Mikrobiologi
(Analisis kuantitatif tidak langsung dengan MPN)
Oleh :
Kelompok 4
Aggota : Firda Amaliyah R 10307017
M. Rifki Abdillah 10307029
Khori Indriyani S 10307025
Widya Dwiyani 10307049
Hari, Tanggal Praktikum : Senin, 23 Mei 2022
Waktu : 2 x 2 Jam
Dosen Penilai : Irna Dwi Destiana, S.Pd., M.Si.
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI
JURUSAN AGROINDUSTRI
POLITEKNIK NEGERI SUBANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Air dalam kehidupan merupakan hal penting bagi kelangsungan hidup yang
menjadi kebutuhan esensial bagi seluruh makhluk hidup baik tumbuhan, hewan,
maupun manusia dan sangat mudah tercemar oleh faktor biotik dan abiotik,
sehingga perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas air dan pengendalian
pencemaran air agar kualitas air sesuai dengan standar mutu air. Air memegang
peranan penting dalam kehidupan manusia begitu juga untuk makhluk hidup yang
memang sebagian besar tersusun atas air. Hal ini diperkuat dengan anggapan air
merupakan sumber kehidupan yang utama bagi semua makhluk hidup. Air dapat
juga menjadi tempat perkembangbiakannya mikroorganisme karena semua
makhluk hidup memerlukannya, terutama mikroorganisme patogen yang tentu
membahayakan kesehatan penggunannya.
Air memiliki berbagai jenis, salah satunya adalah air sungai dan air dalam
kemasan yang dijadikan menjadi salah satu pengujian yang dilakukan untuk
menentukan kualitas mutu dalam air tesebut. Kualitas mutu air dapat dilihat dari
indikator mikrobiologi. Hal ini ditentukan dengan ada atau tidaknya bakteri
coliform di dalam air dan jumlah bakteri tersebut di dalamnya. untuk mengetahui
mutu air sungai maupun Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) tersebut.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung atau mengukur
maupun melakukan pemeriksaan adanya bakteri coliform pada air tersebut
menggunakan salah satunya yaitu metode MPN (Most Probable Number). Metode
MPN dipilih dikarenakan lebih cepat, murah, dan sederhana daripada mendeteksi
bakteri patogen lain memiliki densitas yang berbanding lurus dengan tingkat
pencemaran air sehingga semakin sedikit kandungan bakteri Coliform yang berarti
semakin baik kualitas air tersebut. Untuk mengetahui jumlah koliform di dalam
sampel digunakan metode Most Probable Number (MPN), pemeriksaan kehadiran
bakteri E-coli dari air dilakukan dengan serangkaian tahapan beberapa uji yaitu, uji
penduga, uji penegas, dan uji penguat. Serangkaian metode ini dilakukan supaya
bakteri terdistribusi secara menyeluruh dalam homogenisasi sampel sehingga sel
bakteri terpisah-pisah secara individual dan tidak membentuk rantai atau kumpulan
(koloni).
1.2 Tujuan Praktikum
2.1 Air
Air merupakan salah satu komponen penting dalam kehidupan, namun saat
ini orang-orang kesulitan mendapatkan air yang bersih dan aman untuk dikonsumsi.
Bakteri dapat ditemukan pada air dan bakteri tersebut dapat menyebabkan penyakit.
Air dapat menjadi agen penularan dan pembawa penyakit karena adanya siklus air
dan pengolahan serta pencemaran. Bakteri yang umum dijadikan indikator
kebersihan air adalah bakteri Escherichia coli (Cabral, 2010).
Berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan perdagangan Republik
Indonesia No. 167/1997, AMDK memiliki definisi yang jelas, yaitu air yang telah
diolah dan dikemas serta aman untuk diminum. AMDK dipilih karena delain praktis
dan higienis, juga bisa diminum sewaktu-waktu dan di mana saja. Selain itu, dengan
pertumbuhan penduduk yang semakin pesat hal ini akan berbanding lurus dengan
permintaan akan AMDK. (Belum dikutip). Menurut Standar Nasional Indonesia
(SNI) 01-3553-2006 definisi air minum dalam kemasan adalah air baku yang telah
diproses, dikemas, aman diminum, dan mencakup air mineral dan air demineral.
Air dalam kemasan merupakan salah satu produk ilmu pengetahuan dan teknologi
di mana air tersebut telah terjamin keamanannya untuk dikonsumsi langsung dan
bebas dari cemaran mikroba.Menurut Peraturan Menteri Indonesia Kesehatan
492/Menkes/Per/IV/2010. Republik Nomor kadar maksimum cemaran mikroba
bakteri Escherichia coli pada air minum yaitu 0/100ml.
