Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

Mikrobiologi
(Analisis kuantitatif tidak langsung dengan MPN)

Oleh :
Kelompok 4
Aggota : Firda Amaliyah R 10307017
M. Rifki Abdillah 10307029
Khori Indriyani S 10307025
Widya Dwiyani 10307049
Hari, Tanggal Praktikum : Senin, 23 Mei 2022
Waktu : 2 x 2 Jam
Dosen Penilai : Irna Dwi Destiana, S.Pd., M.Si.

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI
JURUSAN AGROINDUSTRI
POLITEKNIK NEGERI SUBANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air dalam kehidupan merupakan hal penting bagi kelangsungan hidup yang
menjadi kebutuhan esensial bagi seluruh makhluk hidup baik tumbuhan, hewan,
maupun manusia dan sangat mudah tercemar oleh faktor biotik dan abiotik,
sehingga perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas air dan pengendalian
pencemaran air agar kualitas air sesuai dengan standar mutu air. Air memegang
peranan penting dalam kehidupan manusia begitu juga untuk makhluk hidup yang
memang sebagian besar tersusun atas air. Hal ini diperkuat dengan anggapan air
merupakan sumber kehidupan yang utama bagi semua makhluk hidup. Air dapat
juga menjadi tempat perkembangbiakannya mikroorganisme karena semua
makhluk hidup memerlukannya, terutama mikroorganisme patogen yang tentu
membahayakan kesehatan penggunannya.

Air memiliki berbagai jenis, salah satunya adalah air sungai dan air dalam
kemasan yang dijadikan menjadi salah satu pengujian yang dilakukan untuk
menentukan kualitas mutu dalam air tesebut. Kualitas mutu air dapat dilihat dari
indikator mikrobiologi. Hal ini ditentukan dengan ada atau tidaknya bakteri
coliform di dalam air dan jumlah bakteri tersebut di dalamnya. untuk mengetahui
mutu air sungai maupun Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) tersebut.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung atau mengukur
maupun melakukan pemeriksaan adanya bakteri coliform pada air tersebut
menggunakan salah satunya yaitu metode MPN (Most Probable Number). Metode
MPN dipilih dikarenakan lebih cepat, murah, dan sederhana daripada mendeteksi
bakteri patogen lain memiliki densitas yang berbanding lurus dengan tingkat
pencemaran air sehingga semakin sedikit kandungan bakteri Coliform yang berarti
semakin baik kualitas air tersebut. Untuk mengetahui jumlah koliform di dalam
sampel digunakan metode Most Probable Number (MPN), pemeriksaan kehadiran
bakteri E-coli dari air dilakukan dengan serangkaian tahapan beberapa uji yaitu, uji
penduga, uji penegas, dan uji penguat. Serangkaian metode ini dilakukan supaya
bakteri terdistribusi secara menyeluruh dalam homogenisasi sampel sehingga sel
bakteri terpisah-pisah secara individual dan tidak membentuk rantai atau kumpulan
(koloni).
1.2 Tujuan Praktikum

Memahami cara analisis kuantitatif dengan metode Most Probable


Number (MPN).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

Air merupakan salah satu komponen penting dalam kehidupan, namun saat
ini orang-orang kesulitan mendapatkan air yang bersih dan aman untuk dikonsumsi.
Bakteri dapat ditemukan pada air dan bakteri tersebut dapat menyebabkan penyakit.
Air dapat menjadi agen penularan dan pembawa penyakit karena adanya siklus air
dan pengolahan serta pencemaran. Bakteri yang umum dijadikan indikator
kebersihan air adalah bakteri Escherichia coli (Cabral, 2010).
Berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan perdagangan Republik
Indonesia No. 167/1997, AMDK memiliki definisi yang jelas, yaitu air yang telah
diolah dan dikemas serta aman untuk diminum. AMDK dipilih karena delain praktis
dan higienis, juga bisa diminum sewaktu-waktu dan di mana saja. Selain itu, dengan
pertumbuhan penduduk yang semakin pesat hal ini akan berbanding lurus dengan
permintaan akan AMDK. (Belum dikutip). Menurut Standar Nasional Indonesia
(SNI) 01-3553-2006 definisi air minum dalam kemasan adalah air baku yang telah
diproses, dikemas, aman diminum, dan mencakup air mineral dan air demineral.
Air dalam kemasan merupakan salah satu produk ilmu pengetahuan dan teknologi
di mana air tersebut telah terjamin keamanannya untuk dikonsumsi langsung dan
bebas dari cemaran mikroba.Menurut Peraturan Menteri Indonesia Kesehatan
492/Menkes/Per/IV/2010. Republik Nomor kadar maksimum cemaran mikroba
bakteri Escherichia coli pada air minum yaitu 0/100ml.

