Oleh
NURUL FATHIA
1114071040
I.
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
Produksi pertanian di Indonesia, memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi
produksi nya seperti; hama, penyakit dan gulma. Kerugian yang dihadapi bervariasi,
tergantung pada tanaman, iklim, jenis gangguan dan proses pengolahan tanamannya
itu sendiri. Sprayer merupakan alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam
rangka pemberantasan dan pengendalian hama & penyakit tumbuhan. Kinerja
sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan
dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis
pestisida yang akan disemprotkan. Penggunaan alat ini bertujuan untuk mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi dalam proses budidaya tanaman.
B. Tujuan
Adapun tujuan dalam praktikum ini adalah:
1. Mengetahui bagian-bagian dari Sprayer
2. Mengaplikasikan Sprayer
3. Menghitung debit air yang keluar dari Sprayer
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sprayer
las korosi, dsb. (Dirjen Tanaman Pangan, 1977). Disamping masalah pada perangkat
alatnya, masalah lain adalah kebanyakan pestisida yang diaplikasikan tidak sesuai
(melebihi) dari dosis yang direkomendasikan dan ini salah satunya disebabkan oleh
disain sprayer yang kurang menunjang aplikasi (Mimin, et.al., 1992).
Dari hasil penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa kinerja sprayer elektrostatika
lebih baik dari tipe sprayer lainnya, namun perlu modifikasi lebih lanjut terutama pada
sumber tenaga (batere) dan pola penyebaran dropletnya agar pengeluarannya benarbenar terkontrol, bahan pembawa cairan kontak (media kontak) yang mahal mengingat
tidak semua bahan kimia dapat diaplikasikan dengan menggunakan sprayer
elektrostatik. Kelemahan lainnya adalah disain yang dibuat masih belum ergonomis
(berat dan kurang flkesibel) sehingga agak menyulitkan dalam operasionalnya di
lapangan. Di samping itu rancangan sprayer elektrostatik ini perlu dimodifikasi
mengingat harga atau biaya produksinya masih tinggi bila dibandingkan dengan tipe
sprayer lainnya (terutama jenis sprayer gendong / knapsack sprayer), baik produk lokal
maupun impor. Hasil penelitian Kusdiana (1991) dan Roni Kastaman (1992)
menunjukkan bahwa sebenarnya jenis sprayer yang dapat dianggap paling baik dan
memenuhi kriteria pemakaian yang diinginkan oleh pemakai (umumnya petani) adalah
sprayer dari jenis Microner atau Sprayer Elektrostatik.
Umumnya kriteria yang banyak diutamakan pemakai adalah kriteria jaminan
ketersediaan suku cadang, keamanan dalam penggunaan alat, ekonomis, kapasitas dan
kepraktisan. Demikian pula kesimpulan dari hasil penelitian Mimin et.al. (1992), yaitu
bahwa sprayer yang paling baik dari segi kinerja penyemprotannya adalah sprayer
elektrostatik dan yang paling buruk sprayer hidrolik.
Pestisida yang dipakai dalam budidaya tanaman umumnya berbentuk cairan dan ada
pula yang berbentuk tepung, digunakan untuk mengendalikan gulma, hama dan
penyakit tanaman. Untuk mengaplikasikannya pestisida cair digunakan alat penyemprot
yang disebut sprayer, sedangkan untuk pestisida berbentuk tepung digunakan alat yang
disebut duster. Dalam penggunaannya sehari-hari petani sering menemukan masalah
seperti teknik pemakaian, serta perbaikan dan pemeliharaannya. Hal seperti ini pada
akhirnya akan menentukan tingkat efisisnsi dan efektivitas dalam penggunaannya.
Berdasarkan tenaga yang digunakannya alat penyemprot dibedakan menjadi: alat
penyemprot dengan tenaga tangan (handsprayer), dan alat penyemprot dengan pompa
tekanan tinggi. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi
yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan
penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan (Hidayat, 2001). Dari hasil
beberapa penelitian menunjukkan bahwa jenis sprayer yang banyak digunakan petani di
lapangan adalah jenis hand sprayer (tipe pompa), namun hasilnya kurang efektif, tidak
efisien dan mudah rusak. Hasil studi yang dilakukan oleh Departemen Pertanian pada
tahun 1977 di beberapa tempat di Indonesia menunjukkan bahwa sprayer tipe gendong
sering mengalami kerusakan. Komponen-komponen sprayer yang sering mengalami
kerusakan tersebut antara lain : tabung pompa bocor, batang torak mudah patah, katup
bocor, paking karet sering sobek, ulir aus, selang penyalur pecah, nozzle dan kran
sprayer mudah rusak, tali gendong putus, sambungan las korosi, dsb. Di samping
masalah pada perangkat alatnya, masalah lain adalah kebanyakan pestyang
direkomendasikan dan ini salah satunya disebabkan oleh disain sprayer yang kurang
menunjang aplikasi.
