Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM

ISOLASI MIKROORGANISME PENGHASIL ANTIBIOTIK

Diajukan oleh

RAFIKA FIRDA U. HATIBIE


15020150028

Laboratorium Mikrobiologi Farmasi

Program Studi S1 Ilmu Farmasi

Fakultas Farmasi

Universitas Muslim Indonesia

Makassar

2017

ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM


ISIOLASI MIKROORGANISME PENGHASIL ANTIBIOTIK

Dipersiapkan dan Disusun Oleh


Rafika Firda U.Hatibie
15020150028

telah dipertahankan di depan asisten pendamping


pada tanggal..

Telah disetujui oleh :

Asisten Pendamping

[Zony Eko Putra] Tanggal..


ISOLASI MIKROORGANISME PENGHASIL ANTIBIOTIK

Rafika Firda U.Hatibie1 dan Zony Eko Putra2


1
Mahasiswa Fakultas Farmasi, UMI.
2
Asisten Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi, UMI
Email: fikahatibie@gmail.com

INTISARI
Isolasi mikroorganisme merupakan rangkaian cara yang
dilakukan untuk memisahkan mikroorganisme dari lingkungan
sekitar. Hasil dari isolasi adalah biakan yang hanya terdiri dari
satu spesies mikroorganisme. Biakan murni merupakan biakan
yang setiap koloni mikroorganisme hanya memiliki satu jenis
mikroorganisme. Yang melatar belakangi percobaan isolasi dan
morfologi koloni mikroba ialah untuk memelihara suatu
mikroorganisme yaitu bakteri dan jamur dari media yang ada
serta membedakan bahwa setiap mikroorganisme memiliki
bentuk, tepi serta permukaan koloni yang berbeda beda.
Adapun tujuan dilakukan percobaan ini untuk mengetahui dan
memahami cara mengisolasi mikroba penghasil antibiotik dan
aktivitasnya terhadap beberapa mikroba uji dari sampel air
payau. Metode yang digunakan dalam percobaan isolasi
mikroorganisme penghasil antibiotik menggunakan metode
eksperimental. Hasil untuk kelompok 1, dengan sampel air payau
dan mikroba uji vibria cholerate tidak memiliki zona hambat,
pada kelompok 2, dengan sampel Daun dan mikroba uji
Escherichia coli tidak memilki zona hambat. Untuk kelompok 3,
dengan sampel cumi-cumi dan mikroba uji Escherichia coli
memilki zona hambat 17,83 mm. Dan untuk kelompok 4, dengan
sampel tanah dan mikroba uji Salmonella thyposa juga tidak
memilki zoba hambat. Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan
bahwa air payau barombong tidak memilki aktivitas sebagai
antibiotik pada bakteri vibria cholerate.

Kata Kunci: isolasi mikroorgansime, vibria cholerate dan


antibiotik.
PENDAHULUAN

Isolasi adalah merupakan cara untuk memisahkan

mikroorganisme tertentu dari lingkungan, sehingga dapat

diperoleh biakan yang sifatnya murni, sehingga biakan

tersebut disebut kultur murni.1


Setiap unsur nutrisi mempunyai peran tersendiri dalam

fisiologi sel. Unsur tersebut diberikan ke dalam medium

sebagai kation garam anorganik yang jumlahnya berbeda-

beda tergantung pada keperluannya. Beberapa golongan

mikroba misalnya diatomae dan alga tertentu memerlukan

silika (Si) yang biasanya diberikan dalam bentuk silikat untuk

menyusun dinding sel. Fungsi dan kebutuhan natrium (Na)

untuk beberapa jasad belum diketahui jumlahnya. Natrium

dalam kadar yang agak tinggi diperlukan oleh bakteri tertentu

yang hidup di laut, algae hijau biru, dan bakteri fotosintetik.