2.2 Bakteri Coliform

Bakteri coliform merupakan jenis bakteri yang mampu digunakan sebagai


indikator keberadaan bakteri-bakteri lain. Penentuan coliform sebagai indikator
pencemaran dengan melihat dari jumlah koloninya bakteri yang pasti berkolerasi
positif dengan adanya keberadaan bakteri-bakteri pathogen, analisa coliform lebih
cepat dan murah dari pada analisis jenis bakteri-bakteri lain. Rendahnya keberadaan
bakteri coliform pada perairan menunjukan semakin baiknya kualitas perairan
tersebut. Coliform merupakan suatu kelompok bakteri yang dapat digunakan
sebagai indikator polusi kotoran dan salinitas yang tidak baik terhadap perairan
(Wanda 2012). Bakteri coliform meliputi semua bakteri berbentuk batang, gram
negatif, tidak berbentuk spora dan pada suhu 37°C dalam waktu kurang dari 48 jam
dapat memfermentasi laktosa dengan memproduksi gas dan asam (Suharyono
2008).
Bakteri coliform dibedakan menjadi dua yakni, (1) coliform fecal misalnya
Escherichia Coli, dan (2) coliform no-fecal misalnya Enterobakter aerogenes.
Bakteri coliform merupakan mikorba yang digunakan untuk sintesis pada perairan
dan makanan karena menyebabkan berbagai jenis penyakit, diantaranya diare, gagal
ginjal akut, dan meningitis. Infeksi pada sistem pencernaan merupakan penyebab
tingginya angka insidensi penyakit diare (Nugroho 2015).
Bakteri E. Coli ditemukan pada tahun 1885 oleh Theodor Escherich dan
diberi nama sesuai dengan nama penemunya. Bakteri ini dapat hidup pada rentang
suhu 20-40 0C dengan suhu Optimumnya pada 37°C dan tergolong Bakteri gram
negatif (blmdktp).
Klasifikasi Bakteri Escherichia coli :
Domain : Bacteria
Kingdom : Eubacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gammaproteobacteria
Ord : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Species : Escherichia coli
Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang pendek
yang memiliki panjang sekitar 2 um, diameter 0,7um, lebar 0,4 0,7 um dan bersifat
anaerob fakultatif. Escherichia coli – membentuk koloni yang bundar, cembung,
dan halus dengan tepi yang nyata. Escherichia coli diklasifikasikan berdasarkan
karakteristik sifat virulensinya, dan masing-masing kelompok menyebabkan
penyakit melalui mekanisme yang berbeda. Strain Escherichia coli antar lain EPEC
(Enteropathogenic Escherichia coli), EIEC (Enteroinvasive Escherichia coli).
EAEC, (Enteroagregative Escherichia coli), ETEC (Enterotoxigenic Escherichia
coli), dan EHEC (Enterohemorragic Escherichia coli) (Brooks dkk, 2013).

2.3 Uji Kuantitatif Metode Most Probable Number (MPN)

Metode Most Probable Number (MPN) merupakan nilai duga terdekat


sangat berguna pada mikroorganisme yang hanya tumbuh pada media cair
(Rahmawati dkk, 2005). Metode Most Probable Number (MPN) digunakan untuk
memperkirakan jumlah bakteri didalam 100 ml air dalam sampel. Kelebihan
metode ini cukup mudah untuk dilakukan, dapat menentukan jumlah spesifik
mikroba tertentu dengan menggunakan media yang sesuai, metode ini dipilih untuk
menetukan densitas bakteri Coliform fekal. Kekurangan metode ini yaitu
membutuhkan alat tabung dalam jumlah yang banyak. Tidak dapat digunakan
dalam pengamatan morfologi dari mikroorganisme(Rahmawati 2005).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat
1. Inkubator, menginkubasi sampel selama 24 jam.
2. Bunsen, sterilisasi meja kerja.
3. Cawan petri, sebagai tempat media perkembangan mikroba.
4. Pipet, untuk mengambil sampel.
5. Tabung reaksi, sebagai tempat media perkembangan mikroba.
6. Rak tabung reaksi, untuk tabung reaksi.
7. Jarum Ose, untuk mengambil sampel.
3.1.2 Bahan
1. Air kemasan 4. BGLBB
2. Air sungai 5. EMB agar
3. Lactose broth 6. Alkohol 70%
3.2 Prosedur Praktikum

