Anda di halaman 1dari 5

Praktikum Dasar Pemuliaan Tanaman

Pertemuan ke-9

Hibridisasi pada Tanaman Padi (Oryza sativa L.)


Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sistem reproduksi tanaman padi.


2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami teknik hibridisasi pada tanaman padi.
3. Mahasiswa dapat menjawab latihan soal topik hibridisasi padi.

Pendahuluan

Sistem reproduksi tanaman padi


Padi secara alami merupakan tanaman menyerbuk sendiri. Penyerbukan sendiri adalah
penyerbukan yang terjadi dalam bunga yang sama atau antar bunga namun masih dalam
tanaman yang sama. Berdasarkan alat kelengkapan reproduksi, padi termasuk ke dalam
tanaman dengan bunga sempurna. Setiap bunga padi memiliki enam kepala sari (anther) dan
kepala putik (stigma) bercabang dua. Tangkai sari padi pendek dan tipis, kepala sari besar serta
mempunyai kotak serbuk sari. Berdasarkan kelengkapan bunga, tanaman padi termasuk ke
dalam bunga tidak lengkap. Hal ini disebabkan karena organ kelengkapan bunga padi telah
termodifikasi. Padi memiliki dua sekam mahkota, sekam dengan ukuran lebih besar disebut
lemma dan sekam yang lebih kecil disebut palea, selain itu dua daun mahkota bunga
termodifikasi menjadi lodicula (Gambar 1).
Terdapat beberapa hal yang menyebabkan penyerbukan sendiri pada tanaman padi yaitu:
1. Bunga tanaman padi dikategorikan sebagai bunga sempurna. Bunga sempurna adalah
bunga yang memiliki baik alat reproduksi jantan dan alat reproduksi bentina dalam satu
bunga.
2. Bunga padi memiliki waktu kematangan putik dan benang sari (polen) yang bersamaan.
3. Bunga padi memiliki tipe penyerbukan terbuka atau kasmogami. Kasmogami adalah
penyerbukan bunga yang terjadi setelah bunga/mahkota mekar. Walaupun padi bertipe
kasmogami tetapi penyerbukan langsung terjadi setelah bunga mekar.
Oleh karena itu, mengenali morfologi, waktu, warna dan ukuran bunga yang tepat untuk
disilangkan adalah salah satu kunci keberhasilan persilangan.

Gambar 1 Morfologi bunga padi (sumber: Chang dan Bardenas, 1976)


Hibridisasi pada tanaman padi
Beberapa alat yang harus disiapkan dalam persilangan buatan padi adalah sungkup bunga
jantan, sungkup bunga betina (kertas minyak), pinset, gunting, label, spidol permanen, dan klip
kertas (Gambar 2). Gunting berfungsi untuk kastrasi, sedangkan pinset untuk pembungan
anther pada saat emaskulasi. Bahan yang harus disiapkan untuk persilangan padi adalah
tanaman untuk tetua betina dan tanaman untuk tetua jantan.

Gambar 2. Alat dan Bahan Persialangan

Tahapan persilangan tanaman padi terdiri dari: persiapan bahan tanaman (calon tetua betina
dan jantan), kastrasi, emaskulasi, isolasi bunga betina, pemanenan polen, polinasi, pelabelan,
isolasi akhir dan pemanenan benih. Berikut adalah penjelasan dari setiap tahapan
1. Persiapan bahan tanaman (calon tetua betina dan jantan)
Sebelum persilangan, tentukan dahulu tetua betina dan jantan sesuai tujuan pemuliaan.
Pilih bunga yang belum mekar, sekam masih lunak berwarna hijau.
2. Kastrasi
Kastrasi pada bunga padi adalah proses pembuangan bagian tanaman yang dapat
mengganggu polinasi. Bagian yang dibuang diantaranya adalah daun yang berada di
sekitar atau melingkupi malai yang akan digunakan sebagai tetua betina. Bagian lain
yang dibuang adalah 1/3 malai bagian atas dan bagian bawah menggunakan gunting.
Hanya bunga pada malai bagian tengah yang digunakan sebagai calon tetua betina.
Pembuangan sebagian bunga pada malai disebabkan karena bunga pada malai padi
matang secara berkala. Bunga-bunga mekar pada tiap malai dari bawah keatas, atau dari
luar kedalam, yaitu kearah poros. Lamanya pembungaan dari tiap malai berkisar antara
5 sampai 10 hari Apabila bunga pada malai masih terlalu rapat, bunga dijarangkan hingga
tersisa ±15-50 bunga.
3. Emaskulasi
Emaskulasi dilakukan dengan cara memotong miring 1/3 bunga (sekam) menggunakan
gunting. Setelah bunga terbuka, emaskulasi benang sari menggunakan pinset. Ujung
pinset dimasukkan ke dalam bunga lalu ditarik perlahan-lahan sampai enam anther
terbuang. Proses emaskulasi harus dikerjakan dengan hati-hati agar dua kepala putik
tidak rusak. Lanjutkan proses emaskulasi ke semua bunga dalam malai. Waktu yang baik
untuk melakukan kastrasi adalah setelah pukul 3.00 sore sehingga polinasi dapat
dilakukan esok pagi.