Natrium tersebut tidak dapat digantikan oleh kation

monovalen yang lain.2


Mikroorganisme yang sedang dipelihara atau sedang

diteliti biasanya harus dipindahkan dari satu tempat ke

tempat lain, seperti biakan murni akan dikembangkan pada

tabung yang lain untuk diselidiki lebih lanjut. Pekejaan

tersebut disebut subkultur yang harus dilakukan secara steril

jangan sampai terjadi kemungkinan kontaminasi. Untuk


melakukan pekrjaan kultur tersebut diperlukan alat, seperti

ose dan jarum mikroorganisme.3


Beberapa bakteri dapat hidup baik pada medium yang

sangat sederhana yang hanya mengandung garam anorganik

ditambah sumber karbon oraganik seperti gula. Bakteri lain

memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yang

kepadanya ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks

lain, hampir semua media yang dipakai sehari-hari dapat

dibeli secara kom ersial sebagai tepung kering. Jadi untuk

membuat suatu medium yang harus dilakukan ialah

menimbang jumlah tepung yang diperlukan, menambahkan

air, dan mensterilkan sebelum dipakai.4


Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam keadaan cair

atau padat. Dalam biakan cair, mikroorganisme

menunjukkan ciri pertumbuhan tersendiri. Pertumbuhan

adalah pertambahan teratur semua komponen suatu

organisme. Dengan demikian, pertambahan ukuran yang

diakibatkan oleh bertambahnya air atau karena deposit lipid

bukan merupakan pertumbuhan sejati. Multiplikasi sel adalah

konsekuensi pertumbuhan. Pada organisme bersel satu,

multiplikasi menghasilkan pertambahan jumlah organisme

yang membentuk populasi atau kultur.5

METODE PRAKTIKUM
Jenis Praktikum :
Adapun jenis praktikum ini yaitu experimental.

Bahan dan Alat Praktikum


Bakteri Salmonella Thyposa, aluminium foil, kapas, karet,

label, medium NA (Nutrient Agar)no. reg: 1.05450.0500 Merck KG

A, 64271 Darmstadt, medium MYB (Maltose Yeast Broth), sampel

Air payau dari Barombong. Adapun alat yang digunakan dalam

praktikum ini adalah autoklaf, batang pengaduk, cawan petri,

Erlenmeyer ,gelas ukur , inkubator, ose bulat, pencadang, rak

tabung, sendok tanduk, spoit (One Med), shaker, tabung reaksi

,dan timbangan analitik (MATRIX type Esj 210-4B).

Sampel

Air payau dari Barombong.

Isolasi

Sampel air payau dari Barombong diencerkan sampai

pengenceran 10-5, masing-masing pengenceran dimasukkan

kedalam 9,5 ml medium NA kemudian dituang kedalam cawan

petri lalu diinkubasi pada suhu 370 C selama 1x24 jam dan

diamati pertumbuhan mikroorganismenya.

Pemurnian

Disiapkan medium NA kemudian dituang kedalam cawan

petri, didiamkan sampai memadat. Sambil menunggu medium

memadat disiapkan sampel yang telah diisolasi kemudian

diinkubasi selama 1x24 jam, diambil 1 ose sampel bakteri yang


terdapat didalam cawan yang telah diinkubasi dan digoreskan

dengan metode quadran streak kedalam cawan petri yang berisi

medium NA yang telah memadat dan diinkubasi pada suhum 370

C selama 1x24 jam.

Fermentasi

Disiapkan medium Maltosa Yeast Broth (MYB, diambil 1 ose

isolat yang telah mengalami pemurnian kemudian dimasukkan

kedalam medium MYB dan dishaker dengan kecepatan 200 ppm.

Dibiarkan selama 1 minggu.

Uji Isolat Biakan

Medium NA dan bakteri vibira cholerate dimasukkkan

kedalam cawan petri yang telah dipatron 5, didiamkan sampai

memadat. Kemudian dimasukan piper disk kedalam isolat

masing2. tunggu hingga 15 menit. dimasukkan piper disk

kedalam cawan petri yang telah dipatron dan berisi medium.

Diinkubasi pada suhu 37C selama 1 x 24 jam.

Analisis Hasil

Pada percobaan ini parameter yang dianalisis yaitu

mikroorganisme yang berpotensi sebagai antibiotik dengan

beberapa proses yang dilakukan untuk memperoleh biakan

murni, mulai dari proses isolasi, pemurnian, fermentasi, dan uji

isolat biakan murni. Kecepatan yang dilakukan pada proses

fermentasi yaitu pada kecepatan 200 ppm. Setelah proses


fermentasi, dilakukan uji isolat murni dan diperoleh hasil

mikrooganisme yang berasal dari Air payau barombong tidak

menghasilkan antibiotik karena tidak ada zona hambatan yang

dihasilkan pada proses pengujian isolat murni.

HASIL PRAKTIKUM
Gambar Isolasi mikroorgansime penghasil antibiotik

d.
a.

d. a.
e.
e.
c.

b.
c. b.

(a) Pengenceran 10-1 (b) Pengenceran 10-2 (c) Pengenceran 10-3


(d) Pengenceran 10-4 (e) Pengenceran 10-5

Tabel 1. Isolasi mikroorganisme penghasil antibiotik

Klp MIKROBA ISOLAT ZONA HAMBAT (mm)


UJI
R1 R2 R3 RATA-
RATA

1. Vibria Air payau - - - 0 mm


Chollerate

2. Escherichi Daun - - - 0 mm
a Coli

3. Escherichi Cumi-cumi - 17 18 17,83


a Coli mm mm mm

4. Salmonell Tanah - - - 0 mm
a Thyposa
PEMBAHASAN

Dari percobaan ini hasil yang didapatkan untuk kelompok

1, dengan menggunakan mikroba uji vibria cholerate dan sampel

Air payau, zoba hambat yang didapatkan yaitu 0 mm. Untuk

kelompok 2, dengan mikroba uji Escherichia Coli dan sampel

daun, zona hambat yang didapatkan yaitu 0 mm. Untuk

kelompok 3, dengan mikroba uji Escherichia Coli dan sampel

cumi-cumi, zona hambat yang didapatkan yaitu 17,83 mm. Dan

untuk kelompok 4, dengan mikroba uji Salmonella thyposa dan

sampel Tanah, zona hambat yang didapatkan 0 mm.

Zona hambatan/zona bening itu terbentuk karena didaerah

tersebut pertumbuhan mikroba uji dihambat oleh sampel uji.

Mekanisme pembentukan zona hambatan pada mdium yaitu,

selama masa inkubasi akan terjadi proses difusi antibiotic

kedalam gel dan membentuk daerah hambatan (zone). Zona

yang terbentuk inilah yang akan digunakan sebagai dasar

kuantitatif untuk membandingkan potensi antibiotik baku. Besar-

kecilnya zona bening yang terbentuk menjadi parameter

kefektifan dari sampel uji dalam menghambat atau membunuh

bakteri uji.
KESIMPULAN

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat

disimpulkan bahwa air payau barombong tidak memilki aktivitas

sebagai antibiotik pada bakteri Vibria Cholerate.

SARAN

Diharapkan kerjasama dan komunikasi antara praktikan

dengan asisten dapat berjalan dengan baik. Sehingga ilmu yang

didapatkan selama proses praktikum berlangsung dapat

bermanfaat bagi praktikan dan asisten.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dwyana, Zaraswati. 2011., Mikrobiologi Dasar., Universitas


Hasanuddin : Makassar.

2. Irianto, Koes.2006. Mikrobiologi Menguak Dunia


Mikroorganisme. Yrama Widya:Bandung.

3. Pratiwi, T., 2008. Mikrobiologi Farmasi. PT. Erlangga : Jakarta

4. Rusli, S.Si, M.Si, Apt.2014. Tuntunan Praktikum Mikrobiologi


Farmasi. Universitas Muslim Indonesia : Makassar

5. Sumarsih, sri. 2003. Mikrobiologi Dasar. UPN Veteran :

Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai