Anda di halaman 1dari 16

1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi pertanian telah menjadi hal yang penting dalam kegiatan pertanian.
Keberadaan teknologi telah berpengaruh besar terhadap kesuksesan sebuah
pertanian baik dari segi kualitas dan kuantitas produksi yang dihasilkan.
Pengunaan mekanisasi pertanian dapat mempermudah petani dalam melalukan
pekerjaan karena lebih efisien terhadap waktu dan tenaga kerja. Pertanian yang
menggunakan tenaga manusia dalam pengerjaannya tentunya terbatas dalam hal
waktu dan tenaga. Salah satu aspek pertanian yang dapat dilakukan menggunakan
teknologi baik secara mekanis maupun semi mekanis yakni pemeliaraan tanaman.
Kegiatan pemeliharaan tanaman meliputi kegiatan pembasmian gulma dan
hama, pemupukan, hingga penyiraman. Hama dan gulma menjadi salah satu
masalah yang paling sering dialami oleh petani karena dapat menghambat
pertumbuhan tanaman. Pembasmian hama dan gulma dapat dilakukan dengan
pemberian pestisida atau herbisida secara efektif agar mendapatkan hasil yang
diharapkan. Pada umumnya, pestisida yang digunakan yakni pestisida berbentuk
cair. Untuk pengaplikasian pestisida cair dapat dilakukan dengan penyemprotan
menggunakan alat seperti sprayer.
Sprayer termasuk salah satu alat yang digunakan petani dalam proses
pengendalian hama. Jenis sprayer yang umunya digunakan oleh petani untuk
lahan yang tidak terlalu luas yakni knapsack sprayer dan motor sprayer.
Knapsack sprayer dan motor sprayer digunakan dengan cara digendong pada
pundak dan bahu. Dalam pengunaan sprayer perlu diketahui cara pengoperasian
termasuk bagian-bagian berserta fungsinya dimana bagian terpenting dari sprayer
ini yakni nozzle yang mengubah cairan menjadi butir-butir larutan untuk
dipancarkan pada tanaman, sehingga jika terjadi kerusakan pada bagian-bagian
atau sprayer tidak berfungsi dengan baik dapat mengetahui tindakan apa yang
akan dilakukan.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum Sprayer agar
dapat memahami bagian-bagian, jenis-jenis, cara pengoperasian dan kegunaan

60
sprayer dalam proses mekanisasi pertanian. mahasiswa dapat mengoperasikan
sprayer guna memberantas hama, gulma dan penyakit tanaman lainnya.

61
1.2 Tujuan dan Kegunaan

Praktikum Sprayer dilakukan dengan tujuan agar mahasiswa dapat mengetahui


bagian-bagian dari setiap sprayer beserta fungsinya serta mahasiswa dapat
memahami prinsip kerja dari sprayer.
Adapun kegunaan dari praktikum ini yaitu mahasiswa dapat mengoperasikan
sprayer dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam
bidang pertanian.

62
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sprayer

Sprayer merupakan alat aplikator pada pestisida yang diperlukan dalam


pemberantasan dan pengendalian hama dan penyakit pada tumbuhan.
Pengendalian gulma dengan menggunakan bahan kimia yang diberikan ke sekitar
tanaman bertujuan agar menghambat atau mematikan pertumbuhan gulma. Dosis
bahan kimia sangat perlu diperhitungkan untuk mendapatkan dosis yang optimum
untuk tanaman. Pemberian bahan kimia pada tanaman secara berlebihan
berdampak buruk bagi tanaman. Kenyataan sekarang menunjukkan bahwa produk
pertanian mengalami peningkatan kualitas maupun kuantitas dengan pemakaian
bahan kimia herbisida. Pengabutan adalah salah satu pengendalian gulma dengan
cara mengaplikasikan herbisida dengan melarutkan air dan disebar ke gulma yang
terdapat di lahan pertanian (Pramuhadi dkk., 2019).
Alat penyemprot (Sprayer) digunakan untuk mengaplikasikan sejumlah
tertentu bahan kimia aktif pemberantas hama penyakit yang terlarut dalam air ke
objek semprot (daun, tangkai, buah) dan sasaran semprot (hama-penyakit).
Efisiensi dan efektivitas alat semprot ini ditentukan oleh kualitas dan kuantitas
bahan aktif tersebut yang terkandung di dalam setiap butiran larutan tersemprot
(droplet) yang melekat pada objek dan sasaran semprot. Kinerja sprayer sangat
ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam
satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis
pestisida yang akan disemprotkan pada tanaman (Wikes, 2018).
Sprayer digunakan untuk memecah larutan-larutan kimia aktif pemberantas
hama menjadi butiran-butiran cair yang berukuran kecil (droplet). Sprayer
merupakan alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka
pemberantasan dan pengendalian hama dan penyakit tumbuhan. Kinerja sprayer
sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan
dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis
pestisida yang akan disemprotkan. Fungsi utama dari suatu penyemprotan adalah
memecah suatu cairan atau campuran larutan agar terbentuk droplet berukuran
efektif sehingga dapat disebarkan secara merata (Priyatmoko dkk., 2016).

63
2.2 Jenis-jenis Sprayer

Menurut Barus (2020), sprayer untuk keperluan pertanian dikenal dengan 3 jenis
sprayer, yaitu knapsack sprayer, motor sprayer dan CDA sprayer.
a. Knapsack sprayer
Knapsack sprayer atau dikenal dengan alat semprot punggung. Sprayer ini
paling umum digunakan oleh petani hampir di semua areal pertanian padi, sayuran
atau diperkebunan. Penyemprot dengan tipe gendong atau knapsack sprayer
sering disebut penyemprot semi karena digunakan dengan menggerakkan gagang
(handle) secara naik-turun yang sangat ringan dan mudah oleh tangan yang satu
dimana tangan yang lain memegang tangkai penyemprot.
Prinsip kerja dari knapsack sprayer adalah larutan dikeluarkan dari
tangki akibat dari adanya tekanan udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan
oleh gerakan tangan penyemprot. Pada waktu gagang pompa digerakan, larutan
keluar dari tangki menuju tabung udara sehingga tekanan di dalam tabung
meningkat. Keadaan ini menyebabkan larutan pestisida dalam tangki dipaksa
keluar melalui klep dan selanjutnya diarahkan oleh nozzle bidang sasaran semprot.
Tekanan udara yang dihasilkan oleh pompa diusahakan konstan, yaitu sebesar 0,7-
1,0 kg/cm² atau 10-15 Psi. Tekanan sebesar itu diperoleh dengan cara memompa
sebanyak 8 kali.

Gambar 5-1. Knapsack Sprayer.


(Sumber: Barus, 2020).
b. Motor Sprayer
Sprayer ini mengunakan mesin sebagai tenaga penggerak pompanya yang
berfungsi untuk mengeluarkan larutan dalam tangki. Cara penggunaannya
bervariasi tergantung jenis dan mereknya, antara lain digendong di punggung,
ditarik dengan kendaraan, diletakan di atas tanah, dibawa pesawat terbang dan

64
sebagainya. Alat ini juga dapat dioperasikan menggunakan motor bensin yang
ukurannya sesuai atau sprayer yang dioperasikan menggunakan tenaga dari motor.
Contohnya adalah mist blower, power sprayer dan boom sprayer.
Keuntungan dengan menggunakan motor sprayer terutama kapasitasnya
sangat luas dengan waktu yang relatif singkat, dapat menembus gulma sasaran
walaupun sangat lebat dan minim tenaga kerja. Kelemahannya harganya relatif
mahal dan biaya pengoperasian serta perawatannya yang juga mahal, tidak
dianjurkan pada tanaman yang masih muda karena dikhawatirkan drift merusak
tanaman, motor sprayer harus dirawat secara rutin meliputi servis serta
penggantian suku cadang dan lain-lain.

Gambar 5-2. Motor Sprayer.


(Sumber: Barus, 2020).
c. CDA Sprayer
CDA sprayer tidak menggunakan tekanan udara untuk menyebarkan
larutan semprot ke bidang semprot sasaran, melainkan berdasarkan gaya
gravitasi dan putaran piringan. Cara kerja CDA sprayer adalah larutan
mengalir dari tangki melalui selang menuju nozzle, kemudian diterima oleh
putaran piringan bergerigi (spining disc) dan disebarkan ke arah bidang sasaran.
Putaran piring digerakan oleh dinamo dengan sumber tenaga baterai 12 volt.
Putaran piringan sebesar 2.000 rpm dan butiran yang keluar seragam dengan
ukuran 250 mikron. Ukuran 250 mikron merupakan ukuran optimal untuk
membasahi permukaan pada gulma.

