Disusun Oleh :
Nama : M. Nur Akmal Pratama
NPM : E1J021027
Shift : C1
Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Bilman Wilman S, M.P
Coass : Dezi Alfarizi (E1J019102)
LABORATORIUM AGRONOMI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Mahasiswa memahami dan mampu melaksanakan kalibrasi alat semprot dengan prosedur
yang benar dan tepat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Peran alat aplikasi pestisida juga sangat penting mengingat pestisida merupakan zat kimia
berbahaya juga untuk memudahkan penggunaan pestisida tersebut. Alat-alat aplikasi pestisida
memiliki berbagai macam jenis dengan fungsi yang berbeda-berbeda tergantung sasaran yang
akan dikendalikan. Pengetahuan tentang bagian-bagian alat aplikasi pestisida beserta
mekanisme kerjanya penting untuk diketahui agar saat aplikasinya nanti dapat lebih efisien
dan efektif. Untuk itu diperlukan pengenalan terlebih dahulu mengenai alat- alat tersebut baik
dari bagian-bagiannya hingga mekanisme kerja alat tersebut. (A. Dharmawan, 2020).
Prinsip kerja sprayer adalah memecah cairan menjadi butiran partikel halus yang
menyerupai kabut. Untuk memperoleh butiran halus, biasanya dilakukan dengan
menggunakan proses pembentukan partikel dengan menggunakan tekanan (hydraulic
atomization), yakni tekanan dalam tabung khusus dipompa sehingga mempunyai tekanan
yang tinggi, dan akhirnya mengalir melalui selang karet menuju ke alat pengabut bersama
dengan cairan. Cairan dengan tekanan tinggi dan mengalir melalui celah yang sempit dari alat
pengabut, sehingga cairan akan pecah menjadi partikel-partikel yang sangat halus.Dengan
bentuk dan ukuran yang halus ini maka pemakaian. (H.U. Siregar,2018).
Fungsi utama dari suatu sprayer adalah memecah cairan menjadi tetes tetes dengan ukuran
yang efektif untuk didistribusikan secara merata di atas permukaan atau ruang yang harus
dilindungi. Fungsi lain adalah mengatur banyaknya pestisida untuk menghindarkan
pemberian yang berlebihan yang terbukti bersifat merusak atau merupakan pemborosan.
Sedangkan tujuan utama dari penyemprotan obat anti hama dengan menggunakan sprayer
adalah untuk melindungi tanaman dari jasad pengganggu dalam batasbatas yang
menguntungkan petani. ( M. Apriansyah, 2018).
Kalibrasi adalah cara mengukur banyaknya larutan semprot yang dikeluarkan oleh alat
semprot (sprayer), sehingga dapat diketahui seberapa banyak larutan semprot yang
disemprotkan pada setiap satuan lahan. Efektivitas penyemprotan juga akan tercapai apabila
volume larutan pestisida dapat secara merata menempel pada seluruh pertanaman. Oleh
karena itu, untuk mengukur takaran kebutuhan pestisida secara benar diperlukan kalibrasi ( J.
Kaligis,2017).
BAB III
METODOLOGI
4.1 Hasil
Praktikum yang dilakukan yaitu kalibrasi alat berdasarkan waktu dan luas. Kalibrasi
berdasarkan waktu dilakukan dengan mengisi tangki sebanyak 5 liter, kemudian angkat atau
gendong tangki. Pompa tangki atau sprayer gendong sampai tekanan maksimal. Nozle
diarahkan ke beaker glass kemudian kran dibuka. Air yang keluar dari nozle ditunggu sampai
satu menit, kemudian kran ditutup kembali. Hasil air yang keluar dihitung volumenya dan
dijadikan kalibrasi. Air yang keluar dalam 30 dtik adalah 600 ml. Volume hasil kalibrasi ini
dijadikan perhitungan untuk menentukan waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan air
sebanyak satu tangki yang berukuran 5 liter. Kalibrasi alat semprot berdasarkan luar
dilakukan dengan mengisi tangki sebanyak 5 liter. Tangki digendong kemudian dipompa
sampai tekanan maksimal. Nozle diarahkan ke areal gulma dengan panjang 5 meter dan lebar
3 meter. Semprotkan cairan dalam tangki ke arah gulma secara keseluruhan sampai terlihat
basah. Setelah selesai kran ditutup kembali dan hitung air yang tersisa, sehingga diketahui air
yang dikeluarkan saat penyemprotan. Volume air yang keluar dijadikan sebagai kalibrasi.
Hasil yang diperoleh air yang keluar sebanyak 600 ml untuk luas 15 m.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari hasil pengamatan di atas adalah : Beberapa alat aplikasi
pestisida yang diperkenalkan meliputi mist duster, swingfog, automatic sprayer, semi
automatic sprayer, soil injector, serta micron ulva. Sebagian besar alat berprinsip kerja
melalui penyemprotan, serta fungsi masing-masing alat aplikasi pestisida dipergunakan untuk
pestisida cair. Setiap alat aplikasi petisida yang diperkenalkan memiliki kelebihan maupun
kekurangan dari masing-masing bergantung pada kemudahan maupun keefektifan
penggunaannya.
5.2 Saran
Sebaiknya sebelum dimulainya praktikum, praktikan harus terlebih dahulu membaca
penuntun yang sudah diberikan supaya praktikum berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Ade, V. (2019). Analisa Pengembangan Drone Penyemprotan Hama Tanaman Dengan Jenis
Nosel Dan Ketinggian Untuk Mengetahui Luas Semprotan. ENGINEERING, 10(2),
63-69.
ANNIDA, S. (2018). Hubungan antara frekuensi dan lama penyemprotan dengan keracunan
pestisida pada petani di desa Srikaton Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu.
APRIANSYAH, M. D. (2018). RANCANG BANGUN ALAT SEMPROT HAMA
BERBASIS
PANEL SURYA 100 WP (PROSES PENGUJIAN) (Doctoral dissertation,
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA).
Dharmawan, A., & Soekarno, S. (2020). UJI DISTRIBUSI SEMPROTAN SPRAYER
PESTISIDA DENGAN PATTERNATOR BERBASIS WATER LEVEL DETECTOR
TEST OF SPRAYER DROPLET DISTRIBUTION USING WATER LEVEL
DETECTOR-BASED PATTERNATOR. Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol, 9(2),
85-95.
DIIN, M. T. (2018). RANCANG BANGUN ALAT SEMPROT HAMA BERBASIS
PANEL
SURYA 100 WP (PEMBUATAN) (Doctoral dissertation, POLITEKNIK NEGERI
SRIWIJAYA).
GUNTORO, B., Hersyamsi, H., & Kuncoro, E. A. (2020). MODIFIKASI KNAPSACK
SPRAYER DUA NOZZLE MENGGUNAKAN POMPA ELEKTRIK
(Doctoral
dissertation, Sriwijaya University).
Kaligis, J. N., Pinontoan, O., & Kawatu, P. A. (2017). Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan
Masa Kerja Dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri Petani Saat Penyemprotan
Pestisida di Kelurahan Rurukan Kecamatan Tomohon Timur. ikmas, 2(1).
LAMPIRAN