3.2.1 Uji Penduga

Dimasukkan sampel sebanyak 10;1 dan 0,1 ml kedalam masing-masing tabung


reaksi yang berisi 5 ml LB dengan tabung durham yang terbalik.

Disimpan semua tabung dalam inkubator pada suhu 37°C selama 24 jam.

Dicatat jumlah tabung yang membentuk gas pada masing-masing pengenceran.

3.2.2 Uji Penegasan

Dipindahkan sebanyak 1 ose dari tiap tabung yang + pada media LB kedalam
tabung yang berisi 10 ml EC broth.

Disimpan semua tabung dalam inkubator pada suhu 37°C selama 24 jam

Dicatat jumlah tabung yang membentuk gas pada masing-masing pengenceran.


3.2.3 Uji Penguat

Inokulalsi sampel perlakuan pada tabung yang + pada uji penegasan sebanyak 1
ose kepermukaan media EMB secara zigzag.

Diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam.

Mengamati pertumbuhan koloni pada media EMB yang berwarna hijau metalik
adalah koloni bakteri E-coli.

Menentukan nilai MPN coliformnya berdasarkan tabel.

Tabel 3.1 daftar MPN coliform menggunakan 3 tabung


Kombinasi jumlah tabung yang positif MPN
10 1 0,1 pergram/ml
0 0 0 <3
0 0 1 3
0 1 0 3
1 0 0 4
1 0 1 >
1 1 0 >
1 1 1 11
1 2 0 11
2 0 0 9
2 0 1 14
2 1 0 15
2 1 1 20
2 2 0 21
2 2 1 28
3 0 0 23
3 0 1 39
3 0 2 64
3 1 0 43
3 1 1 75
3 1 2 120
3 2 0 93
3 2 1 150
3 2 2 210
3 3 0 240
3 3 1 460
3 3 2 1100
3 3 3 >2400
BAB IV
HASIL PERCOBAAN

Jumlah Tabung yang Positif dalam


Sumber MPN/
Pengujian Pengenceran
Sampel 100 mL
0,1 1 10
Air
Minum
0 0 0 0
Dalam
Uji Penduga
Kemasan
Air
2 3 1 24
Sungai
Uji Air
3 3 3 1200
Penegasan Sungai
+ + +

Air
Uji Penguat +
Sungai
Firda Amaliyah
10307017

BAB V
PEMBAHASAN

Sesuai pada tabel hasil dilakukan pengujian menggunakan metode jumlah


perhitungan terdekat Most Probable Number (MPN) didapatkan hasil pengujian
pada sampel air sungai dekat kampus dan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Pengujian dilakukan menggunakan 3 pengenceran yaitu 0,1 ; 1 ; dan 10. Pada
sampel AMDK tidak terdeteksi adanya gelembung pada tabung durham sehingga
tidak dilakukan pengujian selanjutnya, berbeda dengan, yang dapat dibuktikan
sebagai berikut :
Sampel air sungai dekat kampus
Pada pengujian ini dilakukan dengan 3 tabung reaksi pada masing-masing
pengenceran MPN yang terdiri dari yang dilakukan pada sampel ini terdiri dari 3
uji lanjutan yaitu :
1. Uji penduga
Pada pengujian penduga pada sampel air sungai dekat kampus terdeteksi
adanya gelembung pada tabung durham. Dari tabel hasil didapatkan dari 3 titik
konsentrasi sebanyak 2-3-1 yang artinya secara keseluruhan dari ketiga titik ini
positif pada konsentrasi sampel 0,1 ml, 1 ml, dan 10 ml. Proses inkubasi media
dilakukan pada suhu 37°C selama ± 24 jam pada media Lactose Broth (LB). Dari
media yang semula berwarna orange bening berubah menjadi kuning keruh.
Hasil positif pada pengujian penduga menurut literatur menunjukkan
adanya fermentasi broth yang dilakukan oleh bakteri sehingga menghasilkan
gelembung gas (asam). Bakteri coliform ini merupakan gram negatif yang bersifat
anaerob sehingga broth ini dijadikan sumber pangannya, karena dalam Broth
mengandung pepton dan ekstrak daging yang menyediakan nutrient penting untuk
metabolism bakteri dan menyediakan sumber karbohidrat yang dapat
difermentasikan oleh bakteri coliform.
Pada pengujian penduga ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
bakteri coliform dengan menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan lebih
memaksimalkan pertumbuhan pada gram negaatif. Total MPN/100 ml sementara
dari uji ini mengandung gelembung pada sampel yaitu 24/100 ml. Hasil yang
Firda Amaliyah
10307017