65
Gambar 5-3 . CDA Sprayer.
(Sumber: Rizal, 2016).
2.3 Bagian-bagian Sprayer

Menurut Salahuddin dkk. (2018), bagian-bagian beserta fungsi dari masing-


masing komponen knapsack sprayer terdiri dari:
a. Tangki (tank) merupakan tempat herbisida atau larutan lainnya diisikan.
Volumenya dapat berbeda-beda tergantung dengan tipe dari sprayer
masing-masing. Dari bahan plat tahan karat, untuk menampung cairan.
b. Pengaduk (agitator) berfungsi untuk mengaduk larutan herbisida yang ada di
dalam tangki. Pengadukan dimaksukan agar suspensi atau campuran larutan
herbisida dapat tersebar merata dan tidak mengendap, sehingga tidak
menyumbat nozzle.
c. Unit pompa (pump) yaitu bagian yang terdiri dari silinder pompa, dan piston
dari kulit. Untuk memberikan tekanan kepada larutan herbisida, sehingga
larutan dapat dikeluarkan dari tangki dan mengalir melalui selang dan keluar
pada nozzle.
d. Pengatur tekanan (pressure gauge) berfungsi untuk mengatur tekanan
terhadap besar kecilnya volume cairan yang dikeluarkan, sesuai dengan
kebutuhan.
e. Saringan (strainer) berfungsi untuk menyaring larutan yang akan dimasukkan
ke dalam tangki. Hal ini dilakukan supaya tidak ada zat lain yang terikut
sehingga dapat merusak dan menyumbat nozzle.
f. Penutup berfungsi ntuk menutup tangki, supaya pada saat dikerjakan tidak
tumpah dan untuk menjaga tekanan udara di dalam tangki.
g. Tangkai pompa berfungsi untuk memompa cairan.
h. Saluran penyemprot terdiri dari kran, selang karet, katup serta pipa yang
bagian ujungnya dilengkapi nozzle.
i. Sabuk penggendong digunakan untuk menyandang sprayer pada punggung.
j. Selang karet berfungsi untuk menyalurkan larutan dari tangki ke nozzle.
k. Piston pompa merupakan katup pengatur aliran cairan keluar dari tangki.
l. Katup pengendali aliran cairan bertekanan yang ke luar dari selang karet.
m. Laras pipa penyalur aliran cairan bertekanan dari selang menuju ke nozzle.

66
n. Nozzel berfungsi untuk memecah cairan menjadi partikel halus dan
memperhalus larutan yang dikeluarkan pada saat penyemprotan, sehingga
dihasilkan daya.
Menurut Rofi (2014), ada beberapa komponen-komponen penting yang
terdapat pada unit tangki antara lain:
a. Tali atau sabuk penyandang. Biasanya terbuat dari kulti atau bahan-bahan
buatan (plastik), ada juga yang terbuat dari kain khusus.
b. Pada lubang pengisian terdapat pipa pendek yang masuk ke dalam, dan
berfungsi sebagai pipa penakar.
c. Di bagian dasar menghadap ke bawah terdapat lubang penguras yang diberi
tutup berbentuk baut biasa atau baut kuping.
d. Dari kran utama tertaut pipa lengkung sampai ke dasar tangki. Pipa ini
merupakan pipa pengeluaran tambahan, sehingga memungkinkan cairan
dapat keluar habis.
e. Manometer berfungsi sebagai penunjuk tekanan, sedangkan katup pengaman
sebagai tanda pembatas tekanan optimal yang telah ditentukan.

2.4 Mekanisme Penyemprotan

Menurut Rizal (2016), terdapat 4 jenis mekanisme penyemprotan yaitu :


a. Penyemprot hidraulik.
Larutan dalam suatu tangki ditekan (pada tekanan rendah atau tinggi)
sehingga cairan tersebut dipaksa menuju ke ujung nozzle pengeluaran membentuk
droplet cairan berukuran tertentu. Contohnya hand sprayer.
b. Penyemprot hidro-pneumatic.
Selain kedalam tangki diberi tekanan tertentu, masih diberikan tekanan atau
hembusan angin diujung nozzle penyemprot. Contohnya alat penyemprot cat
duco.
c. Penyemprot hembus atau tiup.
Hampir mirip dengan hidropneumatic akan tetapi keseluruhan kepala
penyemprot menyatu dengan kipas penghembus. Tipe penyemprot jenis ini
dipakai di perkebunan untuk menyemprot tanaman buah-buahan.
d. Penyemprot aerosol.

67
Mekanisme kerjanya merupakan kombinasi antara penyemprot
hidro-pneumatic (penyemprot larutan racun) dan penyemprot hembus
(penyemprot media berbentuk asap) disatukan, dimaksudkan untuk memecah
droplet menjadi drift atau fog yang berterbangan di udara dalam waktu yang
relatif lama.
3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Sprayer dilakukan pada hari Minggu, 05 September 2021, pukul 15:30
WITA sampai selesai, bertempat di Exfarm, Program Studi Teknik Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum Sparyer, yaitu knapsack sprayer,
motor sprayer dan kamera handphone.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum sprayer, yaitu air dan bensin.