3.1.1 Alat
1. Inkubator, menginkubasi sampel selama 24 jam.
2. Bunsen, sterilisasi meja kerja.
3. Cawan petri, sebagai tempat media perkembangan mikroba.
4. Pipet, untuk mengambil sampel.
5. Tabung reaksi, sebagai tempat media perkembangan mikroba.
6. Rak tabung reaksi, untuk tabung reaksi.
7. Jarum Ose, untuk mengambil sampel.
3.1.2 Bahan
1. Air kemasan 4. BGLBB
2. Air sungai 5. EMB agar
3. Lactose broth 6. Alkohol 70%
3.2 Prosedur Praktikum
Disimpan semua tabung dalam inkubator pada suhu 37°C selama 24 jam.
Dipindahkan sebanyak 1 ose dari tiap tabung yang + pada media LB kedalam
tabung yang berisi 10 ml EC broth.
Disimpan semua tabung dalam inkubator pada suhu 37°C selama 24 jam
Inokulalsi sampel perlakuan pada tabung yang + pada uji penegasan sebanyak 1
ose kepermukaan media EMB secara zigzag.
Mengamati pertumbuhan koloni pada media EMB yang berwarna hijau metalik
adalah koloni bakteri E-coli.
Air
Uji Penguat +
Sungai
Firda Amaliyah
10307017
BAB V
PEMBAHASAN
didapatkan ini masih belum bisa digunakan sebagai data yang akurat dari uji MPN
sehingga perlu diperkuat dengan melakukan uji kedua yaitu uji penegasan.
2. Uji penegasan
Pada pengujian penegasan sampel air sungai dekat kampus dari tabel hasil
didapatkan dari 3 titik konsentrasi sebanyak 3-3-3 yang artinya secara keseluruhan
dari ketiga titik ini positif pada konsentrasi sampel 0,1 ml, 1 ml, dan 10 ml. Proses
inkubasi media dilakukan pada suhu 37°C selama ± 24 jam pada media Briliant
Lactose Broth (BGLBB). Dari media yang semula berwarna hijau bening setelah
inkubasi menjadi berubah yaitu hijau keruh. Pada total MPN yang dihasilkan pada
uji penegasan ini menunjukkan adanya perbedaan jumlah yang bertambah pada uji
sebelumnya yang berarti bakteri telah mulai bertumbuh dan berkembang. Total
MPN pada sampel sebanyak 1200/100 ml yang dimana hasil ini sesuai dengan
literatur. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa cemaran bakateri coliform
sangat tinggi yang mungkin saja terjadi karena sungai ini dekat dengan jembatan
penyebrangan menuju jalan utama kampus sehingga sangat dimungkinkan banyak
yang membuang sampah sembarangan dan tidak jarang hewan ternak warga yang
terkadang digembala disekitar sungai sehingga memungkinkan adanya feses dari
hewan tersebut. Untuk mengetahui lebih jelas apakah mikroba tersebut termasuk
coliform atau bukan maka dilakukan uji lanjutan yaitu, uji penguat.
3. Uji penguat
Pada pengujian penguat sampel air sungai dekat kampus dari tabel hasil
didapatkan dari 3 titik konsentrasi yaitu positif pada konsentrasi sampel 0,1 ml, 1
ml, dan 10 ml. Proses inkubasi media dilakukan pada suhu 37°C selama ± 24 jam
pada media Eosin Methylen Blue (EMB). Secara mikroskopis pada cawan petri
yang berisikan media EMB dan bakteri penguji dapat dilihat memiliki warna hijau
metalik merata pada semua konsentrasi. Hasil pengujian ini dapat dikatakan bahwa
sampel air sungai telah tercemar oleh bakteri berjenis E.coli yang secara otomatis
mungkin memang terbukti tercemar oleh dugaan yaitu fese hewan ternak warga
ataupun mungkin memang juga telah tercemar oleh feses manusia sehingga sangat
tidak layak untuk dikonsumsi.
Media EMB pada pengujian ini sangat membantu dalam membedakan dari bakteri
gram negatif yang tumbuh berdasarkan kemampuannya dalam memfermentasikan
Firda Amaliyah
10307017
Broth, hal ini dikarenakan menurut literatur mengatakan bahwa media EMB ini
mengandung indikator eosin Y dan indikator methylen blue yang dimana indikator
tersebut ternyata dapat digunakan oleh bakteri gram negatif ini untuk dapat
memfermentasikan Broth dan menghasilkan koloni dengan warna gelap dan kilap
logam (hijau metalik) begitu pun pada bakteri gram positif maka akan berwarna
bening karna tidak dapat memfermentasikan Broth.