didapatkan ini masih belum bisa digunakan sebagai data yang akurat dari uji MPN
sehingga perlu diperkuat dengan melakukan uji kedua yaitu uji penegasan.
2. Uji penegasan
Pada pengujian penegasan sampel air sungai dekat kampus dari tabel hasil
didapatkan dari 3 titik konsentrasi sebanyak 3-3-3 yang artinya secara keseluruhan
dari ketiga titik ini positif pada konsentrasi sampel 0,1 ml, 1 ml, dan 10 ml. Proses
inkubasi media dilakukan pada suhu 37°C selama ± 24 jam pada media Briliant
Lactose Broth (BGLBB). Dari media yang semula berwarna hijau bening setelah
inkubasi menjadi berubah yaitu hijau keruh. Pada total MPN yang dihasilkan pada
uji penegasan ini menunjukkan adanya perbedaan jumlah yang bertambah pada uji
sebelumnya yang berarti bakteri telah mulai bertumbuh dan berkembang. Total
MPN pada sampel sebanyak 1200/100 ml yang dimana hasil ini sesuai dengan
literatur. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa cemaran bakateri coliform
sangat tinggi yang mungkin saja terjadi karena sungai ini dekat dengan jembatan
penyebrangan menuju jalan utama kampus sehingga sangat dimungkinkan banyak
yang membuang sampah sembarangan dan tidak jarang hewan ternak warga yang
terkadang digembala disekitar sungai sehingga memungkinkan adanya feses dari
hewan tersebut. Untuk mengetahui lebih jelas apakah mikroba tersebut termasuk
coliform atau bukan maka dilakukan uji lanjutan yaitu, uji penguat.
3. Uji penguat
Pada pengujian penguat sampel air sungai dekat kampus dari tabel hasil
didapatkan dari 3 titik konsentrasi yaitu positif pada konsentrasi sampel 0,1 ml, 1
ml, dan 10 ml. Proses inkubasi media dilakukan pada suhu 37°C selama ± 24 jam
pada media Eosin Methylen Blue (EMB). Secara mikroskopis pada cawan petri
yang berisikan media EMB dan bakteri penguji dapat dilihat memiliki warna hijau
metalik merata pada semua konsentrasi. Hasil pengujian ini dapat dikatakan bahwa
sampel air sungai telah tercemar oleh bakteri berjenis E.coli yang secara otomatis
mungkin memang terbukti tercemar oleh dugaan yaitu fese hewan ternak warga
ataupun mungkin memang juga telah tercemar oleh feses manusia sehingga sangat
tidak layak untuk dikonsumsi.
Media EMB pada pengujian ini sangat membantu dalam membedakan dari bakteri
gram negatif yang tumbuh berdasarkan kemampuannya dalam memfermentasikan
Firda Amaliyah
10307017

Broth, hal ini dikarenakan menurut literatur mengatakan bahwa media EMB ini
mengandung indikator eosin Y dan indikator methylen blue yang dimana indikator
tersebut ternyata dapat digunakan oleh bakteri gram negatif ini untuk dapat
memfermentasikan Broth dan menghasilkan koloni dengan warna gelap dan kilap
logam (hijau metalik) begitu pun pada bakteri gram positif maka akan berwarna
bening karna tidak dapat memfermentasikan Broth.