A B
Gambar 3: A.kastrasi; B. emaskulasi
4. Isolasi bunga betina
Setelah semua bunga ter-emaskulasi, malai kemudian disungkup menggunakan amplop/
kertas minyak. Isolasi bertujuan untuk mencegah bunga betina tersebuki oleh
tanaman/genotipe yang tidak diinginkan.

Gambar 4. Penyungkupan bunga betina

5. Pemanenan polen
Pemanenan polen dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu panen malai dan panen polen.
Cara pertama polinasi akan dilakukan dengan menggunakan malai secara langsung.
Pertama-tama pilih dan potong bunga jantan. Jarangkan malai, pindahkan malai ke
wadah berisi sedikit air, kemudian panaskan di ruang isolasi panas (lampu) selama 12-
24 jam. Apabila polinasi dilakukan tidak langsung menggunakan malai atau polen
diambil dengan cara dipanen, maka pindahkan tanaman yang digunakan sebagai bunga
jantan ke dalam pot/ember ke ruang panas (lampu) kemudian sungkup malai
menggunakan kertas lalu diamkan di ruang panas hingga polen pecah. Waktu yang tepat
untuk memasukkan malai ke ruang panas adalah setelah jam 3 sore, sehingga polen akan
pecah dan siap digunakan untuk polinasi esok hari.

A B C
Gambar 5. A. Polen siap panen; B. Pemanenan polen menggunakan malai yang
dipotong; C. Pemanenan polen menggunakan sungkup

6. Polinasi
Buka tutup bunga betina yang telah di-emaskulasi lalu letakkan bunga jantan pada bunga
betina. Bunga jantan ditepuk tepuk hingga tepung sari jatuh di bunga betina. jika polen
dipanen terlebih dahulu, maka taburkan serbuk sari yang ada di dalam kertas sungkup.
Setelah itu, segera tutup Kembali menggunakan kertas sungkup. Penyerbukan dapat
dilakukan pada pukul 10.00-12.00. polinasi harus dilakukan secara cepat tetapi tetap
berhati-hati.
Gambar 6. Bunga padi yang telah selesai polinasi

7. Pelabelan
Pelabelan bertujuan agar silsilah persilangan buatan yang dilakukan jelas. Pelabelan
dilakukan dengan mengalungkap label dan menuliskan beberapa informasi tentang
persilangan yang telah dibuat. Informasi wajib yang harus dituliskan adalah nama
genotipe tetua betian, nama genotipe tetua jantan, dan waktu persilangan.
8. Pemanenan benih
Tanaman hasil penyerbukan dipelihara di rumah kaca sampai biji hasil persilangan
masak. Setelah 3-4 minggu, malai dipanen kemudian dikeringkan dengan cara dijemur
atau dioven. Biji yang sudah kering dilepaskan dari sekam kemudian dimasukkan ke
dalam kantong kertas. Biji hasil persilangan tidak sama seperti gabah pada umumnya.
Keberhasilan persilangan terlihat dari terbentuknya biji yang awalnya berwarna hijau
(tidak tertutup sekam). Biji hasil persilangan dapat dilihat pada Gambar 7
.

A B
Gambar 7. Biji hasil persilangan

Bahan bacaan:
1. Buku Teknik Pemuliaan Tanaman
2. https://youtu.be/6Qtg0DV-pqQ
TUGAS INDIVIDU

Gunakan gambar di bawah ini untuk soal 1-5

A
B

C
D
G
E
H F

1. Manakah bagian alat reproduksi jantan dan betina dari padi?


Bunga jantan : .........
Bunga betina : .........
2. Berdasarkan gambar tersebut termasuk apakah tanaman padi?
a. Monoceous b. Andromonocous
c. Gynomonoceous d. Dioceous
Jelaskan alasan pilihan anda! ..........
3. Berdasarkan kelengkapan bagian bunganya, tergolong apakah bunga tanaman padi?
Jelaskan!
4. Berdasarkan keberadaan alat reproduksinya, tergolong apakah bunga tanaman padi?
Jelaskan!
5. Berdasarkan tipe penyerbukannya, tergolong apakah tanaman padi? Jelaskan!
6. Sebutkan alat-alat yang harus disiapkan sebelum melakukan persilangan buatan padi!
Jelaskan fungsinya masing-masing!
7. Apa yang dimaksud dengan emaskulasi pada kegiatan persilangan tanaman padi! Jelaskan
tujuannya!
8. Jelaskan tujuan dilakukan pemotongan 1/3 bagian atas dan bawah malai padi untuk
persilangan!
9. Sebutkan dan jelaskan teknik emaskulasi lain pada bunga padi (selain menggunakan
pinset)!
10. Bagaimana cara produksi benih padi hibrida skala besar? Jelaskan!

Anda mungkin juga menyukai