Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

Alsintan
(Penggunaan Sprayer)

Oleh :
Kelompok 1A
Nama : Asep Abdul Jabar 10307009
Mellani Indah Saputri 10307027
Muhammad Zaki 10307031
Reva Novanti 10307041
Tanggal : Kamis, 2 Juni 2022
Waktu : 09.00-12.30 WIB
Dosen Penilai : Enceng Sobari, S.P. M.P.

LABORATORIUM ALSINTAN
PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI
JURUSAN AGROINDUSTRI
POLITEKNIK NEGERI SUBANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara Agraris dimana sebagian besar mata
pencahariannya sebagai petani. Sektor pertanian di Indonesia masih memiliki
banyak permasalahan salah satunya permasalahan yang sering dihadapi yaitu
kurangnya peralatan dan mesin pertanian yang menunjang keberhasilan komoditas
disektor pertanian. Penggunaan alat dan mesin pada proses perawatan tanaman
dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas hasil,
dan mengurangi beban kerja petani. Salah satu contohnya adalah Semprotan
(sprayer). Pada saat ini semprotan biasanya dimodifikasi dengan energi mesin,
traktor dan motor bensin. Akan tetapi untuk petani kecil hal itu tidak akan
menguntungkan, karena hal tersebut mengeluarkan uang yang lebih banyak
dibandingkan keuntungan yang didapatkan.
Sprayer atau alat semprot merupakan aplikator yang biasa diisi dengan
pestisida untuk pemberantasan serta pengendalian hama dan penyakit pada
tumbuhan, bisa juga diisi pupuk cair yang berguna untuk menyuburkan tanaman
dan meningkatkan kualitas. Hama dan penyakit yang akan menyebabkan kerugian
pada petani tidak dapat di atas dengan baik. Biasanya masyarakat melakukan
pemupukan secara berkala dengan menebar pupuk dengan cara disemprotkan
menggunakan semprotan tangan ini karena lebih efisien baik dari waktu maupun
biaya yang dikeluarkan. Biasanya petani kecil menggunakan hand sprayer semi
otomatis dikarenakan harganya lebih murah, hematnya biaya perawatan, lebih
efisien dalam menyemprotkan ke tanaman yang terakhir ringan dan mudah dibawa
hal tersebut bisa memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan masalah yang biasa
dihadapi oleh petani kecil serta manfaat yang dihasilkan lebih besar.
Tiga jenis alat semprot yang digunakan pada saat paktikum ini yaitu alat
semprot manual, mesin dan elektrik. Masing-masing alat tersebut memiliki daya
tekanan yang berbeda sehingga jarak air yang disemprotkan berbeda-beda.

1.2 Tujuan
1. Membuat SOP pengoperasian dan perawatan alat semprot (sprayer)
2. Mampu mengoperasikan berbagai jenis alat semprot (sprayer)
3. Mengetahui jarak dan tekanan yang dihasilkan alat semprot
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alat Semprot


Alat penyemprot (sprayer) merupakan alat yang sering digunakan di sektor
pertanian. Petani biasanya menggunakan sprayer untuk mengaplikasikan bahan
kimia aktif tertentu untuk memberantas hama dan penyakit pada tumbuhan.
Kualitas serta kuantitas pada bahan aktif yang terkandung setiap butiran larutan
(droplet) yang melekat pada spot yang akan dituju menjadi tolak ukur kelayakan
kinerja dari sprayer tersebut. Sprayer elektrostatis memiliki kinerja Lebih baik
dibanding jenis sprayer lain lainnya titik namun tidak semua bahan kimia seperti
pestisida dapat diaplikasikan menggunakan sprayer elektrostatis ini, membawa
cairan kontak yang memiliki harga yang mahal menjadikan biaya produksi yang
tinggi, sehingga sprayer elektrostatis memiliki harga yang lebih tinggi
dibandingkan tipe sprayer yang lainnya terutama pada hand sprayer atau tipe
pompa. (Priyatmoko dkk., 2016)
Penyemprotan menggunakan sprayer dilakukan untuk menghemat
penggunaan pestisida. Penggunaan pestisida dengan volume tinggi dan interval
aplikasi penyemprotan yang pendek berakibat pada meningkatnya biaya produksi
usaha tani, meningkatkan pencemaran lingkungan, mempercepat terjadinya
resistensi OPT, dan kematian hama alami. Biasanya petani mempertimbangkan
dalam memilih sprayer yang akan digunakan memiliki kriteria yaitu ketersedianya
suku cadang, keamanan dalam penggunaan alat, ekonomis, kapasitas dan
kepraktisan. Oleh karena itu biasanya Petani di Indonesia memilih menggunakan
tipe hand sprayer tipe gendong yang paling tepat digunakan. (Sari & Prasetio, 2021)