Sampel Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)


Berdasarkan tabel hasil yang dilakukan tidak didapatkan hasil bahwa
kandungan bakteri E.coli dan coliform dengan total MPN adalah 0/100 ml. Hal ini
dikarenakan merk AMDK ini cukup termana yaitu aqua, yang mungkin AMDK
merk ini memiliki alat yang sesuai standar tertentu dan menghasilkan kualitas air
yang lebih terstandar dari waktu ke waktu sehingga produk yang dihasilkan juga
terbebas dari bakteri gram negatif, yang melalui suatu proses produksi dengan
standar syarat dan pengawasan yang jauh lebih ketat dari pada sistem AMDK yang
sering kita temukan disekitar kita. Pada air proses yang sebelumnya telah di uji
dihasilkan bahwa air proses bebas bakteri coliform maupun E.coli sehingga sesuai
dengan persyaratan kualitas air minum dan layak dikonsumsi. Pada sampel ini tidak
terdeteksi adanya bakteri gram negatif oleh sebab itu tidak akan dilajutkan ke uji
kedua dan uji ketiga.
Khori Indriyani S
10307025

Dalam percobaan kali ini yaitu mengenai analisis kuantitatif tidak langsung
dengan metode Most Probable Number (MPN) dengan 2 sampel air dari sumber
yang berbeda. Dimana sampel pertama menggunakan air sungai dan sampel kedua
dengan menggunakan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Metode MPN ini
biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba dalam bentuk cair,
meskipun sebenarnya dapat juga digunakan untuk bentuk padat. Metode
perhitungan MPN dengan menggunakan media cair didalam tabung reaksi yang
berisi tabung durham, yang mana perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah
tabung yang positif. Tabung yang positif ditandai dengan adanya gelembung udara
pada tabung durham atau berubahnya larutan menjadi keruh, yang berarti di dalam
tabung tersebut telah ditumbuhi oleh jasad renik setelah diinkubasi pada suhu dan
waktu tertentu.
Berdasarkan tabel 4.1 hasil dari pengamatan yang dilakukan pada sampel
AMDK ini hanya dilakukan uji penduga karena pada sampel AMDK tidak terdapat
bakteri gram negatif, karenanya pada sampel AMDK ini tidak dilanjutkan pada uji
selanjutnya. Hal ini dapat disebabkan karena produk AMDK yang digunakan dalam
pengamatan kali ini produk yang sudah terpercaya dan banyak dikonsumsi oleh
masyarakat. Perusahaan AMDK ini sudah berdiri dari tahun 1973 yang berarti
sudah hampir 50 tahun ia berdiri. Menurut Arumsari 2012 Aqua memiliki kelebihan
dari kualitasnya dibandingkan dengan AMDK lain, yaitu :
1. Air nya mengalir langsung dari pegunungan tanpa di pompa, mengandung
komposisi kandungan yang minerah serta telah melalui serangkaian uji geologi,
kimia, fisika dan mikrobiologi serta diproses dengan hati hati sesuai tahapan
standar.
2. Diproses dengan teknolohi yang tinggi dan dikontrol kualitas tiap prosesnya,
mesin dan ruangan senantiasa disanitasi secara teratur serta menerapkan inline
system yang mana sangat meminimalisir sentuhan tangan dari awal pemrosesan
hingga produk disegel sehingga terjaga kebersihannya dan tetap higenis.
3. Sangat memperhatikan kualitas produknya dari awal pemeosesan hingga produk
disegel serta memiliki standar penyimpanan.
Khori Indriyani S
10307025

4. Telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan telah memenuhi standar
kesehatan Internasional (WHO) yang mengukuhkan bahwa kualitas produk
terjamin baik.
Dari situlah dapat disimpulkan bahwa kualitas dari produk AMDK yang digunakan
memang baik, aman dan layak untuk dikonsumsi.
Pada sampel air sungai yang digunakan terdapat bakteri gram negatif
didalamnya, karenanya ketiga uji ini dapat dilakukan. Dari ketiga pengenceran 0,1;
1 dan pengenceran 10 masing masing memiliki tabung yang positif (+) secara
berurutan 2, 3 dan 1 tabung pada pengenceran 10 pada uji penduga. Setelah di
lanjutkan pada uji penegasan, diketiga tabung dalam 3 pengenceran semua
menghasilkan positif (+) dan setelah dilakukannya uji terakhir yaitu uji penguat
semua pengenceran pada sampel air sungai ini memanglah positif (+) terdeteksi
adanya bakteri gram negatif yaitu e coli. Penyebab sungai telah tercemar oleh
bakteri e coli yang dapat menyebabkan diare ini dapat diduga karena masih banyak
warga yang membuang sampah di sungai. Sehingga air sungai menjadi keruh kotor
hingga mengandung bakteri-bakteri jahat yang dapat menyebabkan penyakit.
Adanya bakteri coliform pada suatu air itu emnandakan bahwa air itu telah tercemar
dan tidak layak digunakan apalagi dikonsumsi oleh manusia. Banyaknya bakteri
coliform pada suatu air menandakan bahwa kualtas air tersebut sangatlah buruk.
Muhammad Rifki Abdillah
10307029