3.3 Prosedur Praktikum

A. Prosedur kerja knapsack sprayer.


Adapun prosedur kerja pada knapsack sprayer antara lain:
1. Menyiapkan alat knapsack sprayer dan bahan.
2. Mengisi air pada tangki knapsack sprayer.
3. Mengangkat dan menaruh sprayer di punggung.
4. Memompa sprayer dengan cara memompa tuas pompa.
5. Mengarahkan stick nozzle pada sasaran penyemprotan.
6. Menekan tuas pengatur pengeluaran cairan pada gagang.
7. Mendokumentasikan praktikum.
B. Prosedur kerja motor sprayer.
Adapun prosedur kerja pada motor sprayer antara lain:
1. Menyiapkan alat motor sprayer dan bahan.
2. Mengisi air pada tangki motor sprayer.
3. Menghidupkan mesin dengan cara menarik starter.

68
4. Mengangkat dan menaruh sprayer di punggung.
5. Mengarahkan stick nozzle pada sasaran penyemprotan.
6. Membuka kran pengeluran pada stick.
7. Mengatur kecepatan keluaran cairan dengan menggunakan kran pengatur.
8. Mendokumentasikan praktikum.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

a. Knapsack sprayer tampak depan dan samping


1

7
2

3 8

4
9
5
4

6
4

Gambar 5-4. Knapsack sprayer tampak depan dan samping.


Tabel 5-1. Bagian-bagian knapsack sprayer tampak depan dan samping.
No. Bagian-bagian Alat Fungsi
1. Tutup tangki Untuk menutup tangki.
2. Piston pompa Untuk memberi tekanan udara ke tabung
udara.
3. Tabung udara Untuk menampung tekanan udara yang
dihasilkan piston pompa.
4. Selang karet Untuk menyalurkan larutan dari tangki ke
tuas pengatur larutan.
5. Tangki Untuk menampung atau menyimpan
herbisida atau larutan lainnya.
6. Stick pompa Mengatur pengeluaran larutan.

69
7. Stick nozzle Untuk memudahkan menjangkau objek yang
jauh.
8. Tali gendong Untuk menyandang sprayer pada punggung.

9. Nozzle Untuk memecah larutan menjadi butiran


butiran air atau partikel halus (droplet).
b. Motor sprayer tampak depan dan samping

1
10
2

3
9
4
8 5

7 6

Gambar 5-5. Motor sprayer tampak depan dan samping.


Tabel 5-2. Bagian-bagian motor sprayer.
No
Bagian-bagian Alat Fungsi
.
1. Tutup tangki Untuk menutup agar pada saat mengoperasikan
sprayer pada suatu lahan maka pestisida atau
larutan tidak akan tumpah tangki.
2. Tangki Untuk menampung atau menyimpan herbisida
atau larutan lainnya.
3. Selang karet Untuk menyalurkan larutan dari tangki ke kran.
4. Mesin Berfungsi sebagai sumber tenaga penggerak dari
sprayer.
5. Nozzle Berfugsi untuk memecah cairan mejadi pratikel
halus.
6. Stick nozzle Berfungsi untuk memudahkan menjangkau objek
yang jauh.
7. Dudukan sprayer Berfungsi agar sprayer bisa diletakkan dengan