B. Jenis-jenis Sprayer dan Spesifikasi
Sprayer dikelompokan berdasarkan tenaga penggerak dan jenis pompa sprayer :
a. Berdasarkan tenaga penggerak terdapat
1. Sprayer dengan Penggerak Tangan (Hand Operated Sprayer)
Aerosol generator
1. Pompa tekanan udara yaitu memompa udara ke dalam tangki cairan dan
menekan cairan ke nozzle.
- Sprayer otomatis (Compressed air sprayer)
- Hydro pneumatic sprayer
2. Pompa cairan yaitu memompa cairan langsung ke nozzle.
- Sprayer semi otomatis
- Bucket sprayer
- Barrel sprayer
- Wheel barrow sprayer
- Slide pump sprayer
- Power hydraulic sprayer
3. Pompa penghembus udara
- Atomizer (Hand sprayer)
- Power blower sprayer
Adapun jenis-jenis sprayer yang digunakan di lapangan yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
Spesifikasi Handsprayer secara umum spesifikasi alat penyemprot meliputi data teknis
mengenai :
-
Volume tangki : 10 20 L
Kapasitas tangki : 8 16 L
Kekuatan tangki : 10 15 kg / cm2 ( 140 200 psi)
Bahan konstruksi : plat logam anti karat
III.
METODOLOGI
Pengamatan
Selesai
IV.
A. Hasil Perhitungan
60 1250
1000 462
l
= 0,16 menit
Q=
0,16
50
= 0,003
= 0,00005
l
menit
= 0,05
l
detik
m3
detik
B. Pembahasan
Sprayer adalah alat/mesin yang berfungsi untuk memecah suatu cairan, larutan
atau suspensi menjadi butiran cairan (droplets) atau spray. Sprayer merupakan alat
aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan
pengendalian hama dan penyakit tumbuhan. Sprayer juga didefinisikan sebagai alat
aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan
pengendalian hama & penyakit tumbuhan. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian
ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga
sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan.
Fungsi utama sprayer adalah untuk memecahkan cairan yang disemprotkan
menjadi tetesan kecil (droplet) dan mendistribusikan secara merata pada objek yang
dilindungi. Kegunaan khusus sprayer sebagai berikut:
-
Dan tujuan dari Sprayer adalah sebagai alat pembantu bagi petani agar mampu
melakukan kalibrasi serta mnentukan jumlah pelarut untuk kebutuhan budidaya
tanaman tertentu.
Bagian-bagian utama sprayer secara umum meliputi nozzle, pompa, pipa
penyalur, saringan, tangki cairan dan sebagian dilengkapi dengan alat pengukur tekanan
serta klep pengatur semprotan. Dari bagian-bagian di atas, nozzle meruapakan bagian
yang terpenting.
Nozzle adalah bagian sprayer yang menentukan karakteristik semprotan ; yaitu
pengeluaran, sudut penyemprotan, lebar penutupan, pola semprotan, dan pola
penyebaran yang dihasilkan. Nozzle dibuat dalam bermacam-macam disain. Setiap tipe
butiran cairan yang khas dihasilkan oleh nozzle yang khas sesuai dengan kebutuhan.
Tipe-tipe nozzle :
Centrifugal nozzle yaitu bentuk nozzle yang paling banyak dijumpai, dibuat dengan
sudut penyemprotan yang lebar dan dengan berbagai model pola penyemprotan dan
kapasitas.
Komponen-komponen nozzle :
-
Body
Penyaring
spuyer (nozzle tips), dan nozzle cap
Praktikum kali ini melakukan aplikasi pada Sprayer dengan mengisi air didalam tabung
penampung pada alat. Kemudian, alat dipompa sampai 50 kali dan noozle dibuka untuk
mengeluarkan air yang ada didalam alat. Mengamati waktu yang dihabiskan untuk
menghabiskan air didalam tabung alat. Setelah mendapatkan data yang diperlukan
dilakukan untuk menghitung debit pada alat.
V.
KESIMPULAN
Sprayer bertujuan sebagai alat pembantu bagi petani agar mampu melakukan
kalibrasi serta mnentukan jumlah pelarut untuk kebutuhan budidaya tanaman
tertentu.
DAFTAR PUSTAKA