Praktikum mikrobiologi kali ini yaitu mengenai pengujian kuantitatif


metode MPN (Most Probable Number) yang mana pada pengujian ini dalam proses
nya terbagi menjadi 3 tahapan diantara nya adalah uji penduga, uji penegasan dan
uji penguat. Sampel yang digunakan pada pengujian ini yaitu dengan 2 sampel
diantaranya air dalam kemasan dan air sungai. Dalam proses nya diperolehlah data
pada sampel air dalam kemasan dengan hasil bahwa sampel ini tidak terdapat suatu
bakteri coliform atau terdeteksi negatif pada pengujian tahap pertama yaitu uji
penduga (Tabel 41). Hal ini terjadi demikian dikarenakan sampel air dalam
kemasan ini ketika memproduksinya itu diharuskan sesuai dengan standar yang
dikeluarkan oleh dinas kesehatan maupun lembaga lainnya agar air kemasan ini
layak konsumsi oleh masyarakat luas khususnya sehingga sampel ini pada
pengujiannya tidak terdapat tanda-tanda yang menandakan bahwa sampel ini
terdapat bakteri coliform. Oleh karena itu dengan hasil yang diperoleh maka
pengujian tidak ditindaklanjuti.
Sedangkan pada sampel kedua yaitu air sungai berdasarkan pada tabel 4.1
diperoleh data bahwa ketika pengujian tahap pertama yaitu uji penduga samapel ini
terdeteksi positif yang mana terdapat suatu bakteri coliform yang ada
dikandungannya. Terdeteksi nya bakteri pada sampel ini yaitu dengan
digunakannya media Lactose Broth yang mana media ini digunakan untuk
menduga sebuah sampel khususnya air dengan demikian sampel air sungai ini pun
terdeteksi dengan ditandai ada nya gelembung pada tabung durham karena
terbentuknya gas atau gelembung pada tabung durham dinyatakan sebagai hasil
positif dan jika tidak terbentuk gas dalam tabung durham, dinyatakan sebagai hasil
negatif. (Laydan Hastowo, 1992).
Kemudian setelah dinyatakan positif pada tahap uji penduga, pengujian
sampel air sungai dilanjutkan pada tahap uji penegasan dengan tujuan untuk
memastikan kembali bahwa sampel ini benar benar positif yang mana pada
prosesnya tahap ini menggunakan media Briliant Green Lactose Broth (BGLB)
guna memastikan atau menguatkan bahwa bakteri coliform itu benar-benar ada
pada sampel air sungai ini. Penggunaan media Briliant Green Lactose Broth ini
untuk mengkonfirmasi bahwa hasil tes positif ditahap pendugaan itu terdapat
gelembung gas dalam tabung durham (Anonim, 2010).
Muhammad Rifki Abdillah
10307029

Selanjutnya pengujian dengan menggunakan media EMBA (Eosin


Methylen Blue Agar) pada tahap uji penguat atau pelengkap yang mana pada proses
nya itu penanaman bakteri dari tahap penegasan dengan media tersebut yaitu
EMBA secara aseptik menggunakan jarum inokulasi (jarum ose). Pada tahap
terakhir ini juga ialah guna untuk mengetahui bakteri coliform jenis apa yang
terkandung dalam sampel air sungai ini dan hasil yang diperoleh pada tahap terakhir
ini yaitu apabila hasil dari inkubasi berwarna merah kehijauan metalik berarti
bakteri yang terkandung berjenis bakteri Escherechia coli karena menurut Lay dan
Hastowo (1992) bahwa koloni bakteri yang tumbuh pada media Eosin Methylen
Blue Agar merupakan koloni bakteri berjenis Escherechia Coli.
Widya Dwiyani
10307049