Dalam percobaan kali ini yaitu mengenai analisis kuantitatif tidak langsung
dengan metode Most Probable Number (MPN) dengan 2 sampel air dari sumber
yang berbeda. Dimana sampel pertama menggunakan air sungai dan sampel kedua
dengan menggunakan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Metode MPN ini
biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba dalam bentuk cair,
meskipun sebenarnya dapat juga digunakan untuk bentuk padat. Metode
perhitungan MPN dengan menggunakan media cair didalam tabung reaksi yang
berisi tabung durham, yang mana perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah
tabung yang positif. Tabung yang positif ditandai dengan adanya gelembung udara
pada tabung durham atau berubahnya larutan menjadi keruh, yang berarti di dalam
tabung tersebut telah ditumbuhi oleh jasad renik setelah diinkubasi pada suhu dan
waktu tertentu.
Berdasarkan tabel 4.1 hasil dari pengamatan yang dilakukan pada sampel
AMDK ini hanya dilakukan uji penduga karena pada sampel AMDK tidak terdapat
bakteri gram negatif, karenanya pada sampel AMDK ini tidak dilanjutkan pada uji
selanjutnya. Hal ini dapat disebabkan karena produk AMDK yang digunakan dalam
pengamatan kali ini produk yang sudah terpercaya dan banyak dikonsumsi oleh
masyarakat. Perusahaan AMDK ini sudah berdiri dari tahun 1973 yang berarti
sudah hampir 50 tahun ia berdiri. Menurut Arumsari 2012 Aqua memiliki kelebihan
dari kualitasnya dibandingkan dengan AMDK lain, yaitu :
1. Air nya mengalir langsung dari pegunungan tanpa di pompa, mengandung
komposisi kandungan yang minerah serta telah melalui serangkaian uji geologi,
kimia, fisika dan mikrobiologi serta diproses dengan hati hati sesuai tahapan
standar.
2. Diproses dengan teknolohi yang tinggi dan dikontrol kualitas tiap prosesnya,
mesin dan ruangan senantiasa disanitasi secara teratur serta menerapkan inline
system yang mana sangat meminimalisir sentuhan tangan dari awal pemrosesan
hingga produk disegel sehingga terjaga kebersihannya dan tetap higenis.
3. Sangat memperhatikan kualitas produknya dari awal pemeosesan hingga produk
disegel serta memiliki standar penyimpanan.
Khori Indriyani S
10307025
4. Telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan telah memenuhi standar
kesehatan Internasional (WHO) yang mengukuhkan bahwa kualitas produk
terjamin baik.
Dari situlah dapat disimpulkan bahwa kualitas dari produk AMDK yang digunakan
memang baik, aman dan layak untuk dikonsumsi.
Pada sampel air sungai yang digunakan terdapat bakteri gram negatif
didalamnya, karenanya ketiga uji ini dapat dilakukan. Dari ketiga pengenceran 0,1;
1 dan pengenceran 10 masing masing memiliki tabung yang positif (+) secara
berurutan 2, 3 dan 1 tabung pada pengenceran 10 pada uji penduga. Setelah di
lanjutkan pada uji penegasan, diketiga tabung dalam 3 pengenceran semua
menghasilkan positif (+) dan setelah dilakukannya uji terakhir yaitu uji penguat
semua pengenceran pada sampel air sungai ini memanglah positif (+) terdeteksi
adanya bakteri gram negatif yaitu e coli. Penyebab sungai telah tercemar oleh
bakteri e coli yang dapat menyebabkan diare ini dapat diduga karena masih banyak
warga yang membuang sampah di sungai. Sehingga air sungai menjadi keruh kotor
hingga mengandung bakteri-bakteri jahat yang dapat menyebabkan penyakit.
Adanya bakteri coliform pada suatu air itu emnandakan bahwa air itu telah tercemar
dan tidak layak digunakan apalagi dikonsumsi oleh manusia. Banyaknya bakteri
coliform pada suatu air menandakan bahwa kualtas air tersebut sangatlah buruk.
Muhammad Rifki Abdillah
10307029
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
- Pada saat praktikum para praktikan harus lebih berhati-hati dan diperhatikan lagi
terhadap prosedur pengujian yang akan dilaksanakan serta setiap arahan dari dosen
pembimbing pun agar diindahkan kembali agar tidak terjadi kesalahan komunikasi
ketika praktikum berlangsung.
- Para praktikan harus lebih paham kembali terhadap apa yang akan di praktikum
kan agar tidak terjadi kesalahan teknis dalam pembuatan media sehingga tidak
terlalu banyak terbuang bahan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA