Anda di halaman 1dari 18

IDENTIFIKASI BAKTERI PENDEGRADASI

TAN (Total Ammonia Nitrogen) DARI KOLAM IKAN NILA


(Laporan Praktikum Manajemen Kesehatan Ikan)

Oleh

SYIFA ATHAYA SHAFIRA


2014111044

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bioremediasi
2.2 Siklus TAN
III. METODELOGI
3.1 Waktu dan Tempat
3.2 Alat dan Bahan
3.3 Metode Kerja
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hasil bakteri yang tumbuh yang terkontaminasi (kegagalan 1).

Gambar 2. Hasil bakteri yang tumbuh yang terkontaminasi (kegagalan 2).


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Alat

Tabel 2. Bahan
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan nila merupakan salah satu ikan yang sering dibudidayakan di Indonesia.
Di Indonesia benih ikan Nila secara resmi didatangkan dari Taiwan oleh Balai
Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969. Ikan ini merupakan spesies
ikan yang berukuran besar antara 200 - 400 gram, sifat omnivora sehingga
bisa mengkonsumsi makanan berupa hewan dan tumbuhan (Amri dan
Khairuman, 2003).

Pada kolam ikan nila sendiri biasanya didapati ammonia didalamnya. Sumber
utama amonia di dalam kolam atau tambak adalah ekskresi ikan. Ikan
mengeluarkan amonia secara langsung berkaitan dengan kuantitas dan kualitas
protein di dalam pakan. Amonia di dalam kolam atau tambak juga berasal dari
difusi dan sedimen. Bahan organik yang diproduksi oleh alga kemudian
masuk ke kolam. Padatan feses hasil ekskresi ikan dan bagan organik tadi,
plus ganggang yang mati, akan membusuk. Dekomposisi bahan organik ini
menghasilkan amonia, yang berdifusi dari sedimen ke kolom air.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui langkah kegiatan penapisan
bakteri pendegradasi TAN.
1.3 Manfaat

Manfaat dari praktikum ini adalah untuk memberikan informasi langkah kegiatan
penapisan bakteri pendegradasi TAN dalam mengolah limbah amonia secara
biologi menggunakan bakteri untuk mengurangi masukan bahan pencemar pada
lingkungan perairan umum, serta dapat memberikan nilai tambah pada kualitas air
dan sebagai agen bioremediasi.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bioremediasi

Bioremediasi adalah penggunaan mikroorganisme untuk mereduksi polutan di


lingkungan. Ketika bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang dihasilkan oleh
mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia
polutan tersebut (biotransformasi). Biotransformasi ini yang mengakibatkan
proses biodegradasi yaitu mengubah polutan beracun menjadi metabolit yang
tidak berbahaya dan tidak beracun.

2.1.1. Biostimulasi

Biostimulasi merupakan metode pemberian nutrien dan oksigen dalam bentuk cair
atau gas yang ditambahkan ke dalam air atau tanah tercemar untuk menyediakan
nutrisi bagi pertumbuhan dan aktivitas bakteri yang telah ada di lingkungan
tersebut.

2.1.2. Bioaugmentasi

Bioaugmentasi merupakan penambahan mikroorganisme yang mampu


mendegradasi polutan ke dalam air atau tanah yang tercemar. Metode ini yang
paling sering diterapkan untuk mendegradasi kontaminan di suatu lingkungan.
Namun, metode ini memiliki beberapa kekurangan yaitu sulit mengontrol kondisi
lingkungan yang tercemar supaya mikroorganisme mampu bekerja dengan
optimal. Pada dasarnya mekanisme yang dimasukkan ke dalam lingkungan
tercemar akan sulit beradaptasi.

2.1.3. Bioremediasi Intrinsik

Bioremediasi ini terjadi secara alami di lingkungan air atau tanah yang tercemar.
Dengan kata lain, sudah tersedia nutrisi untuk mendukukng aktivitas
mikroorganisme begitu pula keberadaan mikroorganisme itu sendiri secara alami
(Brooker, 2008).

Bioremediasi merupakan pengembangan dari bidang bioteknologi lingkungan


dengan memanfaatkan proses biologi dalam mengendalikan pencemaran dan
cukup menarik. Selain hemat biaya, dapat juga dilakukan secara in situ langsung
di tempat dan prosesnya alamiah (Hardiani, dkk. 2011:32). Laju degradasi
mikroba terhadap logam berat tergantung pada beberapa faktor, yaitu aktivitas
mikroba, nutrisi, derajat keasaman dan faktor lingkungan (Hardiani, dkk.,
2011:32). Teknologi bioremediasi ada dua jenis, yaitu ex-situ dan in situ. Ex-situ
adalah pengelolaan yang meliputi pemindahan secara fisik bahan-bahan yang
terkontaminasi ke suatu lokasi untuk penanganan lebih lanjut. Penggunaan
bioreaktor, pengolahan lahan (landfarming), pengkomposan dan beberapa bentuk
perlakuan fase padat lainnya adalah contoh dari teknologi ex-situ, sedangkan
teknologi in situ adalah perlakuan yang langsung diterapkan pada bahan-bahan
kontaminan di lokasi tercemar (Hardiani, dkk., 2011:32)

2.2 Siklus TAN


III. METODELOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober – 25 November 2022.


Pengambilan sampel air kolam dilakukan di kolam ikan nila Gedung K. Isolasi
bakteri dilakukan di Laboratorium Perikanan dan Kelautan, Jurusan Perikanan dan
Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 dan
Tabel 2.

Tabel 1. Alat yang digunakan dalam praktikum


No Alat Kegunaan
1 Timbangan digital Menimbang media
2 Tabung reaksi Wadah media dan kultur bakteri
3 Rak tabung reaksi Tempat untuk meletakkan tabung reaksi
4 Tabung erlenmeyer Wadah untuk menghomegenkan media
5 Hot plate stirrer Menghomogenkan media
6 Jarum ose Memindahkan bakteri
7 Bunsen Membuat alat steril
8 Laminar airflow Menjaga lingkungan agar tetap steril
9 Autoklaf Mensterilisasi alat dan media
10 Cawan petri Wadah media dan kultur bakteri
11 Plastik tahan panas Membungkus alat saat sterilisasi
12 Mikropipet Mengambil sampel untuk kultur bakteri
13 Kain kasa Penutup erlenmeyer dan tabung reaksi
14 Kapas Penutup erlenmeyer dan tabung reaksi
15 Inkubator Menginkubasi kultur bakteri
Lanjutan Tabel 1.
No Alat Kegunaan
16 Alumunium foil Penutup erlenmeyer dan tabung reaksi
17 Plastik wrap Penutup erlenmeyer dan tabung reaksi
18 Spreader Meratakan bakteri
19 Botol sampel Wadah sampel

Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam praktikum


No Bahan Keterangan
1 Alkohol Mensterilisasi alat
2 Aquades Melarutkan bahan
3 Tryptic Soy Agar Media untuk menumbuhkan bakteri
4 Tryptic Soy Broth Media untuk mengisolasi bakteri
4 Air kolam ikan nila (sampel) Sampel

3.3 Metode Kerja

3.3.1 Pengambilan Sampel

Sampel yang digunakan diambil dari sampel air kolam di kolam ikan nila Gedung
K. Kemudian diuji lanjut yaitu isolasi bakteri di Laboratorium Perikanan dan
Kelautan, Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung.

3.3.2 Isolasi Bakteri

Sampel disebar dan diratakan menggunakan speader di media TSA dan diinkubasi
selama 24 jam pada suhu ruang (28-300C). Kemudian isolat yang terbentuk
single koloni digoreskan ke media TSA miring dan diinkubasi selama 24 jam pada
suhu ruang (28-300C). Isolat yang tumbuh di media TSA miring ditumbuhkan ke
media TSB.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil dari praktikum ini yang memiliki tujuan untuk mengetahui langkah kegiatan
penapisan bakteri pendegradasi TAN telah selesai dengan mendapatkan hasil
akhir sampai di menumbuhkan isolat ke media TSB yang tersaji pada Gambar 1
dan Gambar 2.

Gambar 1. Hasil bakteri yang tumbuh yang terkontaminasi (kegagalan 1).

Gambar 2. Hasil bakteri yang tumbuh yang terkontaminasi (kegagalan 2)


4.2 Pembahasan

Langkah kegiatan penapisan bakteri pendegradasi TAN telah selesai dengan


mendapatkan hasil akhir sampai di menumbuhkan isolat ke media TSB. Isolat
yang ditumbuhkan pada media TSB mengalami kegagalan. Kegagalan ini diduga
karena adanya kontaminasi. Kontaminasi merupakan masuknya zat asing atau
mikroorgamisme yang dapat merusak suatu objek. Pandiangan (2003)
mengatakan, kontaminasi dapat terjadi dari eksplan baik eksternal maupun
internal, mikroorganisme yang masuk kedalam media, alat-alat yang digunakan
kurang steri, ruang kerja dan kultur yang kotor (mengandung spora di udara
ruangan laboratorium) dan kecerobohan dalam pelaksanaan.
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Praktikum ini tidak bisa dilanjutkan karena isolat yang ditumbuhkan pada media
TSB mengalami kegagalan sehingga tidak bisa dilanjutkan ke langkah penapisan
bakteri pendegradasi TAN selanjutnya. Kegagalan ini diduga karena adanya
kontaminasi. Tetapi dengan adanya praktikum ini mahasiswa telah mengetahui
langkah kegiatan penapisan bakteri pendegradasi TAN sampai pada
menumbuhkan isolat ke media TSB.

Langkah kegiatan penapisan bakteri pendegradasi ini melalui pengambilan sampel


yaitu sampel yang digunakan diambil dari sampel air kolam di kolam ikan nila
Gedung K. Kemudian diuji lanjut yaitu isolasi bakteri di Laboratorium Perikanan
dan Kelautan, Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung. Sedangkan isolasi bakteri yaitu sampel disebar dan diratakan
menggunakan speader di media TSA dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu
ruang (28-300C). Kemudian isolat yang terbentuk single koloni digoreskan ke
media TSA miring dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruang (28-300C).
Isolat yang tumbuh di media TSA miring ditumbuhkan ke media TSB.

5.2 Saran

Adapun saran pada praktikum ini adalah pratikan bisa lebih teliti lagi dalam waktu
praktikum yaitu dalam penggunaan alat dan tempat yang bersih.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Dokumentasi Keterangan

Pengambilan sampel air kolam ikan


nila

Menyebar sampel di media TSA

Meratakan sampel dengan spreader

Menginkubasi sampel
Mengambil isolat single koloni

Menggoreskan isolat ke media TSA


miring

Isolat tumbuh di media TSA miring

Menumbuhkan isolat ke media


TSB
Hasil bakteri yang tumbuh yang
terkontaminasi (kegagalan 1)

Hasil bakteri yang tumbuh yang


terkontaminasi (kegagalan 2)

Anda mungkin juga menyukai