2.2 Alat Semprot Gendong (Knapsack)


Alat semprot gendong atau jawabannya merupakan aplikator berisi pestisida
yang sangat penting dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama serta
penyakit pada tanaman. Petani biasanya menggunakan penyemprotan
menggunakan alat semprot tipe gendong untuk mengatasi perkembangan dan
serangan hama yang menyerang tanaman. (Arifin & Sainima, 2017)
2.3 Cara Kerja Alat Semprot
Untuk memperoleh butiran yang halus biasanya dilakukan menggunakan
proses pembentukan partikel dengan tekanan (hydraulic atomization), Yaitu cairan
yang di dalam tangki akan dipompa hingga mempunyai tekanan yang tinggi dan
akhirnya mengalir melalui selang karet menuju ke alat pengabut, Tekanan yang
tinggi akan mengalirkan cairan melalui celah yang sempit dari alat pengabut
sehingga cairan akan pecah menjadi partikel-partikel yang sangat halus dan
mengalirkan cairan melalui celah yang sempit dari alat pengabut sehingga cairan
akan pecah menjadi partikel-partikel yang sangat halus. (Santosa dkk., 2012)
Alat Penyemprot (Sprayer) ini mengandalkan tenaga yang digunakan untuk
menggerakkan pompa pada sprayer yang berasal dari tenaga manusia, motor bakar
bensin, motor listrik. Berikut adalah contoh jenis sprayer yang biasanya digunakan,
Sprayer dengan Penggerak Tangan (Hand Operated Sprayer). Hand sprayer Jenis
sprayer ini berukuran kecil, mudah dipegang sambil menyemprot atau
menggerakkan pompa udara. (Agus & Ahsan, 2021)

2.4 Fungsi Alat Semprot


Fungsi sprayer berguna untuk memecahkan cairan atau larutan menjadi
butiran-butiran halus dan mendeskripsikan mendistribusikannya secara merata ke
permukaan tanaman yang ingin dilindungi (Agusta dkk., 2019). Tidak hanya
mempengaruhi dari debit penyemprotan dari nozzle kepala semprot juga memiliki
banyak faktor seperti distribusi aliran/pola, arah penyiraman penyemprotan,
pengaruh udara dan dinamika droplet. (Mulyadi dkk., 2017)
Kegiatan penyemprotan ini memiliki tujuan untuk melindungi tanaman dari
hama dan gulma pengganggu. Dan kegiatan penyemprotan ini memiliki keuntungan
bagi petani. Beberapa keuntungannya yaitu penyebaran pada tanaman lebih baik,
kualitas dan mutu tanaman meningkat dan ukuran butiran dapat diatur sesuai
kebutuhan. (Oktaviani & Pawenang, 2020)

2.5 Bagian-Bagian Alat Semprot


Alat ini terdiri dari beberapa bagian yaitu nozzle, stik nozzle, tangki, pompa
dan selang. Nozzle menjadi salah satu bagian terpenting dari knapsack sprayer,
karena alat ini yang akan mengubah dan mengeluarkan larutan herbisida menjadi
butiran semprot. Nozzle yang beredar di pasaran terdiri dari beragam jenis, dua
diantaranya adalah jenis polijet dan flat fan. Umumnya saat membeli knapsack
sprayer, terdapat salah satu dari kedua nozzle tersebut dalam kemasan. (Priyatmoko
dkk., 2016)
Nozzle polijet dan flat fan masing-masing memiliki perbedaan lebar, curah
(flowrate) dan pola semprot yang berbeda. Nozzle polijet memiliki lebar semprot
0,4 sampai 2 m, flowrate sekitar 0,60 sampai 3,39 liter/menit, dan pola semprot
berbentuk garis atau sedikit bergelombang. Nozzle flat fan memiliki lebar semprot
50 cm sampai 2 m, flowrate 0,23 sampai 3,46 liter/menit, dan pola semprot
berbentuk oval atau kipas. (Sari & Prasetio, 2021)
BAB III
METODELOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
1. Meteran, untuk mengukur dan menghitung jarak lintasan air yang dihasilkan
alat semprot.
2. Alat semprot, sebagai alat praktikum alat mesin pertanian.
3. Ember, untuk wadah menampung air.
4. Teko ukur, untuk mengukur air yang akan dimasukan ke tangki alat semprot.

3.1.2 Bahan
1. Air
2. Bahan bakar bensin

3.2 Prosedur Kerja


3.2.1 Sprayer Manual

Sambungkan nozel, pipa penyemprot, kran pencet, selang dan tali


gendong ke bagian tangki.

Kencangkan ulir baut dan mur dari setiap bagian sprayer.

Masukkanlah beberapa liter air tawar bersih ke dalam tangki lewat


lubang pengisian tangki.
Gerakkan pengungkit pompa secara ritmis ke atas dan ke bawah

Periksa dan pastikan tidak ada bagian-bagian yang mengalami bocor

Gendonglah sprayer pada punggung dengan cara menyandang kedua


sabuk penggendong pada kedua pundak anda.

Gerakkan tuas pompa naik turun untuk memperoleh tekanan. Setelah


memperoleh tekanan sesuai yang diinginkan buka kran pencet.

Arahkan pipa penyemprot dan ujung nozel nya menghadap bagian


tanaman yang akan di semprot

3.2.2 Sprayer Elektrik

Buka tutup tangki dengan memutar ke kiri untuk membukanya.

Masukkan cairan ke dalam tangki melalui saringan Kemudian tutup


kembali.
a) Pasangkan mur selang ke sambungan selang tanki.
b) Pasangkan pipa penyemprot ke kran pencet.
c) Pasangkan nozzel ke pipa penyemprot.

a) Untuk memulai penyemprotan dengan Kecepatan Semburan


yang bisa diatur putar Tombol potensio.
b) Setelah pompa elektrik menyala, tekan tangkai kran pencet ke
posisi buka untuk melakukan Penyemprotan.

Putar permukaan tutup nosel untuk mendapatkan Hasil semprotan yang


diinginkan.

Setelah pemakaian, jangan biarkan cairan kimia Masih tersimpan di


dalam tangki. Bersihkan bagian Dalam tangki dengan air bersih.
Jangan Mencelupkan bagian bawah tangki/batterai kedalam Air.

3.2.3 Sprayer Mesin


Pastikan tombol power menyala

Kencangkan pipa outlet bertekanan tinggi


Nyalakan power motor dan segera nyalakan sparyer untuk
mengeluarkan sisa udara dari dalam pompa, pastikan cairan air dari
outlet normal (jika tidak normal, lepaskan pipa outlet tekanan tinggi

Sesuaikan tekanan dengan memutar katup pelepas tekanan searah


jarum jam untuk mendapatkan tekanan normal.
BAB IV
HASIL PERCOBAAN

Tabel 4.1 Hasil Percobaann

Waktu semprot 3L
Jenis Alat sprayer Jarak (m) Diameter (m)
air
Manual 6 1,18 2 menit 45 detik
Mesin 7,2 2,5 Tidak di uji
BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum alat dan mesin pertanian kali ini tentang alat semprot tangan
tipe punggung (knapsack) yaitu tentang cara pengoperasian dan perbandingan jarak
yang dihasilkan dari jenis alat semprot yang berbeda, yaitu alat semprot manual dan
alat semprot menggunakan mesin bahan bakar minyak.
Untuk perbandingan jarak dan diameter semburan air yang dihasilkan dari
masing-masing alat semprot terlihat berbedaan, dimana alat semprot mesin
menghasilkan jarak lebih jauh sekitar 7,2 meter dibandingkan dengan alat semprot
manual yang menghasilkan jarak hanya 6 meter. Perbedaan yang tidak jauh itu bisa
disebabkan karena perbedaan tekanan yang diberikan. Semakin besar tekanan yang
diberikan semakin besar juga air yang dikeluarkan. Seperti yang diketahui bahwa
tenaga mesin lebih unggul dibandingkan alat menggunakan tenaga manusia. Sesuai
dengan pernyataan (Hermawan, 2012), Tekanan dari pompa bermotor menghasil
tekanan yang tinggi, dan memberikan ukuran diameter butiran semprot yang lebih
halus.
Pada sprayer manual untuk menghasilkan 3 liter air membutuhkan waktuk
2 menit 45 detik. Hal tersebut bisa berbeda susai tekanan yang diberikan, karena
alat semprot manual sangan sensitif pada tekanan yang diberikan. Jika telat
memompa akan mempengaruhi tekanan yang diberikan begitupun debit air yang
dikeluarkan. Jika dibandingkan dengan alat semprot mesin, pada penelitian (Guntur
dkk., 2016) untuk tekanan yang paling tinggi menghasilkan 5 liter air/ menit. Hal
tersebut sangat berkaitan dengan pernyataan (Annafiyah dkk., 2021), Tenaga
berasal dari mesin motor bakar internal menghasilkan Debit air yang dikeluarkan
dan tekanan kerja lebih stabil jika dibandingkan dengan alat semprot manual yang
menggunakan tangan manusia sehingga tekanan yang dihasilkan tidak stabil.
Masing-masing alat semprot dengan jenis tenaga penggerak yang berbeda
memiliki kelebihan dan kekurangnya masing-masing. Untuk alat semprot mesin
memiliki keunggulan yaitu, 1) Memiliki mutu semprotan yang baik dengan
penggabutan yang lebih halus dan tekanan yang yang tinggi memungkinkan semua
bagian daun atau bagian yang ingin dilindungi tersemprot dengan merata, 2)
Kestabilan pada semprotan dan aplikasi lebih terjamin Sehingga bahan dapat
sampai ke tanaman lebih merata. 3) Kekuatan air yang keluar dari nozzle knapsack
motor sprayer lebih panjang mencapai 7.5 meter. 4) Tidak membutuhkan tenaga
yang besar pada saat pengaplikasian karena tidak menggunakan pompa. Sehingga,
waktu pengaplikasian lebih cepat. Untuk kelemahan alat semprot mesin memiliki
kelemahan diantaranya,1) Bobot alat yang cukup berat sekitar 7kg. 2) Proses
pengaplikasian knapsack motor sprayer harus menggunakan bahan bakar (bensin)
dan oli (Agip). 3) Harga alat yang cukup mahal.
Selain alat semprot mesin, alat semprot manual juga memiliki kelebihan dan
kekurangan yang dimilikinya, yaitu, 1) Harganya yang terjangkau. 2) Tidak ada
getaran yang mengganggu. Kekurangan dari mesin semprot manual lebih banyak
dibandingkan kelebihan berikut adalah kekurangan dari alat semprot manual, 1)
Memiliki tekanan pompa diafragma dan spray tersebut menghasilkan semprotan
yang relatif rendah, apalagi saat operator yang menjalankan sudah kelelahan untuk
menggerakkan tuas pompanya. 2) Kinerja penyemprotannya kurang sempurna,
butirannya tidak halus dan tidak sampai pada permukaan daun atau tanaman
sehingga tidak merata. 3) Memiliki kapasitas kerja yang rendah akibatnya target
luasan kebun yang diaplikasikan dalam waktu disediakan tidak dapat terselesaikan.
BAB VI
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum kali ini dapat ditarik kesimpulan, adapun
kesimpulannya:
1. Nozzle mengeluarkan butiran halus (droplet) sesuai tekanan yang diberikan
oleh mesin semprot (sprayer).
2. Mesin semprot tipe gendong dengan tenaga mesin menyemprotkan air lebih
jauh jarak dan diameter air yang turun lebih luas dibandingkan mesin
semprot manual. Jarak maksimal yang dihasilkan mesin sprayer tenaga
mesin sejauh 7,2 m dan mesin sprayer 6 m.
3. Alat semprot mesin lebih efektif digunakan karena memiliki daya semprot
yang tinggi tidak memakan waktu banyak sehingga, bisa mengerjakan lebih
banyak serta dapat menyemprotkan pestisida atau pupuk lebih merata
sehingga menghembat biaya pengeluaran dan juga menghemat tenaga.
6.2 Saran
Sebaiknya, sebelum melakukan praktikum alat semprot yang sifatnya semi
otomatis di isi bahan bakar dan isi daya terlebih dahulu sebelum digunakan untuk
praktikum. Agar tidak menghambat proses praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Agus, M., & Ahsan, M. (2021). Rancang Bangun Sistem Monitoring Dan

Penyemprotan Gulma Rumput Padi Berbasis Android. JURNAL IT, 12(1),

57–67.

Agusta, A. R., Andjarwirawan, J., & Lim, R. (2019). Implementasi Internet of

Things Untuk Menjaga Kelembaban Udara Pada Budidaya Jamur. Jurnal

Infra, 7(2), 95–100.

Annafiyah, A., Anam, S., & Fatah, M. (2021). Rancang Bangun Sprayer Pestisida

Menggunakan Pompa Air DC 12 V dan Panjang Batang Penyemprot 6

Meter. Jurnal Rekayasa Mesin, 1(2), 90–99.

Arifin, E., & Sainima, J. (2017). Perancangan Alat Penyemprot Hama Tanaman

Tipe Knapsack Berbasis Solar Panel 20 Wp. Motor Bakar : Jurnal Teknik

Mesin, 1(2). https://doi.org/10.31000/mbjtm.v1i2.729

Guntur, A. P., Iqbal, I., & Sapsal, M. T. (2016). Uji Kinerja Knapsack Sprayer Tipe

Pb 16 Menggunakan Hollow Cone Nozzle dan Solid Cone Nozzle. Jurnal

Agritechno, 1(1), 107–113.

Hermawan, W. (2012). Working Performance of Motor Sprayer on Foliar Fertilizer

Application in a Sugarcane Plantation. Jurnal Keteknikan Pertanian, 26(2),

91–98. https://doi.org/10.19028/jtep.26.2.91-98

Mulyadi, M., Margianto, M., & Marlina, E. (2017). Pengaruh Jarak Semprot Nozzle

Terhadap Putaran Poros Turbin Dan Daya Listrik Yangdihasilkan Pada

Prototype Turbin Pelton. Jurnal Teknik Mesin, 6(2).


Oktaviani, R., & Pawenang, E. T. (2020). Risiko Gejala Keracunan Pestisida pada

Petani Greenhouse. HIGEIA (Journal of Public Health Research and

Development), 4(2), 178–188.

Priyatmoko, A., Widodo, S., & Salahudin, X. (2016). Analisis Tekanan Tangki

Sprayer Dengan Variasibesar Diameter Roda Dan Panjang Tuas Engkol

Peluncur Dengan Menggunakan Satu Pompa Pada Sprayer Semi Otomatis.

Wahana Ilmuwan, 1(1), 22.

Santosa, S., Mislaini, M., & Azhari, I. (2012). Kajian Tekno Ekonomi Alat Semprot

Semi-Otomatis Tipe Sandang (Knapsack Sprayer) dengan Beberapa Variasi

Jumlah Nozzle. Jurnal TEKNOLOGI PERTANIAN ANDALAS, 15(2), 55–

71.

Sari, V. I., & Prasetio, A. D. (2021). Perbedaan Penggunaan Nozzle Polijet Dan

Flat Fan Pada Kalibrasi Penyemprotan Knapsack Sprayer. Jurnal Pertanian

Presisi (Journal of Precision Agriculture), 5(1), 1–12.

https://doi.org/10.35760/jpp.2021.v5i1.3682
LEMBAR KONTRIBUSI

Asep Abdul Jabar : Bab II, Bab V


Mellani Indah Saputri : Bab I, Bab V
Muhammad Zaki : Bab III
Reva Novanti : Bab IV

Anda mungkin juga menyukai