70
baik dan akan tetap seimbang pada saat pengisian
air atau pestisida.
8. Tangki bahan bakar Untuk menyimpan bahan bakar.
9. Tali penggendong Untuk menopang sprayer dipunggung.
10. Starter Berfungsi untuk menyalakan motor.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan praktikum sprayer yang telah dilakukan, terdapat dua jenis sprayer
yang digunakan yakni motor sprayer dan knapsack spryer. Sprayer merupakan
alat penyemprot yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengaplikasikan
pestisida cair maupun pupuk dalam bentuk cairan. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Wikes (2018), yang menyatakan bahwa alat penyemprot (sprayer)
digunakan untuk mengaplikasikan sejumlah tertentu bahan kimia aktif
pemberantas hama penyakit yang terlarut dalam air ke objek semprot (daun,
tangkai dan buah) dan sasaran semprot seperti hama atau penyakit.
Prinsip kerja dari knapsack sprayer yaitu tenaga pompa yang dihasilkan dari
gerakan stik pompa akan mengakibatkan tekanan udara pada tangki meningkat
sehingga larutan akan mengalir keluar menuju tabung udara. Hal itu akan
mengakibatkan tekanan udara pada tabung udara meningkat sehinggal larutan
akan dipaksa keluar melalui klep dan disalurkan ke nozzle untuk dikeluarkan. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Barus (2020), yang menyatakan bahwa prinsip kerja
dari knapsack sprayer adalah larutan dikeluarkan dari tangki akibat dari adanya
tekanan udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan
penyemprot.
Cara pengoperasian knapsack sprayer yaitu dilakukan dengan cara memompa
tangkai pompa dengan gerakan naik turun yang mana pada waktu tangkai
digerakkan larutan akan keluar dari tangki menuju unit pompa sehingga
menyebabkan tekanan didalam tabung meningkat. Sambil memencet kran larutan
akan keluar menjadi bentuk partikel-partikel kecil yang lebih halus. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan Barus (2020), yang menyatakan bahwa penyemprot
dengan tipe gendong atau knapsack sprayer sering disebut penyemprot semi
karena digunakan dengan menggerakkan gagang (handle) secara naik turun yang

71
sangat ringan dan mudah dilakukan oleh tangan yang satu dimana tangan yang
lain memegang tangkai penyemprot.

72
5. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa spayer


merupakan alat penyemprot yang dapat digunakan sebagai alat untuk
mengaplikasikan pestisida cair maupun pupuk dalam bentuk cairan. Bagian-
bagian knapsack sprayer yaitu tangki, penutup tangki, laraz nozzle, unit pompa,
piston pompa, tali gendong, tuas pengatur larutan, selang dan stik pompa. Adapun

bagian-bagian dari motor sprayer yaitu tangki bahan bakar, tombol off, starter,
engine, tangki larutan, penutup tangki, selang, nozzle, tali gendong, laraz nozzle
dan keran. Prinsip kerja dari sprayer yaitu memecah larutan menjadi butiran
partikel halus yang menyerupai kabut. Larutan didalam tangki dipompa sehingga
mempunyai tekanan yang tinggi dan mengalir melalui selang menuju ke alat
pengabut (nozzle) dengan celah yang sempit, sehingga larutan akan pecah menjadi
partikel-partikel yang sangat halus. Cara mengoperasikan motor sprayer dan
knapsack sprayer hampir sama yakni dengan menggendong sprayer yang
kemudian mengarahkan nozzle ke bidang lahan yang dituju, akan tetapi knapsack
sprayer menggunakan tangkai pompa yang digerakkan naik turun untuk
memompa cairan, sedangkan pada motor sprayer menggunakan engine sebagai
pemompa cairannya.

73
DAFTAR PUSTAKA

Barus, E. (2020). Masalah dan Pengendalian Gulma di Perkebunan. Skripsi.


Yogyakarta: Jakarta.
Pramuhadi, G. Ibrahim, MNR. Haryanto, H. dan Johannes. (2019). Studi
Efektivitas Herbiciding Gulma Lahan Kering pada Berbagai Metode
Pengabutan. Jurnal Teknik Pertanian Lampung. Vol. 8(1): 1-9.
Priyatmoko, A., Widodo, S. dan Salahuddin, X. (2016). Analisis Tekanan Tangki
Sprayer dengan Variasi Besar Diameter Roda dan Panjang Tuas Engkol
Peluncur dengan Menggunakan Satu Pompa pada Sprayer Semi Otomatis.
Universitas Tidar: 33-54
Rizal, M. (2016). Desain dan Pengujian Prototipe Sistem Kontrol Mesin Sprayer
Dosis Variabel untuk Aplikasi Penyemprotan Pertanian Presisi. Jurnal
Keteknikan Pertanian. Vol. 4(2): 131-138.
Rofi, M. (2014). Alat Mesin Pertanian. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan:
Jakarta.
Salahudin, X. Sri, W. Aris, P. dan Miftahkul K. (2018). Pengaruh Variasi Jumlah
Pompa Terhadap Performa Mesin Sprayer Dorong. Journal of Mechanical
Engineering. Vol 1 (1):2-6.
Wilkes, LH. (2018). Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Skripsi. Universitas Gajah
Mada: Yogyakarta.

74
LAMPIRAN

Lampiran 5-1. Dokumentasi Praktikum Sprayer

Gambar 5-6. Dokumentasi pengoperasian motor sprayer.

Gambar 5-7. Dokumentasi pengoperasian knapsack sprayer.

75

Anda mungkin juga menyukai