Untuk menentukan jumlah Escherichia coli dan Coliform dalam sampel


menggunakan uji MPN (Most Probability Number/sebagai perkiraan jumlah
individu bakteri). Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95% sehingga pada
setiap nilai MPN. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 ml atau per gram,
makin kecil nilai MPN, maka makin tinggi kualitas air tersebut. Air sampel yang
digunakan adalah Air sungai dan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang akan
diuji ada atau tidaknya bakteri E.Coli pada sampel air yang berbeda dengan
menggunakan metode uji kuantitatif Most Probable Number (MPN). Hasil
penelitian uji adanya bakteri E.coli menggunakan metode ini ada beberapa tahap ,
tahap Uji penduga , Uji penegasan dan Uji Penguat. Hasil yang telah dilakukan pada
uji MPN tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1
Pada tabel 4.1 hasil uji yang diperoleh dari pemeriksaan MPN Coliform
E.Coli menunjukan hasil dengan menggunakan media Lactose Broth pada uji
penduga sampel Air Minum Dalam Kemasan menunjukan tidak adanya gelembung
pada tabung durham artinya pada air AMDK tersebut tidak mengandung bakteri
coliform. Sedangkan pada sampel air sungai terdapat gelembung dalam tabung
durham di semua sampel air sungai pada tabung reaksi yang berukuran 0,1ml , 1 ml
, dan 10 ml ketiga tabung reaksi tersebut bernilai positif. Pada tabung berukuran 0,1
ml terdapat 2 gelembung, tabung reaksi berukuran 1 ml terdapat 3 gelembung dan
pada tabung reaksi ukuran 10 ml terdapat 1 gelembung positif pada tabung durham
tersebut, maka jumlah MPN yang mengandung coliform pada uji penduga ini
sebanyak 24 MPN/ml. Maka pada uji penduga ini sampel air minum dalam kemasan
bernilai negatif dan tidak adanya bakteri coliform pada air tersebut. Sedangkan pada
sampel air sungai semua tabung reaksi dengan 3 ukuran bernilai positif
mengandung coliform.
Untuk pemeriksaan lanjut bakteri coliform yang terdapat pada masing masing
tabung reaksi dengan sampel air sungai maka dilakukan uji penegas dengan
medium BGLBB. Uji penegas dilakukan untuk menegaskan keberadaan coliform
karena pada uji penduga hasil yang positif tidak selalu disebabkan oleh adanya
bakteri coliform. BGLB mengandung warna hijau brilian yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri gram negatif tertentu selain coliform, dan juga mengandung
eosin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan hanya dapat
Widya Dwiyani
10307049

menumbuhkan bakteri gram negatif. Berdasarkan hasil yang diperoleh sesuai


dengan tabel 4.1 semua tabung dengan ukuran 0,1 ml, 1 ml dan 10 ml bernilai positif
karena terbukti pada tabung durham yang terdapat dalam tabung reaksi terlihat
adanya gelembung gelembung. Hasil uji penegasan yang positif ditandai dengan
terbentuknya gas dalam tabung durham ,maka pada uji penegasan ini jumlah koloni
sebesar 1200 MPN/ml.
Untuk mengetahui dan memperjelas adanya bakteri E.Coli pada sampel air
sungai dilakukan lah uji penguat dengan menginokulasi 1 ose sampel yang ditelah
ditanam dalam media uji penegas, pada media selektif yaitu Eosin Methylene Blue
Agar (EMBA). Media ini merupakan media selektif untuk menumbuhkan
Escherichia coli. EMBA mengandung laktosa, bila dalam biakan terdapat bakteri
Escherichia coli maka asam yang dihasilkan dari fermentasi laktosa akan
menghasilkan warna koloni yang spesifik untuk bakteri Escherichia coli yaitu
koloni yang berwarna hijau dengan kilap logam sedangkan Coliform non fecal lain
yang dapat tumbuh koloninya berwarna cokelat menunjukkan adanya Enterobacter
aerogenes ataupun koloni yang tidak berwarna. Maka terbukti berdasarkan hasil
tabel 4.1 pada uji penguat terlihat jelas adanya bakteri E.coli pada cawan yang telah
diisi dengan medium EMBA terdaoat semburan warna hijau metalik yang
menandakan adanya bakteri Coliform E.coli pada sampel air sungai tersebut. Maka
hasil yg diperoleh setelah melalui 3 tahap pengujian pada uji kuantitatif MPN ,
sampel air sungai yang diambil dari sungai kawasan dekat kampus bernilai positif
mengandung bakteri coliform Escherichia coli sedangkan pada Air Minum Dalam
Kemasan bernilai negatif tidak mengandung bakteri dan air tersebut bersih dan
aman untuk dikonsumsi.
Keberadaan bakteri coliform pada suatu air menandakan kondisi air tersebut
tercemar. Semakin sedikit kandungan bakteri coliform maka kualitas air semakin
baik. Selain itu kemungkinan penyebab tercemarnya air dipengaruhi oleh aktivitas
manusia yang ada di sekitar tempat tersebut. Kepadatan penduduk menyebabkan
lahan banyak digunakan untuk pemukiman dan pembangunan sehingga jarak antar
rumah semakin dekat. Aktifitas penduduk dapat mempengaruhi kualitas air karena
semua aktifitas penduduk dapat menghasilkan limbah domestik yang berbeda-beda.
Semakin tinggi tingkat aktifitas penduduk berarti semakin banyak limbah domestik
Widya Dwiyani
10307049

yang dihasilkan penduduk dan menyebabkan semakin besar dampak atau


pencemaran yang akan ditimbulkan
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Pada praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan, yaitu :


- Pada kedua sampel air ini jelas memiliki hasil akhir yang berbeda yang mana
sampel terhadap air sungai itu terdeteksi bakteri atau sudah tercemar dibandingkan
dengan air kemasan
- Dalam proses nya beberapa media yang dipakai pada pengujian sampel ini
sangatlah membantu dalam mendeteksi bakteri-bakteri yang terdapat pada sampel
dan metode MPN ini pun bisa dikatakan efektif apabila benar dalam prosedur nya
sehingga hasil akhir yang diperoleh pun kemungkinan besar tepat.

6.2 Saran

- Pada saat praktikum para praktikan harus lebih berhati-hati dan diperhatikan lagi
terhadap prosedur pengujian yang akan dilaksanakan serta setiap arahan dari dosen
pembimbing pun agar diindahkan kembali agar tidak terjadi kesalahan komunikasi
ketika praktikum berlangsung.
- Para praktikan harus lebih paham kembali terhadap apa yang akan di praktikum
kan agar tidak terjadi kesalahan teknis dalam pembuatan media sehingga tidak
terlalu banyak terbuang bahan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Cabral, j. P. S. (2010). Water microbiology. Bacterial pathogens and water.


International journal of environmental research and public health, 7(10),
3657–3703. Https://doi.org/10.3390/ijerph7103657
Rahmawati, a. A., & azizah, r. (2005). Perbedaan kadar bod, cod, tss, dan mpn
coliform pada air limbah, sebelum dan sesudah pengolahan di rsud nganjuk.
Jurnal kesehatan lingkungan, 2, no. 1(juli), 97–111.
Refangga, m. A., gusminto, e. B., & musmedi, d. P. (2018). Analisis pengendalian
kualitas produk air minum dalam kemasan dengan menggunakan statistical
process control (spc) dan kaizen pada pt. Tujuh impian bersama kabupaten
jember. E-journal ekonomi bisnis dan akuntansi, 5(2), 164.
Https://doi.org/10.19184/ejeba.v5i2.8678
Studi, p., dokter, p., kedokteran, f., ilmu, d. A. N., negeri, u. I., & hidayatullah, s.
(2015). Uji mikrobiologis pada berbagai jenis air.
Sutiknowati, l. I. (2016). “bioindikator pencemar, bakteri escherichia coli.” Jurnal
oseana, 41(4), 63–71. Oseanografi.lipi.go.id
Surharyono. (2008). Diare akut klinik dan laboratorik . Jakarta : jakarta cipta.
LEMBAR KONTRIBUSI

Firda Amaliyah R 10307017 BAB 1dan BAB 5


Khori Indriyani S 10307025 BAB 3, BAB 4, BAB 5 dan editing
M. Rifki Abdillah 10307029 BAB 6 dan BAB 5
Widya Dwiyani 10307049 BAB 2 dan BAB 5

Anda mungkin juga menyukai