroorganisme. Maka setelah inkubasi 24 jam, koloni coliform berwarna gelap
di bagian tengah dan mungkin juga berwarna hijau metalik. Adanya koloni seperti ini
mengkonfirmasi adanya coliform. Koloni hijau metalik yang tumbuh pada media
EMBA dapat diduga koloni tersebut adalah Escherichia coli (Prawesthirini et al, 2009).

5. Sampel
Sampel adalah Sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono 1997). Sampel tidak boleh terkontaminasi apapun supaya
mendapatkan hasil pemeriksaan yang akurat, maka dari itu alat dan bahan yang
digunakan untuk pengambilan sampel harus steril. Alat yang akan bersentuhan langsung
dengan sampel juga harus steril dan tidak terkontaminasi apapun.
BAB III

ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA

 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian meliputi sebagai berikut dan dapat dilihat pada
table dibawah ini :

Tabel 2. Alat yang digunakan dalam penelitian

No. Alat Kegunaan


1. Botol coklat steril Untuk menyimpan sampel
2. Lampu spirtus Untuk mengflambir dan membakar alat
3. Coolbox Untuk menjaga sampel tetap dibawah suhu 4°C
4. Termometer Untuk mengukur suhu sampel
5. PH meter Untuk mengukur pH sampel
6. Korek Untuk menyalakan api lampu spirtus
7. Autoclave Untuk mensterilkan alat dan media
8. Inkubator Untuk membudidayakan mikroorganisme
9. Pipet & pipet pump Untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu
10. Erlenmeyer Untuk mencampur bahan komposisi media
11. Tabung reaksi Menjadi wadah perkembangbiakan mikroorganisme
12. Tabung durham Untuk mendeteksi produksi gas yang dihasilkan
mikroorganisme
13. Rak tabung reaksi Untuk wadah tempat menyimpan tabung reaksi
14. Mata ose Untuk mengambil mikroorganisme yang akan
ditanam pada suatu media
15. Hand scone Untuk melindungi sampel dari kontaminasi tangan
16. Etiket Untuk menandai sampel
17. Timbangan Untuk menimbang bahan
18. Gelas beker Untuk mengukur volume cairan
19. Spatula Untuk alat pengaduk
20. Petridish Untuk meletakkan media EMB Agar
21. Laminar Air Flow Untuk proses penelitian untuk tetap steril dengan
mengambil udara yang berasal dari luar aliran air
laminar kemudian disaring oleh filter pada aliran air
laminar sehingga udara yang berasal dari luar tidak
dapat mencemari area penelitian pada aliran udara
laminar.
22. Biological Safety Cabinet Untuk melindungi pekerja atau petugas, Untuk
bekerja secara aseptis, karena BSC memiliki
kemampuan menyaring udara, sehingga menjadi
lebih steril dan terhindar dari kontaminasi.
 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian meliputi sebagai berikut dan dapat dilihat pada
table dibawah ini :

No. Bahan Kegunaan


1. Air PDAM Untuk pemeriksaan (sebagai sampel)
2. Aquades Untuk melarutkan bahan
3. Alkohol 70% Untuk mensterilkan meja kerja
4. Tisu Untuk mengeringkan alat
5. Sabun Untuk mencuci alat
6. EC Medium Sebagai media penumpuk
7. Eosin Methylen Blue (EMB) Untuk mendeteksi bakteri E.Coli
Agar
8. Es batu Untuk menjaga suhu sampel saat di dalam coolbox
9. Aluminum foil Untuk melapisi kapas penutup botol sampel
10. Kertas coklat Untuk menutup alat agar terhindar dari kontaminasi
11. Tali rami Untuk menali kertas coklat pada alat
12. Kapas Untuk penutup tabung reaksi dan botol coklat

 Cara Kerja
1. Pengambilan Sampel
Prinsip pengambilan sampel adalah sampel tidak boleh terkontaminasi apapun
darimanapun, maka itu saat pengmbilan sampel segala sesuatunya harus steril,
langkah- langkah pengambilan sampel air PDAM:
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Nyalakan air kran PDAM selama 1-2 menit untuk membersihkan saluran
3. Cek suhu air dengan termometer dan cek pH dengan pH meter
4. Catat lokasi, jam, tanggal, nama petugas, kode sampel dan jenis sampel
5. Nyalakan lampu spirtus, lalu flambir bagian ujung kran PDAM saat kran mati
6. Buka tutup botol steril dengan didekatkan pada lampu spirtus
7. Flambir bagian mulut botol steril
8. Masukkan air PDAM sebanyak ¾ bagian ke dalam botol steril
9. Flambir bagian mulut botol sebelum ditutup kembali dengan kapas dan
alumunium foil
10. Beri etiket pada botol coklat yang telah berisi sampel
Masukkan sampel kedalam coolbox yang telah berisi es

2. Pembuatan Media
1) Siapkan 180 ml akuades dan EC Broth 8,88 gram. Dengan jumlah EC Broth
per tabung reaksi 1,11 gram dan volume akuades per tabung. Lalu masukkan
kedalam tabung reaksi lalu tutup dengan kapas dan masukkan dalam autoklaf
dalam suhu 121˚C selama 15 menit.
2) Membuat media EC agar dengan melarutkan EC agar menggunakan
aquadest. EC dimasukkan dalam erlenmeyer lalu masukkan aquadest
kedalam gelas ukur kemudian aquadest di tuangkan kedalam erlenmeyer
setelah itu di aduk menggunakan batang pengaduk. Larutan EC yang telah
tercampur di panaskan di atas kompor lalu di tutup menggunakan kapas. EC
yang telah dipanaskan dimasukkan dalam autoklaf dalam suhu 121˚C selama
15 menit.
3) Sampel yang sudah diambil dimasukkan dalam media EC sebanyak ml lalu
di inkubasi dalam waktu 1x24 jam ± 2 jam.
4) Media EMB yang sudah padat di cairkan menggunakan panci yang di alasi
dengan kapas.
5) Setelah cair EMB agar dituang kedalam petridish steril sebanyak ¾ petridish
lalu tunggu hingga memadat kembali kediatan ini dilakukan didalam Laminar
Air Flow.
6) EMB yang sudah memadat di letakkan dalam inkubator untuk
menghilangkan air kondensasi.
7) EMB yang sudah hilang air kondennya sudah bisa dimasuki sampel. Saat
memasukkan sampel pada media EMB agar dilakukan di dalam Biologcal
Safety Cabinet.
8) Bersikan BSC dengan alkohol 70%, di usap menggunkan tisu dan
menggnakan hand scone, lalu nyalakan lampu UV dan fan selama ± 15 – 30
menit.
9) Metode gores, bakar ose lalu ambil tabung rekasi dan flambir ujungnya
kemudian masukkan ose, flambir tabung reaksi lalu tutup kembali. Kemudian
flambir petridish yang sudah berisi EMB agar lalu dibalik dan dibuka
tutupnya. Ose yang sudah dimasukkan kedalam tabung reaksi diputar
perlahan lalu angkat dan gores pada media dengan metode gores sinambung
lalu tutup petridish dan flambir.
10) Setelah selesai petridish di tutup menggunakan kertas coklat dan di tali
dengan tali rami lalu dimasukkan kedalam inkubator selama 1x24 jam ± 2
jam
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada media EMB agar yang sudah diinkubasi selama 1 x 24 jam± 2 jam, tidak
didapatkan adanya koloni berwarna hijau metalik. Pada EMB agar ditemukan koloni
berwarna sedikit pink ke orenan yang diduga adalah koloni bakteri Enterobacter
aerogenes. Tentu dibutuhkan penelitian yang lebih dalam lagi mengenai spesifikasi
bakteri tersebut, namum dari tampak atau bentuk fisiknya, kami menduga bahwa air
PDAM Politeknik Kesehatan Surabaya mengandung bakteri Enterobacter
aerogenes. Hasil yang di dapatkan jika air PDAM mengandung E. coli yaitu, ditandai
dengan munculnya Koloni bakteri diameter 2-3mm yang akan menunjukkan kemilau
berwarna hijau metalik dengan cahaya yang dipantulkan dan pusat ungu gelap oleh
cahaya yang ditransmisikan. Kemilau hijau metalik ini menunjukkan kemampuan
fermentasi laktosa dan/atau sukrosa yang kuat yang khas dari fekal coliform
(Tankeshwar, 2022). Berdasarkan peraturan Permenkes Nomor 32 tahun 2017 untuk
parameter biologi yang harus diperiksa untuk keperluan higiene sanitasi yang
meliputi total coliform dan escherichia coli dengan satuan/unit colony forming unit
dalam 100 ml sampel air.

BAB V
KESIMPULAN

Pada pemeriksaan bakteri Escherechia Coli terdapat 0 petridish yang


dipastikan positive. Dari 3 sampel yang dianalisa diperoleh 0 sampel yang positive,
artinya air PDAM di kampus kesehatan lingkungan surabaya memenuhi standar
parameter biologi baku mutu Kesehatan lingkungan untuk media air keperluan
Higiene sanitasi berdasarkan Permenkes RI No. 32 Tahun 2017. Air pada
Laboratorium Terpadu Politeknik Kesehatan Surabaya Jl. Pucang Jajar Tengah 56,
Kertajaya, Gubeng, Surabaya Provinsi Jawa Timur sangat layak untuk dipakai untuk
keperluan higiene sanitasi jika dilihat dari parameter biologi.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai